Anda di halaman 1dari 23

LITERATURE REVIEW: PENGARUH RADIASI SINAR

GADGET PADA INDERA PENGLIHATAN

Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Islam


1

Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jl. Ahmad Yani No. 117, Jemur Wonosari, Kec.
Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur, 60237

ABSTRAK
Tidak dapat terelakkan lagi bahwa kehadiran gadget dalam kehidupan individu di
abad modern ini membawa manfaat yang luar biasa. Tidak asing lagi bila saat ini
banyak individu yang menghabiskan waktu untuk bermain gadget guna
memperoleh informasi atau hanya mencari hiburan semata. Di samping membawa
manfaat atau dampak positif yang luar biasa, gadget juga dapat membawa dampak
negatif bagi kehidupan. Dampak negatif ini berpengaruh terhadap kesehatan
terutama kesehatan mata yang disebabkan oleh radiasi sinar yang dipancarkan
oleh gadget. Oleh sebab itu, kami memilih judul “Pengaruh Radiasi Sinar Gadget
pada Indera Penglihatan” dengan tujuan untuk menelaah dan memaparkan
informasi mengenai pengaruh radiasi sinar gadget pada indera penglihatan yang
diharapkan dapat memberikan pemahaman serta wawasan yang lebih luas
mengenai hal tersebut. Metode dalam penelitian ini menggunakan sistematika
literature review yang dihimpun dari beragam jurnal pada Google Scholar dan
PubMed. Dimana diperoleh hasil bahwa pengaruh radiasi sinar gadget pada indera
penglihatan sangatlah beragam. Mulai dari gangguan refraksi mata jenis miopia,
mata kering, nomophobia, dan lain-lain. Oleh sebab itu, setiap individu hendaknya
juga mengetahui serta memahami mengenai dampak negatif dari radiasi sinar
gadget agar dapat meminimalisir dampak buruk yang sewaktu-waktu dapat
terjadi.
Kata Kunci: Radiasi Gadget, Mata.

ABSTRACT
It is undeniable that the presence of gadgets in the lives of individuals in this
modern age brings tremendous benefits. It is no stranger that nowadays many
individuals spend their time playing gadgets to obtain information or just looking
for entertainment. In addition to bringing extraordinary benefits or positive
impacts, gadgets can also have a negative impact on life. This negative impact
affects health, especially eye health caused by radiation emitted by gadgets.
Therefore, we chose the title "The Effect of Gadget Ray Radiation on the Sense of
Sight" with the aim of studying and presenting information about the effect of
gadget light radiation on the sense of sight which is expected to provide a broader
understanding and insight regarding this matter. The method in this study uses a
systematic literature review compiled from various journals at Google Scholar
and PubMed. Where the results obtained are that the influence of gadget light
radiation on the sense of sight is very diverse. Starting from eye refraction
disorders, myopia, dry eyes, nomophobia, and others. Therefore, each individual
should also know and understand the negative effects of gadget radiation in order
to minimize the negative impacts that can occur at any time.

Keywords: Gadget Radiation, Eyes.


PENDAHULUAN
Di abad modern ini, mayoritas individu tidak dapat terasingkan dari alat
komunikasi dalam daily life-nya (Satria & Kusaimah, 2021). Sementara itu,
seiring dengan berkembangnya zaman yang kian pesat, alat komunikasi juga turut
mengalami perkembangan yang tak kalah pesatnya. Pada mulanya, alat
komunikasi hanya dimanfaatkan untuk berkomunikasi semata. Namun, saat ini
alat komunikasi tersebut dapat dimanfaatkan pula untuk kepentingan lain seperti
halnya mengakses internet, membaca e-book, berbelanja di online shop, transfer
uang, bermain games, dan sebagainya.
Alat komunikasi yang mempunyai fitur mengagumkan semacam itu
sangatlah beragam, mulai dari smartphone, tab, laptop, hingga komputer yang
lazimnya dikenal sebagai gadget. Osa Kurniawan (2011) mengungkapkan bahwa
gadget merupakan suatu perangkat mekanik dengan ukuran kecil atau suatu alat
yang memukau karena dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru dimana
perangkat tersebut akan menciptakan banyak kesenangan baru bagi individu yang
menggunakannya (Hendrik et al., 2021).
Tidak dapat terelakkan lagi bahwa kehadiran gadget dalam kehidupan
individu membawa manfaat yang luar biasa (Satria & Kusaimah, 2021). Dengan
hadirnya gadget, dunia seakan-akan tidak mempunyai batas antara ruang dan
waktu. Segala hal dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tidak asing lagi
bila saat ini banyak individu yang menghabiskan waktu untuk bermain gadget
guna memperoleh informasi atau hanya mencari hiburan semata (Ningrum &
Nashriyah, 2019). Meningkatnya penggunaan gadget di tengah masyarakat luas
menjadi salah satu tanda bahwa perkembangan IPTEK telah mengalami kemajuan
yang hebat.
Hal tersebut dibuktikan oleh data dari GSMA Intelligenc dimana koneksi
seluler yang terdeteksi di Indonesia pada permulaan tahun 2022 berjumlah 370,1
juta (GSMA, 2022). Angka yang fantastis tersebut tentunya mempunyai jumlah
yang lebih tinggi dari keseluruhan penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar
277,7 juta di bulan Januari tahun ini. Data yang diperoleh dari GSMA Intelligence
tersebut berarti bahwa perangkat seluler yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia sebanding dengan 133,3% dari keseluruhan populasi pada bulan Januari
tahun ini.
Berangkat dari data di atas, dapat dilihat bahwa peminat gadget di
kalangan penduduk Indonesia sangat tinggi. Peminat gadget saat ini bukan hanya
berasal dari kalangan remaja dan dewasa saja, tetapi juga telah meluas di kalangan
kanak-kanak bahkan balita (Puji Asmaul Chusna, 2017). Karenanya, di samping
membawa manfaat atau dampak positif yang luar biasa, gadget juga dapat
membawa dampak negatif bagi kehidupan. Dampak negatif ini berpengaruh
terhadap kesehatan terutama kesehatan mata yang disebabkan oleh radiasi sinar
yang dipancarkan oleh gadget.
Mata merupakan suatu indera penglihatan yang mempunyai fungsi untuk
membelokkan cahaya yang masuk pada retina sehingga dapat diolah oleh otak
guna membentuk suatu ilustrasi (Herryawan et al., 2021). Sebelum mencapai otak,
cahaya terlebih dahulu melalui beberapa bagian mata seperti halnya kornea,
aqueous humour, iris, pupil, lensa, vitreous humour, dan retina. Oleh sebab itu,
dampak radiasi sinar gadget pada indera penglihatan sangatlah berbahaya. Hal
tersebut dikarenakan pancaran cahaya gadget dapat menimbulkan radiasi yang
membahayakan bahkan merusak saraf mata (Mardiana et al., 2019).
Melihat dampak positif dan dampak negatif yang telah dipaparkan di atas,
maka diperlukan adanya pemahaman dan wawasan yang baik bagi setiap individu
mengenai beragam dampak yang ditimbulkan dari pancaran radiasi sinar gadget
bila digunakan dalam rentang waktu yang cukup lama. Selain itu, sosialisasi,
kesiapan, dan pengawasan khususnya dari orang tua terhadap anaknya juga
menjadi salah satu hal yang krusial agar gadget dapat dimanfaatkan dengan lebih
efektif sesuai dengan waktu penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu, kami memilih
judul “Pengaruh Radiasi Sinar Gadget pada Indera Penglihatan” dengan
tujuan untuk menelaah dan memaparkan informasi mengenai pengaruh radiasi
sinar gadget pada indera penglihatan yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman serta wawasan yang lebih luas mengenai hal tersebut.
METODE
Metode dalam penelitian ini menggunakan sistematika literature review
yang dilakukan dengan terstruktur guna menghimpun, menggabungkan, serta
memaparkan penemuan-penemuan yang diperoleh dari berbagai studi penelitian
dengan topik yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Setelah itu,
melakukan penelusuran melalui kata kunci “radiasi gadget” dan “mata” pada
database Google Scholar. Selain itu, penelesuruan juga dilakukan pada database
Public/Publisher MEDLINE atau PubMed melalui keyword “gadget radiation”
dan “eyes”. Pada database Google Scholar ditemukan sejumlah 23 Jurnal,
sementara pada database PubMed sejumlah 2 jurnal. Hasil screening berjumlah 25
jurnal dengan 6 jurnal yang dijadikan sebagai inklusi studi pada penelitian ini.

I
Penelusuran melalui kata kunci
D
atau keyword pada tanggal 1 Juli
E
2022 pada database Google
N
Scholar dan PubMed.
T
I
F
I Hasil
K
A  Google Scholar:23
S  PubMed: 2
I
S Screening:
C
Terdapat 25 jurnal yang sesuai
R dengan kriteria sampel.
E
E
N CASP: Studi yang ditemukan 6

I
N Inklusi studi pada penelitian ini
berjumlah 6 studi/jurnal.
G
HASIL
Judul, Penulis,
Tujuan Metode Sampel Hasil
dan Tahun
Judul: Penelitian ini Metode yang Teknik Mayoritas
Hubungan bertujuan digunakan pengambilan pemakaian
Penggunaan untuk ialah metode sampel pada gadget pada
Gadget dengan menganalisis penelitian penelitian ini kategori tinggi
Penurunan korelasi kuantitatif menggunaka berjumlah 23
Ketajaman antara dengan n purposive responden atau
Penglihatan pemakaian rancangan sampling 69,7%.
pada Anak Usia gadget studi technique.
Sekolah di dengan deskriptif Mayoritas
Poliklinik Mata gangguan korelasional Sampel pada gangguan
RSI Sunan penglihatan analitik penelitian ini penglihatan
Kudus pada kanak- dengan berjumlah 33 pada
kanak usia rentang responden kelompok
Penulis: sekolah di waktu yang (pasien anak) miopia
Tutik Emi poliklinik bersifat yang berjumlah 26
Tafiyah, Sri mata RSI cross- berkunjung responden atau
Hartini, dan Sunan Kudus. sectinal. ke Poliklinik 78.8%.
Biyanti Dwi RSI Sunan
Winarsih Kudus pada Terdapat
bulan korelasi antara
Tahun: 2021 pertama di Tingkat
tahun 2020. pemakaian
gadget
dengan
gangguan
penglihatan
pada kanak-
kanak usia
sekolah di RSI
Sunan Kudus
dengan p-
value senilai
0.008 dan OR
= 10.500
(Tafiyah et al.,
2021).
Judul: Penelitian ini Metode yang Sampel pada Mayoritas
Effects of RF mempunyai digunakan penelitian ini pengguna
Radiation tujuan untuk ialah metode berjumlah 68 ponsel
Emitted from mengetahui penelitian sukarelawan menggunakan
Cellphones on pengaruh kuantitatif usia dewasa ponsel yang
Human Eye radiasi RF dengan yang dipilih bersentuhan
Function yang instrumen secara acak dengan sisi
(Vision dipancarkan pengumpulan dengan kanan kepala,
Acuity/Refracti oleh ponsel data rentang usia hal tesebut
on) pada fungsi menggunaka berkisar berarti bahwa
mata manusia n kuisioner antara 18-25 sisi kanan
Penulis: meliputi yang berisi tahun dan lebih terbuka
Siddig Tawer ketajaman beberapa tidak saat
Kafi, penglihatan pertanyaan mempunyai menelepon
Abdalfattah atau refraksi. yang keluhan daripada sisi
Mohammed dikombinasik riwayat kiri.
Ahmed, Bashir an dengan tes penyakit
Algaily Ismail, penglihatan mata dimana Ditemukan
Enas Ali Nayel, dan refraksi ponsel yang penglihatan
Asma Rashied yang digunakan normal untuk
Awad dan diterapkan. selama kedua mata
Esraa Alzobair penelitian berjumlah
Alhassan bertipe 3G 80%,
dengan durasi sementara
Tahun: 2015 panggilan yang
minimal per mengeluhkan
hari berkisar kelainan
dari satu ketajaman
menit hingga penglihatan
satu jam untuk kedua
untuk mata hanya
sukarelawan berjumlah
yang dipilih. 11,7%.

Sekitar 90%
pengguna
ponsel
menunjukkan
cacat pada tes
refraksi kedua
mata, dan
yang
mengeluh
cacat pada
satu mata
hanya
berjumlah 3%,
sedangkan
sisanya
menunjukkan
refraksi
normal.
Hasil tersebut
berarti bahwa
paparan mata
yang lebih
dekat pada sisi
ponsel dapat
menyebabkan
peningkatan
suhu jaringan
mata, tetapi
sebagian dari
energi panas
tersebut akan
mencapai
kedua mata
melalui
mekanisme
perpindahan
panas dan
mengakibatka
n kenaikan
suhu (Siddig
Tawer Kafi et
al., 2015).
Judul: Penelitian ini Metode yang Sampel pada Hasil
Fitur Eye mempunyai digunakan penelitian ini penelitian
Protection pada tujuan untuk ialah metode dilakukan menggambark
Layar mengetahui penelitian secara acak an bahwa
Smartphone fitur eye eksperimenta yang terdapat
Dapat protection l semu berlokasi di perbedaan
Mengurangi pada layar dengan SMP Negeri yang
Kelelahan Mata smartphone rancangan 1 Seririt, signifikan
dan dapat randomize Desa Seririt, terhadap
Memperpanjan meminimalisi pre and post Kecamatan kelelahan mata
g Durasi r kelelahan test design. Seririt, senilai 67,81
Penggunaan mata atau Kabupaten % ( dengan
pada Siswa tidak, serta Buleleng- nilai p < 0,05)
SMP Negeri 1 untuk Bali dan serta durasi
Seririt mengetahui diambil pemakaian
fitur eye sejumlah 26 smartphone
Penulis: protection siswa. senilai 56,30%
Ida Ayu Indah pada layar (dengan nilai p
Udiantari, smartphone < 0,05) antara
Desak Made dapat layar
Citrawathi, dan meningkatkan smartphone
I Wayan Sukra n durasi yang tidak
Warpala pemakaian mengaplikasik
atau tidak. an fitur eye
Tahun: 2018 protection
dengan yang
mengaplikasik
an fitur eye
protection.

Dapat diambil
kesimpulan
bahwa
pengaplikasian
fitur eye
protection
pada layar
smartphone
dapat
meminimalisir
kelelahan mata
serta
meningkatkan
durasi
pemakaian
(Udiantari et
al., 2018).
Judul: Penelitian ini Metode yang Populasi pada Merujuk pada
Hubungan bertujuan digunakan penelitian ini hasil analisis
Penggunaan untuk ialah metode ialah segenap menggunakan
Smartphone mengetahui survei mahasiswa uji Chi Square
dengan Fungsi korelasi analitik Fakultas diperoleh nilai
Penglihatan antara lama dengan Kedokteran p = 0,033 yang
pada pemakaian rentang Universitas berarti bahwa
Mahasiswa smartphone waktu yang Sam terdapat
Fakultas dengan fungsi bersifat Ratulangi korelasi antara
Kedokteran penglihatan, cross- angkatan lama
Universitas serta untuk sectional. 2016 yang pemakaian
Sam Ratulangi mengetahui mempunyai smartphone
Manado korelasi smartphone. dengan fungsi
Angkatan 2016 antara penglihatan.
intensitas Sampel pada
Penulis: pemakaian penelitian ini Selain itu,
Christo F. N. smartphone berjumlah 50 tidak
Bawelle, dengan fungsi responden ditemukan
Fransiska penglihatan dengan korelasi secara
Lintong, dan yang persentase statistik antara
Jimmy dilakukan 72% intensitas
Rumampuk pada perempuan pemakaian
mahasiswa dan 28% smartphone
Tahun: 2016 Fakultas laki-laki. dengan fungsi
Kedokteran penglihatan
Unsrat tahun dengan nilai p
angkatan = 0,786
2016. (Bawelle et
al., 2016).
Judul: Penelitian ini Metode yang Sampel Dari 46
A Research bertujuan digunakan dalam mahasiswa,
Report About untuk ialah metode penelitian ini terdapat 21
Effect of menganalisis penelitian berjumlah 46 mahasiswa
Display efek gadget observasional mahasiswa yang memakai
Gadgets on terhadap prospektif semester satu kacamata dan
Eyesight kualitas yang mana dan tiga 1 mahasiswa
Quality penglihatan data Departemen memakai lensa
(Computer yang juga dianalisis Pusat CSIT kontak, 19
Vision dikenal secara dari mahasiswa
Syndrome) of sebagai statistik Universitas miopia, dan 2
M.Sc.(CSIT) Computer dalam SPSS Tribhuvan mahasiswa
Students in Vision 20.0 dengan usia hiperopia.
Tribhuvan Syndrome. menggunaka rata-rata
University n uji-t 25,13 tahun Durasi rata-
Independent (dengan rata
Penulis: Student, uji standar penggunaan
Sudip Poudel Fisher, dan deviasi 1,50) komputer
metode yang harian per hari
Tahun: 2018 statistik mengacu adalah 4,96
deskriptif pada kalender jam (dengan
lainnya Ashad 2075. nilai σ =
menggunaka 2,347) dan
n Kobo penggunaan
Toolbox, ponsel harian
Microsoft (untuk
Excel. internet/video/
game) adalah
3,10 jam
(dengan nilai σ
=2,332).

Mayoritas
mahasiswa
sejumlah 87%
menyadari
dampak buruk
penggunaan
komputer
dalam waktu
lama terhadap
mata.

Rata-rata total
durasi
penggunaan
komputer
(oleh semua
mahasiswa)
adalah 8,72
tahun (dengan
nilai σ =
3,526) dan
rata-rata total
durasi
penggunaan
ponsel
Android/IOS
adalah 6,09
tahun (dengan
nilai σ =
1,736).

Sejumlah 37
atau 80,4%
mahasiswa
memiliki satu
atau lebih
gejala CVS,
sedangkan 9
atau 19,6%
mahasiswa
tidak memiliki
gejala apapun
sedangkan
gejala yang
paling
mengganggu
adalah
ketegangan
mata sejumlah
15,2% diikuti
oleh mata
lelah sejumlah
13,2%
(Poudel,
2018).
Judul: Penelitian ini Metode yang Sampel Nilai p value
Pengaruh bertujuan digunakan dalam antara korelasi
Kebiasaan untuk ialah metode penelitian ini silinder
Paparan Radiasi mengetahui analitik ditentukan dengan jarak
Blue Light pengaruh dari observasional dengan total indera
terhadap kebiasaan dengan sampling penglihatan
Kelainan pancaran rentang technique pada gadget
Refraksi Mata radiasi blue waktu yang dimana senilai 0,727.
pada light terhadap bersifat segenap
Mahasiswa kelainan cross- populasi Nilai p value
Fakultas refraksi mata sectional. (Mahasiswa antara korelasi
Kedokteran pada Program silinder
Universitas Mahasiswa Studi dengan posisi
Airlangga Fakultas Kedoktera, senilai 0,891.
Angkatan 2018 Kedokteran Fakultas
Universitas Kedokteran, Nilai p value
Penulis: Airlangga Universitas antara korelasi
Clevia Levana tahun Airlangga silinder
Herryawan, angkatan tahun dengan durasi
Indri Wahyuni, 2018. angkatan pemakaian
Pudji Lestari, 2018) yang gadget senilai
dan Nurwasis memenuhi 0,140.
syarat
Tahun: 2021 sebagai Korelasi
kriteria antara
inklusi akan gangguan
diambil mata jenis
sebagai miopi dengan
sampel. jarak mata
pada gadget
Sampel pada didapatkan p
penelitian ini value senilai
berjumlah 83 0,702.
responden
dengan Korelasi
persentase antara
62,7% gangguan
berjenis mata jenis
kelamin miopi dengan
perempuan; posisi
37,3% didapatkan p
berjenis value senilai
kelamin laki- 0,382
laki; 16,9%
dengan usia Korelasi
kurang dari antara
19 tahun; gangguan
51,8% mata jenis
dengan usia miopi dengan
19 tahun; durasi
22,9% didapatkan p
dengan usia value senilai
20 tahun; 0,552.
serta 8,4%
dengan usia Dapat diambil
di atas 20 kesimpulan
tahun. bahwa tidak
terdapat
korelasi yang
signifikan
antara
kebiasaan
pancaran
radiasi blue
light terhadap
kelainan
refraksi mata
pada
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Airlangga
tahun
angkatan 2018
(Herryawan et
al., 2021).

PEMBAHASAN

Dari sekian banyak jurnal atau referensi yang diperoleh mengenai


pengaruh radiasi gadget terhadap indera penglihatan, hasil analisa yang dapat
dibahas sangatlah beragam dikarenakan penggunaan gadget yang telah mendarah
daging di kalangan masyarakat abad 21 ini.
Peningkatan dalam penggunaan gadget di abad modern ini menimbulkan
kekhawatiran yang mendalam akan efek radiasi yang dipancarkan oleh gadget
terhadap kesehatan indera penglihatan (Patadungan et al., 2021). Dimana jika
ditinjau secara global, kanak-kanak dengan usia di bawah lima belas tahun
mengalami gangguan ketajaman refraksi serta mata kering yang berjumlah hampir
18,9 juta kanak-kanak. Berangkat dari hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh
Windy Patadungan dan beberapa rekannya diperoleh hasil bahwa ditemukan
pengaruh antara durasi atau rentang waktu pancaran cahaya smartphone terhadap
gangguan ketajaman mata dan mata kering pada siswa-siswi yang bersekolah di
SD Al-Irsyad Surakarta.
Penggunaan gadget yang melampaui batas berkesinambungan pula dengan
lamanya pancaran radiasi pada indera penglihatan dimana saat menggunakan
gadget dengan rentang waktu yang lama serta dengan jarak yang cukup dekat,
kegiatan tersebut dapat berakibat pada lelahnya mata sehingga menyebabkan mata
berair (Mardiana et al., 2019). Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Sri
Siska Mardiana dan beberapa rekannya diperoleh hasil bahwa tidak ditemukan
korelasi yang signifikan antara bermain gadget dengan nilai visus mata pada
kanak-kanak usia sekolah yang berlokasi di TPQ Mamba’ul Ulum Wedarijaksa
Pati pada tahun 2018.
Durasi atau rentang waktu pancaran sinar yang cukup lama dalam
menggunakan gadget dapat menimbulkan efek radiasi yang lebih kuat (Islami,
2022). Penggunaan gadget secara berturut-turut dalam rentang waktu yang lama
dengan rendahnya frekuensi mengedip juga dapat menimbulkan peningkatan
tekanan pada indera penglihatan dan struktur sarafnya sehingga mengalami
kelebihan penguapan hingga menjadi kering. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Habib Yola Pratama dan beberapa rekannya dimana hasil yang
diperoleh mengungkapkan bahwa sekresi air mata pada mahasiswa FK UMSU
tahun angkatan 2015 ditemukan perbedaan antara sebelum dengan setelah
penggunaan gadget (Pratama et al., 2021).
Peningkatan fitur serta beragam fungsi yang terdapat dalam gadget
khususnya smartphone juga dapat berakibat pada timbulnya efek negatif layaknya
nomophobia yang berdampak pada kelelahan mata (Saputra & Inayah, 2021).
Kelelahan mata terutama pada kornea serta retina disebabkan oleh radiasi blue
light yang salah satunya bersumber dari layar smartphone. Selain itu, kelelahan
mata ditimbulkan pula oleh titik fokus mata dalam rentang waktu yang cukup
lama terhadap objek yang kecil pada smartphone. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Firman Firdauz Saputra dan rekannya yaitu Zufra Inayah diperoleh
hasil bahwa durasi atau rentang waktu penggunaan smartphone, nomophobia,
penggunaan smartphone sebelum tidur, serta penggunaan smartphone di atas tiga
puluh kali dalam sehari mempunyai korelasi dengan gangguan kelelahan pada
indera penglihatan mahasiswa STIKES Insan Unggul Surabaya.
Dengan meningkatnya penggunaan gadget, timbullah pula unsafe action
atau tindakan tidak aman sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada
kanak-kanak usia sekolah dasar dalam menggunakan gadget yang berdampak
pada gangguan ketajaman refraksi (Milatun et al., 2018). Hal tersebut diakibatkan
oleh pancaran radiasi yang diterima oleh indera penglihatan yang juga disokong
oleh unsafe action tadi. Unsafe action ini mengacu pada posisi yang salah dan
jarak yang terlalu dekat serta rentang waktu dalam penggunaan gadget yang
berlebihan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Millatun Nadlifah dan
beberapa rekannya diperoleh hasil bahwa kanak-kanak yang berkacamata di SDN
Kapasari 8 Surabaya hampir semuanya menggunakan gadget dengan unsafe
action.
Lebih lanjut, gangguan pada indera penglihatan salah satunya ialah
miopia. Miopia menjadi gangguan refraksi yang mempunyai prevalensi tinggi
secara global dimana gangguan tersebut dapat dialami oleh kalangan remaja
(Siswoyo et al., 2022). Salah satu penyebab dari miopia tersebut yaitu habit yang
buruk saat menggunakan gadget. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Siswoyo dan beberapa rekannya diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi antara
unsafe action dalam menggunakan gadget dengan nilai visus di kalangan remaja
yang mengalami miopia.
Data yang diperoleh dari penelitian Jonathan dan beberapa rekannya pada
perancangan board game mengenai bahaya radiasi gadget terhadap anak juga
diperoleh hasil bahwa saat radiasi yang bersumber dari gadget menuju kepala,
individu dengan usia dewasa menyerap sekitar 25%, kanak-kanak dengan usia 12
tahun menyerap sekitar 50%, serta penyerapan yang paling tinggi dialami oleh
kanak-kanak dengan usia 5 tahun yaitu sekitar 75% (S. et al., 2015). Oleh sebab
itu, risiko dari pancaran radiasi ini mempunyai persentase yang lebih besar
terhadap amak yang telah “akrab” menggunakan gadget pada usia di bawah 16
tahun. Hal tersebut juga berkesinambungan dengan kerentanan untuk terpapar
radiasi dimana anak kecil mempunyai kerentanan yang lebih besar dibandingkan
individu usia dewasa (Haryanti, 2019).
Selain radiasi gadget dari kategori handphone atau smartphone, radiasi
juga dapat dipancarkan oleh blue light yang bersumber dari televisi (Toar et al.,
2013). Blue light sebenarnya masih terdapat dalam spektrum yang aman untuk
diterima oleh indera penglihatan, tetapi hal tersebut juga dapat berakibat pada
kerusakan indera penglihatan yang disebabkan oleh radikal bebas yang
dipancarkan oleh sinar tersebut. Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh
Eunike D. Toar dan dua rekannya, diperoleh hasil bahwa ternyata jarak serta
paparan blue light pada televisi tidak mempunyai korelasi yang signifikan
terhadap fungsi penglihatan pada anak-anak yang bersekolah di SD GMIM 20
Manado.
Selain berpengaruh pada indera penglihatan, pancaran radiasi yang
bersumber dari gadget yang berlebihan juga dapat menyebabkan over duration
sehingga memengaruhi kualitas tidur individu (Kharisna et al., 2021). Saat
kualitas tidur individu menjadi semakin rendah, maka hal tersebut dapat berakibat
pada prestasi belajar yang kian menurun dikarenakan penurunan konsentrasi
(Yulistanti et al., 2021). Gadget juga menimbulkan dampak negatif dalam wujud
penyakit layaknya kanker, tumbuhnya tumor pada otak, alzheimer, dan
sebagainya, dimana hal tersebut berpotensi terjadi dikarenakan radiasi yang
dipancarkan oleh gadget (Zuli Dwi, 2020).
Berangkat dari penjelasan di atas, setiap individu hendaknya juga
mengetahui serta memahami radiasi yang bersumber dari gadget dapat
diminimalisir dengan pengaplikasian tabir surya. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Ilham Royyan Nafi’ dan beberapa rekannya diperoleh
hasil bahwa tingkat pengetahuan, sikap, serta tindakan responden mempunyai
kualitas yang baik dalam pengaplikasian tabir surya di kala menggunakan gadget
guna meminimalisir pancaran radiasi blue light (Nafi’ et al., 2022). Selain itu,
diperlukannya andil orang tua dalam mengelola penggunaan gadget dan
memperhatikan kegiatan sang anak guna meminimalisir dampak buruk yang akan
menimpa kesehatannya (Fitriani et al., 2016).

KESIMPULAN
Berlandaskan pada hasil literature review dari dua puluh lima jurnal di
atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh radiasi sinar gadget pada indera
penglihatan sangatlah beragam. Mulai dari gangguan refraksi mata jenis miopia,
mata kering, nomophobia, dan lain-lain. Selain menyebabkan gangguan pada
indera penglihatan, radiasi gadget juga berpengaruh pada kualitas tidur individu
yang dapat dapat berakibat pada prestasi belajar yang kian menurun dikarenakan
penurunan konsentrasi. Dampak negatif dalam wujud penyakit layaknya kanker,
tumbuhnya tumor pada otak, alzheimer, dan sebagainya, juga berpotensi terjadi
dikarenakan radiasi yang dipancarkan oleh gadget.
Dengan dibuatnya literature review ini diharapkan para pembaca dapat
lebih aware terhadap kesehatan khususnya kesehatan indera penglihatan dimana
hal tersebut dapat diminalisir dengan pengelolaan penggunaan gadget serta
pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaplikasian tabir surya saat
menggunakan gadget. Selain itu, diperlukannya andil orang tua dalam mengelola
penggunaan gadget dan memperhatikan kegiatan sang anak guna meminimalisir
dampak buruk yang diakibatkan oleh radiasi sinar gadget pada indera penglihatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bawelle, C. F. N., Lintong, F., & Rumampuk, J. (2016). Hubungan Penggunaan
Smartphone dengan Fungsi Penglihatan pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Angkatan 2016. Jurnal E-
Biomedik, 4(2), 1–6. https://doi.org/10.35790/ebm.4.2.2016.14865

Fitriani, D. N., Kadarisman, A., & Melga, B. (2016). Perancangan Booklet


sebagai Media Informasi Pengaruh Gadget Terhadap Pemicu Kerusakan
Mata Anak. E-Proceeding of Art & Design, 3(3), 484–491.

GSMA. (2022). The Mobile Economy 2022. GSMA Assosciation, 1–48.


www.gsmaintelligence.com

Haryanti, D. (2019). Pola Asuh Orangtua dalam Pendampingan Penggunaan


Gawai Pada Anak Usia Dini di Era Revolusi 4 . 0. Noura, 3(1), 1–19.
https://lp2msasbabel.ac.id/jurnal/index.php/nou/article/view/1042

Hendrik, D. V. S., Putra, A. P., Sari, A. K., Putri, D. A., Hariady, F., Fadilah, F.,
Nur, R. A., Putri, S. M., Septianti, Mardiyana, S., & Hidayati, T. (2021).
Bahaya Radiasi Sinar Biru ( Blue Light ) pada Perkembangan Anak. Praxis:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 26–33.
http://pijarpemikiran.com/index.php/praxis/

Herryawan, C. L., Wahyuni, I., Lestari, P., & Nurwasis. (2021). Pengaruh
Kebiasaan Paparan Radiasi Blue Light terhadap Kelainan Refraksi Mata pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2018.
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 8(3), 8–18.
https://doi.org/10.53366/jimki.v8i3.257

Islami, H. (2022). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PAPARAN RADIASI


GAWAI TERHADAP KESEHATAN MATA PADA MAHASISWA ANGKATAN
2020 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA. 1–39.
http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/5163

Kharisna, D., Deswinda, Guna, S. D., Febtrina, R., & Hafiza, N. (2021). Kualitas
Tidur Siswa Selama Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19.
Jurnal Keprawatan BSI, 9(2), 205–210.
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

Mardiana, S. S., Hartinah, D., Faridah, U., & Prabowo, N. (2019). Hubungan
Antara Bermain Gadget dengan Ketajaman Nilai Visus Mata pada Anak Usia
Sekolah TPQ Mamba’ul Ulum Wedarijaksa Pati Tahun 2018. Proceeding of
The 10th University Research Colloquium 2019, 228–237.

Milatun, N., Ndriatie, & Novitasari, A. (2018). Gambaran Penggunaan Gadget


pada Anak Berkacamata di Sekolah Dasar. Jurnal Keperawatan, XI(2), 87–
91.

Nafi’, M. I. R., Pratama, I. N., Chairul, B. K., Kuntjoro, E. W. G., Fransiska, A.,
Paramita, A. P., Octavia, R. T., Cindravani, L. A., Izumi, A. C., Ramadhani,
A. D. S., & Priyandani, Y. (2022). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Mahasiswa dalam Pemakaian Tabir Surya saat Menggunakan Gawai selama
Pembelajaran Daring. Jurnal Farmasi Komunitas, 9(1), 25–31.
https://doi.org/10.20473/jfk.v9i1.24112

Ningrum, F. Y., & Nashriyah, N. (2019). Pengaruh Radiasi Sinar Biru Gadget
yang dapat Menimbulkan Terjadinya Degenerasi Makula (Macular
Degenaration) pada Usia Muda. Institut Ilmu Kesehatan Strada Kediri, 1–8.

Patadungan, W., Indrakila, S., & Kuntoyo, R. (2021). Pengaruh Lama Terpapar
Cahaya Smartphone terhadap Ketajaman Penglihatan dan Mata Kering pada
Siswa/i Sekolah Dasar Al-Irsyad Kota Surakarta. Smart Medical Journal,
4(3), 172–180. https://doi.org/10.13057/smj.v4i3.47926

Poudel, S. (2018). A Research Report About Effect of Display Gadgets on


Eyesight Quality (Computer Vision Syndrome ) of M . Sc .( CSIT ) Students
in Tribhuvan University. International Journal of Scientific and Engineering
Research (IJSER), 9(8), 1–9. https://doi.org/10.14299/ijser.2018.99

Pratama, H. Y., Zaldi, Laszuarni, & Lubis, D. M. (2021). Perbandingan Sekresi


Air Mata Sebelum dan Sesudah Penggunaan Gadget pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Angkatan
2015 Menggunakan Uji Schirmer 1. Jurnal Pandu Husada, 2(1), 53–57.
https://doi.org/10.30596/jph.v2i1.5387

Puji Asmaul Chusna. (2017). Pengaruh Media Gadget pada Perkembangan


Karakter Anak. Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan,
17(2), 1–16.
http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/dinamika/article/viewFile/
842/586

S., V. J., DR. Prayanto W.H., M. S., & Hen Dian Yudani, S.T., M. D. (2015).
Perancangan Board Game Mengenai Bahaya Radiasi Gadget terhadap
Anak. 1–15. https://media.neliti.com/media/publications/87086-ID-none.pdf

Saputra, F. F., & Inayah, Z. (2021). Effects of Nomophobia and Mobile Phone
Use With Eye Strain in University Students. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(2), 1284–1292. https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i2.2581

Satria, D., & Kusaimah. (2021). Pengaruh Radiasi Layar Handphone terhadap
Kemampuan Daya Penglihatan Mata pada Mahasiswa Gamers Menggunakan
Handphone di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum YPM. Adil : Jurnal STIH YPM,
3(2), 167–175.

Siddig Tawer Kafi, Abdalfattah Mohammed Ahmed, Bashir Algaily Ismail, Enas
Ali Nayel, Asma Rashied Awad, & Esraa Alzobair Alhassan. (2015). Effects
of RF Radiation Emitted from Cellphones on Human Eye Function (Vision
Acuity/Refraction). J. of Electrical Engineering, 3(3), 128–133.
https://doi.org/10.17265/2328-2223/2015.03.003
Siswoyo, A’la, M. Z., Novema, L., & Kushariyadi. (2022). Hubungan Unsafe
Action Penggunaan Gadget dengan Nilai Visum pada Remaja Miopia di
Rumah Sakit Daerah Balung Kabupaten Jember. Bima Nursing Journal, 3(2),
124–133. http://jkp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/bnj/index

Tafiyah, T. E., Hartini, S., & Winarsih, B. D. (2021). Hubungan Penggunaan


Gadget Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Anak Usia Sekolah
Di Poliklinik Mata RSI Sunan Kudus. Jurnal Profesi Keperawatan (JPK),
8(2), 127–142.
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/101

Toar, E. D., Rumampuk, J., & Lintong, F. (2013). Hubungan Jarak dan Lama
Paparan Sinar Biru Pesawat Televisi terhadap Fungsi Refraksi pada Anak di
Sekolah Dasar Gereja Masehi Injili di Minahasa 20 Manado. Jurnal
Biomedik (Jbm), 5(1), 48–52. https://doi.org/10.35790/jbm.5.1.2013.2606

Udiantari, I. A. I., Citrawahi, D. M., & Warpala, I. W. S. (2018). Fitur Eye


Protection pada Layar Smartphone Dapat Mengurangi Kelelahan Mata Dan
Memperpanjang Durasi Penggunaannya pada Siswa Smp Negeri 1 Seririt.
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha, 6(1), 20–32.
https://doi.org/10.23887/jstundiksha.v8i1.19225

Yulistanti, Y., Rahmalina, Hastuti, Yuniarti, H., & Yulianti, I. (2021).


Pendampingan Kader Kesehatan dalam Pemeriksaan Kesehatan Mata pada
Anak Usia Sekolah di Kota Magelang. Prosiding Pengabdian Masyarakat
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, 48–54.
https://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/Pengmas/article/view/
760/411

Zuli Dwi, R. (2020). Penggunaan Media Gadget Dalam Aktivitas Belajar dan
Pengaruhnya Terhadap Perilaku Anak. TA’LIM : Jurnal Studi Pendidikan
Islam, 3(1), 97–113.

Anda mungkin juga menyukai