Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Bunuh Diri

Faktor Resiko Prilaku Bunuh Diri

Peranan Penting Keluarga

Kasus bunuh diri, terutama yang terjadi pada remaja berkaitan dengan tekanan keluarga, sekolah
dan lingkungan sosial lainnya. Tekanan ini membuat seseorang akan mencoba mengatasi dengan
berbagai cara, di antaranya adalah melarikan diri dari lingkungannya, cenderung menjadi tertutup
dan pendiam. Semua subjek dalam penelitian ini menunjukkan kecendeungan ini. Selain itu keluarg
juga dapat menjadi peredam adanya depresi yang mungkin dialami oleh seseorang. Keluarga
dijadikan pelindung emosional bagi seseorang. Karena depresi menjadi penyebab utama dari
perilaku bunuh diri, maka pastilah ada sesuatu yang buruk dalam keluarga sehingga tidak mampu
memberikan perlindungan emosional bagi anaknya. Akibatnya, anak akan merasa tidak memiliki
pelindung yang memberi dukungan sosial pada saat menghadapi persoalan.

Secara umum, memang remaja lebih banyak menghadapi Masalah sosial. Bagaimana remaja
menghadapi penyesuaian dengan Lingkungan sosial, perubahan-perubahan sosial yang begitu cepat,
Menghadapi tekanan sosial dan tuntutan orang tua. Oleh karena itu, pelaku Bunuh diri digambarkan
sebagai seseorang yang sedang menghadapi Persoalan degradasi status sosial dan masalah
hubungan interpersonal. Artinya remaja cenderung merasa kurang Memperoleh tempat dalam
lingkungan sosial, dan karena itu akan selalu Berusaha memperoleh status sosial itu kembali.
Pengakuan dari lingkungan Sosial menjadi bagian yang sangat dicari oleh remaja

Keluarga berperan penting dalam perilaku bunuh diri anak dan remaja, Melalui dua jalur. Pertama,
kondisi keluarga yang buruk menyebabkan anak Dan remaja mudah mengalami depresi. Kedua,
keluarga merupakan benteng Terakhir bagi anak dan remaja untuk menghadapi problem dan
tekanan Sosial. Dukungan keluarga yang cukup mampu menjadi pelindung Menghadapi tekanan dan
masalah yang dihadapinya. Ketika pelindung Terakhir ini, yaitu keluarga tidak kuat, maka bunuh diri
dianggap menjadi jalan Keluar satu-satunya

Pencegahan yang Dapat Dilakukan Keluarga

1. Mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri. Karena ekspresi
kecenderungan bunuh diri sangat unik untuk setiap satuan masyarakat, maka keluarga mesti
mengenali kecenderungan tersebut.
2. Membina hubungan yang erat dengan orang yang berisiko bunuh diri, memberikan
perhatian secara penuh, mendengarkan pembicaraan dengan empati, menghargai perasaan
serta memahami emosinya.
3. Menunjukkan diri bahwa keluarga ingin menolong orang yang berisiko bunuh diri.
4. Lebih baik membangun potensi kekuatan pelaku dari pada terpaku pada kelemahan setiap
anggota keluarga.
5. Jangan tinggalkan seorang diri anggota keluarga yang mempunyai keinginan bunuh diri.
6. Menjauhkan orang yang berisiko bunuh diri dari benda yang membahayakan dirinya seperti:
obat-obatan, racun, benda tajam, tali dan lain-lain.
7. Secara bertahap terus berusaha membangkitkan kembali keinginan untuk hidup.
8. Mengajari dan melatih cara penyelesaian masalah yang semestinya, dan terus membangun
rasa optimis dalam menjalani hidup.
9. Mencoba untuk meminimalkan konflik di rumah dan mengembangkan latihan pemecahan
masalah bersama dengan anggota keluarga yang lain.
10. Mendorong anggota keluarga yang berisiko bunuh diri untuk mencari pertolongan secara
profesional, ke rumah sakit, klinik kesehatan, atau LSM yang tepat.
11. Anggota keluarga yang sedang menghadapi masalah kesehatan jiwa pada umumnya tidak
mau diberikan label dengan ”gangguan jiwa”. Oleh karena itu, melakukan upaya persuasif
tanpa merendahkan harkat dan martabatnya merupakan faktor kunci untuk membawanya
ke dokter. Konsultasi permasalahan kesehatan jiwa dengan dokter terkadang tidak cukup
hanya satu kali. Karena itu, untuk mendapatkan perubahan yang bermakna diperlukan
konsultasi yang teratur dan perlu mengikuti saran yang diberikan oleh dokter.
12. Membantu anggota keluarga yang sedang menghadapi permasalahan agar dapat mengatasi
krisis dengan cara-cara yang realistik dan cocok dengan yang bersangkutan.
13. Tetap melakukan pengamatan dan mewaspadai tindakan atau reaksi atau perilakunya,
apabila butuh pertolongan darurat segera bawa ke pertolongan medis/psikis terdekat.
14. Perhatian khusus perlu diberikan pada anggota masyarakat dengan usia lanjut, anggota
masyarakat dengan terminal illness (sakit stadium akhir), anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa, dan penderita cacat.
15. Melakukan identifikasi lembaga atau tokoh dalam masyarakat untuk melibatkan mereka
memberikan bantuan penyelesaian kasus-kasus spesifik (misalnya sekolah, lembaga tenaga
kerja, lembaga sosial, institusi kesehatan, tokoh agama, dan sesepuh atau tokoh
masyarakat).
16. Dengan memberikan perhatian yang penuh kasih sayang, pengertian dan dukungan (selain
dari memberi pengobatan medik yang diperlukan secara teratur), dapat mencegah
terjadinya tindakan bunuh diri.

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Anam, Choirul (2018).PERAN KELUARGA DALAM KASUS BUNUH DIRI ANAK DAN REMAJA. Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai