Anda di halaman 1dari 4

Angkatan : 80

Kelompok :2

Nama : Fahrul Juliansyah

Ridha Ulhaqi

Rizki. Z

KASUS KORUPSI PENGADAAN BANTUAN SOSIAL PENANGANAN COVID-19

1. Pemetaan Masalah Kasus

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Sosial Juliari Batubara dan kawan-
kawan terkait kasus covid-19. KPK menduga Menteri Juliari menerima suap senilai Rp.14,5 miliar
dari komisi pengadaan bantuan sosial sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19 di
Jabodetabek.

Sebelum terjadi nya kasus korupsi,Menteri Juliari Batubara menjawab pertanyaan dari presenter
tentang tanggapan dari Presiden Joko Widodo agar jangan korupsi pada saat sidang perdana Kabinet
Indonesia Maju, Oktober 2019. Dan dalam kesempatan itu Menteri Sosial Juliari Batubara
menyatakan untuk mencegah terjadinya korupsi di Kementerian Sosial ia menggunakan metode
humanis, yaitu memberi nasihat kepada para penjabat dilingkungan Kementerian Sosial mengenai
betapa malunya anak, istri dan keluarga terdekat ketika mereka melakukan korupsi.

Kemudian ditunjukkan sejumlah barang bukti dugaan suap pengadaan barang atau jasa terkait
Bansos penanganan Covid-19 di Kementerian Sosial yang melibatkan Juliari P Batubara. Bukti yang
diperlihatkan oleh KPK adalah sejumlah uang yang berjumlah Rp. 14,5 Miliar yang terdiri dari
pecahan mata uang Rupiah, Dollar Amerika dan Dollar Singapura. Sejumlah uang dimasukkan
didalam koper, tas ransel, dan juga amplop. Selain dari Menteri sosial KPK juga menetapkan 5
tersangka lain terkait kasus korupsi dana bantuan penanganan Covid-19.

2. Penyebab terjadinya :

 Penyebab dari masalah ini adalah adanya dugaan kasus korupsi dana bantuan sosial untuk
penangan Covid-19 dari bulan Mei sampai dengan September oleh Menteri Sosial yaitu
Juliari Batubara.

 Ada beberapa Fee yang diduga diterima oleh Menteri Sosial, ada sejumlah dugaan aliran dana
yang masuk dari pihak swasta kepada pihak Kementerian Sosial dalam hal ini adalah Menteri
Sosial Juliari Batubara.
 kasus dugaan korupsi di Kementerian Sosial ini diawali dengan adanya pengadaan barang
berupa bansos dalam rangka penanganan Covid-19.

 Pengadaan barang itu berupa paket sembako di Kementerian Sosial pada 2020 dengan nilai
Rp 5,9 triliun dengan 272 kontrak dan dilaksanakan sebanyak dua periode

 Diduga disepakati adanya fee dari tiap-tiap paket pekerjaan

 Untuk fee setiap paket bansos disepakati Rp10.000 paket sembako dari nilai Rp300.000 per
paket bansos

3. Fakta-fakta :

 Berawal dari penangkapan pejabat Kemensos

 Menemukan 7 koper, 3 tas ransel dan amplop yang jumlah nya kurang lebih Rp 14,5 miliar

 KPK menemukan pecahan rupiah dan valuta asing dalam OTT ini. Yaitu Rp 11,9 miliar, US $
171.085 (atau setara Rp 2.420 miliar) dan dolar Singapura 23.000 (atau setara Rp 243 juta)

 Di tetapkan 3 orang tersangka sebagai penerima suap dan 2 orang dari pihak swasta tersangka
sebagai penyuap

 Hasil dari korupsi digunakan untuk keperluan pribadi

 Adanya fee setiap paket bansos Rp 10.000 untuk setiap paket sembako dari nilai paket Rp
300.000 per paket bansos

4. Kaitan dengan Nilai-nilai ANEKA

a. Akuntabilitas ;
 Kepemimpinan. Tidak memberi contoh yang baik kepada orang lain dan tidak memiliki
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.

 Integritas.Tidak adanya kesesuaian antara perkataan dan tindakan.

 Tanggungjawab. Tidak adanya kewajiban terhadap setiap tindakan yang telah dilakukan.

 Kepercayaan. Menghianati kepercayaan yang sudah diberikan rakyat.

 Kejelasan. Menyalahgunakan kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,


kinerja yang diharapkan organisasi.
 Konsistensi. Tidak menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.

b. Nasionalisme

 Tidak adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana
mestinya

 Tidak memahami nilai-nilai pancasila

c. Etika publik

 Tidak memegang teguh Ideologi Pancasila

 Tidak setia dan mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah

 Tidak mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

 Tidak menjalankan tugas secara professional

 Tidak memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

 Tidak mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

 Tidak meningkatkan evektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat


sistem karier

d. Komitmen mutu

 Tidak memberikan pelayanan yang baik kepada publik

 Tidak dapat dipercaya

e. Anti Korupsi

 Tidak Jujur

 Tidak disiplin, yaitu tidak taat/patuh kepada peraturan

 Tidak Tanggungjawab atas jabatan yang diberikan


5. Solusi terkait penerapan nilai-nilai ANEKA
a. Akuntabilitas
 Kepemimpinan, dimana seharusnya pemimpin menjadi contoh yang baik kepada para
bawahannya.
 Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan. Jadi apapun yang diucapkan
seharusnya hal tersebutlah yang dilakukan. Seharusnya apa yang dikatakan pada video
pertama harus sesuai dengan tindakan yang dilakukan, bukan malah sebaliknya dengan
melakukan tindak pidana korupsi.
b. Nasionalisme
 Penerapan sila ke 2, dimana kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan moral dalam
hidup bersama dengan melakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya. Bukan dengan
melakukan tindak pidana yang dapat merugikan orang banyak.
c. Etika Publik
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, dimana seharusnya seorang pemimpin
memberikan pelayanan kepada publik secara lebih terbuka baik itu segi informasi dan hal
lainnya.
d. Komitmen Mutu
 Inovatif, Seorang pemimpin menciptakan perubahan-perubahan untuk keadaan yang lebih
baik dimasa yang akan datang. Tidak melakukan tindakan yang nantinya akan berakibat
buruk untuk masa depan.
e. Anti Korupsi
 Gaya yang sederhana, membiasakan tidak hidup boros agar kebutuhan kehidupan sehari-
hari terpenuhi sehingga tidak melakukan tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai