Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perbankan


2.2.1. Asal Mula Kegiatan Perbankan
Menurut kasmir (Tahun 2014, 27), asal mula dikenalnya kegiatan
perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu didataran Eropa.
Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia barat oleh para
pedagang. Jika ditelusuri sejarah dikenalkan kegiatan perbankan dimulai
dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank
dikenalkan sebagai meja tempat menukarnya uang. Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya kegiatan operasi perbankan berkembang lagi
menjadi tempat penitipanya uang atau yang disebut dengan kegiatan
simpanan.
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia
kemudian dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Perkembangan
perdagangan semula hanya didataran Eropa akhirnya menyebar ke Asia
Barat. Nama Bank yang sudah dikenal pada saat itu di benua Eropa adalah
Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank Of Genoa dan Bank
Of Barcelona Tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan di dataran
Inggris baru dimulai pada abad ke-16.

2.2 Pengertian Bank


Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2009, 87) kredit berasal dari bahasa Italia,
Credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa
debiturnya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan
perjanjian kreditur dan debitur. Tegasnya, kreditur percaya bahwa kredit yang
akan diberikan calon debitur iyi tidak akan macet.

7
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya rang
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Dari pengertiaan diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai
bank tidak terlepas dari masalah keuangan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Bank sangat berperan penting untuk
mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah:
a. Pengumpulan dana dari SSU (Surplus Spending Unit) dan penyalur.
b. kredit kepada DSU (Deficit Spending Unit).
c. Tempat menabung yang efektif dan produktif masyarakat banyak.
d. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.
e. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan Letter of Credit
(L/C).
f. Pelaksanaan dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis
dan ekonomis.

2.2.2. Jenis-Jenis Bank


Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan,
jenis bank menurut kegiatan usaha terdiri dari :
1. Bank Indonesia (BI)
Lembaga Negara yang independent, bebas dari campur tangan
pemerintah dan pihak-pihak lain kecuali hal-hal yang secara tegas
diatur oleh undang-undang.

8
2. Bank Umum Berdasarkan Prinsip Konvensional
Bank yang dalam kegiatan usahanya mengikuti dasar prinsip
perbankan yang sudah ada sejak pertama kali didirikan nya Indonesia
3. Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
Bank yang dalam menjalankan usahanya didasari oleh syariat islam
dan berlandaskan hadis al-quran.
4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Lembaga keuangan bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan bentuk lainnya dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

2.2.3. Kegiatan-Kegiatan Bank


Menurut Kasmir (2011, 34) dan Martono (2010, 24) kegiatan utama
bank adalah menghimpun dana (Funding), menyalurkan dana (Lending)
serta memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan bank yang pertama adalah
menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito. Simpanan Giro (Demand Deposit) adalah jenis
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek
atau bilyet giro. Simpanan tabungan (Saving Deposit) yaitu jenis simpanan
yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan
nasabah dan penarikanya menggunakan slip penarikanya, buku tabungan,
kartu ATM atau sarana penarikan lainnya. Simpanan Deposit (Time
Deposit) merupakan jenis simpanan yang penarikannya sesuai jangka waktu
(jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposit atau sertifikat deposit.
Bank memiliki stategi dalam menghimpun dana yaitu dengan cara
memberikan berupa imbalan dalam bentuk bunga untuk bank konvensional
dan bagi bank non konvensional berupa imbalan.

9
Kegiatan bank yang kedua adalah menyalurkan dana kemasyarakat
(Lending), dalam arti bank menyalurkan dana yang telah dihimpun dari
masyarakat kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman bagi bank
konvensional atau bagi bank non konvensional. Pinjama yang disalurkan
oleh bank dalam bentuk kredit inventasi, kredit modal kerja, kredit
perdagangan, kredit konsumtif, dan kredit produktif. Yang dimaksud dengan
kredit inventasi adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk
inventasi dan bersifat jangka panjang. Kredit modal kerja merupakan kredit
yang diberikan kepada masyarakat untuk membiayai kegiatan suatu
usahanya dan bersifat jangka pendek. Kredit perdagangan merupakan kredit
yang diberikan kepada masyarakat para pedagang guna memperlancar
kegiatan usahanya. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan
kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Sedangkan
kredit produktif merupakan kredit yang diberikan kepada masyarakat yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. (Kasmir, 2011, 34)
(martono, 2010, 25).
Kegiatan bank yang ketiga adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya
(service) yaitu seperti menerima setora-setoran pembayaran seperti
pembayaran pajak, pembayaran telpon, pembayaran air, pembayaran listrik,
dan pembayaran uang kuliah, bank juga melayani pembayaran-pembayaran
seperti gaji, pensiun atau honorarium, pembayaran deviden, pembayaran
kupon, pembayaran bonus atau hadiah.
Berdasarkan penjelasan tentang kegiatan-kegiatan bank diatas maka
dapat disimpulkan bahwa bank berperan penting dalam kehidupan
masyarakat.

10
2.3 Pengertian Kredit
Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak meminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut kasmir (Tahun 2014 : 85), dapat disimpulkan kredit berupa uang
atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit
untuk pembelian rumah atau mobil. kemudian adanya kesepakatan antara bank
(kreditor) dengan nasabah penerima kredit (Debitur), bahwa mereka sepakat
sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup
hak dan kewajiban masing-masing pihak, Termasuk jangka waktu serta bunga
yang ditetapkan. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila si debitur ingkar
janji terhadap perjajian yang telah dibuat bersama.
Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam
bahasa latin kredit berarti “credere” artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang
disalurkan pasti dikembalikan sesuai perjanjian. sedangkan bagi si penerima
kredit merupakan penerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk
membayar sesuai jangka waktu.
Sebelum kredit diberikan, untuk menyakinkan bahwa si nasabah benar-
benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu mengadakan analisis kredit.
Analisis kredit mencangkup latar belakang nasabah atau perusahaan, proses
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini
adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

11
Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan
bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga
kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk disalurkan. Akibatnya jika salah
dalam menganalis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias
macet. Namun, Faktor salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama
kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit macet diakibatkan salah dalam
mengadakan nalisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana
kebanjiran atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang
dilakukan untuk penyelamatan kredit tersebut beragam. Dikatakan karena dilihatb
terlebih dulu penyebabnya. Jika memang masih bisa dibantu, maka tindakan
membantu apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang
jangka waktunya. Namun, jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali,
maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan
oleh nasabah.

2.3.1. Unsur-unsur Kredit


Dari penjelasan diatas dapatlah diuraikan hal-hal apa saja yang
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit. Atau dengan kata lain
pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung makna apa saja
sehingga jika kita bicara kredit, maka termasuk membicarakan unsur-unsur
yang terkndung didalamnya.

12
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalm pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut.
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayan ini diberikan oleh bank,
dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang
nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan
penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah
pemohonan kredit.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak mendatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang
suatu kredit semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.
Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh
nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak sengaja. Misalnya
terjadinya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada
unsur kesengajaan lainnya.

13
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suati kredit atau jasa tersebut
yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bungan
dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya
ditentukan dengan bagi hasil.

2.3.2. Tujuan dan Fungsi Kredit


Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut
didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut :
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bungan yang diterima
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk
kelangsungan hidup bank. Jika bank terus-menerus menderita
kerugian, mka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi
(dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

14
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian
kredit adalah sebgai berikut.
1. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah
bank.
2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan
membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenga
kerja yang masih menganggur.
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa
sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan
jumlah barang danjasa yang beredar dimasyarakat.
4. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi
didalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat
menghemat devisa negara.
5. Meningkatkan devisi negara, apabila produk dari kredit yang
dibiayai untuk keperluan ekspor.
Kemudin disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi
sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang
maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna. Dengan diberikanya kredit uang tersebut
menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa si penerima
kredit.

15
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari
satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan
memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredah dari
satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi
karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit
membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri
sehingga meningkatkan devisa negara.
6. Untuk mengkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu dapat meningkatkan kegairahan berusaha,
apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya paspasan.

16
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama
dala hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga
kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu,
bag masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan
pendapatannya seperti membuka warung atau menyewaan rumah
kontrakan atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional dalam hal pinjaman
internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si
penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberi kredit oleh negara
lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.

2.3.3. Jenis-jenis kredit


Kredit yang berikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari berbagai jenis.
Ada beberapa jenis kredit yang dikemukakan oleh Kasmir dalam
bukunya Manajemen Perbankan (2010: 76), diantaranya:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi. contoh kredit investasi misalnya untuk membangun
pabrik atau membeli mesin-mesin. masa pemakaiannya untuk
suatu periode yang relatif lebih.
b. kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. sebagai contoh kredit modal kerja diberikan
untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-
biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi
perusahaan.

17
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik
yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian
akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertam-bangan
menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan
menghasilkan barang industri.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh
seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk
perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga
dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk
membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan
kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli
barang dalam jumlah besar. contoh kredit ini misalnya kredit
ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja. Contohnya: untuk peternakan misalnya kredit
peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman
padi atau palawija.

18
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3
tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan
investasi. sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk,
atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.
Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun
atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang
seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan
untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. jaminan tersebut
dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau
jaminan orang. artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu
jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon
debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter
serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama
berhubungan dengan bank atau pihak lain.

19
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian. sektor utama pertanian dapat berupa
jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk
sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka
panjang ternak kambing atau ternak sapi.
c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk
membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau
industri besar.
d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada
usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya
dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau
timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk
membangun sarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit
untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan Kepada para
kalangan profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai Pembangunan
atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu
panjang.
h. Dan sektor-sektor lainnya.

20
2.3.4. Prisip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.
Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai car untuk
mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur
penilaian yang benar.
Menurut Kasmir (2014, 95), dalam melakukan penilaian kriteria-
kriteria serta aspek penilaian tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran
yang diterapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya
kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan
nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C
dan 7 P.
Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C krediit adalah sebagai
berikut:
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua
merupakan ukuran “kemauan” membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga
diukur dengan kemampuan dalam memahami tentang ketentu-ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan
usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya”
dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

21
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran
seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada
sekarang ini.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan
politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-
masing, serta prospek usaha dari sektor yang akan dijalankan. Penilaian
prosfek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki
prosfek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah
relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai
berikut:
Adapun analisis 7P, sebagai berikut:
1. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon debitur
dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakter.

22
3. Purpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Utuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa barang atau
orang atau jaminan asuransi.
Menurut Firdaus & Ariyanti (2009:89-90) adapun kemudian penilaian
kredit dengan metode analisis 3 R adalah sebagai berikut:
1. Return
Disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh
perusahaan debitur setelah dibantu kredit oleh bank.
2. Repayment
Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohonan
kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan
kemampuan membayar kembali (repayment capacity) dan apakah
kredit harus diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.

23
3. Risk Bearing Ability
Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana
perusahaan pemohon kredit mampu menanggung risiko kegagalan
andai kata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

2.3.5. Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit


Disamping menggunakan 5 C, 7 P, dan 3 R, maka penilaian suatu kredit
layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh
aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan
nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya diginakan
untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.
Aspek-aspek yang dinilai antara lain sebagai berikut.
1. Aspek Yudiris/Hukum
- Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor perdagangan
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Keabsaha surat-surat yang dijaminkan misalnya serftifikat tanak
- Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.
2. Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terdahap produk
yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang
prosfeknya bagaimana. Yang diperlu diteliti dalam aspek ini
adalah:
- Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga
tahun yang lalu
- Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan tau tiga
tahun yang akan datang
- Peta kekuatan persaingan yang ada
- Prosfek produk secara keseluruhan

24
3. Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki
untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana
tersebut. Disamping itu, hendaknya dibuatkan cash flow dari pada
keuangan perusahaan.
Penilaian bank dari segi aspek keuanagan biasanya dengan suatu
kriteria kelayakan investasi yang mencangkup antara lain:
- Rasio-rasio keuangan
- Payback period
- Net Present Value (NPV)
- Profitabiliy Indek (PI)
- Internal Rate of Return (IRR)
- Dan Break Even Point (BEP)

4. Aspek Teknis/Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaitkan dengan produksi
seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out
ruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.

5. Aspek Manajemen
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya
manusia. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek
yang ada pertimbangan lainnya.

25
6. Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
mesyarakat umum seperti:
- Meningkatkan ekspor barang
- Mengurangi pengangguran atau lainnya
- Meningkatkan pendapatan masyarakat
- Tersedianya sarana dan prasarana
- Membuka isolasi daerah tertentu

2.3.6. Jaminan Kredit


Seperti sudah dibahas bahwa kredit dapat diberikan dengan kaminan
atau tanpa jamina. Kredit tanpa jaminan sangat berbahayakan posisi bank,
mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan, maka akan sulit untuk
menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan
jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat
ditutupi oleh jaminan tersebut.
Adapun jaminan yang dapat dijadikan kredit oleh calon debitur
sebagai berikut:
1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat
dijadikan seperti:
- Tanah
- Bangunan
- Kendaraan bermotor
- Mesin-mesin/peralatan
- Barang dagangan
- Tanaman/kebun/sawah
- Dan lainnya

26
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang
merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti:
- Sertifikat saham
- Sertifikat obligasi
- Sertifikat tanah
- Sertifikat deposito
- Rekening tabungan yang dibekukan
- Rekening giro yang dibekukan
- Promes
- Wesel
- Dan surat tagihan lainnya
c. Jaminan orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang yang apabila
kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan
itulah yang menanggung risikonya.
2. Tampa jaminan
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan
bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk
perusahaan yang memang benar-benar bonafit dan prefosional
sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula
kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prosfer
usahanya atau dengan pertimbangan untuk perusahaa-perusahaan
ekonami lemah.

27
2.3.7. Prosedur dalam Pemberian Kredit
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum
antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang
menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan
yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing.
Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara
pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum,
kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif
dan produktif.
Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan
hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan ppermohonan kredit yang
dituangkan dalam suatu proposal, kemudian dilampiri dengan
berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposak kredit
hendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:
- Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat
perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama
pengurus berikutnya pengetahuan dan pendidikannya,
pekembangan perusahaan serta relasi dengan pihak-pihak
pemerintah usaha.
- Maksud dan tujuan
Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan
kapasitas produksi atau mendirikan pabrib baru (perluasan) serta
tujuan lainnya.

28
- Besarnya kredit dan jangka waktu
Dalam hali ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit
yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian
kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat
dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugi
laba) tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak sesuai
dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman
terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit
dan jangka waktu kredit yang layak diberikat kepada si
pemohon.
- Cara pemohon mengembalikan krdit, dijelaskan secara rinci
cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari
hasil penjualan atau cara lainnya.
- Jaminan kredit. Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi
segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik
yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit
haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu, dan
sebagainya. Biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi
tertentu. Selanjutnya proposal ini dilampirkan dengan berkas-
berkas yang telah dipersyaratkan seperti:
- Akte notaris
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT
(Perseoan Terbatas) atau yayasan.
- TDP (Tanda Daftar Perusahaan
Merupakan tanda daftar perushaan yang dikeluarkan oleh
Departermen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya
berlaku lima tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiap
pemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia
adalah NPWP.

29
- Neraca dan laporan rugi kaba tiga tahun terakhir
- Bukti diri dari pimpinan perusahaan
- Fotokopi sertifikat jaminan
Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah
dari neraca dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan
rasio-rasio sebagai berikut:
1. Current ratio
2. Acid ratio
3. Inventory turn over
4. Sales to receivable ratio
5. Profit margin ratio
6. Return on net worth
7. Woking capital
2. Penyelidikan bekas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan
sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak
perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk
segera melengkapi dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak
sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan.
3. Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam, untuk menyakinkan apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dengan lengkap seperti dengan yang
bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara
akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

30
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meminjamkan
berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian
hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara 1. Pada saat
hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada
nasabah. Sehingga apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan.
Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara 1
cocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan
mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan adminis-
trasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencangkup:
- Jumlah uang yang diterima
- Jangka waktu kredit
- Dan biaya-biaya yang harus dibayar
7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit dicairkan maka terlebih dalu calon nasabah
mendatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat
perjanjian atu pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan
dilaksanakan:
- Antara bank dengan debitur secara langsung atau
- Dengan melalui notaris

31
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibank yang
bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai
realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan
tujuan kredit yaitu :
- sekaligus
- atau secara betahap

32

Anda mungkin juga menyukai