Anda di halaman 1dari 11

KARYA ILMIAH

Gangguan Kecemasan Sosial

Disusun oleh:
Grace Hillary Valencia Manullang
Hezekiah Aspenas Watumlawar
Kathleen Daniella Magno da Silva
Michelle Intan Romauli Aurora Simanjuntak
Rafael Gabriel Arbonanza Marbun
Zefanya Grace Jatmiko

SMA ADVENT PURWODADI


2023/2024
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa atas berkat dan
rahmatnya kami dapat meneyelesaikan tugas karya ilmiah kami mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan judul “Gangguan Kecemasan Sosial”.
Membuat karya ilmiah merupakan suatu metode pembelajaran yang baik yang dapat
menambah wawasan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada guru Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas membuat karya ilmiah kepada kami. Kami juga
mengucapkan rasa terimakasih kami kepada setiap pihak yang telah menolong dan mendukung
kami dalam proses pengerjaan karya ilmiah ini.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini kami menyadari bahwa kami jauh dari sempurna.
Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami sadari dan mungkin
menyinggung para pembaca. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dan menjadikan karya ilmiah ini berguna bagi masyarakat luas.
Akhir kata, semoga karya ilmiah tentang kesehatan mental yang membahas mengenai
gangguan kecemasan sosial dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan masyarakat luas .
kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatiannya.

Purwodadi, 23 Mei 2023

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan
sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Kesehatan juga merupakan hal yang sangat
penting, karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-
hari dan menghargai orang lain di sekitar. Memelihara kesehatan mental sama pentingnya
dengan memelihara kesehatan fisik, namun sangat disayangkan masih banyak individu yang
terlalu fokus pada kesehatan fisik mereka sehingga mengabaikan kesehatan mentalnya.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya
secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan
orang lain. Mengenali orang yang sehat secara fisik dan sosial lebih mudah daripada mengenali
sehat secara mental. Demikian pula lebih mudah mendiagnosa individu yang sakit secara fisik
maupun sosial daripada sakit secara mental. Namun yang pasti antara ketiga aspek tersebut
saling berkaitan. Apabila salah satunya mengalami gangguan, maka yang lainpun ikut terganggu,
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, Seorang manusia tidak dapat mencapai apa yang ia inginkan tanpa bantuan dari manusia
lain. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki arti bahwa manusia membutuhkan manusia lain.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat menjalankan hidupnya sendiri.
Bahkan dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memerlukan manusia lain untuk
membantunya. Hal ini berlaku untuk semua manusia. Tidak mengenal sebuah kedudukan bahkan
sebuah kekayaan. Setiap manusia selalu membutuhkan manusia lainnya.
Pandemi COVID-19 telah memengaruhi hampir setiap aspek dalam kehidupan, termasuk
aktivitas harian masyarakat, terutama kelompok anak dan remaja. Pandemi COVID-19 juga
memiliki banyak dampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan mental anak-anak dan orang
muda. Gangguan terhadap rutinitas, pendidikan, rekreasi, serta kecemasan seputar keuangan
keluarga dan kesehatan membuat banyak anak muda merasa takut, marah, sekaligus khawatir
akan masa depan mereka. Sementara itu masih minim sekali edukasi mengenai mental health
awareness terhadap remaja yang telah terdampak pandemi ini serta kurangnya perhatian
mengenai pentingnya kesehatan mental remaja.
Apakah Anda takut dihakimi oleh orang lain? Apakah Anda sadar diri dalam situasi
sosial sehari-hari? Apakah Anda menghindari bertemu orang baru karena takut atau cemas? Jika
Anda telah merasakan hal ini setidaknya selama 6 bulan dan perasaan ini membuat Anda sulit
melakukan tugas sehari-hari—seperti berbicara dengan orang di tempat kerja atau sekolah—
Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan sosial. Social Anxiety Disorder atau gangguan
kecemasan sosial adalah rasa takut dan cemas diberi penilaian buruk, dianggap remeh, atau
bahkan tidak diterima dalam berbagai situasi sosial.

1.2 Rumusan Masalah


▫ Apa itu gangguan kecemasan sosial?
▫ Apa yang menyebabkan seorang manusia memiliki gangguan kecemasan sosial?
▫ Apa gejala yang dapat muncul pada orang yang memiliki gangguan kecemasan sosial?
▫ Bagaimana cara mencegah gangguan kecemasan sosial?
▫ Bagaimana cara menangani gangguan kecemasan sosial?
▫ Respon apa yang harus kita berikan terhadap orang yang memiliki gangguan kecemasan
sosial?

1.3 Tujuan Penelitian


▫ Dapat mengetahui pentingnya gangguan mental dan cara menjaganya.
▫ Dapat mengetahui langkah awal untuk terhindar dari masalah kesehatan mental di usia
remaja.

1.4 Manfaat Penelitian


▫ Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai kesehatan mental dan
gangguan mental.
▫ Dapat lebih paham dan waspada akan adanya gejala gangguan mental.
BAB 2

PEMBAHASAN

 
2.1 Definisi 
           Apa itu gangguang kecemasan sosial? Gangguan kecemasan sosial adalah keadaan
dimana seseorang merasa takut diberi penilaian buruk, dipermalukan didepan umum, dan bahkan
perasaan takut diremehkan. Gangguan kecemasan sosial muncul dari ketakutan terhadap situasi-
siatuasi sosial tertentu. Tidak jarang para pengidapnya merasa bahwa mereka selalu sendiri dan
akan selalu sendiri, juga pemikiran-pemikiran negatif yang berlebihan terhadap diri sendiri atau
orang lain yang mana hal itu menjadi alasan kenapa mereka menghindari publik umum. Dalam
bahasa Yunani gangguan kecemasan sosial juga disebut antropofobia yang berarti “takut pada
orang banyak”. 
Beberapa gangguan psikologis yang terkait dengan gangguan kecemasan sosial adalah
gangguan kecemasan berpisah (Separation Anxiety Disorder), gangguan kecemasan umum
(Generelized Anxiety Disorder), serangan panik (Panic Disorder), dan takut keramaian
(Agorafobia).

2.1.1 Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Disorder)


Gangguan kecemasan berpisah umumnya terjadi pada usia anak-anak. Biasanya seorang
anak mengalami ketkutan atau kecemasan berlebuh Ketika ia berpisah dari orang tuanya.
Seorang anak mengalami kecemasan berlebih sehingga membuatnya menangis secara histeris
Ketika tidak melihat orang tuanya.. seorang anak yang mengalami hal ini ini tidak bisa
melakukan apapun selain dari berpikir negative dan memiliki rasa takut.
Gangguan kecemasan berpisah merupakan suatu kondisi serius. Hal ini dapaat
mempengaruhi kualitas hidup anak Ketika ia akan beranjak dewasa. Jika ia terus mengalami
kecemasan berlebih Ketika ia berpisah dari orang tuanya maka, anak itupun akan enggan untuk
pergi ke sekolah atau tempat-tempat lain. Contohnya Ketika seorang anak beranjak dewasa dan
akan pergi merantau akan sulit baginya untuk berpisah dari orang tuanya, yang akan ada dalam
pemikirannya hanyalah pikiran negative mengenai suatu hal buruk yang akan terjadi pada dirinya
dan orang tuanya Ketika terpisahkan.
Beberapa factor penyebab kecemasan berpisah adalah memiliki ornag tua yang protektif
dan tidak membiarkan anaknya hidup mandiri, perubahan lingkungan sekitar (pindah ke tempat
yang baru), dan keadaan keluarga ( ornag tua bercerai, orang tua bertengkar, dll)
2.1.2 Gangguan Kecemasan Umum
Gangguan kecemasan umum terjadi pada semua usia. Namun gangguan ini biasanya
dimulai pada usia muda atau remaja. Gejala yang sering dijumpai adalah khawatir akan nilai
jelek. Menurut analisa, hal tersebut terjadi karena tuntutan kehidupan yang mereka dapatkan, dan
juga cara mereka menghadapi dan menanganinya. Banyak dari mereka yang tidak mampu
menghadapi tuntutan tersebut, sehingga mereka merasakan dampaknya yaitu gangguan
kecemasan tersebut.
2.1.3 Serangan Panik (Panic Disorder)
Sama seperti gangguan kecemasan lainnya, serangan panik merupakan gangguan
kecemasan berlebihan yang terjadi secara tiba-tiba. Pada beberapa kondisi, para penderita
bahkan tidak mengetahui alasan mereka mengalami serangan panik. Gangguan ini dapat terjadi
berulang kali dan hal ini kebih sering terjadi pada Wanita dibandingkan dengan laki-laki.
Serangan panik biasanya terjadi selama beberapa menit hingga setengah jam, ditandai dengan
detak jantung yang bertambah cepat, nafas pendek, pusing, tegang otot, dan gemetar.

2.1.4 Takut Keramaian (Agorofobia)


Takut keramaian bisa terjadi pada anak-anak. Biasanya terjadi setelah beberapa kali
mengalami serangan panik. Takut keramaian terjadi pada kondisi tertentu. Contohnya, Penderita
merasakan takut berlebihan akan hal yang akan datang, misalnya takut kecelakaan saat
mengendarai kendaraan, takut akan menjadi korban criminal, dan tertular akan penyakit tertentu.
 
            Berdasarkan International Health Metrics and Evaluation (IHME) mengestimasi bahwa
pada 2016 lebih dari 1,1 miliar penduduk didunia mengalami penyakit ganguan mental dengan
Greenland sebagai negara terbanyak (22,14% dari jumlah populasi 12.440 jiwa) yang mengalami
gangguan mental. Prevalensi tertinggi penyakit gangguan mental adalah gangguan kecemasan
sosial. Meskipun terlihat sepele namun gangguan kecemasan sosial juga dapat menyebabkan
kematian.

Gambar 1.1

             Berdasarkan data National Comorbidity Survei Replication di U.S pada 2001-2003 yang
menyatakan bahwa 9.1% dari 10% remaja usia 18-29 tahun rentan  mengalami gangguan
kecemasan sosial dan 8.0% dari 10% penderitanya adalah Wanita.
Gambar 2.1

2.2 Penyebab Terjadinya Gangguan Kecemasan

 
Gangguan kecemasan sosial merupakan jenis gangguan kecemasan umum. Orang
yang mengalami gangguan kecemasan sosial merasa bahwa kecemasan itu berada di luar
kendali mereka. Hal ini juga membuat mereka sulit untuk memaksimalkan penggalian
potensi diri mereka. Gangguan kecemasan sosial sangat mempengaruhi pikiran sang
penderita. Membuat mereka sangat takut akan dunia luar, memilih untuk menyendiri,
bersembunyi saat berada di khalayak ramai, takut akan penilaian buruk orang lain terhadap
diri mereka. Orang dengan gangguan kecemasan sosial mungkin takut dan khawatir dalam
situasi sosial berminggu-minggu sebelum itu terjadi. Perasaan tersebut membawa mereka
untuk lebih memilih menghindari pristiwa atau situasi sosial daripada merasakan malu saat
berada pada situasi tersebut. 
 Gangguan kecemasan sosial biasanya dimulai pada akhir masa kanak-kanak dan
mungkin menyerupai rasa malu yang ekstrim atau menghindari situasi atau interaksi sosial.
Ini terjadi lebih sering pada wanita daripada pria, dan perbedaan jenis kelamin ini lebih
terlihat pada remaja dan dewasa muda. Hal ini mendukung faktor faktor penyebab terjadinya
ganggua kecemasan sosial. Hingga kini belum ada yang secara pasti berhasil menjelaskan
penyebab digangguan kecemasan. Namun, secara umum ada beberapa faktor yang sangat
berpengaruh dalam peningkatan risiko gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Berikut
merupakan faktor-faktor terjadinya gangguan kecemasan:
       
1. Genetik 
           Para peneliti mencari gen-gen tertentu yang berperan dalam kecemasan dan ketakutan.
Gangguan kecemasan sosial menurun dalam keluarga. Peneliti menyatakan bahwa gangguan
kecemasan tidak ada hubungannya dengan pengaruh genetik. Namun, fakta menyatakan bahwa
tingkat resiko yang didapatkan dari faktor keturunan mencapai sekitar 30-40%. Artinya, sekitar
sepertiga orang yang mengidap gangguan ini berasal dari genetika.  
      2.  Biokimia  
           Peneliti mengeksplorasi ide bahwa bahan kimia alami dalam tubuh mungkin memainkan
peran dalam gangguan kecemasan sosial. Misalnya, ketidakseimbangan dalam serotonin otak
bisa menjadi faktor penyebab. Serotonin, merupakan neurotransmitter yang membantu mengatur
suasana hati dan emosi. Orang dengan gangguan kecemasan sosial dapat sangat sensitif terhadap
efek serotonin. 
        3.  Respons Takut 
             Beberapa penelitian menunjukkan bahwa struktur dalam otak yang disebut amigdala
mungkin memainkan peran dalam mengendalikan respons takut. Orang yang memiliki amigdala
yang terlalu aktif mungkin memiliki respons takut yang tinggi, menyebabkan peningkatan
kecemasan dalam lingkungan sosial. 
 
4. Peristiwa Masa Lalu 
Peristiwa masa lalu dapat memicu terjadinya gangguan kecemasan sosial.. Penderita
mungkin pernah merasakan peristiwa yang memalukan dan menyedihkan yang membuat
penderita merasa traumatis bahkan terkucilkan yang mengganggu pikiran mereka terlebih jika 
disaksikan oleh banyak orang. 
 
5. Lingkungan  
Fobia sosial juga bisa terjadi karena pola asuh orang tua yang salah. Ketika orang tua
menanamkan rasa khawatir dalam dirinya dan terlalu mengontrol serta selalu protektif terhadap
anak, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab munculnya gangguan kecemasan
sosial. Contoh lain adalah perundungan, ketika penderita dibully didepan banyak orang,
penderita akan merasa dikucilkan atau sendiri dan seperti tidak memiliki harapan akan masa
depan. 
 
6. Imitasi 
Imitasi merupakan teknik pengembangan tingkah laku individu dengan meniru dari apa
yang ditafsirkannya melalui observasi terhadap suatu model yang menjadi objek observasinya.

2.3 Gejala Terjadinya Gangguan Kecemasan


 
Penderita Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder) biasanya menunjukkan
beberapa gejala fisik yang menjadi suatu hambatan penderita dalam menjalankan aktivitasnnya.
Gejala ini mempengaruhi kepercayaan diri, hubungan dengan orang lain, kehidupan sekolah, dan
pekerjaan. 
Gejala dan ciri-ciri dari Gangguan kecemasan sosial yang bisa dikenali secara fisik dan mental
seperti: 
1. Wajah memerah berlebihan dibagian pipi, telinga, dan hidung disertai dengan
perasaan gelisah dan menggebu-gebu. 
2. Keringat berlebihan pada ketiak, tangan, dan kaki yang dapat membuat penderita
merasa risih ketika hendak berjabat tangan. 
3. Gemetar atau biasanya dikenal dengan kata tremor pada tangan dan kaki. 
4. Jantung berdebar akan membawa seseorang menjadi tremor atau gemetar. 
5. Mual yang dapat menyebabkan seseorang muntah akibat rasa cemas yang
berlebihan 
6. Pusing dan sakit kepala ringan. 
7. Otot menjadi tegang karena tidak siap menghadapi suatu situasi disertai dengan
perasaan cemas berlebih. 
8. Khawatir beraktivitas sehari- hari, rasa khawatir ini melebihi sekedar rasa malu,
baik itu Ketika bertemu orang asing secara tatap muka, memulai percakapn, berbicara
di telepon, bekerja, atau berbelanja pada saat keluar rumah. 
9. Menghindari kegiatan sosial contohnya seperti tidak ingin berkumpul dengan
banyak orang dan lebih memilih untuk menyendiri. 
10. Khawatir dalam berbuat sesuatu karena penderita berpikir bahwa saat melakukan
sesuatu dapat berdampak memalukan. 
11. Merasa seperti diawasi ketika berada di khalayak ramai. 
12. Menghindari kontak mata. Penderita merasa memiliki harga diri yang rendah
sehingga tidak pantas untuk berkontak mata apalagi dengan orang asing. 
13. Tidak ingin menjadi pusat perhatian ketika berada di khalayak ramai. Penderita
akan cenderung untuk bersembunyi di belakang untuk menghindari perhatian dan rasa
malu. 
14. Tidak mau pergi ke sekolah. Gangguan kecemasan sosial juga dapat terjadi pada
anak-anak dan remaja, mereka merasa tertekan ketika berbicara di depan kelas,
berbicara dengan orang dewasa, saat mengikuti tes, saat mengikuti les, dan lain-lain. 
15. Merasa selalu membutuhkan teman ketika akan pergi kemanapun, karena
penderita tidak bisa sendirian saat ada di khalayak ramai. 
16. Memiliki masalah Kesehatan mental lainnya seperti depresi, gangguan panik,
kecemasan umum, dan yang lainnya. 
17. Stress ketika bertemu dengan orang baru. 
18. Muncul perubahan perilaku ketika berada dalam khalayak ramai dan saat bertemu
orang baru. 
19. Mengalami serangan panik tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini dapat terjadi
ketika penderita memiliki banyak pikiran di tengah khalayak ramai. 
20. Bersikap hipersesitivitas yang menghasilkan rasa takut terhadap orang lain yang
akan membuat penilaian secara langsung dan tidak langsung. 
Ciri-ciri dan geajala diatas ini mungkin dianggap sama dengan perilaku antisosial
atau ansos. Namun, kenalilah gejala-gejala tersebut selain menmbah wawasan juga dapat
membantu ketika sedang mengalami gejala dan ciri-ciri yang sama. 
2.4 Dampak Terjadinya Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan kecemasan sosial bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan. Jika
gangguan psikologi disepelekan maka akan menimbulkan dampak dalam jangka Panjang.
Fungsi otak, produktivitas seseorang dan kemampuan sosialisasinya akan menurun.
Bahkan keluarga, teman dan lingkungan sekitarnya akan terganggu. Berbahaya bagi
seorang dengan gangguan psikologi jika terus diabaikan. Mereka bisa saja mnunjukkan
gejala yang akut.
Oleh karena itu penderita gangguan kecemasan sosial juga memerlukan perhatian
khusus. Mereka tidak bisa dibiarkan sendiri. Dampak buruk yang akan terjadi jika
gangguan kecemasan dibiarkan mengganggu seseorang tanpa adanya pengobatan atau
terapi adalah mengalami depresi.
Depresi adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan
dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan dengan senang
hati. Seseorang dengan depresi akan semakin sulit untuk disembuhkan. Mereka harus
menjalani pengobatan khusus, minum obat anti depresan, dan bahkan menjalani terapi
khusus. Akan mudah bagi mereka untuk melakukan sesuatu yang berbahaya demi
menghilangkan rasa sakit pikiran, psikis, dan mental mereka, contohnya melukai diri
sendiri menggunakan benda tajam. Bahkan Ketika merasa tidak mampu mengendalikan
pikirannya seseorang bisa mengakhiri hidupnya sendiri.

2.5 Cara Mencegah Terjadinya Gangguan Kecemasan Sosial


Jika mengalami gejala-gejala yang menunjukkan pengidapan gangguan kecemasan
sosial, seperti ketakutan kepada orang lain tanpa alasan yang jelas, sebaiknya lakukanlah
upaya pencegahan. Karena lebih baik untuk mencegah daripada mengobati. Beberapa
upaya pencegahan terjadinya gangguan kecemasan sosial adalah sebagai berikut:
2.5.1. Pahami dan pelajarilah mengenai gangguan kecemasan lebih dalam.
2.5.2. Ubahlah kepercayaan yang realistis dengan yang rasional.
2.5.3. Jangan terlalu berpikir tentang pendapat orang lain atau yang biasa disebut
overthinking.
2.5.4. Cobalah membiasakan diri untuk melakukan hal yang biasanya dihindari.
Untuk lebih jelas cobalah untuk pergi konsultasi dengan pihak yang lebih ahli
(psikiater, psikolog) dan sebaiknya menghindari diagnose pribadi karena hal
tersebut hanya akan menambah kecemasan.

2.6 Cara Menangani Terjadinya Gangguan Kecemasan Sosial


Jika sudah terjadi, gangguan kecemasan sosial bisa diatangani secara pribadi namun, jika
gangguan kecemasan sosial telah sangat mengganggu diri sendiri dan lingkungan sekitar maka
wajib untuk memeriksa ke pihak yang lebih ahli dalam bidang psikologi.
Berikut cara-cara mengangani ganggua kecemasan sosisal:
2.6.1 Pengobatan Medis. Beberapa contoh obat medis yang diberikan dokter kepada
penderita adalah obat anti depresan dan obat anti cemas.
2.6.2 Terapkan kehidupan sehat, seperti tidak mengonsumsi kafein dan bahan-bahan
kimia berbahaya yang dapat memacu hormon tidak bekerja dengan stabil.
2.6.2 Melakukan terapi kognitif.

2.7 Cara Merespons dengan Penderita Gangguan Kecemasan Sosial


Orang dengan gangguan kecemasan sosial memerlukan perhatian khusus.
Jika anda bertemu dengan orang yang menderita hal tersebut, jangan mengucilkan
atau menghakimi mereka, melainkan bergaulah dengan mereka, karena mereka special
dan memerlukan perhatian lebuh dari kita.

Anda mungkin juga menyukai