0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
432 tayangan5 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 oleh Menteri Sosial dan pegawai kementerian, (2) Dana Rp134 triliun dirampok dan merugikan masyarakat, (3) Pemerintah memberlakukan hukuman berat bagi pelaku korupsi.
Deskripsi Asli:
Kasus korupsi bukanlah hal yang asing untuk didengar di Indonesia. Hampir setiap
tahunnya, baik itu pejabat maupun pimpinan perusahaan, telah ditangkap karena
melakukan tindak pidana korupsi. Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi,
maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang secara tidak
wajar dan tidak legal, menyalahgunakan kepercayaan publik, yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapat keuntungan secara sepihak
Judul Asli
kasus korupsi dana bansos covid-19 yang merenggut hak masyarakat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 oleh Menteri Sosial dan pegawai kementerian, (2) Dana Rp134 triliun dirampok dan merugikan masyarakat, (3) Pemerintah memberlakukan hukuman berat bagi pelaku korupsi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kasus korupsi dana bantuan sosial Covid-19 oleh Menteri Sosial dan pegawai kementerian, (2) Dana Rp134 triliun dirampok dan merugikan masyarakat, (3) Pemerintah memberlakukan hukuman berat bagi pelaku korupsi.
KORUPSI DANA BANTUAN SOSIAL COVID-19 YANG MERENGGUT HAK
MASYARAKAT INDONESIA MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
DISUSUN OLEH : SARAH RENATA SILITONGA 042011333244 KELAS B-4.8
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2021 I. Latar Belakang Masalah Kasus korupsi bukanlah hal yang asing untuk didengar di Indonesia. Hampir setiap tahunnya, baik itu pejabat maupun pimpinan perusahaan, telah ditangkap karena melakukan tindak pidana korupsi. Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi, maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang secara tidak wajar dan tidak legal, menyalahgunakan kepercayaan publik, yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapat keuntungan secara sepihak (Wikipedia). Korupsi merupakan ancaman yang dapat merugikan, merusak dan menodai nama negara. Tidak hanya kepada negara, namun juga kepada perekonomian masyarakat. Tindak korupsi yang terjadi di Indonesia tidak lagi mengenal batas-batas kepada siapa saja, mengapa, kapan saja dan bagaimana. Hal ini terbukti pada 6 Desember 2020, ketika seorang Menteri Sosial, Juliari Batubara (JPB), melakukan tindak pidana korupsi berupa penggelapan uang dana bantuan sosial Covid-19 yang diperuntukkan kepada warga negara Indonesia yang membutuhkan. Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) melakukan operasi tangkap tangan terhadap oknum MJS dan SN yang merupakan pejabat Kementerian Sosial serta adanya tersangka lain dari pihak swasta, yakni oknum AIM dan HS. Uang disimpan pada salah satu apartemen yang terletak di Jakarta dan Bandung dan disimpan di dalam tujuh koper, tiga ransel dan amplop yang berjumlah 14,5 miliar rupiah. Pelaksanaan korupsi dilakukan dengan mengadakan paket-paket bantuan sosial dalam rangka penanganan Covid-19. Pihak KPK menduga adanya fee dari setiap paket yang disetorkan kepada Kementrian Sosial melalui oknum MJS. Dari setiap paket bansos sebesar Rp300.000, oknum MJS dan AW mengambil keuntungan sebesar Rp10.000 per paket. Uang tersebut diduga digunakan untuk membayar berbagai keperluan pribadi JPB. II. Perumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas adalah bagaimana korupsi dana bantuan sosial merenggut hak-hak masyarakat Indonesia. III. Analisa Krisis Covid-19 merupakan penyakit menular yang terjadi di seluruh dunia dan dapat terjadi kepada siapa saja sehingga dapat dikatakan sebagai pandemi. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan, sehingga si penderita dapat mengalami infeksi ringan, seperti flu, maupun infeksi berat, seperti pneumonia. Oleh karena pandemi ini, perekonomian bangsa Indonesia mengalami kelumpuhan dengan pertumbuhan ekonomi hingga minus 0,4%. Penyebabnya tidak lain karena menurunnya konsumsi dan investasi, baik itu di lingkup rumah tangga maupun pemerintah. Hampir seluruh Unit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di Indonesia mengalami pemutusan hubungan kerja sepihak. Bahkan ada beberapa karyawan yang meminta untuk tetap kerja secara bergantian agar tetap mendapat upah walaupun setengah dari gaji yang biasa diberikan. Pengangguran terjadi dimana-mana, tingkat kejahatan semakin meningkat membuat masyarakat semakin susah untuk mendapatkan sesuap nasi. Melihat penurunan ekonomi tersebut, pada bulan-bulan awal terjadi pandemi Covid-19, Kementerian Sosial memberikan anggaran untuk membantu mengendalikan dampak perekonomian Indonesia sebesar Rp134 triliun. Anggaran tersebut diperuntukkan untuk beberapa program khusus, yaitu program keluarga harapan, sembako dan bantuan sosial. Namun, seperti yang kita ketahui, dana bantuan yang seharusnya diperuntukkan kepada masyarakat, justru dikorupsi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pelaksanaan korupsi biasanya diawali dengan penyalahgunaan kekuasaan, yang berarti korupsi biasanya dilakukan oleh seseorang yang mempunyai jabatan atau para pemegang kekuasan. Para pemegang kekuasaan seharusnya menunjukkan sikap yang dapat mengayomi dan mengutamakan kepentingan publik. Menilik dari sikap yang telah diperbuat oleh Kementerian Sosial , Juliari Batubara, dapat dipastikan bahwa dia dan rekannya telah merenggut hak-hak yang bukan milik mereka. Mereka telah melakukan perampasan hak-hak masyarakat yang dimana masyarakat mempunyai hak untuk menikmati dan merasakan dana bantuan tersebut. Aksi korupsi tersebut menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat-masyarakat kecil di Indonesia dan merugikan negara. Adnan Topan Husodo, yang merupakan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) sudah memperingatkan bahwa wewenang penanganan pendistribusian, termasuk bantuan sosial, rawan terjadi adanya korupsi. Wilayah Indonesia yang luas sangat memungkinkan bagi aparat pemerintah untuk kesulitan dalam mengecek dan mengatur pendistribusian bantuan sosial tersebut. Masyarakat juga tidak bisa sepenuhnya untuk mengawasi proses bantuan tersebut. Oleh karena itu, peran masyarakat sangat diperlukan disini. Ketika masyarakat di suatu daerah yang benar-benar mengalami keadaan terburuk dan perlu bantuan dari pemerintah serta merasa mendapatkan hak untuk dibantu dari pemerintah, namun tidak mendapat dan diproses sama sekali dan merasa ada kejanggalan, masyarakat berhak untuk memberikan pengaduan. Karena seperti yang kita ketahui, distribusi bansos tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, tetapi beberapa pihak pasti terlibat didalamnya. Pandemi ini sudah sangat merugikan negara dan banyak pihak. Sangat tidak pantas apabila hak bantuan sosial yang telah diberikan pemerintah kepada masyarakat dicuri oleh suatu pihak untuk kepentingan pribadi semata. Perbuatan korupsi adalah masalah yang cukup pelik karena dapat membahayakan pembangunan dan ekonomi masyarakat, politik bahkan merusak nilai-nilai demokrasi serta moralitas bangsa. IV. Solusi Pada kasus korupsi dana bansos Covid-19, Presiden Joko Widodo sudah terlebih dahulu mengingatkan jauh-jauh hari kepada kabinetnya untuk tidak bermain-main dengan anggaran bencana terutama saat pandemi ini. Walaupun begitu, Pemerintah sudah terlebih dahulu menetapkan dan mengatur hukuman kepada koruptor pada UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang disempurnakan dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Memang, menurut UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), ancaman paling tinggi adalah seumur hidup atau 20 tahun penjara. Namun dikarenakan ini adalah bencana yang berskala pandemi atau dalam keadaan tertentu, maka ancaman hukuman mati dapat diberlakukan (Terdapat pada Pasal 2 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2001). Menurut saya, hukuman mati dapat diterapkan dan harus dilakukan pada pelaku korupsi bansos mengingat pandemi Covid-19 merupakan suatu keadaan tertentu. Untuk saat ini, tersangka Juliari Batubara ditetapkan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-undang Pemberantasan Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Ancaman hukuman maksimal atas pelanggaran dari pasal-pasal tersebut adalah penjara seumur hidup. Kemudian, Pemerintah langsung bergerak cepat untuk mengganti posisi Kementerian Sosial dengan mengangkat Tri Rismaharini yang saat itu merupakan Walikota Surabaya. Langkah yang dilakukan pertama kali oleh Tri Rismaharini adalah melakukan pembenahan dan pendataan ulang masyarakat yang benar- benar membutuhkan bansos guna menghindari adanya indikasi penyalahgunaan bansos tersebut. V. Daftar Pustaka 2020. Berawal dari Laporan Masyarakat, Begini Kronologi OTT Dugaan Suap Bansos 00Covid-19 di Kemensos. https://nasional.kompas.com/ Mudassir, Rayful. 2020. Anggaran Kemensos Rp92,8 Triliun, Bansos Tunai dan Kartu 00Sembako Lanjut di 2021. https://kabar24.bisnis.com/ Sucahyo, Nurhadi. 2020. Pandemi, Kasus Bansos dan Ironi Pemberantasan Korupsi. 00https://www.voaindonesia.com/ Suwarso, Eko Indrianto. 2020. Mensos Juliari Batubara jadi tersangka korupsi bansos 00Covid-19, ancaman hukuman mati bakal menanti? https://www.bbc.com/ Ulumuddin, Ihya. 2020. Biodata Tri Rismaharini, Mensos Baru Pengganti Juliari 00Batubara. https://jatim.inews.id/