FITRA AULIA
PBD22025
KELAS AJENG A
Pengertian Korupsi...
Tersangka kasus dugaan suap perizinan pengembangan Rumah Sakit Kasih Bunda Cimahi,
Walikota Cimahi Ajay Muhammad Priatna dan Komisaris RSU Kasih Bunda Hutama Yonathan,
usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK. Jakarta, Sabtu, 28 November 2020.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna
sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait izin pembangunan rumah
sakit di Cimahi, Jawa Barat. Ajay ditetapkan sebagai tersangka usai penyidik KPK melakukan
gelar perkara dan pemeriksaan intensif terhadap dirinya selama berjam-jam. Tindak pidana ini
diduga terkait tahun anggaran 2019-2020. "Menemukan tersangka sebagai berikut. Pertama
sebagai penerima saudara AJM (Ajay Muhammad Priatna) dan sebagai pemberi adalah saudara
HY," kata Ketua KPK Firli Bahuri dalam konferensi pers
di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (27/11).
Lanjutan...
Terkait hal itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Syaiful Hidayat memastikan
partainya akan memberhentikan Ajay dengan tidak hormat. Pemberhentian dari partai itu
akan langsung otomatis berlaku. PDIP tidak akan memberikan bantuan hukum kepada
Ajay yang terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) petugas Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Penangkapan ini terkait dugaan korupsi proyek
pembangunan rumah sakit di Cimahi."Partai tidak akan memberikan bantuan hukum,"
ucap Djarot.
Tersangka Operasi Tangkap Tangan (OTT) Walikota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna
(kedua kanan) bersama Komisaris RSU Kasih Bunda Hutama Yonathan (ketiga kanan)
mengenakan rompi tersangka terkait kasus dugaan suap izin pembangunan Rumah
Sakit Umum Kasih Bunda di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Sabtu, 28
November 2020. Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, selain Ajay, KPK juga menetapkan
Komisaris RSU Kasih Bunda Hutama Yonathan sebagai tersangka dalam kasus ini.
KPK Telusuri Aliran Uang dalam Kasus
Suap Wali Kota Cimahi Nonaktif
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menelusuri aliran uang yang diduga
diterima Wali Kota Cimahi nonaktif Ajay Muhammad Priatna (AJM) dari pihak
swasta. Penelusuran ini terkait penyidikan kasus suap perizinan di Kota Cimahi,
Jawa Barat, Tahun Anggaran 2018-2020.
KPK juga telah memeriksa Komisaris Rumah Sakit Umum (RSU) Kasih Bunda,
Kota Cimahi, Hutama Yonathan, sebagai saksi untuk menelusuri aliran uang
tersebut pada Selasa, 5 Januari 2021. Hutama juga merupakan tersangka
dalam perkara ini. "Saksi Hutama Yonathan dikonfirmasi terkait dengan
pengetahuannya mengenai adanya dugaan pemberian sejumlah uang dari
pihak swasta yang diterima tersangka AJM," ucap Pelaksana tugas juru bicara
KPK Ali Fikri melalui keterangannya di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.
Lanjutan...
Sebelumnya, pada 28 November 2020 Ajay dan Hutama telah
ditetapkan sebagai tersangka. Ajay diduga menerima Rp 1,661 miliar
dari kesepakatan awal Rp 3,2 miliar terkait perizinan RSU Kasih Bunda
Tahun Anggaran 2018-2020.
OTT Wali Kota Cimahi, KPK Amankan Uang
Ratusan Juta dan Dokumen
Ali menyebut tim yang bergerak juga mengamankan barang bukti berupa
dokumen."Diamankan juga dokumen keuangan dari pihak rumah sakit,"
ungkapnya. Ali memaparkan, 10 orang yang ditangkap di Bandung, Jawa Barat,
sedang dalam pemeriksaan intensif. "Saat ini KPK masih melakukan pemeriksaan
terhadap pihak-pihak yang diamankan," jelasnya. rencananya, KPK akan
menyampaikan status hukum kesepuluh orang tersebut melalui konferensi pers
yang bakal digelar pada Sabtu, 28 November. Diberitakan sebelumnya, kabar
mengenai OTT yang menjerat Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna ini
awalnya dibenarkan oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
Firli menyebut, Ketua DPC PDIP Kota Cimahi tersebut dicokok anak buahnya
karena terlibat korupsi terkait pembangunan rumah sakit.
KPK Sebut Wali Kota Cimahi Ajay Gunakan
Uang Suap untuk Beli Tanah di Dago Pakar
14 Januari 2021 21:01
Juru Bicara KPK Ali Fikri menyebut, Wali Kota nonaktif Cimahi, Ajay Muhammad
Priatna memakai uang hasil suap untuk membeli sebidang tanah di Dago
Pakar, Bandung, Jawa Barat. Tanah itu atas nama anaknya. Adapun Ajay
adalah tersangka kasus dugaan suap terkait perizinan pembangunan Rumah
Sakit Umum Kasih Bunda. Dia menjadi tersangka setelah ditangkap tangan
oleh KPK. "Uang yang diduga diterima tersangka diduga digunakan untuk
membeli aset berupa tanah di Dago Pakar atas nama anak tersangka AJM
(Ajay Muhammad Priatna)," kata Ali kepada wartawan, Jakarta, Kamis, 14
Januari.
Lanjutan...
Kata Ali, uang yang digunakan Ajay membeli tanah di Dago Pakar itu telah disita
tim penyidik dari pihak developer Dago Pakar, PT Bandung Pakar. Penyitaan
dilakukan saat salah seorang pihak developer Dago Pakar PT Bandung Pakar
menjalani pemeriksaan sebagai saksi dan mrngembalikan uang yang berasal
dari Ajay tersebut.
Untuk mengusut kasus ini, tim penyidik KPK telah menggeledah empat lokasi
yaitu Kantor dan Rumah Wali Kota Cimahi, RSU Kasih Bunda dan Kantor PT
Trisakti Megah. Dari penggeledahan tersebut, tim penyidik menyita sejumlah
dokumen seperti catatan keuangan yang diduga terkait suap yang diterima Ajay,
serta dokumen pengajuan izin RSU Kasih Bunda.
KPK Kembali Usut Dugaan Penyidiknya 'Bermain'
di Kasus Wali Kota Cimahi
28 Mei 2021 14:11
Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi. Ada tiga saksi yang diperiksa pada Kamis, 28 Mei
kemarin yaitu pihak swasta bernama Yanti Rahmayanti, ajudan Ajay yaitu Iwan Nugraha,
dan supir Ajay yang bernama Evodia Dimas. "Seluruh saksi tersebut didalami
pengetahuannya antara lain terkait dugaan adanya pemberian sejumlah uang oleh Ajay
(Stepanus Robin Pattuju)," ungkap Ali. KPK sebenarnya akan memeriksa dua orang saksi
lainnya dari pihak swasta, Usman Effendi dan Yayan Heryanto. Namun, keduanya tak hadir
segera menghadiri panggilan tim penyidik yang akan segera dikirimkan," tegas Ali.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Cimahi Ajay M Priyatna beberapa waktu yang lalu,
mengaku pernah dimintai uang sebesar Rp5 miliar oleh seseorang yang mengaku sebagai
penyidik KPK. Pengakuan ini disampaikannya di dalam persidangan saat dia duduk
2. Alex Noerdin Kasus Korupsi Dana Hibah Kepada Yayasan Wakaf Masjid
Sriwijaya Palembang, divonis 16 tahun penjara dan mengganti
1milliar.
3. Nurdin Abdullah Kasus korupsi nurdin abdullah di duga Terima Rp. 5,4 miliar,
(Gubernur Sulsel) sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek infrastruktur
dilingkungan pemerintahan provinsi sulawesi selatan, Divonis 5
Tahun dan denda Rp.500 jt.
4. Ajay Muhammad Meneima suap terkait dengan perizinan pengembangan rumah sakit
Priatna (Walikota Kasih Bunda Cimahi, Divonis 2 tahun dan denda Rp. 100 juta.
Cimahi)
5. Gubernur Bengkulu Kasus Korupsi RSUD Bengkulu, Divonis Penjara 1 Tahun 7 Bulan
M Yunus Penjara Dan Mengganti Rp. 32,4 Juta.
6. Andi Merya Nur Korupsi Terkait Pengadaan Barang/Jasa Di Lingkungan, 3,5 tahun
(Bupati) penjara dan denda Rp.200 juta.
11. Supendi (Bupati Kasus Suap Berkaitan Dengan Proyek Di Dinas PUPR.
Indramayu) 4,5 Tahun Penjara Dan Denda Rp.250 Juta.
12. Neneng Hassanah Yasin Tindak Pidana Korupsi Pengurusan Perizinan Proyek
(Bupati Bekasi) Pembangunan.
6 tahun penjara
13. Abu Bakar (Bupati Kasus suap. Divonis 5 tahun penjara dan denda Rp.200 juta.
Bandung Barat)
15. Ojang Sohandi (Bupati Tindak Pidana Pencucian Uang. 8 tahun penjara dan denda
Subang) Rp.300 juta.
16. Atty Suharti Tochija Menerima suap dan Divonis 4 tahun
(Walikota Cimahi) penjara
19. Eep Hidayat (Bupati Korupsi Upah Pungut Pajak Bumi Dan
Subang) Bangunan
5 Tahun Penjara Dan Denda Rp. 200
Juta