Nim : 19110063
Semester : VI (enam) Sore
Mata Kuliah : Hukum Perbankan
Fak./Jur : Hukum/ Ilmu Hukum
Nama Dosen : Yochi Ayunita, SH., MM., MH.
KREDIT FIKTIF
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman uang dengan
pembayaran pengembalian secara mengangsur. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan
yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan.
Kredit fiktif bisa terjadi karena adanya kolusi yang dilakukan oleh pihak
intern (pegawai bank) dengan nasabah pemohon kredit dengan cara
memalsukan data-data dari nasabah pemohon kredit seperti memalsukan
indentitas diri dengan menggunakan kartu tanda pengenal palsu atau
menggunakan kartu tanda pengenal nasabah bank lain tanpa sepengetahuan dari
nasabah bank yang bersangkutan. Pada awalnya memang tidak akan ada yang
tau bahwa kredit tersebut adalah fiktif, akan tetapi apabila kredit tersebut macet
maka baru akan disadari bahwa kredit tersebut adalah kredit fiktif.
Adapun pihak yang sangat dirugikan dalam hal ini adalah nasabah bank
yang kartu tanda pengenalnya digunakan tanpa izin dalam kredit fiktif, nasabah
bank dirugikan baik secara materiil maupun imateriil. Dengan adanya kasus
kredit fiktif menandakan bahwa bank kurang memberikan pengawasan dalam
pemberian kredit dan prinsip kehati-hatian (prudential principle banking) tidak
diterapkan dengan baik. Seperti yang diketahui prinsip kehati- hatian
(prudential principle banking) merupakan prinsip yang sangat penting dan
wajib dilaksanakan oleh bank, tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian
(prudential principle banking) tidak lain agar bank selalu dalam keadaan sehat,
dengan kata lain agar selalu dalam keadaan likuid dan solvent.
B. CONTOH KASUS
1. Modus Kredit Fiktif BSM Bogor Hampir Sempurna: Ini Peran Ketujuh
Tersangka Pembobol Rp 102 M
Mobil mewah Mercedes Benz E 300 putih dan Mercedes Benz SLK 300 kuning
serta belasan kendaraan lainnya disita oleh Tim Penyidik Direktorat Tindak
Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Jakarta.
Rabu (23/10/2013). Belasan kendaraan mewah disita dari tiga tersangka kasus
dugaan kredit fiktif perbankan di Bank Syariah Mandiri Bogor. (Warta
Kota/Alex Suban)
Kepolisian sudah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus kredit fiktif
Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Bogor. Peran dan modus para tersangka
membobol uang bank melalui pembiayaan Al Murabahah pun semakin jelas.
Dari sisi debitur ada tiga tersangka, Iyan Permana, Henhen Gunawan, dan Rizky
Ardiansyah masing-masing mengajukan 150 nasabah, 21 nasabah, dan 26
nasabah, sehingga total kredit yang diajukan ada 197 nasabah.
Dari 197 nasabah yang diajukan kredit , 113 kredit fiktif diajukan Iyan
Permana, kemudian Henhen mengajukan 20 kredit fiktif, dan Rizky mengajukan
20 kredit . Sehingga total kredit fiktif sebanyak 153 nasabah.
Mobil mewah Mercedes Benz E 300 putih dan Mercedes Benz SLK 300 kuning
serta belasan kendaraan lainnya disita oleh Tim Penyidik Direktorat Tindak
Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Jakarta.
Rabu (23/10/2013). Belasan kendaraan mewah disita dari tiga tersangka kasus
dugaan kredit fiktif perbankan di Bank Syariah Mandiri Bogor. (Warta
Kota/Alex Suban)
John sebagai Account Officer yang memang sudah mengetahui data-data fiktif
tersebut tidak melakukan pengecekan lapangan sehingga kredit yang diajukan
bisa dengan mudah di kabulkan Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor Chaerulli
Hermawan, begitu pula dengan persetujan dari Kepala Cabang Utama BSM
Bogor Agustinus Masrie yang memang sudah bersekongkol.
Kemudian 197 kredit tersebut dibawa kepada Sri Dewi selaku notaris yang
membuat akta akad kredit . Tanpa dihadiri pihak debitur dan serifikat tanah
hanya berupa fotocopy dengan mudah perikatan kredit antara debitur dan pihak
bank dibuat.
"Debitur hanya diwakili tersangka Iyan dan sertifikat tanah yang difotocopy
pun fiktif," ujar Arief.
Kredit yang diajukan Rizky cair sebesar Rp 12,2 miliar. Sementara kredit yang
diajukan Henhen cair Rp 12,24 miliar, sisanya cair untuk kredit yang diajukan
Iyan. Total kredit a yang dicairkan seluruhnya Rp 102 miliar dan sudah
dikembalikan ke pihak bank Rp 59 miliar. Sehingga masih ada sekitar Rp 43
miliar yang belum masuk ke bank saat ini.
Polisi saat ini menetapkan tujuh dalam kasus kredit fiktif BSM, tersangka
masing-masing Kepala Cabang Utama Bank Syariah Mandiri Bogor M
Agustinus Masrie, Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri Bogor
Chaerulli Hermawan, Accaounting Officer Bank Syariah Mandiri Bogor John
Lopulisa, serta tiga debitur atas nama Iyan Permana, Henhen Gunawan, Rizki
Ardiansyah, dan seorang notaris Sri Dewi.
Enam tersangka tersebut dijerat dengan pasal 63 Undang-undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta pasal 3 dan pasal 5 Undang-
undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Khusus untuk Sri Dewi selain dikenakan pasal diatas, ia pun dijerat dengan
pasal 264 ayat 1 KUHP tentang pemalsuan surat autentik dengan ancaman
hukuman delapan tahun penjara. [7]