Anda di halaman 1dari 10

KLIPING

(pelanggaran Hak Asasi Manusia Tingkat Rendah,Sedang,Tinggi)

DISUSUN OLEH
Adrian Bessikh

Agustinus Kune

Alvin Loenati

Delon khuana
A.Kasus Pelanggaran HAM (Ringan)

Pelaku Penganiayaan
Wartawan di Ancol
Ditangkap, AJI Jakarta
Minta Kasusnya Diusut
Tuntas

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor (Polsek) Pademangan sudah menangkap


empat pelaku pelaku pengeroyokan terhadap wartawan berinisial MS (24). Seperti diketahui, MS
dianiaya oleh pelaku bernisial AM, MOK, HS, dan MOW saat sedang meliput pengeroyokan di
Ancol, Minggu (23/7/2023). Kendati pelaku sudah ditahan, Ketua Divisi Advokasi dan
Ketenagakerjaan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Irsyan Hasyim mengecam
pengeroyokan tersebut. "Kami meminta kepada polisi yang telah menangkap pelaku
pengeroyokan untuk menggunakan Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Pers dalam pengusutan
kasus ini," ucap Irsyan kepada Kompas.com, Rabu (26/7/2023).

Dalam pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers)
disebutkan, setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang
berakibat menghambat atau menghalangi tugas wartawan bisa dihukum pidana penjara paling
lama dua tahun. Selain itu, pelaku juga terancam didenda paling banyak Rp 500 juta. AJI Jakarta,
kata Irsyan, mendorong semua pihak menghormati dan memberikan perlindungan hukum
terhadap jurnalis yang melaksanakan tugas profesinya berdasarkan ketentuan perundang-
undangan. Pasalnya, jurnalis memiliki hak dan mendapatkan perlindungan hukum dalam hal
sedang menjalankan fungsi, hak, kewajiban dan perannya yang dijamin Pasal 8 UU Pers.
"Perlindungan hukum itu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat," ucap Irsyan

Kronologi Sebelum kejadian, MS melihat pengeroyokan terhadap ANT (17). Oleh sebab
itu, MS hendak meliput peristiwa tersebut. Kendati demikian, MS yang tengah
mendokumentasikan kejadian itu justru menjadi sasaran keempat pelaku berinisial AM, MOK,
HS, dan MOW. “Melihat hal itu, MOK langsung mendorong MS hingga terjatuh dan ditabrak
HA dengan motornya,” ucap Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pademangan Komisaris
Binsar Hatorangan Sianturi, Rabu (26/7/2023). Setelahnya, MS mencoba berdiri dan
menghindari hal tersebut. Namun, korban kembali diserang oleh AM. Setelah itu MOW
menampar helm korban, kemudian dipisahkan pihak sekuriti.

Sementara itu, Polsek Pademangan sudah menangkap para pelaku pengeroyokan terhadap
MS dan dilakukan penahanan. Dari kasus ini, polisi juga mengamankan barang bukti berupa
helm, kamera, baju korban dan para pelaku, satu unit motor, serta tangkapan layar rekaman
kamera CCTV.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelaku Penganiayaan Wartawan di Ancol
Ditangkap, AJI Jakarta Minta Kasusnya Diusut Tuntas", Klik untuk
baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/26/17383851/pelaku-penganiayaan-
wartawan-di-ancol-ditangkap-aji-jakarta-minta.

(Penulis : Baharudin Al Farisi | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita)


B.Kasus Pelanggaran HAM (tingkat sedang)

Kasus Pelecehan Seksual Miss


Universe Indonesia,
Kemenkumham: Pelanggaran
HAM

Jakarta - Dirjen HAM menegaskan pelaku pelecehan terancam hukuman serius sesuai UU
TPKS. Dirjen HAM Kemenkumham, Dhahana Putra menilai, dugaan kasus pelecehan seksual
yang menimpa finalis Miss Universe Indonesia sebagai sesuatu yang ironis. Ia menilai, kejadian
itu merupakan pelanggaran HAM.

Menurut Dhana, Miss Universe Indonesia merupakan kompetisi bergengsi bagi perempuan untuk
aktualisasi diri dan kepribadian. Sehingga, melalui acara ini mereka-mereka diharapkan mampu
atau layak menjadi duta bangsa.
"Jika terbukti benar, kami melihat ini sebagai catatan buruk dalam kontes Miss Universe karena
pelecehan seksual jelas sekali tidak sejalan dengan tujuan diselenggarakannya ajang Miss
Universe," kata Dhahana melalui rilis yang diterima, Sabtu (12/8/2023).

Ia menekankan, pelecehan seksual tidak dapat ditoleransi dengan dalih apa pun di Indonesia.
Selain telah meratifikasi CEDAW sejak 1984, kita terus aktif berpartisipasi dalam dialog
konstruktif pelaporannya.

Selain itu, Indonesia memiliki Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
Yang mana, jadi bukti keseriusan negara memberikan perlindungan dan penghormatan HAM,
terutama terkait kekerasan seksual.

Dhahana menuturkan, pelaku pelecehan seksual mendapatkan ancaman yang serius sebagaimana
misalnya diatur dalam pasal 12 atau 13 UU TPKS. Ia berharap, dengan ancaman berat itu
pelecehan seksual dapat dicegah.

Saat ini, Dhahana mengungkapkan, Kemenkumham, KemenPPPA dan kementerian atau


lembaga terkait sedang menggodok satu dari tujuh aturan pelaksana UU TPKS. Yaitu, RPP
Pencegahan Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

"Perlu kami tegaskan kembali pelecehan seksual yang menimpa sejumlah saudari kita finalis
MUID ini terang-terangan bertentangan dengan upaya pemerintah mendorong penghormatan dan
perlindungan HAM bagi perempuan," ujar Dhahana.

Dirjen HAM mengapresiasi langkah cepat aparat dalam merespon laporan yang disampaikan
terduga korban. Respons cepat menangani laporan ini menunjukkan pemahaman aparat terhadap
pelecehan seksual semakin baik.

Selain itu, Dhahana mengajak pihak penyelenggara Miss Universe Indonesia melakukan evaluasi
kepada aktivitas bisnisnya. Sehingga, bisa melakukan upaya-upaya pencegahan agar kejadian
serupa tidak terjadi lagi ke depan.
Jika pelecehan seksual dibiarkan, maka dikhawatirkan berdampak negatif, khususnya kepada
industri ekonomi kreatif dan pariwisata. Terlebih, Miss Universe kerap dilibatkan di promosi
budaya lokal dan ekonomi kreatif.

"Jangan sampai dugaan pelecehan seksual di ajang MUID ini memberi kesan bahwa industri
ekonomi kreatif dan pariwisata kita tidak ramah HAM, khususnya perempuan," kata Dhahana.

KemenkumHAM bersama kementerian dan lembaga lain di Gugus Tugas Nasional Bisnis dan
HAM terus melaksanakan pengarusutamaan bisnis dan HAM. Salah satu langkah melalui
aplikasi Penilaian Risiko Bisnis dan HAM (PRISMA).

Kanwil Kalbar 13 Agustus 2023

https://kalbar.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/6924-kasus-pelecehan-
seksual-miss-universe-indonesia-kemenkumham-pelanggaran-ham
C.Kasus Pelanggaran HAM (Tingkat Berat)

Pembunuh Karyawan MRT Pakai


Atribusi Agama di Medsos untuk
Kelabui Korban

Jakarta - Polisi mengungkap modus lain komplotan pembunuh karyawan MRT berinisial DDY
(38) yang mayatnya ditemukan mengambang di Kanal Banjir Timur (KBT) Cakung, Jakarta
Timur. Pelaku membawa atribusi agama di profil media sosial Facebook.
Pelaku dan korban diketahui berkomunikasi melalui Facebook dengan tujuan transaksi jual beli
mobil. Atribusi agama dibuat pelaku dalam profilnya agar korban tidak menaruh curiga.

"Ternyata akun Facebook-nya ini ada desepsinya juga, menggunakan atribusi agama,
menggunakan pakaian muslim untuk meyakinkan korban bahwa ini memang bukan komplotan
penipu, orang jahat, dan sebagainya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki
Haryadi kepada wartawan, Jumat (17/11/2023).

Korban pun teperdaya untuk menjual mobilnya kepada para pelaku. Proses transaksi jual beli
mobil korban dan pelaku dilakukan di salah satu apartemen pelaku di kawasan Jakarta Selatan.

"Kemudian sehingga korban datang pada pukul 20.00 WIB di salah satu apartemen. Nah, sesuai
rencana, kemudian korban dibawa ke atas salah satu unit apartemen di Jakarta Selatan," ujarnya.

Saat itu para pelaku hendak membuat korban tidak sadarkan diri dengan cara memberikan obat
bius. Namun hal tersebut gagal dan para pelaku pun mengubah rencana berujung pembunuhan
sadis kepada korban. Mayat korban selanjutnya dibuang di KBT Cakung, Jakarta Timur

"Pada saat di Gerbang Tol Tebet, Jakarta Selatan, ini dilakukanlah pembunuhan tersebut dengan
cara yang sangat sadis. Jadi satu sebagai pengendara mobil, kemudian korban sebelah kiri, dua
orang di belakang, ada yang mengencangkan seat belt-nya, ada yang memegang tangannya,
menarik bahunya, baru dilakukan melukai leher korban dan menusuk tubuh korban secara
berkali-kali,"jelasnya

"Nah, kemudian korban dibuang di BKT di Cakung sana. Setelah itu mobil dititipkan untuk
dijualkan di Cikarang," imbuhnya.

Motif Terlilit Utang Sebelumnya, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP
Titus Yudho Ully mengatakan para pelaku membunuh korban DD lantaran terlilit utang.

"Motif para pelaku adalah ekonomi, yang mana Saudara R memiliki utang Rp 3 miliar," kata
Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully, Sabtu (11/11).
Titus menjelaskan para pelaku ingin mengambil mobil korban dengan pura-pura membelinya.
Dia mengatakan korban bersama pelaku bertemu untuk menunjukkan bukti transfer pembelian
mobil korban.
Titus menerangkan korban tidak percaya pada bukti transfer palsu yang diberikan
oleh tersangka. Dia mengungkapkan para tersangka melancarkan aksinya ketika hendak
mengantar korban pulang.

"Setelah itu, karena korban tidak percaya terhadap bukti transfer palsu tersebut, korban ingin
pulang, kemudian diantar oleh para Tersangka. Pada saat di perjalanan di dalam mobil, para
Tersangka melakukan aksinya dengan menyayat leher korban dan menusuk beberapa kali ke
dada korban. Kemudian korban dibuang di saluran air BKT Cakung," jelas Titus.

Baca artikel detiknews, "Pembunuh Karyawan MRT Pakai Atribusi Agama di


Medsos untuk Kelabui Korban" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-
7042728/pembunuh-karyawan-mrt-pakai-atribusi-agama-di-medsos-untuk-kelabui-
korban.

Anda mungkin juga menyukai