HASIL PENELITIAN
WIDYA ASTUTI
NH0116186
PEMBIMBING I
NIDN/NIP :
Ilmu Keperawatan
NIDN.0929128
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………38
B. Saran
…………………………………………………………………………38
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KUESIONER
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, gadget digunakan oleh 1,85 miliar orang pada tahun
2014. Pada tahun 2017 pengguna gadget sebanyak 2,32 miliar dan 2,87 miliar
pada tahun 2020 ( Statista, 2017 ) dalam jurnal (Cha & Seo, 2018). Perilaku
anak dalam menggunakan gadget dapat berpengaruh pada penurunan fungsi
penglihatan. Menurut World Health Organization (WHO, 2017) penyebab
gangguan penglihatan terbanyak dunia adalah gangguan refraksi yang tidak
terkoreksi sebesar 53% dan 19 juta anak usia dibawah 15 tahun diperkirakan
mengalami gangguan penglihatan serta 12 juta diantaranya disebabkan karena
kelainan refraksi mata, kondisi yang mudah untuk didiagnosis (Husna, Widia,
& Widia, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmiah
2. Institusi
3. Bagi Peneliti
Mata Gadget
Penurunan fungsi
penglihatan
Definisi
Penurunan Kelainan Cara pemeriksaan
Fungsi refraksi visus
Penglihatan
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPRASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Penurunan fungsi penglihatan merupakan masalah kesehatan yang
penting. Terutama pada anak, meningkat 80% informasi selama 12 tahun
pertama kehidupan anak didapatkan melalui penglihatan. Faktor pemicu
terjadinya gangguan penglihatan, yaitu lama penggunaan gadget, penerangan
dan pencahayaan yang kuat, dan posisi saat bermain gadget.
B. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Penggunaan
A. Penurunan Fungsi
B. Gadget Penglihatan
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
Kriteria objektif :
a. Mengalami penurunan fungsi penglihatan : bila skor responden >
14
b. Tidak mengalami penurunan fungsi penglihatan : bila skor
responden < 14
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan anggapan sementara terhadap hasil penelitian
yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan analisis yang
sesuai (Sani, 2018).
Jika ingin membuktikan apakah hipotesis ini dapat diterima atau
ditolak maka penyelesainnya harus melalui penelitian, maka penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut :
2) Kriteria Esklusi
a) Siswa dan siswi yang tidak terdaftar di SMA ANGKASA
LANUD SULTAN HASANUDDIN MAROS kelas XI
MIA 1, XI MIA 3 dan X MIA 2
b) Responden yang menolak dan tidak mengisi lembar
kuesioner (google form) yang dibagikan
D. Alat atau Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Intrumen penelitian
dalam penelitian ini kuesioner (google form). Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala
Gutthman yang terdiri dari 6 pertanyaan dalam variabel independen yaitu
penggunaan gadget sedangkan 9 pertanyaan dalam variabel dependen yaitu
penurunan fungsi penglihatan. (Danang, 2012) dalam (Risanty & Sopiyan,
2017).
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Pada kuesioner penggunaan
gadget terdapat 6 pertanyaan dan telah dilaukan uji validitas karena
nilai signifikasi (p) <0.05 menunjukkan bahwa item pertanyaan valid
(Handriani, 2016) dan kuesioner penurunan fungsi penglihatan
terdapat 9 pertanyaan dan telah dilakukan uji validitas pada (Purnama,
2013).
2. Uji Reliabilitas
1. Data Primer
2. Data Sekunder
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
c. Data Entry
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analsisi Bivariat
H. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat, penelitian keperawatan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatika. Masalah etika harus diperhatikan anatara lain sebagai berikut:
1. Informed Consent (Persetujuan)
Ujung antara peneliti dengan responden penelitian dengan
membeikan lembar persetujuan. Lembar persetujuan ini di berikan
kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi criteria inklusi
dan disertai judul peneliti, manfaat penelitian, bila subjek menolak,
peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hal-hal subjek
(Hidayat, 2017).
2. Anonymity (Tanpa nama)
Dengan cara tidak memberika atau tidak mencamtumkan nama
responden pada lemar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil peneliti yang akan sajikan
(Hidayat, 2017). Peneliti tidak mencantumkan nama responden dengan
maksud untuk menjaga kerahasiaan, sehingga lembar tersebut hanya
diberikan kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masala etik dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil peneliti, baik nformasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilporkan pada hasil riset (Hidayat, 2017).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di SMA Angkasa Lanud
Sultan Hasanuddin Maros mulai dari 25 Juni 2020 sampai dengan 30 juni
2020 dengan jumlah sampel sebanyak 58 responden yang memiliki krieria
sampel. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, disajikan dalam bentuk
distribusi frekuesi meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan
menggunakan aplikasi SPSS dengan rumus chi-squere yang tergambar
sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase
dari tiap variabel.
a. Karakteristik Responden
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
di SMA Angkasa Lanud Sultan Hasanuddin Maros
Tabel 1.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di SMA Angkasa Lanud Sultan Hasanuddin Maros
Tabel 1.3
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Gadget
di SMA Angkasa Lanud Sultan Hasanuddin Maros
Penggunaan Gadget Frekunsi (n) Presentase (%)
Benar 27 66,6%
Tidak Benar 31 53,4%
Total 58 100%
Dari tabel 1.3 menunjukan bahwa distribusi responden
berdasarkan penggunaan gadget di SMA Angkasa Lanud Sultan
Hasanuddin Maros yang tertinggi penggunaan gadget benar
sebanyak 27 (66,6%) responden dan penggunaan gadget tidak
benar sebanyak 31 (53,4%). Responden dengan total keseluruhan
yaitu 58 (100%) responden.
Tabel 1.4
Distribusi Responden Berdasarkan Penurunan Fungsi Penglihatan
di SMA Angkasa Lanud Sultan Hasanuddin Maros
Penurunan Fungsi
Frekunsi (n) Presentase (%)
Penglihatan
Tidak 41 70,7%
Ya 17 29,3%
Total 58 100%
Dari tabel 1.4 menunjukan bahwa distribusi responden
berdasarkan penurunan fungsi penglihatan di SMA Angkasa
Lanud Sultan Hasanuddin Maros yang tertinggi tidak mengalami
penurunan fungsi penglihatan sebanyak 41 (70,7%) responden
dan mengalami penurunan fungsi penglihatan sebanyak 17
(29,3%) responden. Responden dengan total keseluruhan yaitu 58
(100%) responden.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat di gunakan unuk melihat adanya hubungan antara
penglihatan
Tabel 1.5
p = (0,001) < α = (0,05) itu berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi dapat di
simpulkan bahwa ada dampak antara pengunaan gadget terhadap penurunan
B. Pembahasan
setelah pengolahan, penyajian dan analisa data. Maka, akan dibahas sesuai
Lanud Sultan Hasanuddin Maros dapat dilihat pada tabel 1.5 diketahui
seperti lama penggunaan gadget, intensitas cahaya yang tidak bagus saat
mengakibatkan mata menjadi terasa gatal, mata terasa kering, mata lelah
(2013) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lama waktu jeda dan
secara signifikan dengan keluhan penglihatan seperti, rasa silau dan rasa
penglihatan mata terasa gatal, mata terasa kering, mata terasa nyeri, mata
tegang atau lelah, mata berair, dan penglihatan kabur atau berbayang
gadget dalam waktu yang lama dan terus menerus akan memberikan
dampak negatif pada indra penglihatan. Sama halnya juga pada saat
menggunakan gadget dalam posisi duduk dinilai lebih baik dari pada
posisi tiduran, hal ini dikarenakan pada saat melakukan aktivitas dengan
posisi duduk dapat menjaga jarak ideal antara mata dengan bidang objek
2018)
Hal ini mengacu pada kemampuan kompleks dalam melaksanakan
secara rutin bagi anak sekolah dan edukasi tentang kesehatan mata dalam
penelitian ini cenderung tidak baik sehingga ada sebagian responden yang
penurunan fungsi penglihatan anak tidak hanya dapat diukur dari jarak
cahaya layar gadget, dan posisi pada saat bermain gadget. Banyak faktor
penglihatan.
C. Keterbatasan Penelitian
sebagai sampel
bisa saja jawaban tersebut tidak sesuai dengan yang mereka alami.
3. Keterbatasan Waktu
Sebenarnya informasi yang lengkap harus ditunjang dengan
lainnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Responden
Para siswa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pentingnya fungsi penglihatan dan mengurangi penggunaan gadget agar
tidak berpengaruh terhadap penurunan fungsi penglihatan.
4. Bagi Peneliti
Akbar, M., Helijanti, N., Munir, M. A., Sofyan, A., Program, M. P., Humanities, H.,
& Surgery, T. (2019). Conjunctival laceration of the tarsalis palpebra inferior et
causing by a fishing hook. Jurnal Medical Profession, 1(2).
APJII. (2014). Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. In Apjii. Retrieved from
https://www.apjii.or.id/survei2016
Asiyanto, M. C., Harjono, Y., & Aprilia, C. A. (2018). Pelatihan Pemeriksaan Tajam
Penglihatan Mandiri Pada Guru dan Penyuluhan Miopia Pada Siswa Sekolah
Dasar Negeri 07 Pondok Labu Jakarta Selatan. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan
Pemberdayaan Masyarakat), 2(1), 105. https://doi.org/10.30595/jppm.v2i1.2020
BKMM Makassar. (2017). Data Sekunder Penyakit Mata Di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
Diantini, A., Yasa, I. N. P., & Atmadja, A. T. (2018). Pengaruh Penerapan E-Filing
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Singaraja). E-Jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 1,
55–64.
Fathimah, S., Suryatiningsih, S., & Sari, S. K. (2015). Aplikasi Diagnosis Kelainan
Refraksi Mata Dan Tips Perawatan Mata Dengan Metode Forward Chaining
Berbasis Web. JURNAL INFOTEL - Informatika Telekomunikasi Elektronika,
7(2), 153. https://doi.org/10.20895/infotel.v7i2.43
Husna, H. N., Widia, C., & Widia, C. (2019). Skrining Ketajaman Penglihatan pada
Siswa SDN. Media Karya Kesehatan, 2(1), 28–37.
https://doi.org/10.24198/mkk.v2i1.19086
Jayaputra, A., Tolle, H., & Wardhono, W. S. (2017). Penerapan Mixed Reality
sebagai Sarana Pembelajaran Indera Penglihatan Manusia Menggunakan
Teknologi Hologram. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu
Komputer (J-PTIIK) Universitas Brawijaya, 1(9), 715–722. Retrieved from
http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik
Juliandi, A., Irfan, Manurung, S., & Satriawan, B. (2016). MENGELOLAH DATA
PENELITIAN BISNIS dengan SPSS (Cetakan Pe; R. Franita, ed.). Medan:
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH AQLI.
Khairina, D. M., Ivando, D., & Maharani, S. (2016). Implementasi Metode Weighted
Product Untuk Aplikasi Pemilihan Smartphone Android. JURNAL INFOTEL -
Informatika Telekomunikasi Elektronika, 8(1), 16.
https://doi.org/10.20895/infotel.v8i1.47
Kurmasela Grace, d. (2013). HUBUNGAN WAKTU PENGGUNAAN LAPTOP
DENGAN KELUHAN PENGLIHATAN PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RATULANGI. Jurnal e-
Biomedik (eBM), 296-298.
Kristiwati, I., Irfan, & Arifuddin. (2020). Dampak Handphone Android Terhadap
Minat Belajar Siswa. III(I), 43–52.
Mardiana, S. S., Hartinah, D., Faridah, U., & Prabowo, N. (2019). Hubungan antara
Bermain Gadget dengan Ketajaman Nilai Visus Mata pada Anak Usia Sekolah
TPQ Mamba’ul Ulum Wedarijaksa Pati Tahun 2018. Proceeding of The 10th
University Research Colloquium 2019, 228–237.
Maharan Pertiwii, d. (2019). Hubungan Penggunaan Gadget dengan Visus Mata Pada
Siswa kelas VI SD Harapan Medan Tahun 2019. 5-7.
Rinda, F. (2019). Rinda Fithriyana. (2019). Hubungan Durasi Bermain Vidio Game
Dengan Ketajaman Penglihatan Pada Anak Sekolah Di Sdn 007 Pulau
Birandang. Jurnal Ners, 3(2), 11–18.Hubungan Durasi Bermain Vidio Game
Dengan Ketajaman Penglihatan Pada Anak Sekolah Di Sdn 007 P. Jurnal Ners,
3(2), 11–18.
Sutanto, T., Ningsih, N., & Rahmawati, E. (2018). Perancangan Desain User
Interface Papan Tulis Digital berbasis Tablet PC Android. Jurnal Sistem
Informasi Indonesia, 3. https://doi.org/10.1145/2505515.2507827
Utomo, C. B., & Budi, T. (2015). Pola Interaksi Sosial Siswa Pengguna Gadget Di
Sma N 1 Semarang. JESS (Journal of Educational Social Studies), 4(1), 1–5.
https://doi.org/10.15294/jess.v4i1.6859
Wati, W. (2015). Analisis Fisika Terbentuknya Bayangan pada Mata. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(2), 285–297. https://doi.org/10.24042/JIPF AL-
BIRUNI.V4I2.99
Yunita, L., Agung, S., & Noviyanti, Y. (2017). Penerapan Instrumen Penilaian Ranah
Afektif Siswa Pada Praktikum Kimia di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan FKIP UNTIRTA, Vol. 1 No.(66).
Zaini, M., & Soenarto, S. (2019). Persepsi Orangtua Terhadap Hadirnya Era
Teknologi Digital di Kalangan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 254. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.127
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SETELAH
MENDAPAT PENJELASAN (Informed Consent)
Nama : .........................................
Umur : .........................................
Alamat : .........................................
Saya dengan ini menyetujui semua data saya yang dihasilkan pada penelitian
ini disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
penelitian ini akan ditanggung oleh peneliti.
Responden
(……………………….)
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Ya/Tidak : …..
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dengan manyilang (x)
No Peryataan Ya Tidak