Polisi telah menetapkan 4 tersangka dalam kasus kredit fiktif di Bank Syariah Mandiri (BSM)
cabang Bogor dan melimpahkan kasus tersebut ke Kejaksaan Agung. Untuk selanjutnya,
Kejagung akan menunjuk jaksa penuntut umum dalam kasus ini.
"SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan) sudah dikirimkan, Kejagung akan segera
putuskan jaksa P16 (Surat Perintah Penunjukkan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti
Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana, red)," kata Direktur Tindak Pidana
Ekonomi Khusus (Dirtipid Eksus) Bareskrim Polri Brigjen Arif Sulistyo di Mabes Polri,
Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2013).
Kasus ini menyeret 3 pejabat BSM cabang Bogor yakni Kepala Cabang Utama BSM Bogor
M Agustinus Masrie, Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor Haerulli Hermawan, dan
Account Officer BSM Bogor John Lopulisa. Sementara seorang lagi, Iyan Permana adalah
yang mengajukan permohonan dana kredit rumah 197 debitur. Namun ternyata 113
diantaranya adalah debitur fiktif rekaan Iyan.
Akibat kredit fiktif ini, BSM menggelontorkan dana sejumlah Rp 102 miliar pada tahun
2012. Kasus ini terbongkar karena audit dari BSM pusat yang menilai adanya kejanggalan
atas pengucuran dana ini. Setelah melakukan pengecekan di lapangan dan dikroscek dengan
dokumen yang diajukan Iyan, diketahui jika seluruh dokumen tersebut palsu.
"KTP dan surat tanah. Semua dokumen-dokumennya fiktif," kata Arief.
Polisi menyita 31 buku tabungan BCA dalam kasus kredit fiktif Bank Syariah Mandiri
(BSM) Bogor. Buku tabungan BCA tersebut digunakan tersangka untuk menyimpan uang
hasil
membobol
BSM.
"Hasil pencairan kredit fiktif, dimasukkan ke BCA," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi
Khusus (Dirtipid Eksus) Bareskrim Polri Brigjen Arif Sulistyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo,
Jakarta
Selatan,
Jumat
(25/10/2013).
Polisi juga menyita 2 slip transfer BCA tertanggal 25 Mei 2012 atas nama Iyan sebagai
pengirim uang. Iyan mengirimkan uang senilai Rp 145 juta pada kepala KPC BSM Bogor
Haerul Hermawan di bank yang sama.
Selain buku BCA, polisi juga menyita 10 mobil mewah dan 1 motor gede dari kasus yang
sama. Polisi masih mendalami kepemilikan mobil mewah serta mencari aset-aset terkait
kasus ini.
"Kita intensifkan untuk kroscek dengan bukti yang ada, penelusuran aset berupa bergerak
atau tidak maupun yang di dalam rekening," lanjut Arief.
Dari 197 pengajuan kredit, 113 di antaranya fiktif. Akibat kredit fiktif itu, BSM sudah
menggelontorkan dana sebesar Rp 102 miliar, namun Rp 50 miliar diantaranya sudah
dikembalikan ke BSM.
"Sehingga total kerugian saat ini sekitar Rp 52 miliar," pungkasnya.
Polri sudah menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus ini. 3 Tersangka adalah
pejabat BSM di Bogor, yaitu Kepala Cabang Utama BSM Bogor M Agustinus Masrie,
Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor Haerulli Hermawan, dan Account Officer BSM Bogor
John Lopulisa. Sementara seorang developer turut ditahan adalah Iyan Permana.
Plafon kredit yang diajukan para tersangka bervariatif antara Rp 100 hingga Rp 200 juta.
Kredit tertulis untuk layanan pinjaman perumahan. Tindak kejahatan itu dilakukan para
tersangka sejak Juli 2011 hingga Mei 2012.
Polisi menyita barang bukti kejahatan berupa 10 mobil mewah dan 1 moge. 10 Mobil mewah
dan 1 moge yang disita terparkir di pelataran parkir Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta
Selatan.
Referensi :
http://news.detik.com/read/2013/10/25/114015/2395366/10/polisi-temukan-31-bukutabungan-untuk-pencairan-dana-kredit-fiktif-bsm-bogor
http://news.detik.com/read/2013/10/25/130931/2395484/10/kasus-kredit-fiktif-bsm-bogordilimpahkan-ke-kejaksaan-agung
http://news.detik.com/read/2013/10/25/132950/2395505/10/kredit-fiktif-bsm-bogor-bermuladari-pinjaman-bangun-rumah