5. Pembahasan :
DRS memfasilitasi gerakan usus pada subyek dengan SCI. Teknik ini dapat
melebarkan lubang anus dan melemaskan otot puborectalis. Relaxasasi dari
puborectalis menurunkan sudut anorektal dan mengurangi resistensi outflow terhadap
bagian dari tinja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DRS juga menghasilkan
aktivitas kontraktil yang menurun pada kolon sigmoid pada individu dengan SCI .
Peregangan mekanis yang disebabkan oleh DRS merangsang mechanoreceptors pada
sfingter anal internal.Masukan sensorik ini dimediasi melalui segmen S2-S4,dan pada
gilirannya akan merangsang segmen syaraf parasimpatis yang sama sehingga
meningkatkan motilitas usus besar kiri. DRS harus diterapkan dengan lembut untuk
menghindari trauma dan
peregangan berlebihan karena rangsangan tersebut dapat berpotensi melukai mukosa
dubur.
6. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
Kelebihan penelitian ini adalah sebuah penelitian true eksperimen yang benar-
benar dilakukan pada pasien dengan spinal cord injury dengan menggunakan
metode dan alat yang valid untuk mengukur frekuensi kontraksi usus, amplitudo
kontraksi kolon; dan evakuasi fluoroscopic dari barium sehingga hasil penelitian
yang didapatkan benar-benar akurat. Prosedur ini tidak menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien.
b. Kekurangan
- Jumlah responden sedikit
- Penelitian dilakukan pada pasien SCI dengan gangguan pada UMN sehingga
perlu penelitian lebih lanjut pada pasien SCI dengan gangguan pada LMN
- Gelombang peristaltik yang diukur hanya pada kolon kiri
7. Kesimpulan
DRS menyebabkan aktivitas kolon sisi kiri pada subyek dengan SCI. Meskipun hanya
sebagian kolon, anorektal refleks yang dihasilkan menimbulkan kontraksi yang
menyebabkan turunnya isi usus ke rektum sehingga dapat membantu evakuasi usus
pada individu dengan SCI.
8. Implikasi Keperawatan
Managemen bowel bertujuan untuk membuang adanya dampak, meminimalkan efek
samping dan meningkatkan pilihan strategi managemen bowel. Hilangnya fungsi usus
dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup, dengan implikasi
kemerdekaan, dan kesehatan jangka panjang (Coggrave et al 2009),pengkajian
keperawatan terkait eleminasi feses khususnya pada pasien spinal cord injury perlu
lebih terperinci agar diadapatkan data yang valid sehingga perencanaan tepat dan
klien tidak mengalami konstipasi dalam waktu yang lama karena kondisi ini pada
kasus SCI dapat beresiko terjadinya autonomic dysrefleksia (Alverzo,2008). Selain itu
perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan dan berada di dekat pasien selama 24
jam mempunyai peran sebagai pelaksana tindakan keperawatan dapat membantu
pasien dengan masalah bowel disfungsi dengan melakukan digital rectal stimulasi
sehingga kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan.
9. Referensi
Pardee, Connie,PhD., R.N.-B.C., Bricker, Diedre, MSN,R.N., C.R.R.N., Rundquist,
Jeanine, MSN,R.N., C.R.R.N., MacRae, Christi, BSN,R.N., C.N.R.N., & Tebben,
Cherisse, MSN,R.N., F.N.P. (2012). Characteristics of neurogenic bowel in spinal
cord injury and perceived quality of life. Rehabilitation Nursing, 37(3), 128-35.