Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Alya Tri Wulandari


NIM : 11000121120029
Mata Uji : Hukum Pidana Khusus
Kelas :O
Dosen Penguji : Mujiono Hafidh Prasetyo, S.H., M.H., LL.M.

JAWABAN:

1. Carilah kasus Tindak Pidana Korupsi (kasus yang sudah inkracht maupun yang belum
inkracht) dari berbagai media baik media cetak maupun elektronik (berikan sumber
referensinya).

Kasus Tindak Pidana Korupsi oleh Juliari Batubara (Menteri Sosial) atas Bantuan
Sosial Covid-19

Juliari Peter Batubara merupakan mantan Menteri Sosial yang dinyatakan telah
melakukan tindak pidana korupsi dalam program pemberian bantuan sosial bagi
masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19 dan divonis hukuman 12 tahun
penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Berawal dari adanya pandemi Covid-19 yang telah menyebar di Indonesia sejak
awal Maret tahun 2020. Pada saat itu, Kementerian Sosial mengadakan program
pemberian bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Anggaran
pengadaan bantuan sosial tersebut berupa paket sembako sekitar Rp5,9 triliun dengan
total 272 kontrak dan dilaksanakan dalam 2 periode. Juliari menunjuk Matheus Joko
Santoso dan Adi Wahyono sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK).
Para pelaku mengatur supaya perusahaan swasta yang merupakan rekanan
Kementerian Sosial untuk menyetor Rp10.000,00 dari setiap paket bantaun tersebut
kepada mereka. Paket bantuan tersebut senilai Rp300.000,00. Matheus dan Adi yang
telah ditunjuk oleh Juliari, memiliki rekanan yaitu Ardian I. M dan Harry Van Sidabuke
(swasta) serta PT. Rajawali Parama Indonesia yang diduga miliki Matheus. Juliaripun
mengetahui semua proses itu.
Pengadaan paket bantuan sosial tahap pertama mulai berjalan, Juliari, Matheus,
dan Adi menerima Rp12 miliar. Khusus Juliari sendiri menerima sekitar Rp8,2 miliar.
Selanjutnya, pengadaan paket bantuan sosial tahap kedua pada bulan Oktober-Desember
2020. Pada tahap ini, Juliari menerima sebesar Rp8,8 miliar. Setelah itu, KPK bergerak
dan melakukan operasi tangkap tangan kepada Matheus dan Adi yang dilakukan pada 4
Desember 2020. KPK mengamankan uang sekitar Rp14,5 miliar. Sehari setelahnya,
Juliari masih sempat mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui kasus tersebut.
Pada 5 Desember 2020, KPK mengadakan konferensi pers dan mengumumkan
penetapan 5 orang tersangka, namun Juliari tidak hadir. Setelah ditetapkan sebagai
tersangka oleh KPK, Juliari menyerahkan diri pada 6 Desember 2020. Juliari dituntut 11
tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta
Pusat memberi vonis 12 tahun penjara pada 24 Agustus 2021 kepada Juliari. Hukuman
penjara yang diberikan lebih berat 1 tahun dari tuntutan jaksa. Adapun alasan hakim tidak
memberi hukuman maksimal yaitu 20 tahun penjara karena Juliari dianggap sudah cukup
menderita karena dicaci maki dan dihina oleh masyarakat.

Analisis terkait :

a. 3 (tiga) masalah pokok dalam hukum pidana berdasarkan peraturan perundang-


undangan terkait.
Tindak Pidana
Tindak pidana (perbuatan pelaku) merupakan syarat pertama yang
dimungkinkan untuk seseorang itu dijatuhi pidana. Juliari Batubara telah
melakukan tindak pidana korupsi atas bantuan sosial Covid-19 dimana ia
merupakan seorang pejabat (Menteri Sosial) yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum dengan menyalahgunakan
kekuasaannya untuk memaksa seseorang memberikan sesuatu, untuk membayar
atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri. Juliari telah melakukan tindak pidana korupsi atas bantuan
sosial Covid-19 secara bersama-sama dengan Adi Wahyono dan Matheus Joko
Santoso serta bekerja sama dengan rekanan PT pengadaan oaket bansos
bersangkutan untuk memberikan fee sebesar Rp10.000,00 dari tiap paket bantuan
sosial kepada Juliari Batubara dan rekannya. Juliari melakukan tindak pidana
tersebut dalam keadaan tertentu yaitu pada masa pandemi Covid-19 di mana
banyak orang atau masyarakat sedang merasakan dampak dari adanya pandemi
tersebut seperti misalnya penghasilan yang menurun, banyak pegawai terkena
PHK, dll sedangkan Juliari justru memanfaatkan kesempatan atas kekuasaannya
untuk melakukan tindak pidana korupsi yang merugikan banyak pihak. Juliari
telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah karena
melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 12 huruf b Jo. Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001
tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Pertanggungjawaban Pidana
Pertanggungjawaban pidana merupakan bentuk dalam menentukan apakah
seseorang akan dipidana atau tidak atas tindak pidana yang telah dilakukan. Untuk
mengatakan bahwa seseorang mempunyai aspek pertanggungjawaban pidana
tersebut maka terdapat beberapa unsur yang harus terpenuhi yaitu:
a) Adanya Tindak Pidana
Unsur ini merupakan salah satu unsur pokok dalam pertanggungjawaban
pidana. Seseorang tidak dapat dipidana jika tidak melakukan suatu perbuatan
yang dilarang oleh undang-undang sesuai dengan asas legalitas. Dalam kasus
ini, Juliari Batubara telah melakukan tindak pidana korupsi di mana apa yang
dilakukan oleh Juliari telah memenuhi rumusan delik dalam Pasal 12 huruf b
Jo. Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang
Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
b) Adanya Kesalahan
Mengenai unsur kesalahan yang disengaja tidak perlu dibuktikan bahwa
pelaku mengetahui jika perbuatan yang dilakukan itu diancam oleh undang-
undang sehingga tidak perlu dibuktikan bahwa perbuatannya merupakan
perbuatan yang bersufat jahat. Dengan pelaku menghendaki perbuatannya dan
mengetahu konsekuensinya sudah cukup untuk membuktikan. Dalam kasus
ini, Juliari sudah jelas telah menghendaki perbuatannya karena ia sebelumnya
telah menyusun rencana bersama rekannya dan sudah pasti mengetahu
koensekuensi atas perbuatannya. Apa yang dilakukan oleh Juliari juga
termasuk dalam kesengajaan sebagai maksud. Dengan terpenuhinya kedua
unsur tersebut, maka Juliaru dapat dipertanggungjawabkan apa yang telah
diperbuatnya.
Pidana
Juliari Batubara dijatuhi pidana oleh Majelis Hakim berupa Pidana Penjara
selama 11 tahun, dikurangi selama ia berada dalam tahanan dengan perintah
supaya ia tetap ditahan dan Denda sebesar Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah),
subsidiair 6 bulan kurungan. Selain itu, Juliari juga ditetapkan untuk membayar
uang pengganti kepada negara sebesar Rp14.597.450.000,00 (empat belas miliar
lima ratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus lima puluh ribu rupiah). Apabila
tidak dibayarkan uang pengganti tersebut dalam waktu 1 bulan setelah putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap maka harta bendanya
dapat disita oleh Jaksa yang kemudian dilelang untuk menutupi uang pengganti
tersebut, namun apabila tidak mencukupi maka dipidana penjara selama 2 tahun.
Pertangggung jawaban lainnya adalah Juliari dijatuhi pidana tambahan berupa
pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama 4 tahun setelah ia
selesai menjalani pidana pokok.
b. Berdasarkan kasus tersebut bagaimanakah sistem pemidanaannya! Jelaskan
berdasarkan teori terkait dengan analisis yang tajam berdasarkan argumentasi
hukum yang relevan!
Sistem pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana terbagi menjadi 3 teori,
yaitu teori absolut yang fokus pada unsur pembalasan atas tindak pidana yang
dilakukan oleh pelaku, teori relatif yang fokus pada upaya preventif supaya
masyarakat yang lain tidak melakukan kejahatan yang sama dan mengubah si
terpidana supaya menjadi orang yang lebih baik, serta teori gabungan yang
mengkombinasikan unsur pembalasan dengan unsur pencegahan sebagai satu
kesatuan teoiri pemidanaan. Sistem pemidanaan bagi pelaku tindak pidana
korupsi dalam kasus ini ialah Juliari batubara yaitu teori gabungan karena dalam
teori tersebut terdapat unsur pembalasan serta pencegahan yanbg memiliki tujuan
untuk memberi efek jera sekaligus sebagai upaya penvcegahan terhadap tindak
pidana yang sama. Teori tersebut juga sama dengan konsep pemidanaan melalui
double track system yang merupakan suatu konsep pemidanaan melalui 2 jalur
yaitu sanksi pidana serta sanksi tindakan. Sanksi pidana untuk memberi efek jera
dan pembalasan kepada pelaku tindak pidana, sanksi tindakan mencegah supaya
masyarakat yang lain tdak melakukan tindak pidana yang sama. Dalam kasus ini,
sanksi pidana Juliari Batubara dijatuhi pidana oleh Majelis Hakim berupa Pidana
Penjara selama 11 tahun, dikurangi selama ia berada dalam tahanan dengan
perintah supaya ia tetap ditahan dan Denda sebesar Rp500.000.000 (lima ratus
juta rupiah), subsidiair 6 bulan kurungan. Selain itu, Juliari juga ditetapkan untuk
membayar uang pengganti kepada negara sebesar Rp14.597.450.000,00 (empat
belas miliar lima ratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus lima puluh ribu
rupiah). Apabila tidak dibayarkan uang pengganti tersebut dalam waktu 1 bulan
setelah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap maka
harta bendanya dapat disita oleh Jaksa yang kemudian dilelang untuk menutupi
uang pengganti tersebut, namun apabila tidak mencukupi maka dipidana penjara
selama 2 tahun. Pertangggung jawaban lainnya adalah Juliari dijatuhi pidana
tambahan berupa pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama 4
tahun setelah ia selesai menjalani pidana pokok. Sedangkan sanksi tindakannya
berupa perampasan harta atau barang-barang yang telah ia dapatkan dari tindak
pidana korupsi yang dilakukan.
c. Jelaskan ciri khusus dari kasus tersebut sebagai tindak pidana khusus baik yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait baik peraturan perundang-
undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi maupun di dalam KUHP
Nasional! Berikan dasar hukumnya!
Kasus tersbeut memiliki ciri khsuus yaitu dilakukan dalam suatu keadaan tertentu.
Dalam Pasal 2 ayat (2) dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "keadaan
tertentu" dalam ketentuan ini adalah keadaan yang dapat dijadikan alasan
pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi, yaitu apabila tindak pidana
tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi penanggulangan
keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial
yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan pengulangan
tindak pidana korupsi. Dalam kasus ini, Juliari melakukan tindak pidana korupsi
dalam keadaan tertentu yati melakukannya terhadaop dana bantuan sosial Covid-
19 yang merupakan suatu upaya dari pemerintah untuk membantu pihak yang
terkena dampak dari pandemi namun justru disalahgunakan oleh yang berwenang.
Dasar hukum: Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
2. Carilah kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (kasus yang sudah inkracht maupun yang
belum inkracht) dari berbagai media baik media cetak maupun elektronik (berikan
sumber referensinya).
Tim Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung menetapkan Jimmy Sutopo sebagai
tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang terkait pengelolaan keuangan dan
dana investasi PT Asabri. Jimmy diduga secara bersama-sama dengan Direktur Utama PT
Hanson International Tbk, Benny Tjokrosaputro, melakukan tindak pidana korupsi dalam
pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asabri. Karena memperoleh
keuntungan dengan melakukan tindak pidana korupsi tersebut, Jimmy diduga juga
melakukan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana korupsi dalam
pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asabri. Kronologi atau duduk perkara
bermula sekitar awal tahun 2013 sampai dengan tahun 2019, tersangka Jimmy telah
bersepakat dengan tersangka Benny untuk mengatur trading transaksi (jual/beli) saham
milik tersangka Benny kepada PT Aasabri. Caranya, yang bersangkutan menyiapkan
nominee-nominee dan membukakan akun nominee di perusahaan sekuritas dan menunjuk
perusahaan-perusahaan sekuritas. Selanjutnya tersangka Jimmy melaksanakan instruksi
penetapan harga dan transaksi jual dan beli saham pada akun Rekening Dana Nasabah
(RDN) nominee, baik pada transaksi direct maupun reksadana yang kemudian dibeli oleh
PT Asabri sebagai hasil manipulasi harga.
Tersangka Jimmy kemudian menampung dana hasil keuntungan investasi dari PT
Asabri pada nomor rekening atas nama beberapa staf saham tersangka Benny untuk
selanjutnya melakukan transaksi keluar masuk dana untuk kepentingan pribadi. Transaksi
itu dilakukan dengan cara menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan
dan membelanjakan uang hasil tindak pidana korupsi serta perbuatan lain yang termasuk
dalam skema tindak pidana pencucian uang.
Atas perbuatan tersebut, Jimmy melanggar sangkaan kesatu, primer; Pasal 2 Ayat (1)
juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan
ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1
KUHP. Subdidairnya, Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHP.
Kemudian sangkaan kedua, pertama; Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) juncto Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP; atau kedua; Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
a. 3 (tiga) masalah pokok dalam hukum pidana berdasarkan peraturan perundang-
undangan terkait.
Tindak Pidana
Jimmy Sutopo telah melakukan tindak pidana korupsi yang kemudian berkelanjutan
ke tindak pidana pencucian uang. Jimmy terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana Korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1
KUHP dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Pertanggungjawaban Pidana
Dengan telah terpenuhinya apa yang dilakukan oleh Jimmy Sutopo dalam rumusan
delik Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1
KUHP dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang maka unsur pertama dalam
pertanggungjawaban pidana (tindak pidana) telah terpenuhi. Selanjutnya, unsur
kesalahan bahwa apa yang dilakukan oleh Jimmy merupakan kesalahan yang
disengaja dengan maksud di mana ia telah sengaja dan menghendaki apa yang
diperbuatnya pertama yaitu melakukan tindak pidana korupsi yang kemudian
dilanjutkan menjadi tindak pidana pencucian uang. Dengan telah dilakukannya
serangkaian tindakan tersebut, sudah pasti Jimmy mengetahu konsekuensi dari apa
yang diperbuatnya. Adapun kesalahan yang disengaja dengan maksud di mana Jimmy
telah melakukan tindak pidana korupsi untuk menguntungkan diri sendiri yang
kemudian Ia melakukan tindak pidana pencucian uang untuk menghilangkan jejak
atas tindka pidana korupsi yang dilakukannya.
Pidana
Jimmy Sutopo (terdakwa) dijatuhi pidana penjara selama 15 (lima belas) tahun
dikurangi selama Terdakwa berada di dalam tahanan sementara dengan perintah
Terdakwa tetap ditahan dan ditambah dengan denda sebesar Rp750.000.000,00 (tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan. Selain itu,
menghukum Terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp314.868.567.350,00
(tiga ratus empat belas miliar delapan ratus enam puluh delapan juta lima ratus enam
puluh tujuh ribu tiga ratus lima puluh rupiah) dalam hal Terdakwa tidak membayar
uang pengganti paling lama 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh
kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang
untuk menutupi uang pengganti atau dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta
benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka dipidana penjara
selama 7 (tujuh) tahun 6 (enam) bulan.
b. Jelaskan rincian 3 (tiga) tahapan tindak pidana pencucian uang (money laundering)
dalam kasus tersebut!
1) Placement
Jimmy bersepakat dengan tersangka Benny untuk mengatur trading transaksi
(jual/beli) saham milik tersangka Benny kepada PT Aasabri. Caranya, yang
bersangkutan menyiapkan nominee-nominee dan membukakan akun nominee di
perusahaan sekuritas dan menunjuk perusahaan-perusahaan sekuritas. Selanjutnya
tersangka Jimmy melaksanakan instruksi penetapan harga dan transaksi jual dan
beli saham pada akun Rekening Dana Nasabah (RDN) nominee, baik pada
transaksi direct maupun reksadana yang kemudian dibeli oleh PT Asabri sebagai
hasil manipulasi harga.
2) Layering
Tersangka Jimmy kemudian menampung dana hasil keuntungan investasi dari PT
Asabri pada nomor rekening atas nama beberapa staf saham tersangka Benny
untuk selanjutnya melakukan transaksi keluar masuk dana untuk kepentingan
pribadi. Transaksi itu dilakukan dengan cara menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan dan membelanjakan uang hasil tindak
pidana korupsi serta perbuatan lain yang termasuk dalam skema tindak pidana
pencucian uang.
3) Integration
Terdakwa Jimmy Sutopo dengan tujuan untuk merubah bentuk dan menyamarkan
asal usul hasil kekayaan, melakukan pembelian 36 lukisan emas dengan tujuan
dijual dalam sebuah pameran.  Jimmy juga membelanjakan uang tersebut untuk
membeli 14 jam tangan dan perhiasan. Beberapa jam mewah yang dibeli Jimmy
antara lain, bermerek Cartier warna emas dengan kode 1955 Swiss Made,
Audemars Piguet warna emas berkode P00526, dan Patek Philippe Naulitus
warna emas. Selanjutnya, Breguet warna emas, Vacheron Constantin Geneve
warna hitam, dan Antoine Preziuso Geneve kombinasi warna perak emas.
Kemudian, Hysek seri ABYSS dan Hublot seri classic. Jimmy juga membeli 9
unit bangunan maupun 3 unit mobil. Mobil yang dibeli adalah satu Mercedes
Benz bernomor polisi B 296 KE, satu Nissan Teana bernomor polisi B 1940 SAJ,
dan satu Roll Royce tipe Phantom Coupe bernomor polisi B 7 EIR.
c. Berdasarkan kasus tersebut, apakah ada TPPU Aktif dan TPPU Pasif? Jelaskan jika
ada!
Pihak-pihak yang terlibat antara lain Jimmy Sutopo, Benny Tjokrosaputro, dan
beberapa staf saham dari Benny. Dalam kasus ini, yang merupakan TPPU Aktif adalah
Jimmy dan Benny di mana mereka bekerja sama dan secara langsung turun tangan
dalam pelaksanaan tindak pidana pencucian uang tersebut. Sedangkan TPPU Pasif
ialah beberapa staf saham dari Benny yang digunakan nama rekeningnya untuk
melakukan transaksi keluar masuk dana kepentingan pribadi.
d. Berdasarkan kasus tersebut bagaimanakah sistem pemidanaannya! Jelaskan
berdasarkan teori terkait dengan analisis yang tajam berdasarkan argumentasi hukum
yang relevan!
Sistem pemidanaan bagi pelaku tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana
asal yaitu tindak pidana korupsi dalam kasus ini ialah Jimmy Sutopo yaitu teori
gabungan karena dalam teori tersebut terdapat unsur pembalasan serta pencegahan
yang bertujuan untuk memberi efek jera sekaligus sebagai upaya penvcegahan
terhadap tindak pidana yang sama. Teori tersebut melalui 2 jalur yaitu sanksi pidana
serta sanksi tindakan. Sanksi pidana untuk memberi efek jera dan pembalasan kepada
pelaku tindak pidana, sanksi tindakan mencegah supaya masyarakat yang lain tdak
melakukan tindak pidana yang sama. Dalam kasus ini, sanksi pidana yang dijatuhkan
kepada Jimmy adalah pidana penjara selama 15 (lima belas) tahun dikurangi selama
Terdakwa berada di dalam tahanan sementara dengan perintah Terdakwa tetap ditahan
dan ditambah dengan denda sebesar Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan. Selain itu, menghukum Terdakwa
membayar uang pengganti sebesar Rp314.868.567.350,00 (tiga ratus empat belas
miliar delapan ratus enam puluh delapan juta lima ratus enam puluh tujuh ribu tiga
ratus lima puluh rupiah) dalam hal Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling
lama 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap,
maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
pengganti atau dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi
untuk membayar uang pengganti, maka dipidana penjara selama 7 (tujuh) tahun 6
(enam) bulan. Sedangkan untuk sanksi tindakannya berupa perampasan barang-barang
yang telah diperoleh dari tindak pidana yang dilakukannya.
e. Berdasarkan kasus tersebut, apakah ada tindak pidana asal (predicate crimes)?
Jelaskan!
Dalam kasus tersebut, terdapat tindak pidana asal yaitu tindak pidana korupsi. Telah
dijabarkan sebelumnya dalam tuntutan pidana penuntut umum pada putusan kasus
Jimmy Sutopo di mana ia terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “Korupsi” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 Ayat
(1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP (dalam
dakwaan Kesatu Primair) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana dalam
dakwaan Kedua Primair.
f. Jelaskan ciri khusus dari kasus tersebut sebagai tindak pidana khusus baik yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan terkait baik peraturan perundang-undangan
tentang pencegahan & pemberantasan tindak pidana pencucian uang maupun di dalam
KUHP Nasional! Berikan dasar hukumnya!
Tindak pidana pencucian uang memiliki ciri khas bahwa bukan merupakan kejahatan
tunggal, melainkan kejahatan ganda (berkelanjutan dan berhubungan). Tindak pidana
pencucian uang bersifat follow up crime, sedangkan kejahatan asalnya disebut
predicate offense/core crime. Dalam kasus ini, kejahatan asalnya ialah tindak pidana
korupsi yang kemudian kejahatan lanjutannya adalah tindak pidana pencucian uang.
Dasar hukum: Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Sumber:

(2021). Jejak Juliari, Menteri Korupsi Uang Jatah Rakyat Pandemi. Jakarta Selatan: CNN
Indonesia.
Poerana, S. A. (2021). Pidana Bagi Koruptor Dana Penanggulangan COVID-19. Jakarta:
Hukum Online.
Putra, A. A. (2020). Pemidanaan terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Melalui Double Track
System. Jurnal Preferensi Hukum, 196-200.
Sutiawan, I. (2021). Kronologi Tersangka Jimmy Korupsi dan Cuci Uang Asabri. Jakarta: Gatra.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 5921 K/Pid.Sus/2022.
Putusan PN JAKARTA PUSAT Nomor 29/Pid.Sus-TPK/2021/PN Jkt.Pst.

Anda mungkin juga menyukai