01 02 03
pengkajian Intervensi
sebuah proses
Pengkajian
penyusunan berbagai
keperawatan adalah
intervensi keperawatan y
tahap dasar dari
ang dibutuhkan untuk
seluruh Pemeriksaan
Diagnosa keperawatan mencegah, menurunkan,
proses keperawatan diagnostik serta mengurangi
dengan tujuan
pemeriksaan yang suatu penilaian klinis masalah- masalah klien.
mengumpulkan
dilakukan dokter untuk mengenai respon klien
informasi dan data-
menentukan diagnosis pe terhadap masalah
data pasien kesehatan atau proses
nyakit pada pasien serta
kehidupan yang dialaminya
tingkat keparahannya.
baik yang berlangsung
aktual maupun potensial.
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan
keperawatan dengan TB paru (Irman Somantri, p.68
2009). Data Pasien Penyakit TB paru dapat
menyerang manusia mulai dari usia anak sampai
dewasa dengan perbandingan yang hamper sama
antara laki-laki dan perempuan. Penyakit ini
biasanya banyak ditemukan pada pasien yang
tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi
sehingga masuknya cahaya matahari kedalam
rumah sangat minim. TB paru pada anak dapat
terjadi pada usia berapapun, namun usia paling
umum adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih
sering mengalami TB diluar paru-paru
(extrapulmonary) dibanding TB paru dengan
perbandingan 3:1. TB diluar paru-paru adalah TB pengkajian
berat yang terutama ditemukan pada usia
Kultur sputum: TesTuberkulin:
01 Mikobakterium TB positif
pada tahap akhir
02 Mantoux test
reaksipositif (area Pemeriksaan diagnostik
penyakit. indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam).
Spirometri:
Bronchografi: untuk melihat
04 kerusakan bronkus atau 06
penurunan fungsi
paru dengan
kerusakan paru karena TB
kapasitas vital
paru.
menurun
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam jumlah
berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisasekresi
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan, keletihan otot
pernapasan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Intervensi keperawatan
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas
3. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Monitor suara nafas tambahan
6. Monitor kemampuan batuk efektif pasien
7. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (misalnya nebulizer)
8. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan dengan tepat
Tinjauan kasus pembahasan
implementasi evaluasi
Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 09 Desember 2021
Jam Pengkajian : 15. 20 WITA
02
1. Identitas Pasien
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Biromaru
kasus
Keluhan utama
Pasien Tn. M umur 26 thn datang dengan keluhan nyeri dada,
Nyeri dada dan pasien mengatakan sering batuk berdahak, demam naik
bantuk berdahak turun, namun saat ini pasien sudah tidak mengalami demam,
pasien mengatakan terkadang perut sebelah kiri atas terasa
nyeri. Pasien mengatakan sulit untuk batuk, dan terasa
berlendir di tenggorokan. Pasien mengatakan sakit sejak tiga
bulan lalu. Pasien tampak lemah dan lesuh, dan terkadang
pasien tampak meringgis. Pasien tidak tau harus bagaimana
akan penyakitnya. Pasien tampak kebinggungan dan
bertanya tanya akan kesembuhannya . Skala nyeri : 6 , GCS :
15, Kesadaran composmetis, TTV : 110/70 mmHg, Nadi 78x/m,RR
20x/m, Suhu 36,6 C
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Sekresi yang Bersihan jalan
Pasien mengatakan batuk berdahak tertahankan nafas tidak
Pasien mengatakan sulit batuk dan sulit (sdki,hal 18) efektif (sdki,
mengeluarkan dahak hal 18)
Pasien mengatakan sakit sejak 3 bulan
DO:
KU: Lemah
Kesadaran: Komposmetis
Pasien tampak lemah dan lesu
TTV:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 78x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,6 C
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang
tertahan
intervention
DX.Kep Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
hasil
Bersihan 1. Identifikasi kemampuan
Setelah dilakukan 1. Mengetahui tingkat
jalan nafas batuk
tidak efektif tindakan 2. Berikan air hangat kemampuan pasien dalam
3. Atur posisi semi fowler
keperawatan mengeluarkan sputum
4. Ajarkan teknik batuk
3x24jam diharapkan efektif 2. Air hangat membantu
5. Kolaborasi pemberian
bersihan jalan mengencerkan sekret
bronkodilator,
nafas pasien ekspetoran, mukolitik, 3. Posisi membantu
jika perlu
meningkat dengan memaksimalkan ekspansi paru
kriteria hasil: (SIKI, hal: 454, 142, & 187) dan menurunkan upaya
1. Batuk efektif pernafasan
meningkat 4.Mengeluarkan sekret
2. Produksi sputum 5.Pemberian obat bronkodilator
menurun via inhalosi akan langsung
3. Frekuensi nafas menuju area broncus yang
membaik mengalami spasme sehingga
(slki hal 154&18) lebih cepat berdilatasi
implementation
DX JAM HARI-1 JAM HARI-2 JAM HARI-3
KEP
1 Kamis,09 Desember 2021 Jum’at,10 Desember Sabtu,11 Desember
2021 2021
Robinson, Joan. M dan Lyndon Saputra. 2014. Buku Ajar Visual Nursing JilidSatu. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara Publisher.
Seodarto 2006. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika : Jakarta. Price A. S &
Wilson M. L, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 6 EGC: Jakarta.
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Tabrani Rab. 2010. Ilmu penyakit paru. Jakarta: Trans Info Media. Hal.396-412.
THANKS!
Do you have any questions?
mohammadreinkarnasih@gmail.com
+62 878-4478-1379
Universitas tadulako