Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STUDI KASUS PELANGGARAN NILAI

KARAKTER
PENDIDIKAN KARAKTER

ANGGOTA KELOMPOK 7
PUTRI DWI TAMARA 2291080
PUTRI ENI GUENI 2291081
PUTRI JASMINE FEZQYRATRI 2291082
ROBI 2291083
ROS INDRI KARAME 2291084
1D
DOSEN PENGAMPU
DR. IHSANUL ARIEF, M.SC
TA
2022/2023
AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
Kasus 1

Berawal dari Bully di Medsos, Begini Kronologi Kasus


Audrey
1. Ringkasan Kejadian
Jakarta - Kasus dugaan kekerasan yang dialami siswi SMP di Pontianak, A, berlanjut
ke ranah hukum. Bagaimana kronologi kasus ini hingga ditetapkannya 3 siswi SMA
sebagai tersangka?
Sorotan besar atas kasus ini berawal dari munculnya tagar #JusticeforAudrey di media
sosial. Rupanya, kasus ini juga berawal dari media sosial. Hal itu terungkap
berdasarkan pengakuan tujuh dari 12 siswi SMA yang terkait dugaan kekerasan ini.
Mereka buka suara usai dimintai keterangannya di Polresta Pontianak
#JusticeForAudrey. Dugaan kekerasan yang dialami A bermula dari cekcok akibat
saling ejek antara A dengan siswi SMA di medsos. Salah satu pelajar berinisial Ec
alias NNA (17) mengakui perkelahian dimulai dari dirinya dengan A karena
kekesalannya terhadap korban yang sering mem-bully dirinya di medsos.
A dan para siswi SMA itu pun bertemu di tepi Sungai Kapuas, pada Jumat (29/3)
untuk menyelesaikan cekcok dari medsos itu. Saat bertemu itulah terjadi perkelahian.
Singkat cerita, usai perkelahian terjadi, ibu korban membuat laporan ke Polresta
Pontianak. Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan, berlanjut ke
penyidikan hingga ditetapkanlah tiga tersangka pelaku, yakni Ar, Ec alias NNA, dan
Ll. "Tetapi fakta yang ada itu menjambak rambut, mendorong sampai terjatuh,
memiting, dan melempar sandal. Itu ada dilakukan dan tidak ada tindakan melukai
alat kelamin," kata Kapolresta Pontianak Kombes M Anwar Nasir, sebagaimana
dikutip dari Antara.
2. Nilai Karakter yang Dilanggar
 Religius
 Bersahabat/komunikatif
 cinta Damai
 peduli sosial
 tanggung jawab
3. Konsekuensi Pelanggaran yang diterima pelaku pelanggaran
Menurut Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar dalam
konfersi pers-nya berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan,
karena dengan adanya proses hukum akan memberikan dampak kemudian hari pada
mereka yang masih dibawah umur. Retno Listyarti, Komisioner KPAI bidang
Pendidikan menjelasakan, yang dimaksud oleh KPPAD, diselesaikan secara
kekeluargaan adalah penyelesaian kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku dan
korban melalui mekanisme yang disebut DIVERSI (penyelesaian diluar pengadilan).
Diversi diatur dalam UU No 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).
Namun, diversi hanya dapat dilakukan jika pihak korban bersedia. Kalau tidak, maka
proses hukum berjalan terus. “Mekanisme ini bisa digunakan untuk kasus semacam
ini, karena korban dan pelaku masih berusia anak,” paparnya
Kasus 2
Mario Dandy Aniaya David, Kriminolog UI: Kenakalan
yang Berakhir Kekerasan, Pidana Dilanggar

1. Ringkasan Kejadian
Penganiayaan itu berawal ketika korban David tengah bermain di rumah temannya
berinisial R. Saat itu, korban didatangi oleh pelaku Mario. Mario mendatangi korban
David karena mendapat pengaduan dari temannya, seorang perempuan berinisial A.
Adapun perempuan tersebut mengaku kepada Mario bahwa dirinya pernah mendapat
perlakuan kurang baik atau tidak menyenangkan dari korban David. Setelah
mendatangi rumah teman korban berinisial R, Mario langsung meminta klarifikasi
David mengenai perihal perbuatan tidak baik yang diduga dilakukannya kepada
perempuan berinisial A. Pada saat itulah, terjadi perdebatan pelaku Mario dengan
korban David, yang kemudian berujung pada tindakan penganiayaan terhadap korban.
Orang tua R yang mendengar keributan di depan rumahnya itu kemudian langsung
keluar. Betapa kagetnya orang tua R tersebut saat keluar rumah mendapati korban
David sudah tergeletak di dekat pelaku Mario.
Orang tua R tersebut, kata Kombes Ade, langsung menolong korban David dengan
melarikannya ke rumah sakit terdekat, dibantu petugas keamanan kompleks yang saat
itu sedang berjaga.
Pada pukul 21.00 WIB, pelapor berinisial MR menghubungi polisi, lalu direspons
cepat oleh Piket Reskrim Polsek Pesanggrahan yang langsung mendatangi tempat
kejadian perkara (TKP).

"Selanjutnya, pelaku diamankan oleh petugas keamanan kompleks dan petugas dari
Polsek Pesanggrahan. Pelaku lalu dibawa ke kantor polisi," ucap Kombes Ade.

Namun, jika perbuatan itu menjadikan luka berat, maka dihukum penjara selama-
lamanya lima tahun. Saat ini, Mario telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka
kasus penganiayaan terhadap korban David.
2. Nilai Karakter yang dilanggar

 Religious

 Cinta damai

 Bersahabat/komunikatif

 Peduli sosial

 Tanggung jawab

 Jujur

3. Konsekuensi pelanggaran yang diterima pelaku pelanggaran

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki
Haryadi ketiga tersangka tersebut diterapkan pasal berupa penganiayaan berat dengan
rencana terlebih dahulu.

"Pertama tersangka MDS (mario dandy), 355 KUHP subsider 354 Ayat 1 KUHP
subsider 353 Ayat 2 KUHP subsider 351 Ayat 2 KUHP dan atau 76 C jo 88 UU
perlindungan anak ancaman maksimal 12 tahun penjara," kata Hengki dalam
konferensi persnya Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Pasal 355 berbunyi :


(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancamdengan pidana
penjara paling lams lima belas tahun.

Sedangkan, Pasal 354 KUHP berbunyi:


(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sepuluh tahun.

Anda mungkin juga menyukai