Anda di halaman 1dari 10

NAMA: DELA ANATASYA

NIM : N21020025

PRODI: D3 KEPERAWATAN

MAPEL: PSIKOLOGI (UAS)

JAWABAN:

1.

a. Abnormal/Psikopatologi; menggambarkan kepribadian (inner personality) &


perilaku luar (outer behavior) yang diamati.

b. Gangguan mental; Semua bentuk perilaku abnormal, (ringan sampai berat).

c. Maladaptif; perilaku yang memiliki dampak merugikan individu/masyarakat.

d. Gangguan emosional; perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi


patologis.

e. Gangguan perilaku; karena proses belajar yang tidak semestinya.

f. Gila (insanty); istilah hukum yang mengidentifikasi individu secara mental tidak
mampu mengelola masalahnya atau melihat konsekuensi dari tindakan2nya.
2. KLIPING

A. PSIKOPAT (PSIKOPATOLOGI)

Psikopat atau secara medis dikenal dengan kepribadian anti-sosial, merupakan gangguan
kepribadian yang ditandai dengan kurangnya empati dan kebiasaan melanggar peraturan. Seorang
psikopat biasanya tidak dapat berada dalam relasi yang harmonis dengan orang lain dan mudah
melakukan kekerasan.

Psikopat termasuk bagian dari gangguan kepribadian yang dapat ditandai dengan perilaku
antisosial, impulsif, tidak mengikuti atau mengabaikan norma didalam masyarakat, serta tidak
memiliki perasan takut ataupun bersalah.

Secara harfiah, psikopat artinya sakit jiwa. Asal katanya dari bahasa Yunani Psyche yaitu jiwa dan
Pathos, yang artinya penyakit. Seseorang yang menderita kelainan ini sangat pandai berpura–pura
dan membuat kamu flase yang rumit demi keuntungan dirinya sendiri.

Contohnya, menyebar fitnah, mengadu domba, memutar balik fakta, dan berbohong demi
mendapatkan tujuannya. Disebut juga sebagai sosiopat, psikopat sulit disembuhkan dan dideteksi
karena banyak dari penderitanya yang berada ditengah masyarakat dari pada yang mendapatkan
pengobatan.

Menurut penelitian, sekitar 15-20 persen psikopat merupakan seorang pembunuh, pemerkosaan dan
perampok. Selebihnya adalah seseorang yang penampilannya sempurna, menyenangkan, dan
mempunyai daya tarik yang luar biasa serta pandai bertutur kata.
B. GANGGUAN MENTAL

Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan
perilaku penderitanya.

Ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan mental, mulai dari menderita penyakit
tertentu sampai mengalami stres akibat peristiwa traumatis, seperti ditinggal mati orang yang
disayang, kehilangan pekerjaan, atau terisolasi untuk waktu yang lama.

Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan mental juga dapat mengalami
gejala pada fisik, misalnya sakit kepala, sakit punggung, dan sakit maag.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental. Namun, kondisi ini diketahui terkait
dengan faktor biologis dan psikologis.

Gangguan mental dapat menyebabkan komplikasi serius, baik pada fisik, emosi, maupun perilaku.
Bahkan, satu gangguan mental yang tidak diatasi bisa memicu gangguan mental lainnya. Beberapa
komplikasi yang bisa muncul adalah:

 Perasaan tidak bahagia dalam hidup.

 Konflik dengan anggota keluarga.

 Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.

 Terasing dari kehidupan sosial.


 Kecanduan rokok, alkohol, atau NAPZA. Keinginan untuk bunuh diri dan mencelakai
orang lain.

 Terjerat masalah hukum dan keuangan.

 Rentan sakit akibat sistem kekebalan tubuh menurun.

Jika mengalami gangguan mental yang cukup parah, penderita perlu menjalani perawatan di rumah
sakit jiwa. Demikian juga jika penderita tidak bisa menjalani perawatan mandiri atau sampai
melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

C. MALADAPTIF

Maladaptive behavior atau perilaku maladaptif tampaknya menjadi sesuatu yang umum dalam
kehidupan sehari-hari. Baik anak-anak maupun orang dewasa pernah menunjukkan respons marah
atau melakukan penarikan diri dari lingkungan sosial karena beberapa alasan.

Akan tetapi, konsep maladaptive behavior ternyata tidak sesederhana itu, khususnya bagi orang-
orang dengan gangguan kesehatan mental atau kondisi tertentu.

Melansir Better Help, perilaku maladaptif merupakan serangkaian perilaku yang bereaksi tidak
sesuai dengan rangsangan internal maupun eksternal. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui
lebih dalam terkait perilaku maladaptif.
Perilaku maladaptif identik dengan reaksi yang digambarkan merusak diri sendiri. Seperti yang
telah disinggung sebelumnya, perilaku melukai diri sendiri, perasaan tertekan hingga berujung pada
stres dan kecemasan, indikasi depresi, efek trauma, serta konflik dalam hubungan dengan orang
terdekat bisa mengarah pada perilaku maladaptif yang butuh penanganan medis.

Profesional kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, terapis, konselor, hingga pekerja sosial
dapat membantu manajemen perilaku maladaptif dan meminimalkan dampak negatifnya.

Sementara itu, perawatan yang mungkin akan direkomendasikan ahli dapat berupa konseling
kecanduan, terapi perilaku kognitif, terapi eksposur, terapi bicara, manajemen kemarahan, meditasi,
dan teknik relaksasi untuk mengurangi stres.

Melansir Verywell Mind, mengganti perilaku maladaptif dengan coping mechanism yang lebih
aman dan efektif dapat membantu mengurangi kecemasan, bahkan dalam situasi yang paling
menantang.

Coping mechanism tersebut meliputi regulasi emosi, mengembangkan keterampilan sosial,


mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum, dan menyadari akan tanggung jawab
pribadi, yaitu untuk tidak selalu bergantung pada orang lain.

D. GANGGUAN EMOSIONAL
Anak yang mengalami gangguan emosional dan perilaku juga disebut sebagai anak tunalaras.
Ketika mengalami gangguan ini, anak mengalami keadaan emosional yang tidak stabil. Saat
berinteraksi dan berada di lingkungan sosial, perilakunya akan sangat mengganggu di muka umum.

Ada 5 ciri yang menggambarkan anak yang mengalami gangguan emosional, antara lain:

 Tidak mampu belajar yang bukan disebabkan oleh faktor kesehatan seperti cacat indera
atau fisik lainnya. Anak ini, pada dasar fisiknya baik-baik saja, yang menghambat adalah
keadaan psikologisnya

 Tidak bisa menjalin hubungan atau pertemanan dengan teman sebaya, bahkan orangtua dan
gurunya di sekolah. Karena perilakunya yang labil, emosional, dan berubah-ubah, anak
menjadi individualis karena lingkungannya tidak bisa menerima keadaan anak tersebut.

 Perasannya suka tidak normal, berubah-ubah tidak jelas tanpa sebab nyata dan pasti.

 Mood mudah terganggu atau terdistraksi, kadang marah, depresi, kecewa. Intinya
emosionalnya labil.

 Cenderung takut sendiri karena masalah pribadi dan di sekolah, maka akan mengeluarkan
emosi dan perilaku seperti, menangis dan mengamuk. Jika ditanyakan alasannya, akan
menyinggung perihal masalah pribadi dan hal di sekolahnya.

Bila memang Anda yakin dan menyadari anak Anda mengalami gangguan emosional dan perilaku,
mungkin ini saatnya Anda berkonsultasi ke ahli atau terapi yang bisa menjadi salah satu solusi
“menyembuhkan” buah hati. Pengobatan yang bisa Anda lakukan akan tergantung dengan kondisi
dan faktor dari gangguan si anak. Seperti terapi perilaku koginitif, dengan tujuan membantu anak
mengendalikan pikiran dan perilaku mereka.

Lalu ada juga pendidikan yang perlu dijalani oleh orang tua, jika faktor tersebut disebabkan oleh
komunikasi orangtua yang buruk kepada anak. Dan yang terakhir dengan bantuan obat-obatan, jika
memang anak Anda mengalami perilaku impulsif yang disebabkan oleh kesalahan pada tubuh anak
Anda.
E. GANGGUAN PERILAKU

Gangguan perilaku adalah gangguan serius dalam hal tingkah laku dan emosi yang dapat terjadi
pada anak-anak maupun remaja. Anak-anak dengan gangguan perilaku dapat menunjukkan pola
tingkah laku yang mengganggu dan penuh kekerasan. Gangguan perilaku yang tidak diatasi pada
masa anak-anak dapat berlanjut menjadi gangguan kepribadian pada masa dewasa.

Sebenarnya bukan hal yang aneh untuk anak-anak dan remaja memiliki masalah yang berhubungan
dengan perilaku selama tumbuh kembangnya. Namun, perilaku tersebut dianggap sebagai
gangguan ketika bertahan lama, merugikan orang lain dan bertentangan norma yang berlaku.

Dalam dunia medis, dikenal juga istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD salah
satu gangguan perilaku yang umum terjadi pada anak. Setiap anak berisiko mengalami kondisi
yang juga dikenal dengan hiperaktif.

ADHD sendiri adalah gangguan yang terjadi pada otak, kondisi ini ditandai dengan kurangnya
perhatian atau hiperaktif serta impulsif yang mengganggu fungsi dan perkembangan otak anak.

Seorang anak dengan ADHD akan sulit untuk fokus. Biasanya seorang tidak betah jika harus
belajar dalam waktu yang lama. Namun, enggan untuk belajar ini tidak terkait ketidakpahaman
dengan apa yang dipelajarinya.

Anak ADHD suka bergerak, bahkan bisa saja sampai mengganggu temannya. Mereka juga suka
bertindak impulsif. Artinya, mereka suka melakukan tindakan yang tiba-tiba tanpa memikirkannya
terlebih dahulu dan tidak suka menunda keinginan.
Pada beberapa kasus, ADHD terdeteksi saat usia 6-12 tahun. Hingga kini penyebab ADHD belum
diketahui secara pasti. Banyak penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
berpotensi memengaruhi tingkat risiko seseorang. Faktor tersebut antara lain pengaruh kelainan
pada sistem saraf pusat, pengaruh kelahiran prematur, hingga faktor keturunan.

Saat mengalami gangguan perilaku, seorang anak memiliki keadaan emosional yang tidak stabil.
Bahkan perilakunya bisa sangat mengganggu ketika berada di tempat umum. Berikut adalah
macam macam gangguan perilaku anak, di antaranya:

1. Tidak bisa belajar dengan baik

Tidak mampu belajar di sini terjadi karena terkait dengan kondisi psikologis, bukan terkait kondisi
fisik anak.

2. Tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebaya

Gangguan perilaku anak bisa terlihat dari kemampuannya yang tidak bisa menjalin pertemanan
dengan orang seusianya ataupun yang lebih tua. Karena perilakunya yang labil, biasanya seorang
menjadi individualis.

3. Perasaannya cepat berubah

Seorang anak yang mengalami gangguan prilaku perasaannya bisa berubah-ubah tanpa penyebab
yang pasti. Penyebab gangguan perilaku ini sulit diprediksi karena mood nya mudah terdistraksi.

Selain itu, banyak anak-anak dengan gangguan perilaku yang mudah tersinggung, memiliki harga
diri yang rendah, dan cenderung emosional. Bahkan, beberapa anak dan remaja dapat terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

Perlu diketahui, anak-anak dengan gangguan perilaku sering tidak menyadari bahwa perilaku
mereka dapat menyakiti orang lain dan umumnya memiliki sedikit rasa bersalah atau menyesal atas
apa yang mereka lakukan.

Sementara itu, gejala yang umumnya dialami anak-anak atau remaja seperti di atas juga sering kali
dialami oleh orang dewasa, tapi dengan intensitas yang berbeda. Perilaku hiperaktif biasanya akan
berkurang, sementara gejala sulit konsentrasi cenderung bertambah parah seiring meningkatnya
tekanan hidup.
Orang dewasa yang mengalami gangguan perilaku pada umumnya akan mengalami masalah dalam
pendidikan, pekerjaan dan hubungan sosialnya. Kondisi ini biasanya dapat dialami bersamaan
dengan beberapa gangguan lain seperti gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif dan depresi.

F. GILA

Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang,
umumnya terkait dengan gangguan afektif (perasaan), perilaku, kognitif dan perseptual. Lebih dari
sepertiga orang di kebanyakan negara pernah mengalami gangguan kesehatan jiwa dalam
perjalanan hidup mereka. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres atau ketidakmampuan
seseorang dalam beradaptasi mengatasi masalah yang dihadapi.

Terdapat penyebab gangguan jiwa, yaitu faktor genetik, neurologi, faktor psikologis atau faktor
sosiodemografil yang menyertai. Pada Faktor sosiodemografi dapat disebutkan. seperti umur, jenis
kelamin, kepadatan penduduk, pendididkan, status perkawinan, pekerjaan, ekonomi keluarga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), terjadi
peningkatan pertahunnya bagi penduduk dunia mengalami gangguan jiwa dan tentunya akan
semakin dilakukan cara efektif untuk penanganannya.

Selanjutnya mengapa jika saat ini sering ditemui usia muda mengalami gangguan jiwa?
Berdasarkan informasi yang ada dapat disimpulkan jika gangguan jiwa banyak dialami oleh
penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun karena pada usia tersebut memiliki pola psikis yang
labil kemudian dilanjutkan dengan beban psikis yang lebih banyak. Usia ini dikategorikan sebagai
usia remaja, dimana seorang remaja harus melewati tugas perkembangan yang lebih kompleks
daripada usia anak. Di tugas perkembangan ini pula seseorang wajib melewatinya secara mandiri
dengan pengalaman yang tentunya masih berdasarkan usianya pula. Tidak jarang dengan tuntutan
tugas perkembangan dan tekanan lingkungan serta minimnya dukungan sosial membuat usia
remaja juga rentan mengalami masalah gangguan jiwa.
Tentunya masalah gangguan jiwa yang berkepanjangan dan tidak segera tertangani akan retan
menjadi masalah ganggan jiwa yang semakin berat dan kronis (berkepanjangan). Jika dirasa terjadi
perubahan yang signifikan baik pada aspek perilaku, perasaan, kognitif dan perseptual maka segera
hubungi profesional terdekat seperti dokter, psikiater ataupun psikolog.

Dan sakit jiwa adalah gangguan mental yang berdampak kepada mood, pola pikir, hingga tingkah
laku secara umum. Seseorang disebut mengalami sakit jiwa, jika gejala dan tanda gangguan jiwa
yang dialami membuatnya tertekan dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.

Ciri-ciri orang yang mengalami sakit jiwa dapat berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Namun
pada umumnya, orang yang mengalami gangguan jiwa dapat dikenali dari beberapa gejala tertentu,
seperti perubahan mood yang sangat drastis dari sangat sedih menjadi sangat gembira atau
sebaliknya, merasa ketakutan yang secara berlebihan, menarik diri dari kehidupan sosial, kerap
merasa sangat marah hingga suka melakukan kekerasan, serta mengalami delusional. Terkadang,
gejala ini juga diiringi oleh gangguan fisik, seperti sakit kepala, nyeri punggung, sakit perut, atau
nyeri lain yang tidak dapat dijelaskan.

Banyak orang mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya akibat berbagai persoalan hidup.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berisiko berkembang menjadi sakit jiwa. Sakit jiwa banyak
jenisnya, mulai dari kecanduan obat, hingga gangguan kepribadian.

Anda mungkin juga menyukai