Anda di halaman 1dari 31

MASALAH FISIOLOGIS & PATOLOGIS

PADA REMAJA USIA 12-20 TAHUN


Kelompok 3

1. Tiara Wulandari
2. Dela Liyana Sari
3. Maria Lasromian.S
4. Syahrina Rahmadiani
5. Al Hanan Nasir
6. Bella Natasya
7. Tri Ayu Amanda
8. Hisyam Alfazari
REMAJA

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah
masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Usia remaja dimulai dari umur 12-
21 tahun, dengan pembagian sebagai berikut:
a) Masa remaja awal ( Early adolescent) umur 12-15 tahun
b) Masa remaja pertengahan ( middle adolescent) umur 15-18 tahun
c) Remaja terakhir umur ( late adolesvant ) usia 18-21 tahun.
Depresi
Secara umum depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang
mewarnai proses berpikir, berperasaan dan berperilaku seseorang. Sedangkan depresi pada
remaja, yaitu masalah kesehatan mental serius yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan
kehilangan minat secara terus-menerus. Kondisi ini memengaruhi cara remaja berpikir,
merasakan, dan berperilaku, dan dapat menyebabkan masalah emosional, fungsional, dan
fisik. Meskipun depresi dapat terjadi kapan saja dalam hidup, tapi gejala depresi remaja
mungkin berbeda dengan orang dewasa. Remaja yang mengalami depresi berisiko tinggi
mengalami banyak masalah serius karena mereka berjuang untuk mengatasi rasa sakit
emosional yang dirasakan.
Dampak yang ditimbulkan :

• Masalah Perilaku di Rumah

Remaja yang depresi mungkin mulai menarik diri dari anggota keluarga karena sejumlah
alasan. Depresi dapat menyebabkan perasaan marah dan mudah tersinggung, yang
mengakibatkan sikap negatif yang berkelanjutan atau bahkan pembangkangan. Gejala depresi
juga bisa menyebabkan remaja merasa tidak dicintai atau tidak diinginkan. 

 Prestasi Sekolah Menurun

Depresi dapat membuat remaja sulit fokus dalam bidang akademis. Gejala seperti kesulitan
berkonsentrasi, kurang tertarik pada pelajaran, kelelahan, perubahan suasana hati, dan
perasaan tidak berharga dan tidak mampu dapat mengganggu kinerja di sekolah. Penurunan
nilai akademis terkadang menjadi tanda bahwa remaja mungkin sedang mengalami gejala
depresi. 
 Memiliki Masalah Sosial

Depresi dapat membuat remaja sulit berhubungan dengan orang lain. Ia akan sering merasa
tidak berharga atau tidak layak diperhatikan orang lain. Remaja yang depresi juga cenderung
menarik diri dari pergaulan, yang menyebabkan perasaan kesepian dan terisolas

 Penyalahgunaan Zat

Banyak peristiwa dimana remaja beralih ke obat-obatan dan alkohol dalam upaya mengobati
diri sendiri dari depresi, mengatasi kesulitan tidur, dan mengatasi pikiran untuk bunuh diri.
Perasaan depresi dapat membuat remaja mencoba obat-obatan atau alkohol, dan
penggunaan yang berkelanjutan bisa menyebabkan perasaan depresi yang berkelanjutan
juga. 
Gangguan

 Konsentrasi dan perhatian berkurang.


 Harga diri dan kepercayaan berkurang.
 Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna.
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.
 Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri.
 Tidur terganggu (insomnia) dan nafsu makan berkurang.
Cara Penanganan

Cara yang dapat di lakukan orang tua untuk penangganan depresi pada remaja :

1. Bangun Kedekatan dengan Anak Remaja

Remaja jaman sekarang memang lebih sulit untuk didekati, Apalagi melakukan pendekatan
pada remaja yang sedang depresi, bisa lebih sulit. Oleh karena itu, lakukan pendekatan
dengan lembut dan persuasif, bukan dengan pemaksaan atau kekerasan. Ajarkan anak-anak
supaya terbiasa membagi perasaan secara terbuka pada orangtua agar beban mereka
terasa berkurang. Bisa diawali dengan sekedar menanyakan kabar atau tawarkan tempat
berbagi cerita kapan pun mereka siap.

2. Yakinkan Anak Bahwa Mereka Tidak Sendirian

Ketika anak sedang merasa di titik terendahnya, tunjukkan kasih sayang dan kepedulian
pada mereka. Beritahu mereka bahwa kita (orang tua) akan selalu ada untuk mereka.
3. Motivasi untuk Memperbanyak Aktivitas

Jika sudah berada di tahap stress menuju depresi, jangan biarkan mereka mengurung diri.
Mengisolasi berpotensi memperburuk depresi dan membuat beban terasa lebih berat. Bujuk
mereka untuk keluar dari kamarnya dan melakukan aktivitas ringan bersama keluarga seperti
olahraga, sekedar ngobrol sambil minum teh di ruang keluarga, atau banyak kegiatan
lainnya.

4.Menerapkan Pola Hidup yang Sehat Selain olahraga, jangan lupa untuk menyiapkan
asupan makanan bergizi , agar tubuh mereka selalu prima.
5. Hindarkan Para Remaja dari Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan

Saat depresi, keinginan untuk menghindari perasaan yang kacau dan kalut seringkali
muncul. Disitulah saat-saat yang rawan bagi mereka. Mereka bisa saja memiliki pikiran untuk
merokok, atau bahkan mencoba alkohol dan obat-obatan berbahaya, cara salah satunya
dengan menjaga mereka untuk senantiasa mendekatkan diri dengan yang maha kuasa.
Komplikasi

Komplikasi pada gangguan depresi :


 Kualitas hidup berkurang.  
 Penyalahgunaan obat-obatan.
 Kesulitan menjalin hubungan dan konflik keluarga.
 Masalah sekolah dan pekerjaan serta penurunan produktivitas.
 Pikiran atau tindakan bunuh diri .
 Gangguan kepribadian atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Faktor Penyebab

1. Stres di Sekolah
Tuntutan akademis, berbagai ekspektasi dari orang tua, hingga perilaku bullying dari teman-
teman sebaya atau senior bisa membuat remaja stres.Masalah yang menurut Anda terlihat
sepele, sering kali dipersepsi berbeda dan menjadi penyebab anak remaja depresi.

2. Memiliki Pikiran yang Terus-menerus Negatif

Berpikir negatif tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa, para remaja juga dapat
mengalami kondisi ini. Apabila pikiran anak remaja terus-menerus dipenuhi oleh pikiran
negatif, apalagi dijadikan suatu kebiasaan, maka hal ini dapat menjadi penyebab depresi
pada remaja.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik ikut berperan terhadap gejala depresi pada remaja. Ketahuilah bahwa bukan
hanya kelainan fisik saja yang diturunkan orang tua kepada anak. Depresi pada anak juga
dapat terjadi akibat salah satu anggota keluarga memiliki riwayat depresi.

4. Faktor Biologis
Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya gangguan pada neurotransmitter, atau bahan kimia
pada otak manusia. Terganggunya otak manusia dapat berakibat pada meningkatnya faktor
risiko anak remaja mengalami depresi.

5. Tekanan Sosial
Bagi kebanyakan remaja, menjadi populer merupakan suatu hal yang diimpikan. Tak jarang,
berbagai upaya mereka lakukan untuk meraih popularitas, atau setidaknya terlihat keren di
antara kelompoknya.
Tekanan sosial dapat menjadi penyebab anak remaja depresi. Apalagi kini telah hadir media
sosial yang memicu persaingan. Semakin banyak waktu yang mereka habiskan di media
sosial, semakin tinggi risiko remaja memiliki tekanan mental yang dapat berujung pada stres
dan depresi.
6. Pertengkaran Orang Tua

Pertengkaran yang dilakukan di depan anak remaja (atau diketahui oleh anak) bisa
mengakibatkan trauma atau luka mendalam. Bahkan, meski pertengkaran tidak secara
langsung disaksikan oleh anak, tak jarang aura bermusuhan tetap terasa saat menjalani
hidup di rumah sehari-hari. Terlebih jika pertengkaran terus-menerus tersebut berujung pada
perceraian. Anak—terutama anak remaja—bisa mengalami stres berat, yang berakibat pada
depresi.

7. Merasa Kehilangan

Kematian salah satu atau kedua orang tua, kematian hewan peliharaan kesayangan, hingga
pindah rumah bisa menjadi penyebab depresi pada remaja. Kondisi-kondisi tersebut memicu
rasa kehilangan sehingga berisiko memicu putus asa yang tinggi, lalu berujung pada depresi.
8. Kepercayaan Diri yang Rendah

Masa remaja itu tak mudah, Anda pun pernah mengalaminya. Mulai dari perubahan bentuk
tubuh (karena pubertas), pentingnya menjalin pertemanan, percintaan, ekspektasi orang tua,
hingga sekadar timbulnya jerawat.
Kondisi-kondisi tersebut dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri remaja. Kepercayaan
diri yang rendah, minder, dan rasa tidak mampu bersaing dapat membuat remaja mengalami
stres hingga berujung pada depresi. Agar penyebab depresi pada remaja ini tidak terjadi,
ajarilah anak remaja bagaimana cara mencintai diri sendiri, menerima kekurangan dan
menghargai kelebihan yang mereka miliki. Dengan begitu, kepercayaan diri mereka akan
meningkat.
Cara komunikasi terapeutik pada pasien depresi :

 Memberikan dukungan untuk mengatasi keputusasaan.

 Mempererat kekerabatan dengan berinteraksi sesering mungkin dan berempati untuk


membina saling percaya.

 Membantunya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan bersosialisasi.

 Membantunya untuk menjalani pola hidup sehat dan hidup teratur.

 Melakukan Terapi Individual Konseling.

 Memberikan obat anti depressant untuk memberikan ketenangan ,menjelaskan kegunaan


obat tersebut dan penggunaannya, serta dosisnya sesuai resep.

 Menghindari kesan pertama yang buruk di depan pasien.


Kecanduan Smartphone
Kecanduan Smartphone adalah sebagai perilaku keterikatan atau ketergantungan terhadap
smartphone yang memungkinkan menjadi masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan
kesulitan dalam performa aktivitas sehari- hari atau sebagai gangguan kontrol impuls
tehadap diri seseorang. perilaku penggunaan ponsel secara berlebihan yang dapat dianggap
sebagai gangguan kontrol impulsif yang tidak memabukkan dan mirip dengan judi patologis.
kecanduan smartphone adalah salah satu kecanduan yang memiliki resiko lebih ringan dari
pada kecanduan alkohol ataupun kecanduan obat-obatan. Perilaku dapat dikatakan sebagai
perilaku kecanduan apabila seseorang tidak dapat mengontrol keinginanya dan
menyebabkan dampak negatif pada diri individu yang bersangkutan.
Dampak

1. Masalah penglihatan
2. Mengganggu pola tidur
3. Tidak fokus belajar
4. Sakit kepala
5. Postur tubuh yang tidak ideal
6. Risiko kecelakaan
7. Risiko kegemukan
Gangguan

1. Kecelakaan Cek ponsel bisa membuat Anda berjalan menuju tiang lampu, tersandung,
atau bahkan risiko kecelakaan yang lebih serius. Peneliti dari Carnegie Mellon University
menemukan,aktivitas otak pengemudi yang mendengarkan seseorang berbicara di ponsel
berkurang 37persen.
2. Gelisah Menurut penelitian, orang-orang muda menghabiskan 11 jam untuk
melihat smartphone mereka, berharap update dari teman-teman mereka dan berharap
ketenangan setelah mendapat pesan. Fakta yang terjadi justru sebaliknya, pesan
dalam smartphone justru dapat menyebabkan kecemasan.

3. Kegemukan Konsultan ahli bedah ortopedi Jonathan Dearing, juru bicara Royal College of
Surgeons of Edinburgh, mengatakan bahwa revolusi teknologi telah menyebabkan
berkurangnya aktivitas fisik dan menyebabkan obesitas (kegemukan). Obesitas merupakan
penyebab terbesar kematian keempat di seluruh dunia.
5. Masalah tidur
Lebih dari 60 persen pengguna smartphone yang berusia 18 - 29 tahun membawa ponsel
mereka ke tempat tidur. Berdasarkan penelitian, dua jam terpapar layar terang benderang
dapat menekan melatonin dan menyebabkan masalah tidur.

6. Masalah hubungan Keterampilan sosial hilang akibat fokus pada smartphone. Hal yang
terjadi pada anak-anak adalah mereka merasa diabaikan oleh orang tua, akibat obsesi
pada smartphone.

7. Tidak produktif Penelitian menyimpulkan, smartphone sangat mengurangi kemampuan


seseorang untuk membuat dan menyelesaikan tugas.
Kelemahan Dan Kelebihan
1. Kelebihan Smartphone

 Memberi kemudahan kepada manusia untuk menjalin komunikasi tanpa harus bertatap
muka: dengan smartphone manusia akan lebih mudah berkomunikasi dengan sanak
saudara yang berada jauh.

 Memberi kemudahan dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang lebih
singkat: hanya degan menklik, sebuah informasi akan tersaji secara cepat, mudah dan
informatif.

 Membantu dalam mengembangkan bisnis dengan cara online dengan jangkauan seluruh
dunia yang terkoneksi dengan jaringan internet dibanding bisnis yang dilakukan secara
offline ( konvensional): sosial media atau marketplace seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Tokopedia, Shopee dan Lazada bisa digunakan secara efektif untuk berjualan
dan mengembangkan bisnis secara global.
 Memberi kemudahan dalam mengembangkan kreativitas dibidang kemampuan atau skill
yang dimiliki seperti belajar dalam mengedit video, gambar, desain logo melalui aplikasi
tertentu dan banyak lagi lainnya.

 Multi fungsi seperti berfungsi sebagai kamera (mengambil gambar), menyimpan foto,
video, data-data atau dokumen penting dalam jumlah yang cukup banyak. Semua foto,
video, dokumen penting dan file-file lainnya dapat di simpan dengan kapasitas memori
yang besar.

 Mudah dibawa kemana-mana dibandingkan komputer


berbentuk PC ataupun laptop: dengan ukurannya yang lebih kecil dari komputer pc dan
laptop, Smartphone bisa disimpan di saku baju atau celana serta dibawa kemanapun saat
bepergian.
2. Kelemahan Smartphone

 Dapat mengganggu kesehatan si pemakai dengan adanya radiasi yang tinggi seperti
gangguan syaraf pada mata,kelelahan dan tekanan pada otak, panas pada kuping atau
telinga pada saat berkomunikasi dalam waktu lama,  penyakit Parkinson dan
meningkatkan resiko kanker.

 Manusia menjadi lebih individualistis karena komunikasi tidak memerlukan tatap muka


sehingga interaksi menjadi jarang dan hubungan menjadi renggang. Manusia akan lebih
suka menyendiri dan asyik dengan smartphone yang dimilikinya sehingga jadi malas
keluar karena semua komunikasi bisa dilakukan secara virtual.

 Sering terjadi pencurian dan kebocoran data-data pribadi karena tidak ada jaminan bahwa
menggunakan internet akan aman seratus persen. Kebocoran data pribadi dan pencurian
sering dilakukan oleh hacker dengan membobol sistem keamanan pada aplikasi tertentu.
 Rawan penipuan online dengan berbagai cara dan modus yang digunakan seperti
penipuan dalam pembelian barang secara online, penipuan lowongan pekerjaan dan
penipuan berkedok hadiah.

 Sering digunakan oknum untuk menyebarkan berita-berita palsu atau hoax. Oknum yang


tidak bertanggung jawab dengan mudah membuat dan menyebarkan berita palsu dengan
tujuan tertentu.
Cara Penanganan

Cara dalam penanganan mengatasi kecanduan pada smartphone :

 Hapus aplikasi yang menyebabkan kecanduan (akun sosmed, game, dll).


 Memperbanyak intraksi sosial dengan teman dan orang terdekat.
 Matikan notifikasi semua aplikasi.
 Mematikan gadget 1 jam sebelum tidur.
 Hindari penggunaan power bank.
 Ganti gadget dengan buku.
 Menonaktifkan internet sementara waktu.
 Gunakan satu media sosial saja.
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan - golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang ini.

Hari Sasangka juga menjelaskan bahwa defenisi lain narkotika adalah candu, ganja,
cocaine, zat-zat yang bahan mentahnya diambil dari benda-benda tersebut yakni
morphine, heroin, codein, hashish, cocaine. Dan termasuk juga narkotika sintesis yang
menghasilkan zat- zat, obat-obat yang tergolong dalam Hallucinogen, Depressant, dan
Stimulant.
Dampak

 Dampak Fisik:
 
1. Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan
fungsi seksual.
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya.
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian.
 Dampak Psikis:

1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

 Dampak Sosial:

1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan


2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Gangguan

 Gangguan Fungsi Hati

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati akibat penyakit
hepatitis B dan C yang banyak dialami oleh pengguna narkoba jenis suntik. Virus hepatitis B
dan C ini memang dapat ditularkan lewat aliran darah.

 Gangguan Sistem Imunitas

Salah satu gangguan kesehatan yang paling rentan dialami oleh pengguna narkoba adalah
gangguan sistem imunitas. Gangguan ini terjadi akibat paparan zat narkoba yang membuat
daya tahan tubuh terus menurun. Pengguna narkoba suntik juga berpotensi lebih besar untuk
terjangkit HIV/AIDS yang mengganggu sistem imunitas tubuh.
 Gangguan Sistem Saraf

Penyalahgunaan narkoba, seperti heroin, dapat menyebabkan berbagai gangguan pada saraf,
mulai dari rasa kebas yang muncul pada anggota gerak yang dimiliki penderita hingga
pandangan buram. Gangguan sistem saraf pada pengguna narkoba dapat terjadi karena saat
penggunaannya, impuls atau rangsangan terhadap saraf menjadi sangat aktif dan cepat, hal
ini menyebabkan aliran listrik yang tidak seimbang pada otak.

 Gangguan Pada Pembuluh Darah dan Jantung

Narkoba memberikan dampak negatif terhadap kesehatan pembuluh darah jantung. Zat-zat
narkotika yang mengalir di pembuluh darah secara perlahan mengurangi elastisitas pembuluh
darah sehingga memicu penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah, seperti
kebocoran hingga penyumbatan pada pembuluh darah.
Cara Penanganan

• Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis. Pemeriksaan bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang
muncul. Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan perilaku, maka terapis
akan menyembuhkan efek tersebut baru melakukan rehabilitasi.

• Detoksifikasi

Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu yang cukup berat
adalah detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan
berbahaya tersebut. Reaksi yang akan dirasakan cukup menyiksa mulai dari rasa mual hingga
badan terasa sakit.
Palavras
incríveis

Anda mungkin juga menyukai