Anda di halaman 1dari 8

Giliran Polresta Payakumbuh Tepis Isu Penculikan Anak

Fajar RV - Rakyat Sumbar Utara

Logo Polri

Isu penculikan anak untuk diambil organ tubuhnya yang bergulir di Kota Payakumbuh dan Kabupaten
Limapuluh Kota, terus ditepis pihak kepolisian. Jika sebelumya Kapolres Limapuluh Kota AKBP Chairul
Aziz bertegas-tegas, bahwa isu tersebut hanyalah bohon belaka. Maka kemarin siang, giliran Kapolres
Payakumbuh AKBP S Erlangga melalui Kasat Reskrim Polres AKP Basrial yang angkat bicara.

Menurut AKP Basrial, kasus penculikan anak di wilayah Polres Payakumbuh hanyalah isu belaka. Hingga
Kamis(9/12/2010), tidak satupun laporan masyarakat di wilayah hukum Polresta Payakumbuh yang
mengaku kehilangan anaknya.

"Hal ini jelas membuktikan kabar penculikan anak tersebut hanya isu belaka. Masyarakat jangan sampai
terpancing oleh kabar yang tidak benaritu," kata Basrial.

Basrial tidak menampik, akhir-akhir ini kabar seputar maraknya penculikan anak tersebut memang mulai
meresahkan masyarakat, termasuk masyarakat di wilayah hukum Polresta Payakumbuh. "Dengan fakta
yang kita miliki saat ini, wilayah hukum polresta Payakumbuh aman dari tindakan penculikan.
Masyarakat diharapkan tidak perlu cemas berlebihan," kata Basrial. (*)

Teror Penculikan

SAWIR PRIBADI

“From Bpk. Riki Rikardo.

Sumber: Polres Ma.Tebo.


Mohon maaf untuk semua diumumkan bahwa ada penculikan anak sudah sampai di Desa Jambu Air.
Sudah dapat 1 anak yang diambil anggota tubuh bagian dalam. Penculik baru tertangkap 4 orang,
sedangkan yang menyebar sebanyak 146 orang. Yang diculiknya adalah siswa-siswi, orang tua dan anak
kecil. Penculiknya sampai masuk ke rumah warga. Tolong kirimkan ke semua nomor yang ada di kontak
Anda. Berita ini kenyataan. Mohon kerja samanya. Waspadai mobil APV silver dan hitam dengan nomor
pol B xxxx KK. Terima kasih.”

Demikian sebuah SMS yang masuk ke ponsel saya kemarin. Nomor kendaraan di dalam SMS tersebut
sengaja saya samarkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagi saya SMS demikian tidak masalah, karena sudah biasa orang-orang iseng melakukan hal yang
demikian. Lagi pula, akal sehat saya berkata, tidak mungkin seorang Kapolres atau anggotanya
menyebar informasi menakutkan begitu. Kalau memang ada mereka mendapatkan informasi tentang
tindak kejahatan, pastilah anggota polisi bertindak sesuai dengan protap-nya.

Akan tetapi, ketika saya pulang ke rumah orangtua saya di Solok, ternyata orangtua saya cemas alang
kepalang. Rasanya tidak masuk akal juga orangtua saya mencemaskan saya yang sudah sebesar ini. Tapi
namanya saja orang yang sudah tua, ya, wajarlah! Katanya, ada penculikan manusia dan diambil isi
perutnya.

Penasaran dengan apa yang saya dapatkan, saya pun ke lapau kopi untuk sekadar melepas penat.
Tetapi, di lapau itu juga yang dibicarakan orang. Katanya penculikan dengan pengambilan organ tubuh
telah terjadi di daerah Kerinci, Jambi dan merambah daerah Kabupaten serta Kota Solok.

Buktinya, tiga hari yang lewat, seorang teman di fecebook mengirim pesan pula bahwa masyarakat di
Tangah Padang, Cupak, Kabupaten Solok terlibat kejar-kejaran dengan orang yang diduga penculik. Akan
tetapi setelah dikonfirmasikan ke pihak Polres Aro Suka, berita itu tidak benar.

Pertanyaannya sekarang teror apa lagi yang dilancarkan orang-orang tertentu? Apa yang diinginkan
mereka? Apakah ini memang kerja orang-orang maling atau sindikat perampok, pencuri dan lain
sebagainya?

Yang membuat heran itu, baru saja SMS yang mengatakan bakal terjadi gempa besar berkekuatan
hingga 11 SR mereda akibat pernyataan gubernur dan Kapolda Sumbar, justru muncul SMS tentang
penculikan dan pengambilan organ tubuh manusia. Ini jelas membuat gacar para orangtua. Akibatnya,
ada di antara orangtua yang was-was melepas anaknya ke sekolah. Malah, ada pula yang mengawalnya
dari pergi hingga pulang sekolah.

Jika memang ini tujuannya jelas sebuah trik bagi orang jahat. Ketika orangtua ikut ke sekolah bersama
anak-anaknya tentu ada rumah yang kosong. Nah, di rumah yang kosong inilah mereka beraksi.

Karena itu, masyarakat jangan gampang terpengaruh isu. Jangan percaya dengan SMS yang
mengatasnamakan lembaga atau instansi resmi. Bisa saja itu dipakai untuk tujuan-tujuan tertentu. Yang
penting dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan. Bila perlu aktifkan kembali ronda malam.
Selanjutnya, pihak-pihak terkait seperti kepolisian diharapkan proaktif dengan keresahan masyarakat.
Jangan biarkan masyarakat larut dengan ketakutan akibat teror-teror demikian. Karena, ketakutan bisa
berakibat terganggunya ekonomi keluarga. (*)

ISU PENCULIKAN ANAK

Masyarakat Tidak Perlu Resah

Padang, Singgalang

Isu gempa dan tsunami sudah tidak terdegar lagi. Kini, merebak pula isu penculikan dan pembantaian
anak di beberapa kota di Sumbar, di antaranya di kabupaten/kota Solok dan Pasaman Barat (Pasbar).
Sebagian warga di daerah ini jadi cemas, apalagi ibu-ibu yang mempunyai anak kecil.

Itu semuanya adalah isu dan tidak benar terjadi. Masyarakat tidak perlu resah dan takut, tidak ada
penculikan dan pembantaian anak terjadi di Sumbar. Kini, pelaku yang menebarkan isu tersebut sedang
diintai dan diawasi oleh aparat kepolisian.

Kabid Humas Polda Sumbar AKBP AB Kawedar kepada Singgalang, Kamis (2/11) mengatakan hingga saat
ini tidak ada laporan kehilangan atau penculikan anak masuk ke aparat kepolisian. “Tidak ada itu,
semuanya hanya isu yang sengaja disebarkan oleh orang-orang tak bertanggungjawab, dengan tujuan
mengacaukan kamtibmas di Sumbar, “ kata Kawedar.

Kendati begitu, aparat kepolisian tetap melakukan pengawasan dan penyelidikan, apa benar isu tersebut
dan siapa yang menyebarkannya.

“Kita akan menindaklanjutinya dengan mencari tau kebenaran isu tersebut, “kata perwira menengah ini.

Pihaknya mengimbau masyarakat Sumbar jangan percaya pada isu tersebut. Selain itu jika ada merasa
kehilangan sanak famili agar dengan segera melaporkan ke kantor polisi terdekat dengan membawa
barang bukti atau identitas yang jelas.

Sementara, Kapolresta Solok AKBP Lutfi Marthadian, menuturkan SMS adanya penculikan anak yang
beredar sejak beberapa hari terakhir ini hanya isu belaka saja.

Hasil penyelidikan jajarannya Polresta Solok, tidak ditemukan adanya penculikan anak. Begitu juga
laporan masyarakat tentang kehilangan anak tidak ada masuk ke kantor polisi.

Walaupun begitu, ia tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengawasi anggota
keluarganya. Selain itu melakukan ronda malam secara bergiliran, sehingga kamtibmas tetap terjaga
dengan baik. (106)
Penculik Anak Tertangkap

LUBUK ALUNG - Singgalang Edison alias Tuanku Sidi, 57, yang sehari-hari mengaku sebagai buruh di Kota
Padang, Senin (6/12) lalu nyaris dihajar massa di Lubuk Alung.

Tersangka pelaku penculikan anak itu memulai aksinya. Lima korbannya, Elsa Amelia ES, Siti Aisa, Anissa,
dan Aumi nyaris berpisah dengan orangtuanya, lantaran telah sampai di stasiun kereta api Lubuk Alung
bersama tersangka, yang selanjutnya akan dibawa ke tempat tujuannya.

Orangtua anak yang tahu kalau anaknya dibawa oleh orang yang tak dikenal itu langsung histeris dan
basorak sehingga mengundang banyak pihak di pasar Lubuk Alung. Mengetahui kejadian itu, puluhan
pemuda berlarian melihat kejadiannya. Saat itulah jajaran Polsek setempat tiba di lokasi, dan segera
mengamankan pelaku yang nyaris dihajar massa tersebut.

Menurut Kapolsek Lubuk Alung, AKP Amral, kelima korbannya itu telah berkali-kali dibujuk, dirayu untuk
diajak pergi. Saat berangkat sekolah, sedang keluar main, dan akan pulang dari sekolah. Bahkan,
tersangka menyuruh anak itu pulang dulu untuk ganti baju, dan seterusnya kembali lagi untuk diajak ke
Pariaman, dengan iming-iming belanja ini dan itu.

“Kita berhasil membekuk tersangka yang hampir saja dihajar massa itu. Selanjutnya pelaku ditahan di
Mapolsek,” kata dia.

Lebih jauh Amral menjelaskan, semua anak yang jadi korbannya itu telah diserahkan kembali kepada
orang tuanya. Mereka rata-rata duduk di bangku SD kelas lima, berasal dari Kampuang Durian, dan Pasa
Kandang, Lubuk Alung. “Menurut pengakuan tersangka, dia berasal dari Jati Koto Panjang, Kelurahan
Jati, Padang Timur, Kota Padang,” ungkap Amral.

Dua kasus narkoba

Sebelum mengamankan tersangka penculikan anak tersebut, jajaran Polsek Lubuk Alung juga berhasil
menggulung dua pelaku narkoba. Masing-masing Aguslim alias Buyuang Metal, 35, ditangkap di Pasar
Lubuk Alung, dan Demson Silalahi, 30 ditangkap di Kabun Kopi, Lubuk Alung. Dari kedua pelaku
ditemukan barang bukti jenis ganja kering paket 50.

Menurut Kapolsek, keduanya ditangkap sekitar pukul 13.00 Wib, Senin.(dam/213

Penculik Anak Dikejar Polisi

Padang - Singgalang Penculikan anak di Padang terjadi di Padang, Rabu (8/12) pagi, beberapa personel
polisi Polsek Bungus Teluk Kabung, berhasil mengagalkan percobaan penculikan seorang anak kecil oleh
orang tak dikenal.
Percobaan tersebut terjadi saat korban sedang bermain bersama teman-temannya. Melihat korban
sudah jauh dari rumah, pelaku mencoba membawa lari anak tersebut ke dalam mobil. Melihat kejadian
itu, dan tidak ingin terjadi sesuatu terhadap korban, polisi yang berada di sekitar TKP langsung mengejar.

Melihat gerak-gerik polisi yang mendekat, pelaku langsung melarikan diri dan berhasil kabur. Kasus
percobaan penculikan ini dibenarkan oleh Waka Polresta Padang, AKBP Wisnu Handoko kepada
Singgalang, Rabu (8/12) sore. Menurutnya, memang terjadi percobaan penculikan di Bungus, pelaku
mengincar seorang anak kecil yang sedang bermain.

“Memang ada percobaan penculikan, tapi berhasil digagalkan anggota yang sedang berpatroli,” jelas
Wisnu.

Wisnu mengatakan pelaku berhasil melarikan diri dengan cepat, sehingga polisi kehilangan arah larinya.

“Kita telah melakukan pengejaran, tapi pelaku berhasil melarikan diri dan belum diketahui arah larinya
ke mana,” jelas Wisnu.

Wisnu mengharapkan orangtua untuk lebih berhati-hati dan tidak membiarkan anaknya bermain jauh
dari rumah tanpa pengawasan.

“Orangtua diharapkan mengawasi lebih ketat anaknya, dan hati-hati dengan orang yang tidak dikenal,”
lanjutnya.

Polisi siaga di sekolah

Terkait kasus percobaan penculikan anak tersebut, Wisnu mengatakan pihaknya telah memperketat
pengawasan di lokasi yang dianggap rawan. Salah satu lokasi yang mendapat perhatian khusus, adalah
lingkungan sekolah dan pemukiman penduduk.

“Kita melakukan pemantauan dan pengawasan di beberapa lokasi rawan. Buktinya percobaan tadi pagi
dapat digagalkan,” ujar Wisnu.

Selain meningkatkan patroli, personel polisi akan dikhususkan untuk memantau sekolah yang berada
dekat jalan raya.

Meskipun ada percobaan penculikan, Wisnu mengatakan tidak semua informasi yang beredar saat ini
benar. Salah satu informasinya mengenai potongan tubuh anak yang ditemukan di Lubuk Kilangan.

Pernyataan Wisnu diperkuat hasil pantauan Singgalang, saat mendapat isu penculikan dari salah seorang
warga di SD Sungkai, Parak Laweh, Lubeg. Singgalang langsung ke TKP dan memperoleh keterangan dari
warga setempat tidak ada penculikan terhadap 2 murid SD.
Menurut keterangan salah seorang pedagang yang mangkal di sekitar SD, tidak ada penculikan di tempat
tersebut. (ags)

BUMI KASAI PERMAI HEBOH OLEH ISU

Puluhan Pemuda Buru Penculik Anak

Kasang - Singgalang

Warga Komplek Perumahan Bumi Kasai Permai, Ke nagarian Kasang, Padang Pariaman, Rabu (8/12)
sekitar pukul 22.15 WIB dihebohkan oleh isu adanya penculikan anak.

Buntutnya, puluhan pemu da setempat memacu kendaraan masing-masing ke arah Dusun Tong Blau.

Herannya, siapa yang mereka buru tak jelas sama sekali. Para pemuda yang diduga sudah sangat yakin
adanya aksi penculikan anak yang diikuti pengambilan organ tubuh tersebut dilengkapi pentungan dan
senjata tajam.

“Apak lah rugi. Tadi urang lah mangaja panculik anak ka Gunuang,” ujar Des Azhari pada Singgalang. Tapi
siapa yang dikejar, dan anak siapa yang jadi korban, Des tak bisa menjawab. “Kecek urang, anak urang
Bintuang an. Tapi ambo ndak tau namo nyo,” ujar Des ‘pak’ Guru. Keterangan dari Des Az hari tak jauh
beda dari penjelasan pemuda yang sudah susah-susah ‘mengejar angin’. Sia pa korban dan pukul berapa
kejadiannya, tak ada kete rangan resmi. Tapi isu terse but benar-benar telah me rasuki jiwa masyarakat
dan membuat resah kaum ibu. Tanpa dianalisa dengan kepa la dingin, isu yang belum tentu
kebenarannya tersebut langsung ditelan mentah-mentah.

Dampaknya, sejumlah per simpangan dan pondok-pondok di tengah sawah sudah dihuni masyarakat.
Tak sedikit pula yang mengintai dari pematang sawah.

Sedang asyik berdiskusi lepas di depan kedai Zainal Aleks, terdengar bunyi orang memukul-mukul tiang
listrik. Pemuda yang tadinya sibuk saling menyampaikan informasi yang bersumber dari kecek urang,
langsung berlari menuju sebuah rumah di tengah sawah.

Dino, selaku pemilik rumah tersebut kepada pemuda yang tengah dirasuki ‘hati paneh’ ulah isu itu,
menceritakan bahwa Lia (istrinya) barusan tabalolok lantaran pintu rumah semi permanennya
didongkak oleh orang tak dikenal. “Istri ambo sadang mangubak pinang da. Mandanga pintu didongkak,
inyo tabalolok dan mamakiak,” ujar Dino pada Singgalang.

Sementara Ny.Lia kepada Singgalang yang memperhatikan kondisi pintu sehabis didongkak orang tak
dikenal mengatakan, “Yobana ko ah da. Ndak baduto bagai awak doh. Tampak urangnyo pakai baju
hitam dan badan tinggi badagok,” ujar Lia dengan mimik serius sambil menggendong anaknya.
Yang membuat heran, celah pintu untuk melihat pelaku hanya selebar 0,5 cm, tapi Lia seakan mampu
melihat sekujur tubuh pelaku. Di daun pintu tersebut, tak sedikit pun ada bekas didongkak orang.
Apalagi setelah dilihat ke belakang rumah, tak ada bekas jejak orang. Padi yang hampir terbit pun tak
ada yang rusak. Namun yang jelas, pemuda setempat langsung melakukan ronda hingga Subuh.

Yang membuat warga sa lut adalah, turun tangannya Walikorong Kasai, Mairuzal ke tengah masyarakat
malam itu. “Isu itu belum tentu ada kebenarannya. Sebab, sam pai saat ini tak korban. Tapi, kita harus
meningkatkan kewaspadaan,” ajak Mairuzal didampingi ketua pemuda, Zainal Aleks. Pada saat bersa
maan, tokoh masya rakat Bungus Telukkabung, Dt. Nurli juga menginformasi kan bahwa warga setempat
resah akibat isu penculikan anak tersebut. “Sabanta ko urang sadang bakaja. Tapi antah sia nan dikaja,
ambo ndak pulo tahu. Kecek urang, ado urang baba ju itam dan pakai sebo,” ujar Dt.Nurli.

(010)

Meresahkan, Heboh Penculikan Anak

Padang, Singgalang

Masyarakat Kota Padang, resah terkait isu penculikan anak. Sadisnya, terkuak kabar, bila penculikan
berhasil, anak tersebut akan diambil organ tubuhnya. Kabar pertakut itu tidak hanya menyebar lewat
SMS, tapi juga sudah berani memberi kabar langsung lewat telepon.

Betapa tidak, Singgalang sendiri juga menerima informasi penculikan itu. Ada yang menelepon langsung
ke sekretariat redaksi.

Awalnya, Rabu (8/12) sekitar pukul 16.15 WIB, seseorang yang mengaku bernama Opet menelepon ke
redaksi, yang diterima Sekretaris Redaksi, Putri Juwita. Dia menyatakan telah terjadi penculikan dua
orang murid kelas V di SD Sungkai, Pulau Air. Penculikan dilakukan orang tak dikenal dengan memakai
sebuah Avanza hitam.

Saat terjadi penculikan, warga sekitar SD Sungkai tersebut mengetahuinya, dan berusaha untuk
memblokir lajunya Avanza tersebut. Namun penculik berhasil kabur dengan membawa korbannya.

Menurut Opet, penculik kabur menuju ke arah Bungus dan dia juga meminta supaya disuruh wartawan
untuk datang ke TKP saat itu juga. Sementara penelepon yang mengaku bernama Opet itu akan
menunggu di sana.

Mendapat informasi tersebut, Singgalang langsung menuju lokasi kejadian guna membuktikan
kebenaran informasi penculikan yang di kabarkan si penelpon gelap tersebut. Namun, setelah sampai di
lokasi, keadaan aman-aman saja. Tidak terjadi apa-apa seperti diberitahukan si Penelpon tadi.

Linda, salah seorang warga yang tinggal dan mempunyai kedai persis di samping SD Sungkai tersebut,
saat ditanya Singgalang mengatakan, semenjak dari pagi keadaan aman-aman saja dan tak ada aksi
penculikan. Anak-anak saat ini sedang dalam melaksanakan ujian dan pulangnya paling lama pukul 13.00
WIB. “Tidak ada anak-anak yang sekolah sampai sore,” ujar Linda.

Riki, keponakan Linda juga mengatakan hal yang sama. Katanya, tadi siang memang ada orang yang
bertanya kepada Satpam SD Sungkai tentang isu penculikan tersebut. Lalu Satpam membantah bahwa
penculikan yang dimaksud hanya isu belaka. Soalnya, kalau terjadi penculikan, dia tentu lebih tahu
duluan.

Sementara itu, isu penculikan juga terjadi di pasar Tarandam dan daerah Kuranji. Dalam isu tersebut,
disebutkan bahwa penculik mengambil organ tubuh korbannya.

Saat dikonfirmasi kepada pihak kepolisian, Waka Polresta Padang, AKBP Wisnu Handoko mengatakan,
informasi yang tersebar tersebut tidak benar.

“Memang ada ada isu tersebut, pihak kepolisian telah sampai ke TKP, tapi setelah diselidiki tidak ada
temuan,” ungkap Wisnu.

(ags/ndy)

Anda mungkin juga menyukai