Anda di halaman 1dari 15

TRIBUNNEWS.

COM, OKU SELATAN -Pasca mengalami kekerasan


seksual dari ayah Kandung sendiri, Bunga (nama samaran) gadis
kecil berusia 9 tahun di Kabupaten OKU Selatan, masih mengalami
trauma.
Siswi kelas 3 Sekolah Dasar (SD) tersebut telah dimintai
keterangan oleh Polres OKU Selatan.
Ia telah kembali ke rumahnya yang diurus oleh pihak keluarga.
"Korban masih trauma masih takut sama orang-orang terutama
malam hari,"ujar Sekcam Kecamatan Tiga di Haji, M Yamin, Kamis
(29/10/2020).
Menurut sekcamat, pelaku merupakan warga pendatang dari
Lengkiti, Kabpaten OKU sedangkan istrinya warga dari desa
tetangga.
Baca juga: Komnas Perempuan Soroti Masih Terjadinya
Kekerasan Seksual di Ruang Pendidikan
"Keduanya baru sekitar 6 tahun lalu menetap di sini, dengan
keseharian mengurus kebun warga desa sini,"ujar kepala desa.
Pasca viral pemberitaan di media, belum ada pihak yang
memberikan pendampingan psikologi kepada bocah itu.
BERITA TERKAIT

Jelang Pilbup Tanjab Timur, Aynur Ropik Telah Mendaftar ke PDI Perjuangan
Daftar Harga Tiket dan Jadwal Keberangkatan Pelabuhan RoRo Kuala Tungkal:
Melayani Setiap Hari

Bocah SD di Kecamatan Negara Jadi Korban Kekerasan Seksual, Pelaku Ditahan,


Korban Alami Trauma

Pemicu Pelajar SMP di Jakarta Gantung Diri, Sosiolog: Terpapar Internet dan Imbas
Dihapusnya PMP

Mudah Dikerjakan, Ini 3 Amalan Ringan yang Ganjarannya Surga, Bisa Dikerjakan
Setiap Hari

Ayah Teuku Ryan Ungkap Telah Lakukan 2 Kali Mediasi Keluarga sebelum Akhirnya
Ria Ricis Gugat Cerai

10 Doa Bisa Diamalkan Agar Dagangan Laris, Bisa Diamalkan Setiap Hari

Arti Lagu Call Out My Name The Weeknd, Lirik Call Out My Name when I Kiss You so
Gently

Kapolres OKU Selatan AKBP Zulkarnain Harahap melalui Kasat


Reskrim AKP Apromico dalam waktu dekat segera melimpahkan
kasus pencabulan anak dibawah umur oleh ayah kandung
tersebut ke Kejaksaan Kabupaten OKU Selatan.
"Tersangka telah kita tahan, hingga menunggu pemeriksaan sudah
lengkap kemungkinan pekan depan kita limpahkan ke kejaksaan,"
Ditambahkan terkait kasus ini pihaknya sedang melengkapi
berkara hingga digelar perkarakan sebelum dilimpahkan ke
kejaksaan Kabupaten OKU Selatan dengan ancaman hukuman 20
tahun penjara. (SP/ALAN NOPRIANSYAH)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Masih
Trauma, Bocah SD Korban Kekerasan Seksual Ayah Kandung di
OKU Selatan Kerap Murung
Sumber: Tribun Sumsel
Tags:

kekerasan seksual

ayah kandung

OKU Selatan

Polisi tangkap pelaku pelecehan seksual anak di bawah


umur di Jakbar
7 September 2023 00:14 WIB

Ilustrasi - Pelecehan seksual. Dokumentasi ANTARA


Ilustrasi - Pelecehan seksual. Dokumentasi ANTARA
Jakarta (ANTARA) - Polisi menangkap pelaku pelecehan seksual terhadap anak
perempuan di bawah umur di Jalan Kp. Salo, Kembangan Utara, Kembangan,
Jakarta Barat.

"Pelaku adalah seorang pria pedagang tahu bulat berinisial AR (26) yang beralamat
di Jl. Jembatan Gantung Gg. Senyum Rt.009/006, Kembangan Utara, Kembangan,
Jakarta Barat. Sementara korban adalah seorang anak perempuan berinisial AQ (5)
yang berasal dari Jalan Kp. Salo, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat,"
kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Andri Kurniawan melalui
keterangannya pada Rabu.

Baca juga: Menteri PPPA kecam kekerasan seksual oleh pejabat Maluku
Tenggara

Ia menjelaskan, awal mula kejadian, korban menceritakan kepada orang tuanya


bahwa pada tanggal 21 Agustus 2023, sekitar pukul 18.00 WIB, saat korban
membeli tahu bulat, terlapor menggenggam dan menarik tangan korban ke sebelah
kiri korban.

Kemudian, kata Andri, pelaku melakukan pelecehan seksual kepada korban.

"Korban kemudian menangis dan mengadukan perbuatan terlapor kepada orang


tuanya (ibu korban)," ungkap Andri.

Baca juga: Polda DIY selidiki kasus dugaan pelecehan seksual di STMM
Yogyakarta

Selanjutnya, kata Andri, pelapor selaku orang tua dari korban melaporkan kejadian
tersebut ke Poles Metro Jakarta Barat untuk proses lebih lanjut.

Petugas, kata dia, berhasil menangkap pelaku AR di Jalan Kp. Salo, Kembangan
Utara, Kembangan, Jakarta Barat pada Senin (28/7) sekira pukul 18.00 WIB.

Atas perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal 82 UU RI Nomor 17 Tahun 2016


tentang Perubahan Kedua Atas UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.

Baca juga: Kominfo pastikan STMM bentuk TPF telusuri dugaan pelecehan
seksual
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023
Tags:
 Pelecehan

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Perbuatannya sudah berulang, kendati


tidak pernah ditindak.

Ini kali kedua, Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak (DP3A) Maluku, David Katayane (DK), dilaporkan
pegawainya lantaran diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap
anak buahnya (pegawainya).

Kendati sempat diproses pada perbuatan pelecehan seksualnya, DK tidak


pernah jerah. Kali ini, salah satu anak buahnya kembali mendapatkan
perlakuan yang sama.

Informasi yang dihimpun Kabar Timur menyebutkan, perbuatan pelecehan


seksual tersebut dilakukan DK, pada ruang kerjanya. “Telah terjadi pelecehan
seksual dilakukan pimpinan kami terhadap teman kami,” ungkap salah satu
pengawai, kepada koran ini, Sabtu 15 Juli 2023.

Pegawai itu mengaku, insiden pelecehan seksual yang dilakukan DK bukan saja
baru satu kali, tapi sudah tiga kali sepanjang Juli 2023. Cilakanya, perbuatan
bejat dilakukan DK saat jam kerja. “Korban mengalami pelecehan dilakukan
saat pimpinan kami memanggil di dalam ruang kerjanya,” ungkap pengawai
itu, mengutip cerita korban.

Tidak hanya menceritakan pada rekan kerjanya, korban juga mengaku, telah
resmi melaporkan perbuatan sang atasannya itu kepada Sekertaris Daerah
(Sekda) Maluku, Sadali Ie.

“Korban sudah laporkan perbuatan atasannya resmi ke Pak Sekda. Korban


berharap atasannya diproses,” ungkapnya.

Menurutnya, sebagai seorang pimpinan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD),


apalagi tingkatannya Pemerintah Provinsi Maluku, pimpinan harus melindungi
dan menjadi contoh baik bagi pegawainya.
“Sebagai pimpinan, orang nomor satu di kantor, Kepala DP3A Maluku harus
melindungi pegawainya. Bukan malah menjadikan pegawai sebagai
pelampiasan hawa nafsunya,”tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak Maluku, David Katayane yang telah dikonfirmasi sejumlah
media membantah hal tersebut. “Tidak benar,”tepis David Katayane membalas
pertanyaan wartawan melalui WhastApp.

Sekda Maluku, Sadli Ie, juga sempat dikonfirmasi Kabar Timur via pesan
whatsapp, tapi yang bersangkutan tidak membalasnya. (KT)

Rubrik : Kriminal dan Hukum

Perkosa Bocah, Remaja Pria di Ambon Diancam Penjara 5-15


Tahun
Kasus kekerasan seksual terhadap anak terjadi lagi di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Kali ini
seorang bocah perempuan 8 tahun di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, diperkosa remaja
pria 16 tahun.

Pelaku berinisial B sudah diamankan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Unit Buru
Sergap Satreskrim Polresta Ambon dan ditetapkan sebagai tersangka setelah ditangkap pada Sabtu (15/10)
dini hari.

Sementara, korban dirawat di salah satu rumah sakit di Ambon.

Kasat Reskrim Polresta Ambon, AKP Mido Manik mengungkapkan, pelaku diamankan berdasarkan
Laporan Polisi Nomor : LP/B/503/X/2022/SPKT/Resta Ambon/Polda Maluku, tertanggal 14 Oktober
2022.

"Telah diamankan B (16), pelaku anak tindak pidana persetubuhan dan atau percabulan," kata Mido
kepada wartawan, Senin (17/10).

Mido menjelaskan, pemerkosaan yang dilakukan remaja ini terjadi di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon,
pada Jumat (14/10) siang pekan kemarin.

Terkuaknya perbuatan tak bermoral remaja bejat itu berawal dari ibu korban melihat korban yang duduk
dengan raut wajah murung di teras rumah mereka.

ADVERTISEMENT

Sempat menolak dihampiri sang ibu, korban kemudian digendong ibunya. Saat itulah ibu korban melihat
ada darah di celana korban dan lantai tempat korban duduk.

Korban yang ditanyai sang ibu ketika itu mengaku ia tertusuk paku. Setelah diperiksa sang ibu, ternyata
darah keluar dari alat vital korban.
Ibu korban membawanya ke kamar mandi untuk dibersihkan, namun darah terus keluar berujung korban
dibawa ke puskesmas.

Hasil pemeriksaan di puskesmas menunjukkan korban telah diperkosa. "Saat di puskesmas suster yang
memeriksa korban mengatakan luka pada kemaluan korban bukan karena tertikam paku melainkan karena
ada benda tumpul yang masuk (disetubuhi)," terang Mido.

Mendengar penjelasan tersebut, ibu korban bertanya lagi dan korban pun menceritakan kejahatan yang
dilakukan tersangka B terhadapnya.

ADVERTISEMENT

"Mendengar hal tersebut (pengakuan korban), saksi N (ibu korban) tidak terima dan langsung melaporkan
ke kantor Polresta Ambon untuk proses hukum lebih lanjut," sambungnya.

Tersangka kemudian ditangkap Sabtu dini hari.

"Saat ini pelaku anak ditahan di ruang tahanan anak," ujar Mido.

Atas tindak pidana persetubuhan dan atau pencabulan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan,
pelaku anak inisial B itu disangkakan melanggar Pasal 81 Ayat (1) dan atau 82 Ayat (1) UU RI Nomor 17
tahun 2016 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan kedua
atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang Undang.

"Ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun," jelas Mido.

ADVERTISEMENT

Kabar Daerah

Ambon

Perkosaan

Perkosaan Anak

Informasi Redaksi

Laporkan tulisan
Tim Editor

Bagikan:

Baca Lainnya

Ayah di Aceh Tega Perkosa Anak Kandungnya, Pelaku Ditangkap

Seorang Ayah di Bintan Perkosa Anak Kandungnya yang Disabilitas hingga Hamil

Perkosa Anak di Bawah Umur, Seorang Ayah Angkat di Haltim Diringkus Polisi

Trending di News

TikToker Galihloss29 Ditangkap Polisi Terkait Hewan Mengaji

Anies Siap Bertemu Prabowo-Gibran: Kita Berdiskusi dan Bertukar Pikiran

Tentara Amerika Serikat Hilang di Hutan Karawang


Rumah Pedangdut Via Vallen di Sidoarjo Digeruduk Belasan Orang

Tutupi Aib Hamil di Luar Nikah, Agus Bawa Kekasih ke Jakarta lalu Membunuhnya

kumparanPLUS

BARU

Akhir Sengketa Pilpres


2 Konten

BARU

Bantal & Kasur Ngaruh ke Tidur yang Nyenyak?


3 Konten

Lebaran Waktu yang Tepat buat Meminta Maaf ke Dewi Sandra


26 Konten

Politik Dinasti di Parlemen


2 Konten
Terdakwa rudapaksa tujuh korban di Ambon dituntut
penjara seumur hidup
Kamis, 10 November 2022 9:14 WIB

o
o
o
o
o
Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Ambon menuntut dengan hukuman seumur hidup
penjara terhadap RH alias BO, terdakwa kasus tindak pidana pencabulan dan pemerkosaan
(rudapaksa) terhadap tujuh korban yang merupakan anak kandung dan cucu terdakwa sendiri.

"Meminta majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menyatakan terdakwa
bersalah melanggar Pasal 81 ayat (1), ayat (3) dan ayat (5) UU RI Nomor 17 Tahun 2016
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," kata Jaksa Penuntut Umum
(JPU) Ingrid Louhenapessy di persidangan yang berlangsung tertutup dan dipimpin Ketua
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon Orpha Martina, di Ambon, Kamis.
.
JPU menyatakan yang memberatkan terdakwa RH dituntut penjara seumur hidup karena
perbuatan bejat dilakukan secara berlanjut terhadap lima anak kandung terdakwa sejak masih
duduk di bangku sekolah dasar dan juga terhadap dua cucunya.

Baca juga: Polisi ringkus kakek 74 tahun karena rudapaksa anak bawah umur

Secara terpisah, Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejaksaan Tinggi Maluku Wahyudi
Kareba mengatakan, sidang lanjutan perkara tersebut dengan agenda pembacaan tuntutan
JPU sempat tertunda beberapa kali karena Rencana Penuntutan (Rentut) diambil alih oleh
Kejaksaan Agung (Kejagung) RI.

"Rentut perkara ini diambil alih Kejagung karena menjadi perhatian publik, termasuk Menteri
Sosial RI yang memberikan rumah kepada tiga korban," ucapnya.

Baca juga: Sidang perkara rudapaksa terhadap tujuh korban di Ambon tertunda

Sedangkan Kasat Reskrim Polresta Pulau Ambon dan PP Lease AKP Mido Manik
menjelaskan, tersangka melakukan aksi biadabnya pertama kali terhadap anak sulung dan
anak kedua ketika mereka masih duduk di bangku sekolah dasar pada tahun 2007 dan 2009
lalu.

Kemudian anak kandung yang ketiga juga mengalami hal yang sama pada tahun 2014 dan
2015 saat korban masih di sekolah dasar, sama halnya dengan anak kandung ke empat dan
lima pada tahun 2020 hingga 2022.

Terdakwa RH yang kini berusia 51 tahun itu juga melakukan aksi serupa kepada dua cucu
kandungnya sehingga ibu korban melaporkan kasus ini ke Polresta Pulau Ambon.

Baca juga: Kasus kekerasan anak di Ambon didominasi rudapaksa

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Febrianto Budi Anggoro

COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022


o
o
o
o
o
Terkait

Polisi ringkus kakek 74 tahun karena rudapaksa anak


bawah umur
Senin, 7 November 2022 18:57 WIB

o
o
o
o
o
Unit Buru Sergap serta Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polresta Pulau Ambon
dan Pulau-Pulau Lease menangkap seorang kakek berusia 74 tahun berinisial SM sebagai
tersangka tindak pidana pencabulan (rudapaksa) anak di bawah umur.

"Penangkapan pelaku SM didasarkan laporan polisi nomor LP/B/541/XI/2022 /SPKT/Resta


Ambon/Polda Maluku awal bulan ini dan telah menetapkan yang bersangkutan sebagai
tersangka," kata Kasi Humas Polresta setempat, Ipda Moyo Utomo di Ambon, Senin (7/11).

Menurut Moyo, tersangka yang melakukan dugaan tindak pidana pada salah negeri di
Kecamatan Leihitu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah ini telah ditahan di Rumah
Tahanan Negara Polresta dan menjalani proses pemeriksaan.

Tersangka dijerat dengan pasal 81 Undang-Undang (UU) nomor 17 tahun 2016 tentang
Penetapan Pemerintah Pengganti UU nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas UU
nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi UU

"Ancaman hukumannya minimal lima tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara," ucap
Moyo Utomo.

Peristiwa ini terungkap setelah ibu kandung korban selaku pelapor dihubungi tetangganya
untuk segera pulang ke rumah karena korban sementara di dalam rumah tersangka.

"Pelapor sempat mendatangi rumah tersangka namun tidak mendapati anaknya, namun
setelah korban pulang ke rumah dan diperiksa ibu kandungnya, dia langsung mengakui
perbuatan kakek tersebut," katanya.

Baca juga: Sidang perkara rudapaksa terhadap tujuh korban di Ambon tertunda

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Febrianto Budi Anggoro

COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022


o
o
o
o
o
Terkait

Anda mungkin juga menyukai