Anda di halaman 1dari 22

TUBERKULOSIS

Disusun oleh: kelompol iii


-Rainkurnia
-Aprillia sri wulandari
-Nia sulistari
-Tiara tilana
-Lasmi pratikasari
-Putri rahayu ningsih
TABLE OF CONTENTS

01 02 03

Tinjauan teori Tinjauan Kasus Penutup


01
TUBERKULOSIS
Definisi
Tuberkulosis atau TB paru merupakan
penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni
kuman aerob yang dapat hidup
terutama diparu atau diberbagai organ
tubuh lainnya.TB paru dapat menyebar
ke setiap bagian tubuh, termasuk
meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe
dan lainnya (Smeltzer&Bare, 2015).
Tanda dan Gejala

Bakteri TBC yang tumbuh di paru-paru dapat


menimbulkan beberapa gejala penyakit, seperti:
Batuk terus-menerus yang berlangsung lama (lebih dari 2–
3 minggu)
Batuk berdarah
Nyeri dada saat bernapas atau batuk
Sesak napas
Selain itu, gejala penyakit TBC juga bisa berupa:
Penurunan berat badan
Lemas
Demam dan menggigil
Berkeringat di malam hari
Tidak nafsu makan
pathway
pathway
Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit TB paruatau TBC menggunakan Teknik farmokologis dan
nonfarmokologis, diantaranya yaitu:

Beberapa pencegahan tuberkulosis pada


PengobatanTuberkulosis yaitu:
Stranas TB (Strategi Nasional TB) yang meliputi:
a). Mass chest X-Ray a) Observed Treatment Short Course (DOTSC)
b). Pemeriksaan kontak,
b) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
c).Vaksinasi BCG
d) Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5 c) Program Pengobatan OAT Pemerintah
mg/kg BB selama 6-12 bulan Indonesia
e) Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
The Concept of
Nursing Care for
Pulmonary TB
Cases

pengkajian Intervensi
sebuah proses
Pengkajian
penyusunan berbagai
keperawatan adalah
intervensi keperawatan y
tahap dasar dari
ang dibutuhkan untuk
seluruh Pemeriksaan
Diagnosa keperawatan mencegah, menurunkan,
proses keperawatan  diagnostik serta mengurangi
dengan tujuan
pemeriksaan yang suatu penilaian klinis masalah- masalah klien.
mengumpulkan
dilakukan dokter untuk mengenai respon klien
informasi dan data-
menentukan diagnosis pe terhadap masalah
data pasien kesehatan atau proses
nyakit pada pasien serta
kehidupan yang dialaminya
tingkat keparahannya.
baik yang berlangsung
aktual maupun potensial.
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan
keperawatan dengan TB paru (Irman Somantri, p.68
2009). Data Pasien Penyakit TB paru dapat
menyerang manusia mulai dari usia anak sampai
dewasa dengan perbandingan yang hamper sama
antara laki-laki dan perempuan. Penyakit ini
biasanya banyak ditemukan pada pasien yang
tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi
sehingga masuknya cahaya matahari kedalam
rumah sangat minim. TB paru pada anak dapat
terjadi pada usia berapapun, namun usia paling
umum adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih
sering mengalami TB diluar paru-paru
(extrapulmonary) dibanding TB paru dengan
perbandingan 3:1. TB diluar paru-paru adalah TB pengkajian
berat yang terutama ditemukan pada usia
Kultur sputum: TesTuberkulin:

01 Mikobakterium TB positif
pada tahap akhir
02 Mantoux test
reaksipositif (area Pemeriksaan diagnostik
penyakit. indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam).

Pototorak: Infiltnasilesi awal pada area


03 paru atas; pada tahap dini tampak 05
Darah: peningkatan
leukosit dan Laju
gambaran bercak-bercak seperti awan Endap Darah (LED).
dengan batas tidak jelas; pada kavitas
bayangan, berupa cincin; pada klasifikasi
tampak bayangan bercak-bercak padat
dengan densitas tinggi.

Spirometri:
Bronchografi: untuk melihat
04 kerusakan bronkus atau 06
penurunan fungsi
paru dengan
kerusakan paru karena TB
kapasitas vital
paru.
menurun
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam jumlah
berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisasekresi
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan, keletihan otot
pernapasan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Intervensi keperawatan
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas
3. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Monitor suara nafas tambahan
6. Monitor kemampuan batuk efektif pasien
7. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (misalnya nebulizer)
8. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan dengan tepat
Tinjauan kasus pembahasan

pengkajian diagnosa intervensi Perbandingan teori dan kasus

implementasi evaluasi
Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 09 Desember 2021
Jam Pengkajian : 15. 20 WITA
02
1. Identitas Pasien

Nama : Tn. Mustakim

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 26 Tahun

Agama : Islam

Status Perkawinan : Duda pengkajian


2. Penanggung Jawab
Pekerjaan : Buruh Harian
Nama : Nur hajrah
Pendidikan Terakhir : SMK
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Biromaru Umur : 25 Tahun

Diagnostik Medis : Susp TB Paru Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT

Alamat : Biromaru
kasus
Keluhan utama
Pasien Tn. M umur 26 thn datang dengan keluhan nyeri dada,
Nyeri dada dan pasien mengatakan sering batuk berdahak, demam naik
bantuk berdahak turun, namun saat ini pasien sudah tidak mengalami demam,
pasien mengatakan terkadang perut sebelah kiri atas terasa
nyeri. Pasien mengatakan sulit untuk batuk, dan terasa
berlendir di tenggorokan. Pasien mengatakan sakit sejak tiga
bulan lalu. Pasien tampak lemah dan lesuh, dan terkadang
pasien tampak meringgis. Pasien tidak tau harus bagaimana
akan penyakitnya. Pasien tampak kebinggungan dan
bertanya tanya akan kesembuhannya . Skala nyeri : 6 , GCS :
15, Kesadaran composmetis, TTV : 110/70 mmHg, Nadi 78x/m,RR
20x/m, Suhu 36,6 C
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Sekresi yang Bersihan jalan
Pasien mengatakan batuk berdahak tertahankan nafas tidak
Pasien mengatakan sulit batuk dan sulit (sdki,hal 18) efektif (sdki,
mengeluarkan dahak hal 18)
Pasien mengatakan sakit sejak 3 bulan
DO:
KU: Lemah
Kesadaran: Komposmetis
Pasien tampak lemah dan lesu
TTV:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 78x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,6 C

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang
tertahan
intervention
DX.Kep Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
hasil
Bersihan 1. Identifikasi kemampuan
Setelah dilakukan 1. Mengetahui tingkat
jalan nafas batuk
tidak efektif tindakan 2. Berikan air hangat kemampuan pasien dalam
3. Atur posisi semi fowler
keperawatan mengeluarkan sputum
4. Ajarkan teknik batuk
3x24jam diharapkan efektif 2. Air hangat membantu
5. Kolaborasi pemberian
bersihan jalan mengencerkan sekret
bronkodilator,
nafas pasien ekspetoran, mukolitik, 3. Posisi membantu
jika perlu
meningkat dengan memaksimalkan ekspansi paru
kriteria hasil: (SIKI, hal: 454, 142, & 187) dan menurunkan upaya
1. Batuk efektif pernafasan
meningkat 4.Mengeluarkan sekret
2. Produksi sputum 5.Pemberian obat bronkodilator
menurun via inhalosi akan langsung
3. Frekuensi nafas menuju area broncus yang
membaik mengalami spasme sehingga
(slki hal 154&18) lebih cepat berdilatasi
implementation
DX JAM HARI-1 JAM HARI-2 JAM HARI-3
KEP
1 Kamis,09 Desember 2021 Jum’at,10 Desember Sabtu,11 Desember
2021 2021

Bersihan 19.40 1. Mengidentifikasi 13.37 2. menganjurkan 11.33 2. menganjurkan


jalan kemampuan batuk pasien untuk minum pasien untuk
napas DS: Pasien mengatakan air hangat minum air hangat
tidak sulit batuk DO: Pasien DO: Pasien
efektif DO: Pasien tampak koperatif dan koperatif dan
kesuliatan untuk batuk meminum air meminum air
hangat hangat

19.42 2. Memberikan air hangat 19.39 4. mengajarkan 11.35 4. mengajarkan


DO: Pasien koperatif dan tehnik batuk tehnik batuk
meminum air hangat efefktif dengan efektif(menahan
(menahan inspirasi inspirasi secara
secara maksimal maksimal,dan batuk
dan batuksekuat- sekuat-kuatnya
kuat nya agar DS: Pasien
sekret dapat mengatakan dapat
keluar) batuk secara
DS: Pasien efektif
mengatakan dapat
batuk secara
efektif
19.47 3. Mengatur posisi semi 5. Berkolaborasi 5. Berkolaborasi
fowler/fowler pemberian pemberian
DS: Pasien mengatakan nyaman N.acetyl 3x1 N.acetyl 3x1
dengan posisi nya dan (mengencerkan (mengencerkan
perasaanya tampak lebih baik dahak),inj.cefriax dahak )
one inj.cefriaxone(antib
4. Mengajarkan tehnik batuk (antibiotik/anti iotik/anti bakteri)
19.50 efektif bakteri) DO:Pasien
DS: Pasien mengatakan masih DO: Pasien meminum obat
kesulitan mengeluarkan dahak meminum obat yang diberikan
yang diberikan
5. Berkolaborasi pemberian
N.acetyl 3x1 (mengencerkan
dahak), inj.ceftiaxone 1 gr(obat
antibiotik/anti bakteri)
DO: Pasien meminum obat yang
diberikan
Evaluasi
DX. JAM TINDAKAN JAM TINDAKAN JAM TINDAKAN
KEP

1. Kamis, 9 desember 2021 Jum’at, 10 Desember 2021 Sabtu, 11 Desember


2021

Bersihan 20.10 S: 14.00 S: 12.10 S:


jalan - Pasien mengatakan masih batuk - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
nafas berdahak masih batuk batuk
tidak - Pasien mengatakan sulit batuk - Pasien mengatakan berkurang(pasien
efektif dan sulit mengeluarkan dahak batuk sudah berkurang jarang batuk)
O: O: O:
- Pasien lemah - Pasien tampak lemah - ekspresi wajah
- Pasien tampak berusaha untuk - Ekspresi wajah pasien pasien tampak lebih
batuk tampak lebih baik baik- Ttv:
- Ttv - Ttv: - TD: 120/80 mmHg
-TD: 110/80 mmHg - TD: 120/90 mmHg - N: 96x/m
- N: 100X/m - N: 100x/m - S: 36,5C
- S: 36,1 C - S: 36C - Rr: 22x/m
- Rr: 20X/m - Rr: 20x/m A: Masalah teratasi
A: Masalah belum teratasi A: Masalah belum sebagian
P: Lanjutkan intervensi 2, 4,& 5 teratasi P:Pertahankan
P: Lanjutkan intervensi 2, intervensi
4&5
Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oleh penulis dan dilakukan sejak
tanggal 9 Desember sampai 11 Desember 2021 pada Tn. M dengan defisiensi pengetahuan
pencegahan penularan infeksi TB Paru di ruang Bangsal Seroja RS Undata Palu Sulawesi
Tengah, penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pasien tersebut memiliki masalah yaitu
ketidaktahuan klien mengenai bagaimana cara mencegah penularan infeksi TB Paru. Dari hasil
pengkajian identitas klien didapatkan bahwa umur Tn. M (26 th), pendidikan terakhir Tn. M SMA,
Tn. M bekerja sebagai buruh harian lepas dapat diketahui bahwa faktor tingkat pemahaman
klien berbeda yang di pengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan dan juga usia.
Saat dilakukan pengakajian terhadap riwayat kesehatan pasien yaitu Tn. M dengan alasan
batuk berdahak dengan warna dahak kurang lebih sejak 3 bulan yang lalu, nyeri dada dan
demam.
Pada pengkajian pola manajemen dan persepsi kesehatan didapatkan masalah yang
mendominasi pada pasien adalah kurangnya pengetahuan klien mengenai cara penularan dan
pencegahan penularan infeksi TB Paru serta tindakan yang belum diterapkan sehubungan
dengan ketidaktahuan klien terhadap bagaimana cara mencegah penularan terutama
penggunaan masker dan juga penerapan etika batuk yang benar. Pasien mengalami defisiensi
pengetahuan sehingga penulis membuat perencanaan sesuai yang ada di Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI), yaitu kaji pengetahuan klien mengenai penyakit TB paru serta
pencegahan penularan infeksi, ajarkan klien dan keluarga mengenai bagaimana cara
penularan kuman TB, ajarkan kllien dan keluarga mengenai bagaiman cara menghindari
penularan infeksi, dan ajarkan cara bagaimana etika batuk yang benar, penggunaan masker,
membuang sputum atau dahak dan mencuci tangan.
Berdasarkan hasil laporan kasus yang berjudul “Suspek TB” maka
disarankan ketika mengelola pasien dengan defisiensi pengetahuan

Saran berhubungan dengan kurang informasi tentang pencegahan penularan


infeksi TB Paru dengan batasan karakteristik kurang pengetahuan dan
perilaku tidak tepat sangat penting untuk dilakukannya penyuluhan serta
pengajaran secara intensive untuk mempengaruhi dan merubah perilaku
buruk klien menjadi perilaku yang mengambarkan pencegahan penularan
infeksi. Selain itu juga harus di perhatikan dalam melakukan penyuluhan
tidak hanya dilakukan 1 kali saja melainkan beberapa kali hingga klien bukan
hanya memahami namun juga mau menerapkan ke kehidupan klien.
Penyuluhan sebaiknya diiringi juga dengan kegiatan pemantauan terhadap
klien dengan tujuan agar klien tetap patuh dan sadar untuk tetap
melakukan tindakan pencegahan penularan infeksi TB Paru tersebut.
Diharapkan dengan penyuluhan dan pemantauan pada klien dapat
mrngurangi angka kejadian TB Paru yang disebabkan oleh penularan infeksi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, 2014

Djojodibroto, Darmanto (2014). Respirologi. Jakarta : EGC, hal. 151.

Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Robinson, Joan. M dan Lyndon Saputra. 2014. Buku Ajar Visual Nursing JilidSatu. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara Publisher.

Seodarto 2006. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika : Jakarta. Price A. S &
Wilson M. L, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 6 EGC: Jakarta.

Smeltzer, S.C, (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Tabrani Rab. 2010. Ilmu penyakit paru. Jakarta: Trans Info Media. Hal.396-412.
THANKS!
Do you have any questions?
mohammadreinkarnasih@gmail.com
+62 878-4478-1379
Universitas tadulako

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai