Anda di halaman 1dari 2

Deskripsi Kasus Korupsi

Nama : dr Dewi Febriani

NDH : 11

Mengamati video youtube https://www.youtube.com/watch?v=TnEUCtKak14


wawancara direktur tribun news dengan mentri sosial terpilih Juliari Batubara tentang
mencegah kasus korupsi di kantor Kementrian Sosial.

Mentri Juliari Batubara mengatakan bahwa pengendali korupsi adalah diri


sendiri.Kasus korupsi tersebut dipicu oleh keserakan pada diri kita sendiri.Pendekatan yang
akan dilakukan oleh mentri sosial apabila ada stafnya yang tersangkut korupsi,pendekatan
humanis akan dilakukan untuk menyelesaikan kasus tersebut.Karena apabila mereka
tersangkut korupsi semua anggota keluarga akan terkena dampak sosialnya.

Beliau juga menanggapi apabila saat beliau jadi politisi,ada beberapa teman politik
menghadapi permintaan jatah proyek,dia menanggapi bahwa soal program untuk konstituen
di dapil anggota parlemen sudah ada jatahnya masing-masing.

(https://www.youtube.com//watch?v=wYHD74-8LTU)KOMPAS TV:Jadi tersangka korupsi


bansos Corona,Mensos Juliari Bisa Terancam Hukuman Mati.

KPK Menunjukkan Sejumlah bukti dugaan kasus suap barang atau jasa terkait
bansos penanganan covid 19 di kemensos sejumlah barang bukti yang diperlihatkan oleh
KPK adalah uang senilai Rp.14,5M

Setelah menyerahkan diri Mensos Juliari Peter Batubara proses selanjutnya akan
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tim penyedik KPK dan Mensos Juliari Peter
Batubara sudah ditetapkan sebagai tersangka berikutnya tentu akan dilakukan paksa
penahanan menyusul sebelumnya 3 orang dilakukan penahanan rutan oleh KPK. Peluang
pihak-pihak lain sebagai tersangka tergantung hasil pemeriksaan dan konfirmasi dari bukti
dan saksi-saksi yang diperiksa oleh KPK.

KPK pada saat konferensi pers menyebutkan ada sejumlah aliran daran yang masuk
dari pihak swasta ke pihak kementerian sosial dalam hal ini ke Menteri Sosial Juliari Peter
Batubara, ada 5 orang tersangka yang sudah ditetapak oleh KPK 3 orang dari kementerian
sosial sebagai penerima dan 2 orang dari pihak swasta berstatus sebagai pemberi.

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah melakukan


penyelidikan terhadap kasus dugaan suap bansos penanganan pandemi Covid-19 untuk
wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sejak Juli 2020.
Menteri Sosial Juliari P Batubara menjadi salah satu tersangka dalam kasus tersebut. “Itu
satu kerja penyelidikan yang sudah kita lakukan sejak bulan Juli,” kata Wakil KPK Nawawi
Pomolango dalam diskusi daring, Minggu (6/12/2020)

Nawawi mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan profiling terhadap semua pihak yang
diduga terlibat dalam kasus itu sejak penyelidikan. “Jadi tidak ujung-ujungnya muncul ke depan,”
ucap dia. Sebelum melakukan penindakan, KPK pun mengaku sudah melakukan sejumlah langkah
pencegahan, salah satunya melalui penerbitan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Penggunaan Anggaran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam Rangka Percepatan Penanganan
Covid-19 terkait dengan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Nawawi menilai, semua
kementerian/lembaga serta pemda seharusnya mematuhi surat edaran tersebut agar tidak terjadi
penyimpangan anggaran penanganan pandemi Covid-19. Selain itu, kata dia, pimpinan KPK juga
sempat menemui Juliari dan jajarannya dalam rangka menjalankan tugas monitoring. “Karena ketika
kami mendapatkan banyak informasi bahwa ada banyak barangkali model-model kerja yang
berpotensi terjadinya bentuk penyimpangan, kami datangi (Juliari dan jajarannya),” ucap dia.
“Kemudian kami berdiskusi di situ bagaimana pihak kementerian dapat menyikapi,” kata dia. Baca
juga: Kasus Dugaan Korupsi Bansos Covid-19, Mensos Juliari Batubara Ditahan KPK Dalam kasus
tersebut, total terdapat lima orang tersangka. Penetapan tersangka merupakan tindak lanjut dari
operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada Sabtu (5/12/2020) dini hari. Adapun Juliari
bersama MJS dan AW selaku pejabat pembuat komitmen di Kemensos ditetapkan sebagai tersangka
penerima suap. Kemudian, tersangka AIM dan HS selaku pemberi suap. Juliari diduga menerima
uang suap sebesar Rp 17 miliar dari perusahaan rekanan yang menggarap proyek pengadaan dan
penyaluran bansos Covid-19

Anda mungkin juga menyukai