Anda di halaman 1dari 5

Bagian 3 Unit 5

DISKRIMINASI, STEREOTIP DAN BULLYING


A. DISKRIMINASI
1. Bilamana diskriminasi itu terjadi ?
Diskriminasi terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena
karakteristik suku, golongan, ras, kelamin, agama dan kepercayaan, aliran politik,
kondisi fisik atau karakteristik lainnya.
Biasanya tindakan diskriminasiini dilakukan oleh golongan mayoritas terhadap
minoritas.
Pengertian diskriminasi:
- Perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna
kulit, golongan, suku, ekonomi, agama dsbnya)
- Tindakan buruk yang dilakukan seseorang terhadap individu tertentu.
Jenis-jenis diskriminasi yaitu:
- Rasisme: yaitu sebagai sikap, kecenderungan, pernyataan dan tindakan yang
mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena
identitas ras
- Seksisme: adanya kepercayaan bahwa kekuatan fisik dan kecerdasan dimiliki
oleh laki-laki, sementara kekuatan emosional dimiliki oleh perempuan
- Ageisme: yaitu pandangan yang menekan pada aspek usia seseorang
mempengaruhi bagaimana ia bersikap
- Tokenisme: yaitu sebagai pemberian sedikit perlakuan positip pada kelompok
tertentu sebagai alasan untuk menolak pemberian positip yang lebih besar.
- Reverse diskrimination: yaitu cenderung untuk menilai dan memperlakukan
seseorang dari kelompok tertentu yang menjadi target
- Disabilitas: yaitu seseorang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,
mental dan sensorik dalam jangka waktu lama

2. STEREOTIP
1. Pengertian Stereotipe:
Adalah: Pandangan atau penilaian terhadap suatu kelompok yang membawa
harapan pada seperti apa indinidu didalam kelompok tersebut dan bagaimana
perikelakuannya.
Umumnya stereotip muncul karena kategori sosial didalam kelompok, seperti usia,
gender, ras, dan sebagainya.
Di Indonesia, ada strereoptip-stereotipe yang turun-temurun karena proses
generalisasi dan sudah mendarah daging sehingga sulit untuk di ubah.
Kerap kali stereopite muncul dalam pikiran apabila melihat seseorang yang
merupakan bagian dari suatu kelompok.
Beberikut beberapa contoh stereotipe yang disebutkan oleh Hengki Irawan Setia
Budi Dalam bukunya berjudul “Pengantar Logika Teologi”:
- Wanita dengan baju terbuka kerap dinilai sebagai wanita yang tidak baik
- Orang Indonesia Timur dinilai cenderung temperamen dan kasar
- Laki-laki bertato dianggap nakal dan menyeramkan
- Keturunan etnis Tionghoa umumnya kaya karena bekerja tidak mengenal
waktu
- Wanita umumnya memiliki sifat yang lembut, penyanyang dan keibuan

3. BULLYING
1. Pengertian Bullying:
Bullying merupakan salah satu tindakan tidak terpuji yang merugikan
korbannya bahkan hingga mempengaruhi kesehatan psikisnya. Parahnya kasus
bullying juga kerap ditemukan disekolah.
Salah satu contoh bullying:
Yaitu menjauhi atau mengucilkan teman di sekolah. Dengan melakukan hai ini
teman yang kamu jauhi akan merasa sedih, tertekan, dan membuatnya
merasa tidak nyaman bahkan minder.
Penting diketahui anak korban bullying ini mendapat perlindungan Undang-
Undang.
Yang melakukan bullying bisa trancam pidana jika nekat melakukan bullying.
Bullying Online atau Cyber bullying
Cyber Bullying terjadi melalui media sosial, SMS/teks atau pesan instan, email
atau platform online tempatanak-anak berinteraksi
2. Jenis Bullying ada 6 kategori yaitu:
 Kotak fisik langsung
Bullying secara fisik paling tampak dan mudah diidentifikasi.
Contohnya: memukul, menjambak, menendang, menampar, mengunci
seseorang dalam kamar, menceki, mencubit, meludahi dll
 Kontak verbal langsung
Bullying dalam bentuk verbal biasanya menjadi awal dari perilaku bullying
yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju kekerasan yang
lebih lanjut
Contonya: julukan nama, celaan, fitnah, merendahkan, mengejek dll
Tindakkan lain yang kategori bullying adalah: mengitimidasi, menyebar
gosip, memaki, penghinaan, pernyataan-pernyataan pelecehan seksual,
teror, tuduhan-tuduhan yang tidak benar dll
 Perilaku non verbal langsung
Bullying jenis ini seperti tindakan dengan sinis, menjulurkan lidah, mencibir,
mengecek atau mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau
verbal
 Perilaku non verbal tidak langsung
Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga
menjadii retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan
surat kaleng
 Cyber Bullying
Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman
vidiointimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial)
 Pelecehan seksual
Kadang tindakan pelecehan dikatergorikan perilaku agresi fisik atau verbal
3. Penyebab terjadinya Bullying
Menurut Ariesto (2009), faktor yg mempengaruhi remaja melakukan Bullyimg,
al:
 Keluarga
Perilaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah orang tua
yang sering menghukum anaknyasecara berlebihan atau situasi rumah yang
penuh stres, agresi, dan permusuhan.
 Sekolah
Pihak sekolahan sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya
anak-anak sebagain pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap
perilaku mereka untuk melanjutakan intimidasi mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain
 Faktor Kelompok Sebaya
Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa
mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri
merasa tindak nyaman dengan perilaku tersebut
 Kondisi Lingkungan Sosial
Salah satu fakto rlingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying
adalah kemiskinan
 Tayangan televisi
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi
tayangan yang mereka tampilkan.
4. Dampak Bullying
Menurut Suyatno (2003), menyebutkan beberapa dampak negatif yang dialami
anak-anak korban bullyin yaitu:
Dampak bullying dalam kehidupan individu:
1. Kurang motivasi atau harga diri
2. Problem kesehatan mental
Mis. Kecemasan berlebihan, problem dalam hal makan, susah tidur
3. Sakit yang serius dan luka parah sampai cacat permanen: patah tulang,
radang karena infeksi, mata lembab, sakit kepala, perut, otot danlain-
lainmeski iatidak dianiaya lagi
4. Problem kesehatan seksual
Mis. Mengalami kerusakan organ reproduksinya, kehamilan yang tidak
diinginkan, ketulan penyakit menular seksual
5. Mengembangkan perilaku agresip (suka menyerang / pemarah/ pendiam
suka menarik diri dari pergaulan)
6. Mimpi buruk dan serba ketakutan, selain itu kehilangan nafsu makan,
tumbuh dan belajar lebih lamban, sakit perut, asma, dan sakit kepala
Dampak Bullying terhadap kehidupan sosial
1. pewarisan lingkaran kekerasan secara turun-temurun/generasi ke
generasi
2. tetap bertahan kepercayaan yang keliru bahwa orang tua mempunyai
hak untuk melakukan apa saja kepada anaknya, termasuk kekerasan
3. kualitas hidup semua anggota masyarakat merosot, sebab anak yang
dianiaya tak mengambil peran yang selayaknya dalam kehidupan
masyarakat.
Dampak Bullying terhadap kehidupan akademik
1. Bullying berhubungan dengan agresi, penurunan nilai akademik dan
tindakan bunuh diri.
2. Bullying juga menurunkan scor teskecerdasan dan klemampuan
analisissiswa

Cara Mengatasi Bullying:


Menurut Mariyam B Gainau, cara mengatasi Bullying bagi remaja adalah:
1. Sekolah perlu mencipakan kultur sekolah yang aman, nyaman dan sehat
sehingga dapat berinteraksi dengan teman-teman dengan baik
2. Guru dan orang tua perlu mengajarkan kepada anak/remaja untuk
menyelesaikan masalah bukan dengan kekerasan dan main hakim sendiri
melainkan dengan pendekatan musyawarah bersama.
3. Guru perlu menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baik sehingga anak
bisa saling menghargai dan menghormati
4. Guru perlu melakukan pendekatan konseling kepada anak yang mengalami
bullying sehingga anak tidak mengalami trauma berkepanjangan, minder, dan
takut untuk bersosialisasi dengan orang untuk menangani bullying dengan
musyawarah yang baik
5. Guru dan orang tua perlu bekerja sama

Alasan apa seseorang atau kelompok tertentu mengalami diskriminasi ?


Karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan hubungan antar kelompok sosial
di masyarakat.
Diskriminasi juga disebabkan adanya prasangka dan stereotip (Penilaian terhadap
seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap seseorang atau kelompok) yang
berkembang dalam masyarakat
Stereotip sesungguhnya dapat berupa positip dan negatip:
- Stereotip positip sering dianggap tidak berbahaya dan tidak memusihi
seseorang atau kelompok
- Stereoptip negatip sering diartikan dengan sikap atau perilaku negatip, seperti
prasangka dan diskriminasi

 Penyebabkan terjadinya diskriminisi


Karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan hubungan antar kelompok
sosial masyarakat di masyarakat.

 Pelakunya dan yang menjadi korban diskriminasi


Pelakunya adalah: bisa siapa saja dan gak terbatas darisatu kalangan tertent,
karena setiap orang punya potensi untuk menjadi pelaku. Adapun diskriminasi
merupakan perilaku yangbisa dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Korbannya: bisa terjadi dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan
negara
 Yang menjadi motivasi seseorang atau sekelompok melakukan tindakan
diskriminasi :
a. Prasangka : prasangka merupakan perasaan negatip terhadap seseorang atau
selelompok
b. Stereotip : yaitu merupakan citra kaku tentang kelompok ras atau budaya lain
tanpa memperhatikan kebenaran dari citra tersebut.
Contohnya pandangan terhadap lapisan bawah masyarakatyang dinilai
bersifat malas, bodoh, tidak berambisi dll.

 Di Indonsia ditetapkan peraturan perundang-undangan yang mengandung


ketetentuan tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi ras dan etnis yaitu:
UU 40 Tahun 2008 Tahun.
Dasar hukum UU Nomor 40 Tahun 2008 tesebut adalah tentang penghapusan Ras
dan Etnis adalah sebagai berikut :
1. Pasal 20, 21, 27 ayat(1), 28B ayat (2), 28D ayat (1), 28I ayat (1&2) UUD NRI
Tahun 1945
2. UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
Rasial, 1965
3. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

Upaya-upaya untuk menghindari diskriminasi:


Cara menghindari diskriminasi yaitu dengan berlaku seperti:
1. Menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang ada
2. Menyadari jika setiap manusia memiliki hak asasi manusianya masing-masing,
termasuk bisa menjalani hidup tanpa perlakuan diskriminatif
3. Mempelajari kebudayaan dan bahasa daerah lainnya, agar lebih mudah
memahami betapa indahnya hidup aman dan tentram tanpa diskriminasi
4. Membiasakan diri untuk tidak mudah mengejek, menghina atau membenci hanya
karena berbeda suku, agama, ras, status sosial ataupun kebudayaannya.
5. Menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme
6. Menjalin komunikasi dan membina hubungan yang baik dengan teman atau
keluarga yang berbeda suku, agama, ras dan budayanya
7. Membiasakan diri untuk tidak mudah menilai orang lain dari penampilan luarnya
saja

Anda mungkin juga menyukai