Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI PADA TN. K


DI PANTI LANJUT USIA HARAPAN KITA INDRALAYA

OLEH :
YULIANTY NANDA SAPUTRI

DOSEN PEMBIMBING
PUTRI WIDITA M, S. Kep., Ns., M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI

HEMOROID

1. Definisi
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di
daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis (Sudoyo Aru, dkk, 2009).
adalah pelebaran varises satu segmen/lebih pembuluh darah vena hemoroidalis
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot dan pembuluh
darah sekitar anus/dubur kurang elastis sehingga cairan terhambat dan
membesar. Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah
vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis (Sudoyo,2006).
Pada usia 50 tahunan, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luasnya vena yang terkena (Smeltzer & Bare, 2002). Berdasarkan
pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hemoroid adalah
pelebaran dan inflamasi vena di dalam plexus hemoroidalis

2. Epidemiologi
Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% pendudukan
berusia lebih dari 25 tahun. Keadaan ini tidak mengancam jiwa tapi dapat
menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

3. Etiologi
a. Mengedan pada buang air besar yang sulit
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor
d. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan operubahan
hormonal)
e. Usia tua (lanjut)
f. Konstipas kronik, diare akut yang berlebihan dan diare kronik
g. Hubungan seks peranal
h. Kurang minum air dan kurang makan makanan yang berserat (sayur
dan buah) dan kurang olahraga/ imobilsasi

2
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
4. Patofisiologi

Penurunan relative venous return


 Kehamilan obesitas
di daerah perianal (yang disebut
 Konstipasi dan dengan efek tourniquet)
mengejan dalam
jangka yang lama Aliran vena balik terganggu
 Duduk terlalu lama
 Sering angkat beban Tekanan perifer meningkat
berat pelebaran vena anus (hemoroid)

 Kondisi penuaan
Peradangan pada pleksus
 Hipertensi portal
hemoroidalis
(sirosis hepatis)

Prolapse vena hemorhoidalis

Membesar di spinchter Membesar di luar rectum

Rupture vena Vena menegang

Intoleransi aktivitas Perdarahan

Anemia Operasi Resiko Syok


(hipovolemi)

Pre operasi Continuitas jaringan rusak

Ansietas
Ujung saraf rusak Port d’ entrée kuman

Nyeri di persepsikan
Pelepasan prostaglandin Resiko infeksi

Gangguan rasa nyaman Gangguan defekasi Konstipasi

3
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
5. Klasifikasi
Berdasarkan asal/tempat penyebabnya hemoroid dibedakan menjadi 2 :
a) Hemoroid interna
Varices pada vena pleksus hemoroid superior varices (hemoroid terjadi
diluar otot sfingter ani). Hemoroid interna diklasifikasikan lagi menjadi 4 :
1) Tingkat I
Varices dari satu atau lebih vena hemoroidalis dengan gejala
perdarahan.
2) Tingkat II
Varices dari satu atau lebih vena hemoroidalis yang pada defekasi
keluar dari anus tetapi masih bisa masuk kembali dengan sendirinya.
3) Tingkat III
Seperti tingkat II, tetapi sesudah defekasi varices tidak bisa kembali
spontan, harus didorong.
4) Tingkat IV
Sudah terjadi trombus & stangulasi
b) Hemoroid eksterna
Varices pada vena pleksus hemoroid inferior (hemoroid terjadi didalam otot
sfingter ani)
6. Manifestasi Klinis
o Timbul rasa gatal dan nyeri
o Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi
o Pembengkakan pada area anus
o Nekrosis pada area sekitar anus
o Perdarahan/ prolaps

7. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik didapatkan odema pada anus, prolaps, tampak
keluar darah melalui anus. Apabila terjadi perdarahan hebat tampak tanda-
tanda anemia seperti pasien tampak pucat, konjungtiva pucat.
Pemeriksaan Diagnostik

4
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
 Pemeriksaan laboratorium : HB menurun, BT/CT untuk indikasi
pembedahan
 Pemeriksaan sigmoidoskopi dan pemeriksaan anaskopi proktoskopi.
 Rektal touce
8. Diagnosis
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan didaerah
anus dan rectum atau jika keadaannya lebih serius lagi misalnya terdapat tumor
dapat dilakukan pemeriksaan anaskopi/proktoskopi.
9. Therapi/Tindakan Penanganan
a) Medis
1)   Farmakologis
 Untuk melunakkan feces/psilium yang dapat mengurangi sembelit
diberikan obat golongan laksansia.
 Untuk mengurangi/menghilangkan rasa sakit pada daerah anus
digunakan analgetik atau golongan suposituria untuk hemoroid
interna.
 Untuk menghentikan perdarahan diberikan anti koagulan.
2)   Non Farmakologis
- Perbaikan pola hidup dengan menyarankan perbanyak konsumsi
makanan yang mengandung serat yang dapat melunakkan feces.
- Mengurangi makanan yang terlalu pedas atau asam dan beralkohol.
- Perbaiki pola buang air besar mengganti closet jongkok menjadi
duduk
- Menjaga kebersihan lokal daerah anal misalnya dengan merendam
anus disarankan untuk tidak terlalu banyak duduk/tidur lelah
banyak berjalan.
3)   Tindakan
Apabila hemoroid internal derajat 1 yang tidak membak dengan
penatalaksanaan konservatif mada dapat dilakukan tindakan
pembedahan. HIST (Hemorrhoid Institute of South Texas)
menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan hemoroid antara lain :
a. Hemoroid internal derajat II berulang

5
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala
c. Mukosa rectum menonjol keluar anus
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif
f. Permintaan pasien

10. Masalah Keperawatan yang lazim muncul


a. Konstipasi
b. Nyeri akut 
c. Intoleransi aktivitas
d. Ansietas
e. Gangguan rasa nyaman
f. Resiko infeksi
g. Resiko Syok (hipovolemi)

6
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
NURSING CARE PLANNING
N Rencana Tindakan
Diagnosa
O NOC NIC
1 Konstipasi NOC NIC
Definisi: penurunan pada frekuensi normal  Bowel elimination Constipation/ Impaction Management
defekasi yang disertai oleh kesulitas atau  Hydration  Monitor tanda dan gejala konstipasi
pengeluaran tidak lengkap feses/ Kriteria Hasil  Monitor bising usus
pengeluaran feses yang kering, keras dan  Mempertahankan bentuk  Monitor feses : frekuensi, warna dan
banyak feses lunak setiap 1-3 hari konsistensi
Batasan karakteristik:  Bebas dari  Konsultasi dengan dokter tentang penurunan
 Nyeri abdomen ketidaknyamanan dan dan peningkatan busing usus
 Nyeri tekanan abdomen dengan terapa konstipasi  Monitor tanda dan gelaja rupture usus/
resistensi otot  Mengidentifikasi indicator peritonitis
 Nyeri tekan abdomen tanpa terapa untuk mencegah konstipasi  Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan
resistensi obat  Feses lunak dan berbentuk terhadap pasien
 Anoraksia  Identifikasi faktor penyebab konstipasi
 Perubahan pada pola defekasi  Dukung intake cairan
 Darah pada feses  Kolaborasi pemberian laksatif
 Distensi abdomen  Menyusun jadwal toilet
 Rasa rektal penuh  Dorong meningkatkan asupan cairan kecali
 Rasa tekanan rektal dikontraindikasikan
 Feses keras dan berbentuk  Evaluasi profil obat untuk efek samping
 Sakit kepala gantroinstentinal
 Bsising usus hiperaktif/hipoaktif  Anjurkan pasien/ keluarga untuk mencatat

7
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
 Peningkatan tekanan abdomen warna, volume, frekuensi dan konsistensi
 Nyeri pada saat defekasi feses
 Massa abdomen yang dapat diraba  Anjurkan pasien untuk diet tinggi serat
 Mengejan pada saat defekasi  Menyarankan pasien untuk berkonsultasi
 Tidak dapat mengeluarkan feses dengan dokter jika sembelit terus ada
Faktor yang berhubungan  Pantau tanda-tamnda adanya pecahnya sus
 Fungsional dan/ peritonitis
- Kelemahan otot abdomen  Memantau gerakan usus, termasuk
- Kebiasaan mengabaikan dorongan frekuensi,
defekasi  Pantau bising usus
- Ketidakadekuatan toileting (misal,  Pantau tanda-tanda impaksi
batasan waktu, posisi untuk defekasi)  Anjurkan pasien pada hubungan asupan diet,
- Kurang aktivitas fisik olahraga dam caran sembelit
- Kebiasaan defekasi tidak teratur  Timbang pasien secara teratur
- Perubahan lingkungan  Ajarkan pasien tentang proses pencernaan
 Psikologis yang normal
- Depresi, stress emosi
- Konfusi mental
 Farmakologis
- Antasida mengandung aluminium
- Antikoligenk, antikonvulsan
 Mekanis
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Hemoroid

8
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
- Penyakit hrschsprung
- Obesitas
- Gangguan neurologist
- Obstruksi pasca-bedah
- Pembesaran prostat
- Abses rectal
- Fisura anak rektal
- Tumor

2. Nyeri akut NOC NIC


Defenisi:  Pain level Pain Management
pengalaman sensori dan emosional yang  Pain control  Lakukan pengkajian nyeri secara
tidak menyenangkan yang muncul akibat  Comfort level komprehensif termasuk lokasi, karaktersitik,
kerusakan jaringan yang actual atau Kriteria hasil :
potensial atau digambarkan dalam hal durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
 Mampu mengontrol nyeri
kerusakan sedemikian rupa (International  Melaporkan bahwa nyeri presipitasi
Association for the study of Pain): awitan berkurang dengan  Observasi reaksi nonverbal dari
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas menggunakan manajemen nyeri ketidaknyamanan
ringan hingga berat dengan akhir yang dapt  Mampu mengenali nyeri (skala,  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung intensitas, frekuensi dan tanda mengetahui pengalaman nyeri pasien
<6 bulan. nyeri)
Faktor yang berhubungan:  Menyatakan rasa nyaman  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
 Agen cedera (mis: biologis, zat kimia, setelah nyeri berkurang  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
fisik, psikologis)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
lain tentang ketidakefektifan control nyeri
masa lampau

9
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
dan menemukan lingkungan
 Control lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis, non farmakologis dan
interpersonal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan control nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesik Administrastion
 Tentukan lokasi, karaktersiktik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
 Cek instruktur dokter tentang jenis obat,

10
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
dosis dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesic yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesic ketika pemberian
lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe
dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pertama kali
 Berikan analgesic tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan
gejala
3 Intoleransi aktivitas NOC NIC
Definisi : ketidakcukupanh energy  Energy conservation Activity therapy
psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan  Activity tolerance - Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi
atau menyelesaikan aktifitas kehidupan  Self care : ADLs medic dalam merencanakan program terapi
sehari-hari yang harus atau yang ingin Kriteria Hasil : yang tepat
dilakukan  Berpartisipasi dalam aktivtas - Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivtas
Batasan karakteristik : fsik tanpa disertai peningkatan yang mampu diulakukan

11
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
 Respon tekanan darah abnormal terhadap tekanan darah, nadi dan RR - Bantu untuk memilh aktivitas yang sesuai
aktifitas  Mampu melakukan aktivtas dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
 Respon frekuensi jantung abnormal sehari-hari secara mandiri - Bantu untuk mengidentifkas dan mendapatkan
terhadap aktivtas  Tanda-tanda vital normal sumber yang diperlukan untuk aktivtas yang
 Perubahan EKG yang menyerminkan  Energy psikomotor diinginkan
aritmia/ iskemia  Mampu berpindah: dengan atau - Bantu untuk mengidentifikasi aktivtas yang
 Ketidaknyamanan setelah beraktivitas tanpa bantuan alat disukai
 Dyspnea setelah beraktivitas  Sirkulas status baik - Sediakan penguatan postif bagi yang aktif
 Menyatakan merasa lemah, letih  Status respirasi: pertukaran gas beraktivitas
Faktor yang berhubungan : dan ventilasi adekuat - Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
 Tirah baring atau imobilisasi
- Monitor respon fisik, emosi, social dan
 Kelemahan umum
spiritual
 Ketidakseimbangan antara suplei dan
kebutuhan oksigen
 Imobilitas
 Gaya hidup monoton
4 Ansietas NOC NIC
Defisini : perasaan tidak nyaman atau  Joint movement active Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
kekhawatran yang samar disertai respon  Mobility level - Gunakan pendekatan yang menenangkan
autonomy (sumber sering kali tidak  Self care: adls - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
spesifik); perasaan tacit yan disebabkan oleh  Transfer performance pelaku pasien
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini Kriteria hasil: - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
merupakan isyarat kewaspadaan yang  Klien mengidentifikas dan dirasakan selama prosedur
mempenringatkan individu akan adanya mengungkapkan gejala - Pahami prespektif pasien terhadap situasi

12
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
bahaya dan memampukan individu untuk cemas stress
bertindak menghadapi ancaman  Mengidentifikasi, - Temani pasien untuk memberikan keamanan
Batasan karakteristik mengungkapkan dan - Lakukan back/ neck rub
 Perilaku: menunjukkan teknik untuk - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Penurunan produktivitas mengontrol cemas - Bantu pasien mengenal situasi yang
- Gerakan yang ireleven  Vital sign dalam batas menimbulkan kecemasan
- Gelisah normal - Instruksikan pasien menggunakan teknik
- Melihat sepintas  Postur tubuh, ekspresi relaksasi
- Insomnia wajah, bahasa tubuh dan - Berikan obat untuk mengurai kecemasan
- Kontak mata yang buruk tingkat aktivitas
- Mengekspresikan kekawatiran karena menunjukkan berkurangnya
perun=bahan dalam peristiwa hidup kecemasan
- Agitasi
- Mengintai
- Tampak waspada
 Affektif :
- Gelisah, distress
- Kesedihan yang mendalam
- Ketakutan

5 Resiko Syok NOC NIC


Definisi : berisiko terhadap ketidakcukupan  Syok prevention Syok prevention
aliran darah kejaringan tubuh yang dapat  Syok management - Monitor status sirkulasi Bp, warna kulit, suhu
mengakibatkan disfungsi seluler yang Kriteristik Hasil : kulit, denyut jantung, HR dan ritme, nadi
mengancam jiwa  Nadi dalam batas yang perifer dan kapler refill

13
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
Faktor resiko : diharapkan - Monitor tanda inadekuat oksgenasi jaringan
 Hipotensi  Rama jantung dalam batas - Monitor suhu dan pernafasan
 Hipovolemi yang diharapkan - Monitor input dan output
 Hipoksemia  Frekuensi nafas dalam - Pantau nilai labor: HB, HT, AGD dan
 Hipoksia batas yang dharapkan elektrolit
 Infeksi  Irama pernapasan dalam - Monitor hemodinamik invasi yang sesuai
batas yang diharapkan - Monitor tanda dan gejala sites
 Sepsis
 Natrium, kalium, klorida, - Monitor tanda awal syok
 Sindrom respons inflamasi sistemik
kalsium magnesium serum - Tempatkan pasien pada posisi supine, akki
dan pH darah serum dalam elevasi untuk peningkatan preload dengan
batas normal tepat
- Lihat dan pelihara kepatenan jalan napas

6. Gangguan rasa nyaman NOC: NIC:


Definisi : merasa kurang senang, lega dan  Perawatan diri: eliminasi Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
sempurna dalam dimensi fisik, (toileting) - Gunakan pendekatan yang menenangkan
psikospiritual, lingkungan dan social  Kontinensia urine - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Batasan karakteristik:  Eliminasi urine pelaku pasien
 Ansistas Kriteria Hasil: - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
 Menangis  Mampu mengontrol dirasakan selama prosedur
 Gangguan pola tidur kecemasan - Pahami prespektif pasien terhadap situasi
 Takut  Status lingkungan yang stress
 Ketidakmampuan untuk rileks nyaman - Temani pasien untuk memberikan keamanan
 mengontrol nyeri - Lakukan back/ neck rub
 Iritabilitas
 kualtas tidur dan istirahat - Dengarkan dengan penuh perhatian

14
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
 Merintih adekuat - Bantu pasien mengenal situasi yang
 Melaporkan merasa dingin/ panas  control gejala menimbulkan kecemasan
 Melaporkan perasaan tidak nyaman  status kenyamanan - Instruksikan pasien menggunakan teknik
 Melaporkan rasa gatal meningkat relaksasi
 Gelisah  dapat mengontrol ketekutan - Berikan obat untuk mengurai kecemasan
 support social
 Berkeluh kesah
 keinginan untuk hidup
Faktor yang berhubungan :
 Gejala terkait penyakit
 Sumber yang tidak addekuat
 Kurang pengendalian lingkungan
 Kurang privasi
 Efek samping terkait terapi (radiasi)
7 Resiko infeksi NOC: NIC:
Definisi : berisiko mengalami peningkatan  Immune status Infection control (control infeksi)
terserang organisme patogenetik  Knowledge : infecton - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
Faktor resiko : control lain
 Penyakit kronis  Risk control - Pertahankan teknik isolasi
 Efek prosedur invasive Kriteria hasil: - Batasi pengunnung bila perlu
 Malnutrisi  Klen bebas dari tanda dan - Instruksikan pada pengunjung untuk
 Peningkatan paparan organisme pathogen gejala infeksi mencucui tangan saat berkunjung dan setalah
lingkungan  Mendeskripsikan proses berkunjung meninggalkan pasien
 Ketidakadekuatan pertahanan tubuh penularan penyakit, faktor - Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
primer yang mempengaruhi tangan
 Ketidakadekuatan pertahanan tubuh penularan serta - Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah

15
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
sekunder penatalaksanaan tindakan keperawatan
 Menunjukkan kemampuan - Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
untuk mencegah timbulnya pelindung
infeksi - Tingkatkan intake nutrisi
 Jumlah leukosit dalam - Ganti letak IV perifer dan line central dan
batas normal dressing sesuai dengan petunjuk
 Menunjukkan perilaku - Monitor tanda dan gejala infeksi
hidup sehat - Monitor hitung granulosit, WBC
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Dorong masukkan nutrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi

16

Anda mungkin juga menyukai