Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KASUS

KOMITMEN BER-ANEKA
LATSAR CPNS GOL. III
ANGKATAN LXXX

Pengampuh : Dr. HM. HOYIN RIZMU., MM

Nama Kelompok 2.2 :


12_Ns. Made Dwi Apriyanti, S.Kep
5_Maya Riawati Masrianun Harahap, S.Pd
27_Rizky Aisyah Fitri, S.Pd
31_Supriyono, S.Pd
37_Vera Waty, S.Pd

Referensi Kasus Komitmen Ber-ANEKA

No. Nilai-Nilai Referensi


Dasar
1. Akuntabilitas https://amp.kompas.com/regional/read/2021/08/05/061113578/kor
upsi-dana-bos-selama-4-tahun-kepsek-dan-bendahara-di-
manggarai-ditahan

2. Nasionalisme https://news.detik.com/berita/d-5763087/bunuh-2-wanita-oknum-
polisi-di-medan-divonis-mati

3. Etika Publik https://www.msn.com/id-id/berita/other/viral-polisi-smackdown-


mahasiswa-saat-unjuk-rasa-di-tangerang/ar-AAPst4C?
ocid=BingNewsSearch

4. Komitmen https://www.bukitbarisannews.com/uncategorized/diduga-ada-
Mutu permainan-pembangunan-jalan-rabat-beton-asal-jadi/

5. Anti Korupsi https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5693223/tilap-


retribusi-pasar-ratusan-juta-asn-pemkab-klaten-dibui?
_ga=2.22626482.824808438.1634188567-
1043003301.1634188565
1. AKUNTABILITAS

Korupsi Dana BOS Selama 4 Tahun, Kepsek dan Bendahara di


Manggarai Ditahan

MAUMERE, KOMPAS.com - Tim penyidik Kejaksaan Negeri Manggarai di Reo


menahan Kepala SMPN 1 Reok berinisial HN dan bendahara sekolah, MA dalam
perkara dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) reguler tahun anggaran 2017, 2018, 2019 dan 2020, Selasa (3/8/2021).

Korupsi tersebut diduga terjadi selama empat tahun di Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 1 Reok, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, NTT.

Kepala sekolah dan bendahara kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Dua tersangka itu ditahan selama 20 hari usai Tim Penyidik Cabang Kejaksaan Negeri
Manggarai di Reo, melakukan pemeriksaan tambahan  pada kepala SMPN 1 Reok, HN
dan bendahara, MA, Senin, 2 Agustus 2021.

“Untuk kepentingan Penyidikan, Tim Penyidik menahan tersangka Kepala Sekolah (HN)
dan bendahara (MA) untuk selama 20 di Rutan Polres Manggarai, terhitung sejak
tanggal 02 Agustus 2021 hingga 22 Agustus,” jelas Kepala Kejaksaan Negeri
Manggarai, Bayu Sugiri dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (4/7/2021).

Ia mengatakan, penahanan terhadap Tersangka HN dan MA didasarkan Pasal 21 ayat


(1) KUHAP dilakukan dengan pertimbangan subyektif bahwa dikhawatirkan para
tersangka akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau
mengulangi tindak pidana dan Pasal 21 ayat (4) huruf a, tindak pidana itu diancam
dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.

Para tersangka, lanjut dia, disangka melanggar Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18 UU Nomor
31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.

Kemudian Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP subsider Pasal 3 jo. Pasal 18 UU Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1
KUHP.

2. NASIONALISME

Bunuh 2 Wanita, Oknum Polisi di Medan Divonis Mati!

Medan - Pengadilan Negeri (PN) Medan menggelar sidang putusan terhadap terdakwa
Aipda Roni Syahputra dalam perkara pembunuhan terhadap dua orang wanita. Aipda
RS divonis mati.
"Mengadili, menjatuhkan terdakwa Aipda Roni Syahputra dengan pidana mati," kata
hakim dalam sidang di PN Medan, Senin (11/10/2021).
Roni dinyatakan terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap dua orang
wanita. Dia dinilai melanggar Pasal 340 KUHP. Majelis hakim menyebut tidak ada hal
yang dapat meringankan hukuman Roni.

"Hal yang meringankan, tidak ada," ucap Hakim.

Hukuman ini sama dengan tuntutan yang diajukan jaksa penuntut umum (JPU). Roni
sebelumnya dituntut dengan hukuman mati.

Roni, yang berdinas di Polres Belawan, Sumatera Utara (Sumut), ditangkap pada
Februari lalu. Dia diduga membunuh dua wanita yang ditemukan di 2 lokasi terpisah di
Sumut.
Polisi mengatakan Roni diduga merupakan orang yang membunuh dua wanita di dua
lokasi terpisah. Satu jenazah ditemukan di wilayah Medan dan satu jenazah lagi di
Serdang Bedagai.

"Jadi, kemarin tanggal 24 Februari kita sudah mengidentifikasi pelaku dan langsung kita
kejar dan syukur sudah kita amankan. Beliau memang seorang oknum anggota polisi,"
kata Kasubbid Penmas Polda Sumut saat itu, AKBP MP Nainggolan, kepada wartawan,
Kamis (25/2).

3. ETIKA PUBLIK

Viral! Polisi Smackdown Mahasiswa saat Unjuk Rasa di Tangerang

Tangerang: Viral video aksi kekerasan polisi pada warga sipil. Seorang mahasiswa


dibanting oleh anggota kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung
Bupati Tangerang, Kabupaten Tangerang, Banten. 

Video berdurasi 48 detik itu memperlihatkan seorang aparat kepolisian tengah memiting
seorang mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Kemudian, mahasiswa itu dibanting
hingga terkapar dan mengalami kejang.

Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga, mengatakan pihaknya tengah
mendalami aksi kekerasan polisi saat demonstrasi mahasiswa di depan kantor Bupati
Tangerang. Menurutnya, pihaknya belum mendapatkan fakta yang jelas terkait
kericuhan tersebut.

"Kita belum tahu ya. Kita perlu waktu, sedang hubungi yang melakukan pengamanan
disana. Kita mau mendapatkan fakta di lapangan terkait itu," ujarnya, Rabu, 13 Oktober
2021.  
Shinto menuturkan terkait video kekerasan anggotanya yang membanting seorang
mahasiswa akan didalami. Polisi akan meminta keterangan kepada polisi yang
bersangkutan.

"Ini harus kita tanyakan dulu siapa petugasnya dan bagaimana cerita yang
bersangkutan atau kronologisnya, saya akan coba konfirmasi. Saya akan konfirmasi ke
kepada pengamanan objek di sana," katanya. 

Pihak kepolisian akan lakukan evaluasi


Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro, mengatakan dirinya akan
melakukan evaluasi terkait penindakan tersebut. 

"Secara internal tetap akan saya evaluasi. Tim Propam akan melakukan evaluasi
terhadap standar operasional prosedur (SOP) mengamankan massa," ujarnya, Rabu,
13 Oktober 2021.

Wahyu menambahkan, hasil penilaian internal itu nantinya sebagai bahan untuk
menindak anggota tersebut, bila terbukti adanya kesalahan SOP. Dia memastikan akan
menindak petugas yang tidak mematuhi SOP.

 "Sudah kita aplikasikan dengan baik SOP itu. Tapi masih ada perilaku oknum yang
tidak baik. Tentu kita tindak tegas," katanya.

Pascakekerasan tersebut, mahasiswa yang dibanting dibawa ke rumah sakit. Namun,


dipastikan dia tak terkapar. 

"Yang bersangkutan (mahasiswa yang dibanting) akan kita bawa ke rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan medis. Saya hanya memberikan info, jika yang bersangkutan
masih bisa jalan," jelas Wahyu.   

Aksi unjuk rasa diklaim tidak berizin


Aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor Bupati Tangerang itu tidak berizin.
Pasalnya, pelaksanaan aksi demo pada saat pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat (PPKM) level 3, tidak diperkenankan dari aspek protokol kesehatan.

"Maka kalau ditanya apakah aksi yang berlangsung itu, sesungguhnya tidak memiliki
izin persetujuan dari Polda Banten maupun Polresta Tangerang, sehingga disarankan
tidak melaksanakan aksi," jelas Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga.

Aksi unjuk rasa ricuh saat HUT ke-389 Kabupaten Tangerang


Aksi unjuk rasa tersebut bertepatan dengan HUT Kabupaten Tangerang ke-389. Aksi
tersebut berakhir ricuh.

Para mahasiswa itu meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang segera


menyelesaikan persoalannya di tuntutan massa aksi. Salah satunya persoalan
Peraturan Bupati nomor 47 tahun 2018 tentang pembatasan jam operasional angkutan
tambang.
Namun, mereka terhalang oleh puluhan aparat keamanan untuk memasuki gedung
tersebut, sehingga berujung saling dorong dengan aparat kepolisian. Usai saling
dorong, beberapa mahasiswa diamankan aparat dari Polres Tangerang Kota. 

"Aspirasi boleh tapi dengan cara-cara yang baik. Karena kondisi dorong-dorongan ya
mahasiswa diangkut diamankan dahulu ke Polres," kata Kabid Trantibum Satpol PP
Kabupaten Tangerang Widodo, Rabu, 13 Oktober 2021.

4. KOMITMEN MUTU

Diduga Ada Permainan, Pembangunan Jalan Rabat Beton Asal Jadi

Pesisir Barat. Bukitbarisannews.com –Pembangunan Jalan Rabat Beton yang


bersumber dari APBD tahun anggaran 2021 di Gang Simpur 1 Pekon Rawas
Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung yang dikerjakan
oleh CV. EKA WIJAYA diduga asal asalan Jumat (04/06/2021.

Warga Pekon Rawas Kecewa dengan Pembangunan Jalan Rabat Beton yang
bergelombang kemudian nampak permukaan jalan yang sudah mengelupas dimana
mana,sedangkan pembangunan jalan tersebut baru selesai satu minggu dan membuat
warga setempat kecewa, “kami bersyukur jalan ini diperbaiki tapi jangan asal jadi
seperti ini” Ujar Ed warga sekitar.

Hal senada juga diungkapkan warga setempat yang berinisial SR mengatakan, “masa
kerjaan ini baru selesai tapi permukaannya sudah pecah pecah dan rabatnya enggak
rata alias bergelombang, cobalah kalau kerja yaa sesuaikanlah sama RABnya”,
Ucapnya.

Saat awak media croscek ke lokasi pekerjaan tersebut pada hari jumat 04/06/2021,
terlihat pengerjaan Proyek Rabat Beton yang anggarannya bersumber dari APBD tahun
anggaran 2021 dengan pagu dana Rp. 191.075.000., yang dikerjakan CV. EKA
WIJAYA terlihat jelas dengan kondisi jalan yang bergelombang dan nampak banyak
permukaan yang sudah pecah pecah.
Saat dikonfirmasi awak media kontraktor pekerjaan tersebut yang bernama Lukman
mengucapkan, “pekerjaan kami sudah maksimal dan manusia itu tidak ada yang
sempurna” Terangnya.

Ada dugaan kurangnya pengawasan dari Dinas terkait terutama PUPR dan Konsultant
Pengawas di Kabupaten Pesisir Barat, atas Pembangunan Proyek Jalan Rabat Beton
tersebut di  Jalan Simpur 1 Pekon Rawas  Kecamatan Pesisir Tengah, diduga
dikerjakan asal jadi, kemudian bergelombang bahkan mutu Beton tersebut terkesan
tidak maksimal dan tidak sesuai dengan Spesifikasi Tekhnis yang direncanakan,
sehingga bangunan rabat beton tersebut yang belum lama dikerjakan sudah rusak dan
pasir bermunculan diatas permukaan jalan. Red. Cw. Rismasnyah

5. ANTI KORUPSI

Tilap Retribusi Pasar Ratusan Juta, ASN Pemkab Klaten Dibui

Klaten - Seorang aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Klaten, Joko Sarjono ditahan
penyidik kejaksaan negeri (Kejari) Klaten. Joko ditetapkan sebagai tersangka karena
menggunakan uang retribusi pasar untuk kepentingan pribadi.
"Hasil pungutan retribusi Pasar Prambanan yang seharusnya disetor ke kas daerah
namun malah digunakan untuk membiayai kepentingan pribadi," kata Kajari Klaten, Ari
Bintang Prakosa Sejati saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantornya,
Senin (23/8/2021).

Ari menerangkan tersangka kini menjalani penahanan di rutan selama 20 hari hingga
berkas dakwaan rampung.

"Ditahan selama 20 hari ke depan. Yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka


sejak tanggal 3 Agustus 2021 lalu," terang Ari.

Dia menerangkan Joko ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana
korupsi pengelolaan retribusi jasa pelayanan Pasar Prambanan periode Januari 2014-
Maret 2017. Saat itu, tersangka menjabat sebagai Lurah Pasar Prambanan.

"Periode Januari 2014 sampai dengan bulan Maret 2017. Saat itu tersangka sebagai
lurah atau Kepala Unit Pasar Prambanan. Akibat perbuatan tersangka pemerintah
daerah mengalami kerugian Rp 197.164.654," sambung Ari.

Di lokasi yang sama, Kasi Pidsus Kejari Klaten, Ginanjar Damar Pamenang
mengatakan kasus ini terungkap dari informasi masyarakat. Pihaknya bakal mengebut
berkas kasus ini agar bisa segera disidangkan.

"Kita dapat informasi kemudian dilakukan penyelidikan sampai ke penyidikan. Kita


tetapkan tersangka, hari ini diperiksa langsung ditahan, secepatnya kita limpahkan ke
pengadilan Tipikor," jelas Ginanjar kepada detikcom.

Ginanjar menyebut pihaknya sudah memeriksa sekitar 20 saksi. Untuk diketahui, saat
ini tersangka masih berstatus sebagai ASN.

"Saat ini masih ASN. Dulu sebagai lurah pasar tapi saat ini staf di kantor pasar lain,"
imbuh Ginanjar.

Terpisah, pengacara tersangka, Gino menyebut saat ini kliennya dalam kondisi sehat.
Dia mengatakan proses penyidikan kasus ini sudah dilakukan sejak awal bulan lalu.

"Kondisinya sehat. Setelah proses penyidikan awal bulan lalu dilakukan penahanan
oleh penyidik," jelas Gino.

Atas perbuatannya tersangka dijerat dengan Pasal primair Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18
UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas UU nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Tersangka juga dijerat dengan subsidair Pasal 3 Jo Pasal 18
UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana
Korupsi.

Anda mungkin juga menyukai