Anda di halaman 1dari 15

MODUL AJAR

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kolaborasi Budaya
A. INFORMASI UMUM MODUL
Nama Penyusun : …………………..

Instansi/Sekolah : SMA Negeri …………….

Jenjang / Kelas : SMA / XI

Alokasi Waktu : 2 X 2 Pertemuan (4 x 45 menit)

Tahun Pelajaran : 2022 / 2023

B. KOMPONEN INTI

Fase : F
Pada fase ini, peserta didik mampu:
a. mengenal kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka serta peluang dan
tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global;
b. menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; mengenal salah satu
produk perundang-undangan;
c. mempraktikkan sikap dan perilaku sebagai warga negara dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. berperan aktif dalam mempromosikan Bhinneka Tunggal Ika; memahami sistem
pertahanan dan keamanan nasional; mengenal peran Indonesia dalam hubungan
antar bangsa dan negara
Elemen Capaian Pembelajaran
Pancasila Peserta didik mampu mengenal kedudukan Pancasila sebagai
ideologi terbuka serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan global; menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Undang-Undang Peserta didik mampu mengenal salah satu produk perundang-
Dasar Negara undangan; mempraktikkan sikap dan perilaku sebagai warga
Republik Indonesia negara dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Tahun 1945 Indonesia.
Bhinneka Tunggal Peserta didik berperan aktif mempromosikan Bhinneka Tunggal
Ika Ika

Negara Kesatuan Peserta didik mampu memahami sistem pertahanan dan


Republik Indonesia keamanan nasional; mengenal peran Indonesia dalam hubungan
antar bangsa dan negara.
Tujuan Pada unit ini, peserta didik diharapkan mampu menemukan
Pembelajaran manfaat kolaborasi budaya dan cara mengolaborasikan
keragaman budaya Indonesia.

Pertanyaan 1. Apa manfaaat kolaborasi budaya bagi bangsa Indonesia?


Pemantik 2. Bagaimana cara melakukan kolaborasi keragaman budaya
Indonesia?

Profil Pancasila  Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia
 Berkebhinekaan global
 Gotong Royong
 Mandiri
 Bernalar Kritis
 Kreatif

Kata kunci  Kolaborasi budaya


 Multikultural
 Komunikasi lintas budaya
 Mading
 Modal sosial (social capital)
 Prasangka (prejudice)

Target Peserta Didik :


Peserta didik Reguler

Jumlah Siswa :
30 Peserta didik (dimodifikasi dalam pembagian jumlah anggota kelompok ketika jumlah
siswa sedikti atau lebih banyak)

Assesmen :
Guru menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
- Asesmen individu
- Asesmen kelompok

Jenis Assesmen :
 Presentasi
 Produk
 Tertulis
 Unjuk Kerja
 Tertulis

Model Pembelajaran
 Tatap muka

Ketersediaan Materi :
 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi:
YA/TIDAK
 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep:
YA/TIDAK

Kegiatan Pembelajaran Utama / Pengaturan peserta didik :


 Individu
 Berkelompok (Lebih dari dua orang)

Metode Pembelajaran :
 Diskusi
 Membahas hasil diskusi
 Membuat Majalah Dinding
 Refleksi

Alternatif Metode Pembelajaran


 2 Stay 3 Stray / Gallery Walk

Materi Pembelajaran
Bhinneka Tunggal Ika
 Diskusi Kolaborasi Budaya
 Membuat Mading “Potret Budaya Nusantara”
Sumber Belajar :
1. Sumber Utama
a. Bahana Bacaan Unit 2 Buku Guru
b. Bahana Bacaan Unit 2 Buku Siswa

2. Sumber Alternatif
Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber belajar yang terdapat di lingkungan
sekitar dan disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas.

Media, Alat dan Bahan


a. Laptop, LCD, PC, proyektor, white board, penghapus, sticky note, Alat tulis sekolah
b. Spidol/kapur tulis
c. Kertas A4 sebanyak 5 lembar/kertas untuk peserta didik mencatat hasil diskusi
d. Kertas poster

Persiapan Pembelajaran :
 Menyiapkan bahan ajar/materi
 Menyiapkan alat dan bahan
 Menyiapkan rubric penilaian
 Menyiapkan alat penilaian

Langkah-langkah pembelajaran :

Pertemuan 1

Pendahuluan  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk


memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru mengajak peserta didik memperhatikan sebuah gambar.

 Guru menjelaskan isi gambar tersebut!


 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a) Seperti apa bentuk kolaborasi budaya yang ada?
b) Apa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan kolaborasi budaya
tersebut?
c) Menurut kalian mengapa kita perlu mengadakan kolaborasi
budaya?
Kegiatan Inti 1) Guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok kecil, masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik.
2) Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan 3 pertanyaan di atas.
3) Hasil diskusi setiap kelompok dibuat dalam bentuk poster
ditambahkan visualisasi agar poster lebih menarik.
4) Guru membagi kelompok-kelompok tersebut secara berpasangan.

5) Kelompok 1 akan menjelaskan kepada Kelompok 2 dan sebaliknya,


bergantian. Ini juga dilakukan oleh kelompok pasangan yang lain.
6) Kelompok yang sedang mendengarkan, menuliskan apa yang
disetujui dan tidak disetujui oleh pendapat atau informasi dari
kelompok yang sedang presentasi.

Penutup  Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka


menjawab pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa
sederhana yang mudah dipahami.
 Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (Buku Siswa)
atau menyampaikannya secara lisan.
 Mengajak semua peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
Pertemuan 2 :
Pendahuluan  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kritis untuk merangsang peserta didik berpikir dan
melakukan aktivitas.
a) Budaya apa saja yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?
b) Bagaimana cara menunjukkan budaya yang ada di Indonesia?

Kegiatan Inti 1) Rancangan Proyek


b) Guru membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 7-10 peserta didik, dan meminta
setiap kelompok menunjuk satu ketua kelompok.
c) Guru meminta peserta didik untuk berkumpul dengan teman satu
kelompoknya.
d) Guru menjelaskan proyek pembuatan Mading yang bertajuk
“Potret Budaya Nusantara” kepada peserta didik.
e) Guru meminta setiap kelompok untuk menunjuk 1 (satu) orang
pemimpin redaksi (Pemred).
f) Guru meminta Pemred memberikan tugas (job description)
kepada setiap anggota kelompoknya untuk menjadi layouter,
content writer, editor, dan illustrator.
a. f ) Guru meminta peserta didik menyiapkan bahan yang akan
digunakan untuk membuat Mading “Potret Budaya Nusantara”,
seperti: kertas manila/asturo/ styrofoam, spidol warna-warni,
pensil, bolpoin warna-warni, penggaris, penghapus, dan
sebagainya.
2) Jadwal Pelaksanaan Proyek
a) Guru memberikan waktu pengerjaan pembuatan Mading “Potret
Budaya Nusantara” selama 2 (dua) minggu, dengan timeline
(alokasi waktu) sebagai berikut:
• Perencanaan: 1 hari
• Pencarian konten: 3 hari
• Layouting: 3 hari
• Penulisan konten: 4 hari
• Editing: 1 hari
• Finishing: 1 hari
• Pemasangan Mading: 1 hari
3) Pelaksanaan Proyek
a) Guru meminta peserta didik berkumpul dengan tim redaksi
untuk mendiskusikan Mading “Potret Budaya Nusantara” yang
akan dibuat.
b) Guru meminta setiap kelompok mencari konten yang akan
dimasukkan ke dalam Mading.
c) Guru meminta setiap kelompok membuat template/layout (tata
letak) penulisan konten Mading.
d) Guru meminta setiap kelompok menuliskan konten atau isi
Mading “Potret Budaya Nusantara”.
e) Guru meminta setiap kelompok menyunting atau memeriksa
redaksi konten.
f) Guru meminta setiap kelompok melakukan finishing dengan
memberikan hiasan agar tampilan lebih menarik.
g) Guru meminta setiap kelompok memasang Mading “Potret
Budaya Nusan tara” yang telah jadi untuk diletakkan atau
dipajang di tempat-tempat yang strategis.

4) Monitoring
a) Guru membuat check list tahapan kegiatan untuk memantau
setiap aktivitas pembuatan Mading “Potret Budaya Nusantara”.
b) Guru mendampingi proses pembuatan Mading “Potret Budaya
Nusantara”.
a) Guru membimbing proses pembuatan Mading “Potret Budaya
Nusantara”.
b) Guru memerikasa perkembangan pembuatan Mading “Potret
Budaya Nusantara”.

Penutup 1) Guru menggali informasi secara lisan tentang apa yang telah
peserta didik dapatkan dari proyek yang telah dilakukan.
2) Guru memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta
mereka menjawab pertanyaan kunci pada awal diskusi
menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami.
3) Guru meminta peserta didik menuliskan pengalaman belajarnya di
kolom refleksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya secara lisan.
4) Mengajak semua peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
Pelaksanaan Asesmen
Sikap
 Melakukan observasi selama kegiatan berlangsung dan menuliskannya pada
jurnal, baik sikap positif dan negatif.
 Melakukan penilaian antarteman.
 Mengamati refleksi peserta didik.

Pengetahuan
 Memberikan tugas tertulis, lisan, dan tes tertulis

Keterampilan
 Presentasi
 Proyek
 Portofolio

Pengayaan dan Remedial


Pengayaan: Remedial
 Pengayaan diberikan untuk  Remedial dapat diberikan kepada
menambah wawasan peserta didik peserta didik yang capaian
mengenai materi pembelajaran yang kompetensi dasarnya (KD) belum
dapat diberikan kepada peserta didik tuntas.
yang telah tuntas mencapai  Guru memberi semangat kepada
kompetensi dasar (KD). peserta didik yang belum tuntas.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau  Guru akan memberikan tugas bagi
tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan peserta didik yang belum tuntas dalam
dengan peserta didik. bentuk pembelajaran ulang,
 Berdasarkan hasil analisis penilaian, bimbingan perorangan, belajar
peserta didik yang sudah mencapai kelompok, pemanfaatan tutor sebaya
ketuntasan belajar diberi kegiatan bagi peserta didik yang belum
pembelajaran pengayaan untuk mencapai ketuntasan belajar sesuai
perluasan atau pendalaman materi hasil analisis penilaian.

Kriteria Penilaian :
 Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.
 Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Asesmen/ Penilaian :
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji kemampuan
mereka, dengan memberikan pertanyaan berikut:
a. Budaya apa saja yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?
b. Bagaimana cara menunjukkan budaya yang ada di Indonesia?
Observasi Guru
Guru melakukan observasi untuk menilai sikap peserta didiknya. Observasi dilakukan
dengan mencatat hal-hal yang tampak dan terlihat dari aktivitas peserta didik di kelas.
Observasi dapat meliputi, namun tidak terbatas pada:
1) Kemampuan kolaborasi, bekerja sama, atau membantu teman dalam kegiatan
kelompok.
2) Dapat menyimak dengan seksama penjelasan guru dan temannya saat berbicara.
3) Menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran.
4) Berani menyampaikan pendapat disertai dengan argumentasi yang jelas, rasional
dan sistematis, serta disampaikan secara santun.
5) Menunjukkan penghargaan terhadap teman yang berbeda, baik perbedaan pendapat,
ras, suku, agama/kepercayaan, dan lain sebagainya.
6) Menunjukkan sikap tanggung jawab ketika diberi tugas atau peran yang harus
dilakukan.

No Nama Peserta Didik Sikap Positif Sikap yang Harus Ditingkatkan


1
2
3
4
5
6
dst

Penilaian Diri Sendiri dan Teman Sebaya


Guru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiri terkait
dengan ketercapaian capaian pembelajaran, ataupun meminta teman sebayanya untuk
melakukan penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupa kualitatif ataupun
kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantiatif, guru meminta peserta didik untuk memberikan
angka ketercapaian Capaian Pembelajaran, misalnya menggunakan skala 1-10.
Sementara jika dilakukan secara kualitatif, guru meminta peserta didik mencatat hal-hal
yang telah dicapai dan yang belum dicapai.
Dengan melakukan penilaian diri sendiri (self-assessment), guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap dirinya tentang hal-hal yang
sudah dan belum dicapai terkait pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang dapat
diberikan kepada peserta didik dalam melakukan penilaian diri ataupun teman sebaya, di
antaranya:
1) Apakah kalian atau rekan kalian telah mencapai capaian pembelajaran?
2) Jika iya, hal apa yang membuat kalian atau teman kalian mencapainya?
3) Jika tidak, apa yang bisa kalian atau teman kalian lakukan untuk mencapainya?

Refleksi Guru:
 Apakah kegiatan belajar berhasil?
 Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
 Apa yang menurut Anda berhasil?
 Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
 Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
 Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik:


 Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
 Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
 Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu
berikan
 pada usaha yang telah kamu lakukan?
 Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

C. LAMPIRAN

Lembar Kerja :

Nama Mading

Pemimpin Redaksi

Anggota (Tim)
Judul Mading

Konten 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4

Konten 5 Konten 6 Konten 7 Konten 8

Tanggal :
………………………………………………………………………………………………………..
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah …………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan
yang dapat digunakan, seperti:
1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui
lebih dalam tentang ...
3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari ...
Bahan Bacaan Peserta Didik :
 Guru dan peserta didik dapat mencari berbagai informasi tentang Kolaborasi Budaya
dari berbagai media atau website resmi di bawah naungan Kementerian pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi
 Buku Panduan Guru dan siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
SMA/SMK Kelas XI Penerbit Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Glosarium:
Batas Wilayah: Garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu negara yang
didasarkan atas hukum internasional.
Big Data: Dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Mahadata. Kata ini merujuk pada
kumpulan data yang sangat besar yang dapat dianalisis secara komputasi untuk
mengungkapkan pola, tren, dan asosiasi, terutama yang berkaitan dengan perilaku dan
interaksi manusia.
Blok Ambalat: Suatu wilayah perairan di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia,
tepatnya di di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan
perbatasan darat antara Sabah, Malaysia, dan Kalimantan Timur. Wilayah ini memiliki
luas 15.235 kilometer persegi dan kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak.
Penamaan blok laut ini didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan
bawah laut, khususnya dalam bidang pertambangan minyak.
Climate Change: Istilah lainnya adalah Perubahan Iklim yakni perubahan yang
disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga
mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu
yang dapat diperbandingkan.
Debirokratisasi: Penghapusan atau pengurangan hambatan yang terdapat dalam sistem
birokrasi
Deklarasi Djuanda: Deklarasi yang menyata kan kepada dunia bahwa laut Indonesia
adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah NKRI. Deklarasi ini dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh
Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja.
Deregulasi: Proses pencabutan atau pengurangan regulasi negara.
Diskriminasi: Pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna
kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya)
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai: Dalam Bahasa Indonesia disebut Badan Penyelidik Usaha-
usaha Kemerdekaan (BPUPK). Sebuah badan yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang
pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini
dibuat sebagai upaya memperoleh dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan
bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia di kemudian
hari.
Ekstremisme: Keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan
agama, politik, dan sebagainya.
Gender: Istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-
laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender merupakan pembedaan peran,
kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara lakilaki dan perempuan yang
ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap
pantas me- nurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat.
Globalisasi: Proses mendunianya suatu hal (ideologi, pandangan hidup dan lainnya)
sehingga batas antara negara menjadi hilang. Hierarki: Suatu susunan hal di mana hal-
hal tersebut dikemukakan sebagai berada di “atas,” “bawah,” atau “pada tingkat yang
sama” dengan yang lainnya. Secara abstrak, sebuah hierarki adalah sebuah kumpulan
yang disusun.
Hoaks: Berita atau informasi yang tidak benar/ bohong/tidak sesuai fakta.
Ideologi: Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan dan
kepercayaan yang bersifat dinamis. Ideologi merupakan cara pandang membentuk
karakter berpikir dalam mewujudkan keinginan atau cita-cita. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup.
Integralistik: Salah satu istilah yang dikemukakan oleh Soepomo dalam sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan (BPUPK). teori integralistik menjelaskan tentang
hubungan antara masyarakat dengan penguasa negara, sehingga membentuk satu
kesatuan utuh yang didukung oleh rasa kekeluargaan serta kebersamaan.
Internasionalisme: Salah satu istilah yang di- perkenalkan oleh Soekarno pada sidang
BPUPK ketika mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara.
Internasionalisme mengacu pada gagasan bahwa kerjasama antar negara berbeda dan
bermanfaat bagi semua orang. Pemerintah yang menganut doktrin internasionalisme
bekerjasama dengan pemerintah lain untuk menghindari konflik dan bekerjasama secara
ekonomi.
Intoleransi: Ketidakmauan untuk menerima ide, pandangan atau perilaku yang berbeda
dengan apa yang dimilikinya sendiri.
Kearifan lokal: kebijaksanaan atau kecendekiaan yang berasal dari nilai-nilai sebuah
masyarakat yang spesifik.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): Peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil di Indonesia.
Kolaborasi: Kerja sama untuk membuat sesuatu
Konstitusi: Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda, seperti dalam bahasa
Inggris ”constitution”, dalam bahasa Belanda ”constitutie”, dalam bahasa Jerman
”konstitution”, dan dalam bahasa Latin ”constitutio” yang berarti undang-undang dasar
atau hukum dasar. Jadi, konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-hal
mengenai penyelenggaraan negara. Dalam ungkapan lain, konstitusi adalah kerangka
kerja (framework) dari sebuah negara yang menjelaskan tentang bagaimana
menjalankan dan mengorganisir jalannya pemerintahan. Konstitusi Indonesia adalah
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Konsumerisme: Paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang sebagai
ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Konsumerisme juga dapat bermakna
gaya hidup yang tidak hemat.
Korupsi: Penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi
atau orang lain.
Ligitan: Sebuah pulau di negara bagian Sabah, Malaysia. Pulau yang terletak 21 mil dari
pantai daratan Sabah dan 57,6 mil dari pantai Pulau Sebatik di ujung timur laut pulau
Kalimantan/Borneo ini luasnya 7,9 Ha. Magna Charta Libertatum: Sering juga disebut
Magna Charta, adalah piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215
yang membatasi monarki Inggris, sejak masa Raja John, dari kekuasaan absolut.
Mahkamah Internasional: Sebuah badan kehakiman utama Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB). Fungsi utama Mahkamah ini adalah untuk mengadili dan menyelesaikan sengketa
antarnegara-negara anggota dan memberikan pendapat-pendapat bersifat nasihat
kepada organ-organ resmi dan badan khusus PBB.
Modal Sosial: Serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para
anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama.
Multikultural: Keragaman budaya, adat, etnis atau tradisi.
Nilai dasar: Suatu nilai yang bersifat abstrak dan tetap, terlepas dari pengaruh perubahan
ruang dan waktu. Nilai dasar mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar, dan ciri khasnya
Nilai instrumental : nilai yang bersifat kontekstual. Dalam konteks PPKn, nilai instrumental
merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila, berupa arahan kinerja untuk kurun
waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu.
Nilai praksis: adalah nilai yang terdapat dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam
konteks kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Dalam konteks PPKn, nilai praksis
adalah wujud dari penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertulis maupun tidak
tertulis, baik dilakukan oleh lembaga negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif ) maupun
oleh organisasi masyarakat, bahkan warga negara secara perseorangan.
Norma: Sebuah kesepakatan yang dibangun oleh masyarakat. Norma dibuat sebagai
aturan bersama, sebagai cara hidup bersama, dan sekaligus menjadi pemandu untuk
mencapai tujuan bersama.
Philosophische grondslag: Istilah yang muncul dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-
usaha Kemerdekaan (BPUPK). Apa Philosophische grondslag dari Indonesia merdeka?
Kata Radjiman Wedyodiningrat. Philosophische Grondslag berasal dari bahasa Belanda
yang berarti norma (lag), dasar (grands), dan yang bersifat filsafat (philosophische).
Post Truth: Istilah yang berhubungan dengan atau mewakili situasi dimana emosi atau
keyakinan personal lebih berpengaruh terhadap pembentukan opini masyarakat
dibandingkan fakta atau kenyataan.
Prasangka: Pendapat atau anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum
mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri.
Preambule: Nama lain dari pembukaan Undang Undang Dasar 1045 yang tidak boleh
diamandemen.
Radikalisme: Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik secara menyeluruh hingga ke akar-akarnya. Berasal dari kata “radix” yang
berarti akar.
Ratifikasi: Proses adopsi perjanjian internasional, atau konstitusi atau dokumen yang
bersifat nasional lainnya melalui persetujuan dari tiap entitas kecil di dalam bagiannya.
Regulasi: Seperangkat peraturan yang bertujuan untuk mengendalikan. Regulasi
merupakan konsep abstrak pengelolaan sistem yang kompleks sesuai dengan
seperangkat aturan dan tren. Regulasi ada di berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Revolutiegrondwet: Bahwa UUD 1945 mengandung gagasan revolusi yang berwatak
nasional dan sosial. Tujuannya adalah dekolonisasi dan perubahan sosial ke arah
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sipadan: Sebuah pulau di negara bagian Sabah, Malaysia. Letaknya tak jauh dari pulau
Kalimantan/Borneo. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang dipersengketakan antara
Indonesia dan Malaysia.
Terorisme: Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai
tujuan.
The Bill of Rights: Disebut juga sebagai English Bill of Rights, adalah sebuah Undang-
Undang Parlemen Inggris yang menetapkan hak sipil dasar tertentu dan menjelaskan
siapa orang berikutnya yang dapat mewarisi Takhta. Undang-undang tersebut meraih
Royal Assent pada 16 Desember 1689.
The Habies Corps Act : Sebuah statuta yang digalakan pada tahun 1679 dalam masa
pemerintahan Raja Charles II. Statuta tersebut diterima dan diamandemenkan dalam
parlemen yang mengizinkan, dalam kasus tertentu, seseorang untuk mempertahankan
kedudukannya, ketika akan dihukum penjara, di dalam sebuah sidang yang mewajibkan
orang tersebut untuk hadir dalam keadaan seutuhnya dalam waktu yang telah ditentukan
dan tentu dengan sebab penahanan yang jelas agar keputusan dapat diangkat dan
diambil.
UNCLOS : Singkatan dari United Nations Convention on The Law of the Sea, yang sering
disebut Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Indonesia sudah meratifikasi Konvensi ini
melalui UU No. 17 Tahun 1985. Sejak saat itu Indonesia mengikuti hukum UNCLOS 1982.
Weltanschauung : Berasal dari bahasa Jerman, berasal dari akar kata Welt (‘dunia’) dan
Anschauung (‘pandangan’), sehingga jika digabung menjadi Weltanschauung bermakna
pandangan hidup.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE): Zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai,
yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan
alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan
bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.
Daftar Pustaka:
Buku, Jurnal
Adiwijoyo, Suwarno. Konsolidasi Wawasan Maritim Indonesia. Jakarta: Pakar Pusat
Kajian Reformasi, 2005.
Bakhtiar, Aziz Ikhsan. “Penyelesaian Sengketa antara Indonesia dan Malaysia di Wilayah
Ambalat menurut Hukum Laut Internasional”,
https://media.neliti.com/media/publications/35678-ID-penyelesaian-sengketa-antara-
indonesia-dan-malaysiadiwilayah-ambalat-menurut-hu.pdf
Danusaputro, Munadjat. Tata Lautan Nusantara dalam Hukum dan Sejarahnya.
Jakarta:Binacipta,1976.
Hadiwidjoyjo, Suryo Sakti. Perbatasan Negara dalam Dimensi Hukum
Internasional.Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2011.
Kholiludin, Tedi. Kuasa Negara atas Agama: Politik Pengakuan, Diskursus Agama Resmi
dan Diskriminasi Hak Sipil. Semarang: Rasail-eLSA Press, 2009
Koers, Albert W. Konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 1994.
KONSELOR, Volume 3 Nomor 2, Juni 2014.
Korten, David C, When Corporations Rule the World, Berret-Koehler Publishers, 2015
Ponto, Soleman B. “Menyukseskan Transportasi Laut Lewat Pemahaman UU No. 32
Tahun 2014
tentang Kelautan”, https://www.gatra.com/detail/news/488264/politik/membedahmasalah-
laut-dari-transportasi-hingga-keamanan
Samekto, Adjie. Negara dalam Dimensi Hukum Internasional. Bandung: Bakti, 2003.
Suganda, Her. Kampung Naga Mempertahankan Tradisi, Bandung: Kiblat, 2006.
Verdiansyah, Chris. (ed), Jalan Panjang Menjadi WNI: Catatan Pengalaman dan Tinjauan
Kritis. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2007.

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Conventions on
the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut).
Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik
Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.

Website
https://regional.kompas.com/read/2020/03/28/12252161/sederet-kasus-tawuran-antar-
pelajar-
di-tengah-pandemi-corona?page=all, diakses 7 Desember 2020.
https://www.researchgate.net/publication/
317508267_Pelanggaran_Tata_Tertib_yang_dilakukan_oleh_Siswa_Di_sekolah_dan_Imp
likasinya_terhadap_Pelayanan_Bimbingan_dan_
Konseling/link/5940716c0f7e9ba171b24715/download, diakses 7 Desember 2020.
https://uin-malang.ac.id/r/150601/islam-dan-pancasila.html, diakses 8 Desember 2020.
https://www.youtube.com/watch?v=bq3E21VIV7c&ab_channel=LiveNews, diakses 8
Desember
2020.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b98b66ff10a7/menata-regulasi--antara-ego
sektoral-dan-tumpang-tindih-peraturan, diakses 8 Desember 2020.
https://www.bphn.go.id/data/documents/penanggulangan_kemiskinan.pdf, diakses 9
Desember
2020.
http://hayatutiflin.blogspot.com/2013/11/piramida-belajar.html, diakses 9 Desember 2020.
https://plato.stanford.edu/entries/globalization/, diakses 9 Desember 2020.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/100000969/globalisasi-arti-dan-
dampaknya?page=all, diakses 10 Desember 2020.
https://polkam.go.id/selamatkan-blok-ambalat/, diakses 10 Desember 2020.
https://news.okezone.com/read/2015/06/23/18/1170234/sekilas-tentang-blok-ambalat,
diakses
10 Desember 2020.
http://www.gresnews.com/mobile/berita/politik/100949-minyak-ambalat-bikin-malaysia-
kumat/, diakses 11 Desember 2020.
https://www.liputan6.com/news/read/97149/penyelesaian-sengketa-ambalat-harus-
dengan-diplomasi, diakses 12 Desember 2020.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150621020620-20-61322/menlu-yakin-ambalat-
takkan-jatuh-ke-tangan-malaysia, diakses 12 Desember 2020.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150618161156-20-60895/kemelut-ambalat-
jokowi-
perintahkan-tindak-tegas-malaysia, diakses 15 Desember 2020.
https://www.liputan6.com/news/read/97149/penyelesaian-sengketa-ambalat-harus-
dengan-diplomasi, diakses 15 Desember 2020.
http://maritimnews.com/2017/05/kekuatan-pertahanan-indonesia-dalam-bingkai-negara-
maritim/, diakses 15 Desember 2020.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/09/20434641/agenda-bbj-kolaborasi-budaya-
dalam-pameran-seni-rupa-integrasi?page=all, diakses 5 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai