Anda di halaman 1dari 5

Ilustrasi Korupsi (Foto: Edi Wahyono)

Aceh Timur - Seorang kepala desa di Aceh Timur, Aceh, berinisial M (30) ditangkap polisi
karena diduga menilap dana desa Rp 523 juta. Kepala desa itu diduga melakukan korupsi
untuk membayar utang-utangnya.
"Tersangka banyak memiliki utang dengan pihak lain sehingga untuk membayar utang
tersebut timbul niat untuk melakukan perbuatan korupsi," kata Kasat Reskrim Polres Aceh
Timur, AKP Miftahuda Dizha Fezuono, kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).

Dizha mengatakan, uang yang ditilap M bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Gampong (APBG) tahun 2018. Saat itu, Desa Matang Jrok, Kecamatan Madat, mengelola
dana desa sebesar Rp 847 juta.

Realisasi penggunaan anggaran tersebut hingga akhir tahun sebesar Rp 271 juta. Pada
Februari 2019, M disebut memalsukan tanda tangan sekretaris desa, bendahara dan Camat
Madat untuk menarik uang di Bank Aceh Capem Julok.

"Tersangka melakukan pencairan dana sebesar Rp 523 juta dari rekening desa, kemudian
dana tersebut ia pergunakan untuk kepentingan pribadinya," ucap Dizha.

Menurut Dizha, berdasarkan hasil perhitungan Inspektorat Kabupaten Aceh Timur kerugian
negara akibat perbuatan pelaku mencapai Rp 532 juta. Dalam penyelidikan kasus itu, polisi
juga memeriksa dokumen bukti di laboratorium forensik Polda Sumatera Utara.

"Di mana hasil ketiga tanda tangan yang telah diperiksa tersebut merupakan tanda tangan
yang berbeda (non-identik) dengan tanda tangan yang terdapat di dalam dokumen
pembanding. Artinya tanda tangan yang terdapat pada dokumen RPD (rencana
penggunaan dana) tahap IV tersebut merupakan tanda tangan yang telah dipalsukan,"
ujarnya.

Setelah melakukan penyelidikan, M akhirnya diciduk di Aceh Utara. Tersangka


disebut ditangkap usai dua kali mangkir dari panggilan polisi.

"Pelaku dipanggil tidak hadir karena telah melarikan diri dari desa sehingga akhirnya
dilakukan penangkapan," imbuhnya.

Polisi menjerat M dengan Pasal 2 Ayat (1) Jo Pasal 3 Jo Pasal 9 UU RI Nomor 31


Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 dengan ancaman hukuman
minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun.

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis Gisella Anastasia (30) dan pria berinama Michael
Yokinobu de Fretes yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka kasus penyebaran
video porno, Selasa (29/12/2020).

Pihak kepolisian menjelaskan, penetapan tersebut dilakukan setelah dua kali gelar
perkara dan pemeriksaan keduanya sebagai saksi. Baik Gisel maupun Nobu
mengaku sebagai pemeran yang berhubungan seks dalam video syur yang viral pada
awal November 2020 lalu.

"Ini hasil gelar perkara yang dilakukan kemarin, menaikkan status yang tadi saksi terhadap
saudari GA, sebagai tersangka," ujar Kabid Humas Polda Meteo Jaya Kombes Pol Yusri
Yunus kepada wartawan. "MYD (juga) sebagai tersangka," lanjut Yusri.

Baik Gisel maupun Michael disangkakan pasal berlapis tentang Undang-undang (UU)
Pornografi. "Kita persangkakan Pasal 4 Ayat 1 jo Pasal 29 atau Pasal 8 Undang-
Undang Nomor 44 tentang pornografi," ucap Yusri.

Polisi memastikan akan memanggil Gisel dan Nobu sebagai tersangka dalam waktu
dekat. Keduanya pun terancam hukuman hingga 12 tahun.

Berikut pemaparan tiga pasal yang polisi kenakan kepada Gisel dalam kasus
penyebaran video porno tersebut.

Pasal 4 Ayat 1

Dalam pasal 4 ayat 1 UU No 44 Pornografi tertulis bahwa setiap orang dilarang


memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan,
menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan,
menyewakan, atau menyediakan pornografi.
Adapun konten yang dianggap pornografi mencakup enam hal, yaitu
persenggamaan, kekerasan seksual, masturbasi atau onani, ketelanjangan atau
tampilan yang mengesankan ketelanjangan, alat kelamin, atau pornografi anak.

Tertera pada Penjelasan Pasal 4 Ayat 1, dipaparkan bahwa yang dimaksud


'membuat' dikecualikan jika diperuntukan dirinya sendiri atau kepentingan sendiri.

Dilansir dari situs Hukum Online yang dipaparkan Josua Sitompul, S.H., IMM, dalam
hal pembuatan video yang disetujui para pembuat, maka penyebaran oleh salah satu
pihak baik sengaja maupun tidak dapat membuat pihak lain terjerat ketentuan
pidana.

Pasal 8

Pada pasal 8 UU Pornografi tertulis, setiap orang dilarang dengan sengaja atau atas
persetujuan dirinya menjadi objek atau model yang mengandung muatan.

Dengan kata lain, meski kedua pemeran video sama-sama memberikan persetujuan
pembuatan untuk kepentingan pribadi, hal tersebut tetap dianggap sebuah
pelanggaran.

Pada Penjelasan Pasal 8, tertera pengecualian. Di sana tertulis bahwa jika pelaku
dipaksa dengan ancaman atau diancam atau di bawah kekuasaan atau tekanan
orang lain, dibujuk atau ditipu daya, atau dibohongi oleh orang lain, (maka) pelaku
tidak dipidana.

Pasal 29

Pada Pasal 29 UU Pornografi dijelaskan mengenai pidana. Isinya sebagai berikut.

Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan,


menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan,
memperjualbelikan, menyewakan menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam)
bulan dan paling lama 12 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp 250 juta
dan paling banyak Rp 6 miliar
JawaPos.com – Dunia pendidikan kembali jadi sorotan. Kali ini, video seorang siswa SMA
asik merokok di ruang kelas saat guru sedang mengajar, tengah viral do Kabupaten
Sekadau, Kalimantan Barat. Aksi tak terpuji oknum pelajar itu direkam dalam video amatir
berdurasi 29 detik. Video itu diunggah ke Facebook oleh pemilik akun Pinus Jenal pada 19
Januari pukul 21.03 WIB.

Sontak postingan ini langsung dikomentari, bahkan banyak yang membagikannya. “Ini
contoh yang tak baik,” komentar salah seorang warga melihat postingan tersebut. Beberapa
warga juga menanyakan asal sekolah pelajar tersebut. Pemilik akun pun langsung
merespon dengan memberikan jawaban. “SMA 03 Sekadau Hulu,” jawab akun Pinus Jenal
seperti dikutip Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), Kamis (24/1).

Dalam video itu, tampak seorang pelajar memegang rokok dan pelajar lainnya menyulut
menggunakan korek api. Sang pelajar yang mengenakan pakaian batik itu langsung
menghisap rokok tersebut. Sesekali pelajar itu tampak cengingisan sambil melihat ke arah
guru yang tengah menulis di papan tulis. Pelajar lainnya, tampak hanya memperhatikan ulah
tak terpuji rekan sekelasnya itu.

Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Sekadau masih menelusuri kebenaran video itu. “Masih
kita telusuri,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sekadau, Losianus kepada Rakyat Kalbar.

Losianus menegaskan, berdasarkan info, hal itu dilakukan pelajar SMA di Sekadau Hulu.
Namun karena SMA kewenangan provinsi, pihaknya tentu tidak bisa melakukan langkah
lebih jauh.

“Yang jelas tadi saya sudah koordinasikan ke guru dan jajaran di Sekadau Hulu untuk
melakukan pengecekan,” pungkas Losinus.

Menanggapi aksi tidak terpuji siswa di Kabupaten Sekadau, Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan (Disdikbud) Kalbar, Siprianus Herman menuturkan pihaknya akan semakin
meningkatkan fungsi supervisi. Baik dilakukan Disdikbud, pengawas maupun kepala
sekolah. “Kita juga akan meningkatkan pendidikan karakter. Dengan banyak memberikan
contoh langsung kepada murid,” ujarnya.

Herman mengatakan, sebetulnya Disdikbud Kalbar sudah melakukan sosialisasi tentang


bahaya kenakalan remaja. Termasuk bahaya merokok. Namun, sosialisasi semacam itu
harus lebih gencar dilakukan. “Monitor oleh dinas untuk pengawas, Kepsek dan guru wajib
ditingkatkan juga,” tegasnya.
Dirinya mengimbau kepada seluruh guru di Kalbar agar terus menanamkan pendidikan
karakter dalam semua mata pelajaran. Dengan memberikan contoh khusus. Seperti kasus
kemarin agar dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Ia juga meminta kepada seluruh guru untuk memberikan pemahaman yang detail kepada
murid bahwa merokok sangat merugikan kesehatan. Jangan sampai keadaan ini terjadi
akibat murid melihat guru merokok di lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai