Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMOROID DI RUANGAN OK RSUD LABUANG BAJI


MAKASSAR

GI ILM

MAKASSAR

SA

OLEH :
EGA REVATANTINI, S. Kep
NS0619071

PRESEPTOR INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian Hemoroid

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamsai pembuluh darah vena di daerah

anus yang berasal dari plexus hemorhoidalis.Hemoroid wkternal adalah pelebaran darah

vena yang berada di bawah kulit (Subcutan) di bawah atau luar linea dentate. Hemoroid

interna adalah pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) diatas atau di

dalam linea dentate (Nurarif,A,H& Kusuma Hardhi, 2015).

2. Etiologi

a. Pengedapan pada buang air besar yang sulit

b. Pola buang air besar salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lama

duduk dijamban sambil membaca, merokok)

c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (Tumor udud, tumor abdomen)

d. Kehamilan (disebabkantekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)

e. Usia tua

f. Konstipasi kronik

g. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik

h. Hubungan seks peranal

i. Kurang minum air dan kurang makanan berserat sayur dan buah) Kurang

olahraga/imobilisasi (Nurarif,A,H& Kusuma Hardhi, 2015).


3. Klasifikasi

a. Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolapskeluar kanal anus hanya dapat

dilihat dengan anorektoskop

b. Derajat 2 : pembesaran hemoroid yang proraps dan menghilang atau masuk sendiri

kedalam anus ke dalam anus secara spontan

c. Derajat 3 : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus

dengan bantuan dorongan jari

d. Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentang dan cenderung untuk

mengalami thrombosis dan infark (Nurarif,A,H& Kusuma Hardhi, 2015).

4. Patofisiologi

Hemoroid disebabkan akibat bendungan didalam vena pada plexus hemoroidalis

yang disebabkan oleh factor penyebab dan pencetus seperti : kongesti vena pleksus

hemoroidalis, tekanan abdomen yang berlebihan (konstipasi sering mengedan,

kehamilan) duduk terlalu lama, obesitas hubungan seksual melalui anus, tidak adanya

katup secara structural didalam vena-vena hemoroidalis., sehingga drainage dari daerah

anorektal terganggu akibat peningkatan tekanan intra abdomenjuga akan meningkatkan

tekanan pada vena hemoroidalis yang menimbulkan varises akan mengeluh keluar dari

anus, kadang-kadang disertai nyeri dan prolaps yang paling berat kadang-kadang

mengeluh sangat nyeri karena sudah terjadi thrombus dan strangulasi.


5. Manifestasi klinis

a. Timbul rasa gatal dan nyeri

b. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi

c. Pembengkakan pada area anus

d. Nekrosis pada area sekitar anus

e. Perdarahan / prolaps

6. Komplikasi

a. Perdarahan hebat

b. Abses

c. Fistula para anal

d. Struktur ani karena eksis yang berlebihan

7. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic

a. Pemeriksaan colok dubur

Di perlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada hemoroid

interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamanya tidak cukup tinggi dan

biasanya tidak nyeri

b. Anoskop : diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar

c. Proktosigmoidoskopi : untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh

proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi (Nurarif,A,H &

Kusuma Hardhi, 2015).


8. Penatalaksanaan

a. Farmakologi

1. Untuk melunakkan feces/psilium yang dapat mengurangi sembelit deiberikan obat

golongan laksansia

2. Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit pada daerah anus di gunakan

analgetik atau golongan supositoria untuk hemoroid interna

3. Untuk menghentikan perdarahan diberikan anti koagulan.

b. Non farmakologis

1. Perbaikan pola hidup dengan menyarankan perbanyak konsumsi makanan yang

mengandung serat yang dapat melunakkan feces

2. Mengurangi makanan yang terlalu pedas Atau asam dan beralkohol

3. Perbaiki pola buang air besar mengganti klosed jongkok menjadi duduk

4. Menjaga kebersihan local derah anal misalnya dengan merendam anus disarankan

untuk tidak terlalu banyak duduk / tidur lelah banyak berjalan.

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

b. Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada

anus atau nyeri pada saat defikasi.

c. Riwayat penyakit
d. Riwayat penyakit sekarang

Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan

beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes

e. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali.

Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD,

bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.

f. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut

g. Riwayat sosial .

Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasive pembedahan hemoroidektomi

ditandai dengan klien megeluh nyeri pada luka post op, klien tampak meringis, klien

tampak memposisikan diri untuk menghindari nyeri.

b. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasive (post hemoroidektomi) dan

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

c. Ansietas berhubungan dengan krisis pasca pembedahan di tandai dengan pasien

tampak gelisah, pasien

d. Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan


3. INTERVENSI

a. Nyeri akut

Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan pasien

mengatakan nyeri berkurang, dan tidak terlihat respon nyeri secara verbal pada klien,

dengan kriteria hasil:

1. Klien tidak tampak meringis

2. Pasien tidak terlihat kesakitan yang ditandai pasien dalam posisi yang nyaman

Intervensi:

Manajemen Nyeri

a.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi dan intensitas nyeri

b. Identifikasi TTV

c.Anjurkan istirahat dan tidur

d. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi nafas

dalam)

e.Kolaborasi pemberian analgetik

b. Risiko Infeksi

Tujuan : Setelah diberikan askep selama ……..X 24 jam tidak terjadi infeksi dengan

kriteria hasil :

1. Keadaan temperatur normal

2. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (kalor,lubor,tumor, dolor,fungsiolaesa)

Intervensi:

a. Pantau suhu dengan teliti dan tanda-tanda infeksi lainnya


b. Kaji keadaan luka dan lakukan perawatan luka

c.Tempatkan pasien dalam ruangan khusus

d. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive

e.Kolaborasi dalam pemberian antibiotic.

c. Ansietas

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam,di harapkan

klien tidak  mengalami  ansietas Kriteria hasil:

1. Monitor insentitas kecemasan

2. Menggunakan strategi koping efektif

3. Melaporkan penurunan durasidari episode cemas

4. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan

5. Mempertahankan penampilan peran

6. Mempertahankan hubungan social

7. Tidak ada manifestasi perilaku kecemasan

Intervensi:

a.Kaji tingkat kecemasan dan diskusikan penyebab bila mungkin.

b. Dorong pasien untuk mengugkapkan perasaan ,ketakutan ,presepsi dan berikan

umpan balik.

c.Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis,tindakan prognosis

d. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

e.Berikan lingkungan tenang dan istirahat


f. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, prilaku perhatian.

g. Berikan obat sesuai indikasi

d. Resiko konstipasi

Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama …….x24jam jam pasien tidak

mengalami konstipasi Dengan krieria Hasil :

1. B.A.B lembek

2. Pasien menyatakan B.A.B lembek dan mampu mengontrol B.A.B

3. Mempertahankan pola eliminasi usus tanpa ilius

Intervensi

Konstipation atau impaction managemen aktifitas:

a. Anjurkan pada pasien untuk makan buah-buahan yang mengandung  serat tinggi

b. Anjurkan minum 2000-2500 ml/hari kecuali bila ada kontra indikasi

c. Kolaborasi dalam pemberian pelunak feses. Anjurkan defekasi sesegera mungkin

bila dorongan terjadi.


PENYIMPANGAN KDM

Faktor penyebab

Peningkatan tekanan
intra abdomen

Drainage anorektal
terganggu

Peningkatan tekanan pada vena


Peningkatan tekanan pada vena
hemoroidalis superior
hemoroidalis inferior

Gangguan aliran
darah balik

Bendungan pleksus
vena hemoroidalis

varises
Trambus dan
strangulasi prolaps

Imflamasi dan odem Resiko infeksi

Nyeri akut Kurang informasi

Deficit pengetahuan
Resiko konstipasi
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M., 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition, Mosby,


Philadelphia.
McCloskey,J.C. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC), second edition, Mosby,
Philadelphia
Nurarif, A, H & Kusuma H (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis
Dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction
LAPORAN OPERASI
HEMOROID PADA Nn “S” DI RUANGAN OK
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

GI ILM

MAKASSAR

SA

OLEH :
EGA REVATANTINI, S.Kep
NS0619071

PRESEPTOR INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAPORAN OPERASI

Tanggal operasi : 30 Maret 2020


Ruangan : OK.1
No. RM : 408873
Diagnosa : Hemoroid
A. Identitas pasien
Nama : Nn.S
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis, Makassar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Status penikahan : menikah
Alamat : Jl. Vetran selatan
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Nyeri pada lubang pantat
2. Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri pada lubang pantat yang dirasakan
ketika BAB dan sudah dialami sejak 1 minggu yang lalu Nyeri seperti tertusuk-tusuk
(skala nyeri 6) nyeri dirasakan apabila BAB, nyeri dirasakan hilang timbul.
3. Riwayat masalah kesehatan : Pasien mengatakan sebelumnya pernah di opname dengan
masalah ambeyen sekitar 7 bulan yang lalu.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Composmentis
E:4
M:6 15
V:5
2. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/ menit
S : 36,5 OC P : 24 x/ menit
3. Pre operasi
a) Nn.S diantar ke ruang OK
b) Petugas melakukan anamnese pasien/keluarga mengenai operasi yang akan
dilakukan, menanyakana ulang nama pasien, kemudian tanda tangan serah terima.
c) Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan selimut OK, serta perhiasan dilepas.
d) Menggunakan penutup kepala pada pasien.
e) Selanjutnya pasien di dorong keruangan OK.1 pada jam 10.00 WITA.
Diagnose pre operatif : Nyeri akut
4. Intra operasi
Dokter Bedah
Dokter Anastesi
Perawat Instrument
Sirkuler
Jenis Anastesi
Jenis Tindakan : Hemoroidektomi
5. Post operasi
a) Ambulasi pasien ke ruang pemulihan
b) Observasi TTV: TD : 120/ 80 mmHg
S : 36,2 OC
N : 80 x/ menit
P : 20 x/ menit
Diagnose post operatif : Nyeri akut
D. Alat dan bahan
1. Korentang :1
2. Tangkai pisau :1
3. Poly cateter :1
4. Gunting jaringan :1
5. Gunting benang :1
6. Neal puder :2
7. Pinset anatomi :2
8. Pinset sirurgis :2
9. Koher :4
10. Klem lurus :1
11. Klem bengkok :5
12. Elis klem :1
13. Hak tumpul :2
14. Duk klem :4
15. Kassa steril : 60
16. Jarum :2
17. Mata pisau :1
18. Bengkok :1
19. Kom :2
20. Piala ginjal :1

Perlengkapan Lain
1. Kemicitene salp kulit
2. Spuit 10 cc
3. 1 set baju dan duk operasi
4. Betadin 10 %
5. Iodin 70 %
6. Nacl 0,9 % 50 cc

E. Prosedur tindakan
1. Nn.s dibawa keruangan operasi pada pukul 10.00 WITA menggunakan brangkar dan
dipindahkan ke meja operasi yang sebelumnya sudah di alasi dengan perlak.
2. Aktifkan monitor
3. Sebelum operasi dimulai terlebih dahulu dilakukan tindakan anastesi
4. Operator dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu kemudian memasang jas operasi
dan sarung tangan steril.
5. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan pembedahan.
6. Kemudian menutup klien dengan menggunakan duk sedang dan besar sehingga hanya
nampak daerah yang akan dioperasi.
7. Lakukan insisi pada lokasi pembedahan yang sudah diberi tanda.
8. Kontrol pendarahan, dan bila ada diheating lagi
9. Tutup luka menggunakan kassa kering dan ditutup dengan Plester.
10. Operasi selesai, pasien dirapikan dan di ambulasi ke ruang pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai