Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adapun latar belakang dari makalah ini selain untuk memenuhi tugas

Etika Keperawatan juga menjelaskan kasus tentang mantri desa tolong warga

dipidana.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana mengidentifikasi masalah mantri desa tolong warga dipidana?

2. Bagaimana penyataan dilemma dari kasus tersebut?

3. Bagaimana pertimbangan pilihan tindakan dari kasus tersebut?

4. Bagaimana analisis data pada kasus mantri desa tolong warga dipidana?

5. Bagaimana kekurangan dan keuntungan dari kasus tersebut?

6. Bagaimana membuat keputusan dari masalah tersebut?

7. Bagaimana solusi dari kasus mantri desa tolong warga dipidana?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Menjelaskan identifikasi masalah dari kasus mantri desa tolong warga

dipidana.

2. Menjelaskan pernyataan dilemma dari kasus tersebut.

3. Menjelaskan pertimbangan pilihan tindakan dari kasus tersebut.

1
4. Menganalisis data pada kasus mantri desa tolong warga dipidana.

5. Menjelaskan kekurangan dan keuntungan dari masalah tersebut.

6. Menjelaskan membuat keputusan dari masalah tersebut.

7. Menjelaskan solusi pada kasus mantri desa tolong warga dipidana.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:

1. Dosen pembimbing

2. Mahasiswa keperawatan

3. Seluruh calon tenaga kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah Mantri Desa Tolong Warga Dipidana

Misran adalah seorang perawat Kutai Kartanegara. Selama perjalanan

hidupnya sebagai perawat ketika dia lulus Sekolah Pendidikan Keperawatan di

Balik Papan tahun 1989. Kemudian dia bekerja sebagai perawatan medis

disebuah Perusahaan minyak asing selama 3 tahun. Usai 3 tahun Misran

mengikuti tes CPNS sebagai Perawat dan lulus dengan penempatan di desa

Handil Baru selama 2 tahun. Kemudian dia dipindahkan ke desa Tanjung

Sembilang selama 1,5 tahun yang penduduknya mayoritas nelayan. Hingga

akhirnya dia ditempatkan di Kuala Samboja.

Setelah Misran mempunyai dana yang cukup dia membangaun sebuah

pusban (Puskesmas Pembantu) senilai lebih dari Rp 500 Juta. Dana tersebut

diperoleh dari pekerjaannya sebagai Perawat. Di dalam Pusban terdapat ruang

tunggu, ruang apotek, ruang bersalin, ruang arsip, ruang pemeriksaan dan

ruang IGD, dapur dan toilet. Itulah hasil kerja keras Misran selama ini.

Sayangnya, dari hasil kesuksesan itu, Misran malah dipidana 3 bulan

penjara karena ulah pelapor yang tidak senang dengan keberhasilannya.

3
B. Pernyataan Dilema

1. Jika Misran tidak membangun Pusban maka kesehatan masyarakat

akan semakin menurun.


2. Tetapi jika membangun Pusban, Misran juga harus dapat membedakan

kewenangannya sebagai perawat tidak boleh bertindak selayaknya

dokter.

C. Pertimbangan Pilihan Tindakan

Seharusnya Misran bekerjasama dengan tenaga medis lain, misalnya

dokter agar Pusban tersebut dapat berjalan dengan semestinya.


Dari pertimbangan tindakan tersebut berdasarkan prinsip etik berikut:
1. Azaz menghormati otonomi
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap

dirinya sendiri
2. Azaz komitmen
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung

jawab moral dan profesi.

D. Analisis Data Kasus Mantri Desa Tolong Warga Dipidana

Selama Misran di penjara, hakim PN Tenggarong yang diketuai oleh

Bahuri dengan hakim anggota Nugraheni Maenasti dan Agus Nardiansyah

memutuskan hukuman 3 bulan penjara dengan denda Rp 2 juta rupiah subside

1 bulan pada pada bulan November 2009.

Hakim menjatuhkan hukuman berdasarkan UU 36/2009 tentang Kesehatan

pasal 82 (1) huruf D jo Pasal 63 (1) UU No 32/1992 tentang Kesehatan yaitu

Misran tak punya kewenangan memberikan pertolongan layaknya dokter.

Putusan ini lalu dikuatkan oleh PT Samarinda beberapa pekan lalu. Akibat

4
putusan pengadilan ini, 13 mantri memohon keadilan ke MK karena merasa

dikriminalisasikan oleh UU Kesehatan.

E. Kekurangan dan Keuntungan

Kekurangan

Di Pusban belum ada tenaga medis lain seperti dokter.

Keuntungan

Dengan di dirikannnya Pusban dapat membantu meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

F. Membuat Keputusan

Berdasarkan Permenkes 148 tahun 2010 tentang Izin Penyelenggaraan

Praktik Perawat menurut kelompok kami Misran boleh mendirikan Pusban

dengan tujuan untuk membantu pelayanan kesehatan masyarakat akan tetapi

harus ada perizinan dan di Pusban tersebut terdapat tenaga medis lainnya

seperti dokter

G. Solusi dari Kasus Mantri Desa Tolong Warga Dipidana

Menurut kelompok kami, pak Misran sudah benar tindakannya dalam

membangun Puskesmas Pembantu (Pusban) untuk membantu masyarakat

5
dalam hal kesehatan. Tapi di sisi lain pak Misran melakukan tindakan

layaknya dokter. Padahal pak Misran adalah seorang perawat.

Seharusnya seorang perawat itu harus melakukan tindakan sesuai dengan

kewenangan perawat seperti memberikan asuhan keperawatan,sebagai

advokat, educator, coordinator, kolaborator bagi pasien. Selain itu pak Misran

harus mencari surat izin praktek.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seorang perawat harus melakukan tindakan sesuai dengan kewenangan

perawat seperti memberikan asuhan keperawatan,sebagai advokat, educator,

coordinator, kolaborator bagi pasien. Seorang perawat tidak boleh melakukan

tindakan layaknya dokter. Berdasarkan Permenkes 148 tahun 2010 tentang

Izin Penyelenggaraan Praktik Perawat pak Misran harus mencari surat izin

praktek.

B. Saran

Dalam laporan ini kami menjelaskan tentang kasus Mantri Desa Tolong

Warga dipidana. Mungkin dalam pembuatan laporan ini terdapat kesalahan

yang belum saya ketahui. Maka dari itu saya mohon saran & kritik dari teman-

teman maupun dosen.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://news.detik.com/read/2010/04/26/063834/1345172/10/misran-bertindak-

lokal-berpikir-global

Peraturan Menteri Kesehatan republic Indonesia nomor

HK.02.02/MENKES/148/I/2010. Tentang Izin dan Penyelenggaraab Praktek

Perawat.

Anda mungkin juga menyukai