Anda di halaman 1dari 20

10 Kasus Tindak Pidana Dalam KUHP

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat UTS matkul hukum Pidana

Dosen Pengampu :
Muhammad Irsan Nasution, S.H. M.H.

Disusun Oleh :
Vira Riza Walidina (1213050194)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
Penggugat Jokowi Soal Ijazah Palsu Pernah
Dipenjara, Ini Profilnya

JAKARTA - Nama Bambang Tri


Mulyono belakangan menjadi buah
bibir setelah menggugat Presiden
Joko Widodo (Jokowi) karena diduga menggunakan ijazah palsu saat mendaftarkan diri
dalam Pilpres 2019.

Gugatan tersebut teregister di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dengan nomor perkara:
592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst.

Bukan hanya Jokowi, Komisi Pemilihan Umum (KPU); Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR); dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti)
juga didugat dalam gugatan tersebut.

Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Ova Emilia telah memastikan bahwa ijazah milik
Presiden Joko Widodo alias Jokowi adalah asli.

Ova mengatakan, bahwa dari data dan informasi yang dimiliki oleh UGM, dapat dipastikan
bahwa ijazah Jokowi merupakan dokumen asli yang diterbitkan UGM. Dengan begitu, dia
menegaskan Jokowi merupakan alumni UGM.

"Atas data dan informasi yang kami miliki dan kami dokumentasi dengan baik, kami
meyakini keaslian sarjana S1 Ir. Joko Widodo dan yang bersangkutan benar-benar lulusan
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada," ujar Ova seperti yang disiarkan dalam
YouTube KompasTV, Selasa (11/10/2022)

Lalu siapa Bambang Tri Mulyono ini?


Diketahui, Bambang Tri Mulyono merupaka pembuat buku Jokowi Undercover. Pria
kelahiran Blora 4 Mei 1971 ini pernah dipenjara karena buku yang diterbitkannya.

Sebab, dalam buku tersebut dia menulis sisi negatif presiden ketujuh Indonesia itu dan setelah
dilakukan pemeriksaan polisi mengatakan bahwa Buku Jokowi Undercover hanya berisi
dugaan dari Bambang Tri.

Setahun Menikah, Suami Di Boyolali Bunuh Istri


Lalu Menyerahkan Diri Ke Polisi
TribunSolo.com - Tarman (40), Suku Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa
Tengah menyerahkan diri ke polisi usai membunuh istrinya sendiri, Sri Sumyati (50).

Peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di rumah mereka di Dukuh Sawengi, Desa Kembang,
Kecamatan Gladagsari, Boyolali pada Kamis (13/10/2022).

Tarman dan Sri Sumyati baru setahun menikah. Lalu keduanya tinggal di rumah Tarman di
Dukuh Sepi, Desa Jrakah.

Namun beberapa hari sebelum kejadian, mereka menginap di rumah Sri Sumyati di Dukuh
Sawengi karena jelang nyadran.

Saat di rumah, mereka berdua terlibat cekcok usai melakukan hubungan badan. Tarman yang
kalap kemudian membekap mulut sang istri.

Bahkan ia juga menyumpal mulut korban dengan celana dalam sampai sang istri meninggal
dunia.

"Yang diduga menyerahkan diri ke Polsek Selo," katanya saat dihubungi TribunSolo.com,
Kamis (13/10/2022).
PPATK Ungkap Para Pejabat Negara Cuci Uang
Ratusan Miliar Lewat Kasino
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Analisis Pemeriksaan I Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi (PPATK), Muhammad Novian menyebut pejabat negara cenderung melakukan
pencucian uang hasil korupsi lewat digital currency maupun kasino (rumah judi).

"Penyelenggara negara atau profesional money launder, memiliki kecenderungan melakukan


pencucian uang hasil korupsi itu melalui media digital currency dan juga penggunaan
kasino," kata Novian dalam diskusi 'Indeks Persepsi Korupsi dan Momentum Presidensi G20
Indonesia', Jumat (18/2).

Novian mengungkap pencucian uang lewat kasino sepanjang 2021 mencapai US$56.888.052
atau setara Rp815.333.783.277. Adapun angka pencucian uang lewat digital currency
mencapai US$6 juta. Selain itu, kata Novian, pola pencucian uang lain yang digunakan
adalah lewat institusi keuangan, perusahaan keuangan, perusahaan asuransi, perusahaan
investasi, dan perusahaan penukaran uang atau valuta asing. Kemudian medium yang
digunakan selain kasino adalah agensi real estate, penjual metal atau batu, pengacara, agensi
judi atau klub malam, juga stockbrokers atau pemain di bursa saham. Data tersebut didapat
dari telaah kasus di tujuh negara, yakni Australia, Indonesia, Filipina, Laos, Malaysia,
Selandia Baru, dan Singapura yang dikumpulkan sepanjang 2017 hingga 2021.

"Dari tipologi yang ada, PPATK berhasil lihat, pencucian uang dari hasil tindak pidana
korupsi pada 2019 kategori yang paling dominan adalah penyelenggara negara," ujar Novian.
"Pihak yang paling banyak melaporkan adalah perbankan, kemudian sektor ekonomi. Yang
paling dominan adalah natural resources atau sumber daya alam yang memiliki risiko tinggi,"
katanya.

Novian mencontohkan kasus pencucian uang yang makin gencar terjadi adalah lewat
perusahaan valuta asing. Uang untuk suap dibawa dari perusahaan valuta saat masuk ke
Indonesia.

"Dilakukan transaksi yang masif menggunakan US dolar, menggunakan perusahaan valuta


asing untuk menyamarkan seolah-olah itu adalah bisnis pertukaran valuta asing dari dolar ke
rupiah," kata Novian.

"Itu [terjadi] di perbatasan [negara]. Petugas valuta asing membawa uang tunai untuk
transaksi, padahal untuk menyuap pejabat di Indonesia. Alasan yang digunakan seolah-olah
dari bisnis penukaran uang," ujarnya menambahkan.

Novian menyatakan kasus sepanjang 2021 ini dianggap berbahaya lantaran tingkat kasusnya
semakin meningkat. Pihaknya pun menyatakan red flag atau bendera merah untuk pencucian
uang.

Pelaku Pelecehan Seksual Anak Di Yogyakarta


Berhasil Ditangkap Polisi
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - FAS, terduga pelaku pelecehan seksual kepada sejumlah
anak, ditangkap Direktorat Kriminal Khusus Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti, diantaranya sprei milik
tersangka yang terekam kamera, serta telepon genggam berisi video asusila yang dibuat oleh
tersangka. Polisi juga menemukan sejumlah grup terindikasi kegiatan penyimpangan seksual
pada anak.

Salah satu grup media sosial terhubung dengan akun tersangka, berisikan 91.000 ribu anggota
dan 3.100 ribu terkait kasus pedofil.

Untuk pengembangan kasus, polisi kini tengah menelusuri admin grup beserta para
anggotanya.
Perampokan Minimarket Di Kabupaten Semarang,
Polisi Periksa CCTV

SuaraJawaTengah.id - Sebuah minimarket di Jalan Soekarno Hatta, Bawen, Kabupaten


Semarang menjadi korban perampokan, Jumat (27/5/2022) malam.

Polisi terus melakukan penyelidikan dalam kasus tersebut. Sementara pelaku diduga seorang
laki-laki dengan menggunakan senjata tajam dan sebuah botol berisi bensin.

Kabidhumas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menjelaskan, perampokan
itu bermula ketika tiga pegawai toko sedang bersiap-siap menutup toko sekitar pukul 22.05
WIB.

"Lalu datang seorang pria tak dikenal dengan membawa senjata tajam jenis celurit dan
sebuah botol berisi bensin," kata Iqbal dilansir dari ANTARA, Sabtu (28/5/2022).

Dia menjelaskan bensin tersebut kemudian disiramkan ke salah satu pegawai sambil meminta
agar seluruh pegawai masuk ke dalam gudang.

Dalam aksinya, kata dia, pelaku membawa kabur uang hasil penjualan dengan total mencapai
Rp9,6 juta.

Usai mendapat uang hasil rampokan itu, pelaku kemudian langsung meninggalkan tempat
kejadian.
Iqbal mengatakan penyelidikan sudah dilakukan dengan meminta keterangan para saksi.
Polisi juga menghimpun informasi dari rekaman televisi sirkuit tertutup atau closed circuit
camera television (CCTV) di tempat kejadian.

"Perkara ini ditangani Polres Semarang," ujarnya.


Jadi Pelaku Kasus Penipuan Rumah Layak Huni,
Relawan PDI Perjuangan Diciduk Polisi

SuaraSurakarta.id - Seorang pria bernisial YL yang mengaku koordinator relawan PDI


Perjuangan harus berususan dengan penyidik Satreskrim Polres Sumba Barat Daya (SBD)
Nusa Tenggara Timur.

YL ditangkap dalam kasus penipuan terhadap ribuan masyarakat kecil soal program rumah
layak huni di daerah itu.

Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Daya, Iptu Yohanes Balla, mengatakan bahwa setelah
ditangkap di Kupang, langsung diperiksa di Mapolda NTT.

"YL sebelumnya diamankan di Mapolda NTT untuk diperiksa oleh penyidik Subdit
III/Jatanras Ditreskrimum Polda NTT," kata Yohanes Balla dilansir dari ANTARA, Rabu
(7/8/2022).

Ia mengatakan usai ditangkap di Kota Kupang, YL langsung diterbangkan ke wilayah hukum


Polres Sumba Barat Daya (SBD) untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Pelaku sendiri saat berangkat dari Kota Kupang sampai tiba di bandara Tambolaka, Sumba
Barat Daya mengenakan baju berlambang PDI Perjuangan.
Sebelumnya Polres Sumba Barat Daya (SBD) telah menangkap lima warga yang juga
relawan PDI Perjuangan karena menipu warga di Sumba Barat Daya untuk mendapatkan
program rumah layak huni.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kelima tersangka itu juga sudah mengakui
perbuatan mereka.

Dalam menjalankan aksinya, para tersangka tersebut mendatangi warga yang ingin
mendapatkan bantuan rumah. Dari warga yang ingin mendapatkan rumah bantuan diminta
untuk menyetor uang Rp200 ribu per orang.

Kasus ini terungkap setelah ada warga sekaligus korban penipuan bernama Stefanus Umbu
Pati yang melapor kepada kepolisian setempat.
KPK Ungkap Hampir 600 Kades di RI Terjerat
Kasus Korupsi

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan ada ratusan kepala desa di
Indonesia yang terlibat tindak pidana korupsi. Padahal, dalam 5 tahun ini Pemerintah telah
menggelontorkan anggaran hingga Rp 470 triliun.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah sejak 2015-
2022, ada kurang lebih Rp 470 triliun-an, yang sudah digelontorkan oleh Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Daerah," kata Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat
KPK Wawan Wardiana dalam Rapat Koordinasi Pembentukan Desa Antikorupsi, Selasa
(18/10/2022).

"Namun ternyata dari data yang ada, hampir 600 orang kades yang terlibat tindak pidana
korupsi," imbuhnya.

Wawan menilai hal itu terjadi lantaran ada sejumlah tantangan yang ada di wilayah desa.
Pertama, dia menyebut partisipasi masyarakat dalam pengawasan anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD).

"Partisipasi masyarakat di desa, dalam mengawasi APDB, pembangunan maupun


perencanaan itu sangat rendah, dari data yang kami miliki," ucap dia.
Kemudian, dia menilai sedikitnya wadah masyarakat di desa untuk menyampaikan pendapat
hingga melakukan pengaduan. "Sangat minimnya saluran, bagaimana masyarakat untuk
menyalurkan pendapat ataupun pengaduan di desa-desa yang ada," imbuhnya.

Selain itu, Wawan menemukan para aparat desa tersebut minim pengetahuan soal gratifikasi,
konflik kepentingan hingga proses pengadaan barang dan jasa di wilayahnya. Tantangan
terakhir menurut KPK, kata Wawan, dia menilai budaya lokal dan hukum adat yang ada
sudah semakin tergerus.

"Semakin ke sini, semakin tergerus budaya lokal dan hukum adat yang ada di desa tersebut.
Padahal hukum atau adat budaya sangat menunjang terhadap nilai antikorupsi," tutupnya.
Kasus Penganiayaan, Kris Hatta Divonis Lima
Bulan Penjara

Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor Kris Hatta divonis lima bulan pidana penjara oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas kasus penganiayaan yang dilakukannya
terhadap Antony Hillenaar.

"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama lima bulan," kata
Hakim Suswanti membacakan putusannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, seperti
dikutip Antara Selasa (10/12).

Majelis hakim mengatakan pidana penjara yang dijatuhkan dengan ketentuan dikurangi masa
tahanan yang sudah dijalani terdakwa dan memerintahkan terdakwa untuk tetap ditahan.

Hakim mengatakan Kris Hatta secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan
tindak pidana penganiayaan sebagaimana dakwaan yang telah dijatuhkan kepada terdakwa
yakni Pasal 351 ayat 1 KUHP.

Usai membacakan putusan, Majelis Hakim memberikan hak kepada Kris Hatta untuk
menyampaikan tanggapannya, apakah menerima keputusan atau pikir-pikir.
Setelah berdiskusi dengan pengacaranya, Kris Hatta melalui pengacaranya menyampaikan
untuk pikir-pikir. Hal serupa juga disampaikan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Badriah
yang menyatakan pikir-pikir.

Hakim lalu memberikan waktu selama tujuh hari bagi terdakwa maupun juga JPU untuk
menyampaikan keberatannya atas putusan hakim.

Putusan majelis hakim tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa terhadap Kris Hatta yakni 10
bulan pidana penjara.

Kris Hatta ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian kasus penganiayaan terhadap lelaki
benama Antony Hilenaar.

Penetapan tersangka dilakukan usai polisi memeriksa lima saksi terkait dengan kasus
penganiayaan tersebut, mulai dari korban, orang-orang yang berada di lokasi kejadian, hingga
petugas keamanan dan rekaman CCTV.

Penganiayaan tersebut terjadi di tempat hiburan malam bernama Dragonfly, Jakarta Selatan,
6 April 2019. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 03.30 WIB bermula dari cekcok
antara Kris Hatta dan rekan Anthony.

Pada saat hendak melerai, Anthony malah terkena pukulan Kris Hatta. Alhasil, hidung
Anthony berdarah dan patah akibat pukulan Kris Hatta. Korban langsung membuat laporan
ke polisi atas insiden tersebut yang tertuang dalam laporan polisi nomor
LP/2109/IV/2019/PMJ/Dit.Reskrimum tertanggal 6 April 2019.
Bawa Motor Hasil Curian, Pria Diduga Penadah
Di Bogor Ditangkap Korban

Bogor - Pria berinisial MS (28) ditangkap saat membawa motor hasil curian di Cibinong,
Kabupaten Bogor. MS, yang diduga penadah, ditangkap oleh korbannya sendiri dan dibantu
polantas.

MS ditangkap oleh korban pada Selasa (22/3/2022), sekitar pukul 07.00 WIB. MS dipergoki
keponakan korban saat mengemudikan motor tersebut.

"Ketika ponakan korban melihat motor korban, lalu diikuti," kata Kanit Reskrim Polsek
Cibinong AKP Yunli Pangestu saat dimintai konfirmasi, Rabu (23/3).

Pelaku kemudian diamankan oleh keponakan korban bersama anggota Satlantas yang sedang
bertugas. Pelaku membeli motor tersebut dari temannya.

"(Terduga pelaku) diamankan oleh ponakan korban dibantu anggota Lantas. Terduga adalah
penadah yang benar membeli motor dari temannya," tuturnya.

Saat diinterogasi, MS mengaku membeli motor tersebut seharga Rp 2,5 juta pada 2020 dari
seseorang. Saat ini MS ditahan di Polsek Cibinong.

"Masih proses," ungkapnya.


Teman terduga pelaku yang menjual motor tersebut juga akan dicari polisi. Keberadaannya
kini belum diketahui dan nomor teleponnya sudah tidak aktif.

"(Teman terduga pelaku) dicari, ditelepon nggak aktif," pungkasnya.


Demi Wanita Selingkuhan, Oknum Polisi Ini Tega
Telantarkan Istri Dan 6 Anaknya

PALEMBANG - Seorang anak Alfareza Haris Pratama (19) harus menguatkan hatinya tak
kala harus menjadi saksi dalam persidangan ayahnya karena menjadi terdakwa kasus
kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dan menelantarkan ibu dan 5 saudaranya di PN
Palembang . Diketahui terdakwa adalah IPTU Hartam Jalidin oknum perwira Polisi yang
pernah berdinas di Polres Lubuklinggau. Akibat ulahnya telah berselingkuh dengan Wanita
Idaman Lain (WIL) sehingga tega menelantarkan istri dan anaknya selama hampir tiga tahun.

Namun, anak pertama terdakwa Hartam Jalidin, berusaha untuk tegar saat dihadirkan JPU
Kejari Palembang Indah Kumala Dewi SH jadi saksi di Pengadilan Negeri (PN) Palembang.
Di hadapan majelis hakim diketuai Mangapul Manalu SH MH, saksi Alfareza Haris Pratama
mengatakan, penelantaran ayahnya terhadap ibu serta lima orang adiknya terjadi sejak tahun
2019 hingga sekarang.

Bahkan, saksi Alfareza mengaku saat ini tidak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat
perguruan tinggi, dikarenakan ibunya tidak sanggup lagi membiayai pendidikannya. "Saya
sebelumnya sempat dinyatakan lulus dan diterima di Politeknik Negeri Sriwijaya, namun
tidak ada biaya jadi saya mundur Pak," kata saksi Alfareza sembari menyeka air mata.
saksi Alfareza menjawab pertanyaan penasihat hukum apakah rela ayahnya dipenjara karena
kasus dugaan penelantaran ini, tegas Alfareza menjawab "berani berbuat, harus berani juga
bertanggung jawab". Selain itu, saksi Alfareza membeberkan di hadapan majelis hakim
sebelum persidangan dimulai, sempat diintervensi oleh ayahnya yakni terdakwa Hartam
Jalidin yang saat ini tidak dilakukan penahanan agar jangan sembarangan memberikan
keterangan. Pada kesempatan itu juga, JPU menghadirkan saksi Nurharpani rekan kerja
pelapor Depy Arianti yang tidak lain istri terdakwa Hartam Jalidin, yang mengenal pelapor
sejak sama-sama bertugas menjadi staf pengajar di salah satu madrasah di Kota Palembang.
"Depy ini sejak kasus ini mencuat sering curhat tentang perilaku suaminya kepada saya,
bahkan untuk mencukupi kebutuhan enam orang anaknya ini, Depy mengajar di dua sekolah
sekaligus," kata saksi Nurparhani.

saksi tak jarang pelapor Depy Arianti meminta bantuannya meminjamkan sejumlah uang,
yang hingga saat ini jika dihitung uang yang dipinjam rekannya tersebut sudah mencapai
lebih kurang Rp30 juta. Sembari meneteskan air mata, sebagai rekan kerja saksi Nurpahani
tidak keberatan memberikan bantuan pinjam uang tersebut dikarenakan Depy Arianti masih
mempunyai tanggungan enam orang anak yang masih kecil. Usai sidang, tim penasihat
hukum terdakwa Hartam Jalidin memilih enggan untuk diwawancarai menanggapi perihal
kasus yang menjerat kliennya.

"Nanti saja, pas keterangan terdakwa saja," singkat salah satu penasihat hukum terdakwa
dibincangi sejumlah awak media sembari mendampingi terdakwa Hartam Jalidin digiring
keluar ruang sidang.

Anda mungkin juga menyukai