La Grace dan Lopez (1998) mengungkapkan kecemasan sosial adalah ketakutan yang menetap terhadap
situasi sosial dan menghadapi evaluasi dari orang lain, diamati, takut dipermalukan dan dihina. Menurut
Sternberg (dalam Swasti dan Martani, 2013) kecemasan sosial meningkat menjadi gangguan bila;
pertama, tingkat kecemasan yang dialami semakin irasional dan mengganggu efektivitas kegiatan
seharihari, kedua, justifikasi terhadap kecemasan berlebihan, misalnya individu merasakan tingkat
kecemasan tinggi tanpa stimulus pemicu, dan ketiga, konsekuensi dari kecemasan tersebut membawa
dampak negatif menyeluruh dalam hidup individu. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kecemasan sosial merupakan suatu keadaan dimana adanya ketakutan ataupun kekhawatiran yang
berlebihan terhadap situasi sosial sehingga membuat individu tersebut merasa cemas pada situasi sosial
karena khawatir akan mendapat penilaian negatif dari orang lain yang membuat individu tersebut
cenderung menghindari kegiatan sosial.
Indikator
Indikator sosial anxiety (kecemasan sosial) dapat mencakup berbagai gejala yang dialami
seseorang ketika mereka berada dalam situasi sosial. Beberapa indikator sosial anxiety yang
umum meliputi:
1. Kegugupan yang berlebihan:
Orang dengan gangguan kecemasan sosial sering mengalami kegugupan tingkat tinggi
sebelum, selama dan setelah berinteraksi dengan orang lain atau dalam situasi sosial.
Kegugupan ini bisa disertai dengan gejala fisik seperti takikardia, tremor, berkeringat
atau mual.
Penting untuk diingat bahwa gejala kecemasan sosial dapat bervariasi derajatnya untuk
setiap orang. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda-tanda
gangguan kecemasan sosial yang signifikan dan mengkhawatirkan, Anda disarankan
untuk mencari bantuan profesional, seperti profesional psikologi atau psikiater, untuk
evaluasi dan perawat
Teori
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan kecemasan sosial. Berikut adalah dua teori
yang biasa digunakan untuk memahami kecemasan sosial:
1. Teori kognitif:
Teori ini berfokus pada cara individu dengan kecemasan sosial berpikir dan menilai.
Menurut teori ini, orang dengan kecemasan sosial cenderung memandang dan
menginterpretasikan diri mereka sendiri, orang lain, dan situasi sosial secara negatif.
Mereka mungkin merasa tidak kompeten atau tidak menarik, dan dinilai negatif oleh
orang lain. Penilaian ini kemudian memicu rasa takut dan perilaku menghindar. Terapi
perilaku kognitif seperti B. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) sering digunakan untuk
mengatasi kecemasan sosial dengan mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak
sehat.
Perlu diingat bahwa kecemasan sosial merupakan kondisi yang kompleks dan dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikologis. Pengobatan gangguan
kecemasan sosial sering kali menggunakan kombinasi berbagai teori dan pendekatan
terapeutik untuk memahami dan mengelola gejala individu tersebut.