Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chyntia Diana Putri

NIM : 201251990
Kelas : AB (Semester 3)

1. Kronologi Kasus Pertama (Bupati Probolinggo)


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan
suaminya, Hasan Aminuddin atas dugaan suap jual beli jabatan untuk kepala desa. KPK juga
mengamankan 20 orang lainnya terkait kasus ini. Operasi tangkap tangan (OTT) kali ini,
bermula saat tim KPK mengamankan 10 orang, Senin, 30 Agustus 2021 pukul 04.00 wib di
beberapa tempat diwilayah Probolinggo.
a) Agama
Mengenai kasus bupati probolinggo ini termasuk risywah (Suap menyuap) ,dimana di
dalam Al-Quran dan Sabda Rosulullah mengisyaratkan bahkan menegaskan
bahwa Risywah suatu yang diharamkan di dalam syariat, bahkan termasuk dosa besar,
Allah Swt berfirman:

“Dan janganlah kamu memakan harta sebagian dari kamu dengan jalan yang batil, dan
janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebagian daripada harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui. (QS. Al-Baqoroh: 188)
b) Politik
Pada kasus ini orang yang terlibat secara ekonomi mampu membayar suap untuk
membeli jabatan dapat mengakibatkan masyarakat mempunyai pandangan bahwa
keputusan yang bersifat public dibuat hanya berdasarkan uang semata bukan berdasarkan
kebutuhan masyarakat
c) Sosial Budaya
Suap merupakan pemberian/hadiah yang diterima atau diberikan dengan maksud untuk
memengaruhi secara jahat atau korup akan membuat seseorang terlibat dalam perbuatan
suap menyuap. Suap juga dapat menimbulkan krisis kepercayaan baik antara masyarakat
dengan pemerintah, dengan hukum, ataupun dengan sesama anggota masyarakat
sehingga dapat menimbulkan berbagai konflik.
d) Hukum
Pada kasus ini mengakibatkan timbulnya pandangan yang tidak konsisten terhadap
hukum yang berlaku karena kasus jual beli kursi jabatan ini masih terus terjadi, Adapun
beberapa tersangka yang diduga menerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a
atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

2. Kronologi kasus kedua (Menteri Sosiaal Juliari Batubara)


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Sosial Juliari P. Batubara
sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Sosial terkait dengan
bantuan sosial untuk wilayah Jabodetabek 2020 pada Minggu (6/12/2020)
Juliari disangkakan melanggar Undang-undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. KPK mengamankan total uang sejumlah RP. 14,5 M
yang terdiri dari mata uang rupiah dan mata uang asing
a) Agama
Pada kasus ini menurut prespektif islam termasuk ghanimah atau menyembunyikan
sebagiannya (untuk dimiliki) sebelum menyampaikannya ke tempat pembagian (Abu
Fida, 2006), meskipun yang diambilnya sesuatu yang nilainya relatif kecil bahkan hanya
seutas benang dan jarum. Mencuri atau menggelapkan uang dari baitul maal (kas Negara)
dan zakat dari kaum muslimin juga disebut dengan Al-ghulul. Dalam hadist ubadah bin
ash shamit radhiyallahu anhu, bahwa nabi SAW bersabda yang artinya: “……(karena)
sesungguhya ghulul (korupsi) itu adalah kehinaan, aib dan api neraka bagi pelakunya.
b) Politik
Berdasarkan kasus ini upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat ataupun sarana
untuk memberantas tindak pidana korupsi justru dijadikan sarana untuk merebut dan
mempertahankan kekuasaan oleh para pejabat tinggi tanpa memikirkan nasib masyarkat
dikalangan kecil. hal ini tentu dapat menghambat peran Negara dalam pengaturan alokasi
anggaran social.
c) Hukum
Berdasarkan sidang pad senin 23/08, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) mengganjar mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dengan vonis 12
tahun penjara dan denda Rp500 juta subsidair enam bulan kurungan.
d) Sosial budaya
Berdasarkan kasus yang terjadi ini dapat meningkatkan angka kemiskinan dan juga
hilangnya rasa percaya masyarakat kepada pemerintah, karena anggaran yang seharusnya
diberikan kepada masyarakat yang terdampak wabah covid 19 malah dipersalahgunakan
untuk keperluan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai