Anda di halaman 1dari 4

Oknum Guru BK di Kabupaten Malang Ini Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap

Belasan Siswanya, Alasannya tak Masuk Akal

MALANGTIMES - Seorang guru yang seharusnya bisa mengayomi dan mendidik para
siswa, justru berbuat tidak senonoh terhadap muridnya. Bagaimana tidak, CH (inisial) salah
satu guru honorer di SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri 4 Kepanjen ini, diduga
mencabut sejumlah anak didiknya. CH diduga melakukan tindakan sehingga membuat anak
didiknya mengeluarkan sperma atau onani.

Berdasarkan informasi yang dihimpun MalangTIMES.com, kasus pelecehan seksual tersebut


sudah terjadi sejak satu tahun lalu. Sedangkan korbannya, diduga kuat berjumlah 18 orang.
Belasan korban tersebut, semuanya merupakan siswa yang dibina oleh CH.

”Kasusnya sudah dilaporkan ke Polres Malang, dari laporan tersebut menjelaskan jika aksi
pencabulan terhadap belasan korban ini tidak terjadi secara bersamaan. Melainkan secara
bergantian,” kata salah satu sumber Malangtimes.com yang enggan disebutkan namanya
dalam pemberitaan ini.

Dia juga mengatakan jika terduga pelaku tersebut, selama ini tercatat sebagai guru honorer
yang mengajar pelajaran BK (Bimbingan Konseling) di SMPN 4 Kepanjen.

Sedangkan modusnya adalah dengan cara memanggil korban untuk masuk ke ruang CH.
Setelah itu, bujuk rayu akan dilontarkannya kepada para siswa. ”Terlapor mengaku kepada
korban sedang mengadakan penelitian untuk lanjutan pendidikan S3-nya. Atas dasar itulah,
terlapor meminta tolong kepada korban agar bersedia menjadi objek penelitiannya,” ungkap
sumber MalangTIMES.com.

Sebelum melakukan pencabulan, terduga pelaku meminta kepada korban agar bersedia untuk
disumpah di bawah kitab suci. Setelah itu, salah satu warga Kecamatan Kepanjen ini,
melucuti pakaian yang telah dikenakan oleh siswanya tersebut.
Dengan kondisi telanjang itulah, kemaluan korban dikocok (onani) oleh terlapor. Lantaran
ditakut-takuti sudah disumpah di bawah kitab suci, para korban yang masih berusia belasan
tahun ini hanya bisa pasrah saat mendapat perlakuan tidak senonoh yang dilakukan oleh
gurunya tersebut.

”Guna memuluskan aksinya, terlapor akan menutup pintu dan slambu yang ada di
ruangannya. Aksi pencabulan itu baru dihentikan oleh terlapor, jika korbannya sudah klimaks
(mengeluarkan sperma),” terangnya.

Modus semacam itu, lanjutnya, dilakukan ke semua korban. Bahkan, dari hasil pendalaman
polisi, ada salah satu korban yang pernah dilecehkan oleh terlapor sebanyak 3 kali. Kejadian
pertama terjadi saat korban masih duduk di bangku kelas VII SMP, dan berlanjut hingga
korban kini duduk dibangku kelas VIII SMP.

”Kasusnya baru terbongkar setelah salah satu korban mengaku kepada keluarganya, jika
dirinya pernah dilecehkan oleh gurunya sebanyak 3 kali. Merasa tidak terima, pihak keluarga
akhirnya membuat laporan ke Polres Malang,” ucapnya.

Berawal dari hasil penelusuran inilah, wartawan kemudian mencoba untuk mencari kejelasan
ke pihak kepolisian. Saat dikonfirmasi MalangTIMES.com, Kasat Reskrim Polres Malang,
AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo, seolah membenarkan hasil temuan wartawan.

”Memang ada laporan yang kami terima terkait dugaan pelecehan dan pencabulan di salah
satu SMP tersebut, bahkan saat ini anggota sudah diinstruksikan agar segera mendalami
laporannya. Kasusnya masih dalam proses dan sudah kami tindaklanjuti,” kata Andaru yang
juga pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Gresik ini.

Pihaknya mengaku, hingga saat ini polisi masih menggali keterangan dari berberapa saksi.
Hal itu dilakukan untuk memastikan dugaan jika korbannya lebih dari belasan orang. Bahkan
beberapa barang bukti juga sudah disita polisi guna kepentingan penyelidikan.

”Identitas terlapor sudah kami ketahui, tim sedang menelusuri keberadaan terlapor. Masih
pendalaman, kabar selanjutnya menyusul,” tutup perwira polisi dengan pangkat tiga balok di
bahu ini

Lupito, A.2019. Oknum Guru BK di Kabupaten Malang Ini Lakukan Pelecehan Seksual
Terhadap Belasan Siswanya, Alasannya tak Masuk Akal. (Online),
(https://www.malangtimes.com/baca/46863/20191205/184400/oknum-guru-bk-di-kabupaten-
malang-ini-lakukan-pelecehan-seksual-terhadap-belasan-siswanya-alasannya-tak-masuk-
akal) diakses pada 3 Februari 2020
Pelajar SMK Tangsel Dicabuli Guru BK, Web Whatsapp Jadi Buktinya!

HAI-Online.com – Seorang pelajar di Tangerang meninggalkan laptopnya di rumah saat


sedang studi wisata. Pada saat itulah, sang ibu memeriksa isinya, ternyata Web Whatsapp
masih dalam keadaan log in! Ketahuan deh, obrolan dengan Pak Guru BK!

Baru-baru ini seorang Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di salah satu SMK di Kota
Tangerang terpaksa harus berurusan dengan aparat kepolisian. Pasalanya, pria kelahiran 1969
ini seharusnya menjadi konseling bagi anak didiknya, namun ia malah dengan bejad
menjerumuskan muridnya.

Kejadian yang terungkap pihak keluarga pada bulan April lalu ini sontak membuat keluarga
kaget.

Bagaimana tidak, seorang anak belia 'D' yang seharusnya mendapat pelajaran dan bekal untuk
kehidupan ke depannya malah menjadi korban kebiadaban lelaki hidung belang yang tidak
lain gurunya sendiri.

Krisnawati yang merupakan orang tua dari 'D' amat kecewa mengetahui kejadian yang
menimpa anaknya.

Kata dia, Nunung yang merupakan guru BK di sekolah tempat anaknya belajar harusnya
memberikan contoh yang baik.

"Saya nggak terima, saya kaget mengetahui hal ini. Ko bisa buru BK malah menghancurkan
masa depan muridnya sendiri," ucap Krisna dikutip HAI dari rilis KPAI, Rabu (15/5/2019).

Kata dia, kedekatan ihwal anaknya dengan Nunung diduga sudah terjadi sejak lama. Kendati
demikian, hal tersebut baru mulai terbongkar beberapa waktu lalu.

"Kalau dekat saya rasa sudah lama. Tetapi kalau ketahuan baru baru ini, karena saya lihat
semua chat biadab guru itu ke anak saya melalui aplikasi WA Web yang lupa di-close, anak
saya saat mereka tour," ujarnya.

Saat itu, lanjut Krisna, anaknya tengah pergi mengikuti kegiatan perpisahan yang diadakan
pihak sekolah SMK 1 Kota Tangerang di Jogja. Namun begitu saat melihat laptop yang
dimiliki anaknya Krisna mengaku penasaran dan membukanya.

"Saya lihat aplikasi WA Web nya masih _login_ dan saya buka untuk mengetahui lingkup
anak saya saja. Tetapi saat saya buka saya benar benar kaget dan tidak menyangka karena ada
salah seorang gurunya sendiri yang memang menurut saya sudah tidak wajar berhubungan
dengan anak saya," ucap Krisna.

Terlebih lagi, kata dia, di dalam percakapan tersebut Nunung mengeluarkan bujug rayunya
dan mengirim gambar tidak senonoh kepada anaknya. Gambar peragaan pornografi itu
dikirim Nunung sebagai upaya ajakan ke 'D' agar mau mempraktekannya.

"Saya langsung telfon guru yang satu bus dengan anak saya agar melarang saya mendekat
kepada Pak Nunung. Saya khawatir sekali dengan anak saya dan konsultasi dengan pihak
berwajib," ujarnya.
Setelah menemukan bukti bukti dan mencetak rekam jejak percakapan anaknya dengan
Nunung, akhirnya Krisna mengaku hendak memperkarakan masalah ini ke ranah hukum.
Saat itu, Krisna yang membawa bukti bersama dengan anggota kepolisian menunggu
kepulangan rombongan bus perpisahan sekolah tersebut.

"Akhirnya bus tiba. Saya bawa anak saya ke satu ruangan untuk menanyakan kebenaran
kejadian ini. Awalnya dia memang mengelak, tetapi setelah saya beri arahan akhirnya dia
mengaku dan benar mereka telah berhubungan intim beberapa kali. Sakit hati saya
mendengar ini," ujarnya.

Meski begitu, dia melanjutkan, dihadapan anaknya Krisna berupaya untuk tegar dan
melanjutkan proses. Saat itu Krisna meminta anggota kepolisian yang ia bawa untuk
menanyakan ihwal kebenaran hal tersebut pada yang bersangkutan.

"Saat itu dia (Nunung) di interogasi dan sempat tidak mengaku dan mengelak. Tetapi setelah
dibuka bukti bukti akhirnya dia mengakui perbuatan bejadnya itu," ucapnya.

Mengetahui hal itu, kata Krisna, dirinya langsung menggiring yang bersangkutan ke
Mapolres Metro Tangerang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Kendati begitu, setelah diperiksa, rupanya kejadian tersebut lebih banyak terjadi di wilayah
hukum Polres Kota Tangsel. Tak heran jika Nunung kembali digiring ke Polres Kota Tangsel.

"Karena kejadian itu banyak terjadi di Tangsel kami bawa kesana dan diperiksa pihak
berwajib. Saat itu laporan kami diterima, dan kami masih menunggu lanjutan nya," ucapnya.

Kendati begitu dia mengaku heran dengan pihak sekolah tempat anaknya belajar. Pasalnya
atas kejadian ini, tidak ada upaya baik pihak sekolah menemui keluarga maupun sang anak.

"Sekolah bukannya minta maaf dan datangi kami malah memberikan guru itu pengacara.
Kami kecewa karena rupanya sekolah tidak lain adalah sarang penyamun. Malah berusaha
menawarkan pengacara kepada guru bejat itu.Pihak sekolah tidak memperlihatkan empati
atau perhatian ke siswa yang jadi korban malah lebih berpihak ke si pelaku," tukasnya.

Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Kota Tangsel AKP Alexander membenarkan ihwal
adanya laporan tersebut.

"Proses penyidikan masih berjalan, belum tentu yang dilaporkan benar. Biarkan fakta hukum
oleh penyelidik dicari dan digali," tegas Alex. (*)

Anda mungkin juga menyukai