Anda di halaman 1dari 42

INTEROGASI

Hello!
I am Syavinda Zahra Anggreini
18.05.52.0183

Dosen Pengampu : Arief Himmawan Dwi Nugroho, SE,Ak, MM, CA,


CPA.

AUDIT INVESTIGATIF
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK)

2
INTEROGASI
Interogasi adalah suatu teknik pemeriksaan
tersangka atau saksi dalam rangka penyidikan
tindak pidana dengan cara mengajukan pertanyaan
baik lisan maupun tertulis kepada tersangka atau
saksi, guna mendapatkan keterangan, petunjuk, alat
bukti dan kebenaran keterlibatan tersangka dalam
rangka pembuatan acara pemeriksaan (Naskah
sementara, Pedoman Penyelidikan Tindak Pidana,
2006).

3
Pedoman pelaksanaan interogasi diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dan Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009. Ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana Pasal 117 ayat (1) menyebutkan bahwa interogasi
harus dilakukan tanpa tekanan dalam bentuk apapun dan oleh
siapa pun. Sedangkan Pasal 13 ayat (1) Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009
tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia
dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia menyebutkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan
penyelidikan dan penyidikan, setiap petugas Polri dilarang
melakukan intimidasi, ancaman, siksaan fisik, psikis ataupun
seksual untuk mendapatkan informasi, keterangan atau
pengakuan.

4
“ Ciri-ciri Suatu Interogasi
ᴥ Interogasi bersifat menuduh. Seseorang yang
bersalah tidak akan memberi keterangan yang
bertentangan dengan kepentingan pribadinya
secara sukarela, kecuali apabila ia yakin bahwa
investigator juga mempunyai keyakinan tentang
kesalahannya.
ᴥ Interogasi dilakukan dengan persuasi yang aktif.
Interogasi dilakukan karena investigator percaya
bahwa dalam wawancara sebelumnya, orang itu
telah berbohong.

5

ᴥ Tujuan interogasi adalah mengetahui yang
sebenarnya, artinya apa yang sebenarnya
terjadi, siapa yang sebenarnya melakukan,
berapa jumlah atau nilai fraud yang sebenarnya,
dan seterusnya.
ᴥ Interogasi juga sering berakhir dengan
pengakuan bersalah oleh pelaku.
ᴥ Interogasi dilakukan dalam lingkungan yang
terkontrol atau terkendali, bukan disembarangan
tempat.

6

ᴥ Interogasi hanya dilakukan sesudah investigator
mempunyai keyakinan yang memadai mengenai
salahnya seseorang. Investigator harus
mempunyai alasan untuk percaya bahwa
seseorang telah berbohong.
ᴥ Investigator tidak boleh membuat catatan sampai
sesudah tertuduh menceritakan yang sebenarnya
dan berketetapan hati untuk tidak beringsut dari
posisi itu. Membuat catatan terlalu dini akan
mengingatkan tertuduh bahwa keterangannya
akan merugikan dirinya.

7
Langkah-
langkah
Interogasi

8
Langkah 1-Direct, Positive Confrontation
Pada awal interogasi, tersangka mengamati investigator secara
seksama, ia menilai apakah investigator yakin bahwa ia
bersalah. Jika ia mendapat kesan (sekecil apa pun) bahwa
investigator tidak yakin akan kesalahanya, ia tidak akan
mengaku.

9
Perhatikan, investigator mengawali
interogasinya dengan pertanyaan yang
mengesankan ia yakin seyakin-
yakinnya bahwa tersangka bersalah. Gambar 19.14
Setelah itu, investigator berkata, "Saya
ingin duduk bersama Anda untuk
menyelesaikan masalah ini."
Investigator berhenti sejenak,
menempatkan folder dan berkata lain
jauh dari tersangka, menarik kursinya
sekitar 1 meter dari kursi tersangka.
Tujuan jeda perilaku ini adalah
mengevaluasi tanggapan verbal dan
nonverbal.

10
Langkah 2-Interrogation Theme
Satu perbedaan penting antara tersangka yang bersalah dan
yang tidak bersalah adalah pembenaran (justification) untuk
melakukan kejahatan.
Interrogation Theme pada langkah 2 sebenarnya memperkuat
pembenaran yan sudah dibuat tersangka. Karena itu, mudah
sekali mengungkapkan denials atau penyangkalan dari
tersangka dalam interogasi. Tersangka menangkap theme ini
dengan seksama. Sebaliknya, tersangka yang tidak bersalah
tidak pernah memikirkan pembenaran untuk melakukan
kejahatan itu. Dengan sendirinya, ia tidak menangkap theme
yang dibicarakan investigator.

11
Langkah 3-Handling Denials
Bagi investigator, tidak mudah mendapatkan pengakuan dari
tersangka. Tersangka yang bersalah dan yang tidak bersalah
akan memberikan penyangkalan (denials). Penyangkalan dapat
dilakukan secara verbal, seperti “Tidak, aku tidak
melakukannya” atau dalam bentuk nonverbal seperti
menggelengkan kepala.
Tujuan utama langkah 3 adalah mencegah tersangka
meluncurkan penyangkalan yang tidak perlu dan sebenarnya
akan mengganggu perhatiannya dan tema interogasi dan upaya
investigator selanjutnya untuk mengungkapkan kebenaran.

12
Langkah 4-Overcoming Objections
Dalam langkah ini, investigator berupaya mengatasi benteng pertahanan
kedua dari si tersangka. Benteng pertahanan pertamnya adalah
penyangkalan (denials). Benteng pertahanan keduanya adalah keberatan
(objections). Tersangka yang melihat kesia-siaan dalam upanya
menyangkal akan mengubah taktiknya denngan mengajukan keberatan.
Dengan perubahan taktik ini, tersangka mengharapkan dapat mengambil
alih kendali percakapan sehingga melemahkan keyakinan investigator
bahwa ia memang bersalah.
Kalau investigator dalam langkah 3 berupaya mencegah tersangka
melancarkan denial, investigator dalam langkah 4 justru memanfaatkan
dan mendalami objection ini dalam dialognya.

13
Langkah 4 ini terdiri atas:
1. Mengenali keberatan (recognizing the objections)
2. Menghargai keberatan (reardinng the objections)
3. Membalikkan keberatan (turning the objections around)

14
Langkah 5-Keeping the Suspect’s Attention
Seperti dikatakan di atas, tersangka umumnya tidak akan tinggal diam
dan bersantai-santai. Ia ingin mendominasi percakapan atau memeganng
kendali dan mengatur dialog. Ia akkan menyangkal (Langkah 3) atau
mengajukan keberatan (Langkah 4). Apabila investigator berhasil
menghentikan penyangkalan-penyangkalannya dan membalikkan
keberatan-keberatan tersangka, maka tinggal satu strategi lagi yang bias
digunakan tersangka.
Tersangka dapat meninggalkan ruang interogasi, atau secara psikologis,
menutup diri (withdraw) dan mengabaikan semua tema yang diajukan
investigator.

15
Langkah 6-Handling the Suspeet’s Passive
Mood
Ketika tersangka menunjukkan tanda-tanda memasuki passive mood,
investigator berusaha mendekatkan kursinya dan melanjutkan dengan
mencari motive. Sekaligus, investigator menyiapkan tersangka untuk
alternative questions di Langkah 7.
Investigator harus terus mengulangi prosedur di atas sampai ia melihat
adanya tanda-tanda resignation. Perubahan mood dan withdrawal ke
resignation merupakan indikasi yang sangat penting. Perubahan ini
mengisyaratkan adanya pergolakan di dalam batin tersangka untuk
menceritakan kebenaran. Apabila investigator tidak jelli menngkap
tanda-tanda resignation ini, ia akan kehilangan peluang untuk Langkah
7.

16
Ada 4 tanda-tanda fisik yang menunjukkan resignation
1. Perubahan dalam Posisi Lengan dan Tungkai. Pada dasarnya, ini adalah
perubahan yang menunjukkan tersangka lebih terbuka, dan membuka
pertahannya.
2. Sikap Nonverbal yang Menandakan Persetujuan. Kepala mengangguk-
ngangguk mendengarkan pernyataan berisi tema-tema yang dibuat investigator
menunjukkan (secara diam-diam) ia setuju dengan perkataan investigator, ia
telah menghayati pesan-pesan itu, ia menginternalisasikan pesan-pesan itu ke
dalam batinnya.
3. Perubahan dalam Postur. Mengubah postur, khusunya yang ke arah posisi
investigator, mengarah ke depan atau frontal aligment merupakan pertanda
bahwa ia siap menceritakan kebenaran.
4. Perubahan dalam Kontak Mata. Tanda-tanda yang sangat bias dipercaya
bahwa tersangka sedang mempertimbangkan untuk menecritakan kebenaran
adalah ekspresi wajah, khususnya kontak mata. Kalu dalaam kondisi
withdrawal ia melihat ke langit-langit atau kesamping, ketika memasuki
resignation, matanya menatap kebawah, seiring dengan kepala tertunduk.
Perubahan tatap mata menandakan bahwa tersangka dalam feeling mode.
Tersangka berada dalam suasana batin yang penuh persaaan, ia mengalami
emosi yang signifikan.

17
Langkah 7-Presenting the Alternative Question
Investigator tidak boleh mengajukkan pertanyaan alternative tertentu berikut:
1. Pertanyaan alternatif tidak boleh bersifat “memperdagangkan pasal-pasal dalam
ketentuan perundang-undangan”. Contoh: Apakah Anda melakukan perbuatan
ini yang diatur dalam KUHP Pasal … dengan hukuman 15 tahun atau perbuatan
itu yang diatur dalam KUHP Pasal … dengan hukuman 20 tahun. Pertanyaan ini
mendorong tersangka memilih kesalahan dengan hukuman yang lebih ringan
meskipun bukan perbuatan yang dilakukan.
2. Pertanyaan alternatif tidak boleh bersifat ancaman. Contoh: Apakah Anda ingin
kooperatif atau Anda memilih ditahan dalam sel polisi? Tersangka bebas
memilih apa yang ditawarkan dalam pertanyaan investigator, tanpa
mengkhawatirkan konsekuensi pilihannya.

18
3. Pertanyaan alternatif tidak boleh menjanjikan keringanan hukuman.
Contoh: Apakah Anda melakukan perbuatan A atau B, sebab kalau
Anda melakukan A, saya bisa meyakinkan penuntut umum untuk
memberikan keringanan.
Pertanyaan alternatif pada Langkah 7 merupakan puncak atau kulminasi
dari pengembangan tema interogasi atau interogation theme. Pada
Langkah 6, investigator mengulangi monolog yang simpatik untuk
memberikan alasan moral mengapa tersangka melakukan perbuatannya.
Ketika tersangka menunjukkan resignation pada Langkah 6, investigator
mempersempit temanya ke unsur utamanya dan memasuki pertanyaan
alternatif.

19
Langkah 8-Bringing the Suspect Into the
Conversation
Dalam langkah ini, tersangka untuk menceritakan perincian dari perbuatannya, yang
pada akhirnya akan dirumuskan menjadi pengakkuan yang bias diterima sebagai
bukti hukum. Perincian ini bias berupa keterangan di mana uang disembunyikan,
keterangan mengenai rekening bank, siapa saja yang terlibat dalam kejahatan, motive
tersangka, dan lain-lain.
Pada awal Langkah 8, hanya seorang investigator berada dalam ruang interogasi.
Kehadiran orang lain akan membuat tersangka segan mengakui perbuatannya, apalagi
memberikan perinciannya. Ketika investigator ini puas dengan pengakuan lisan dan
perincian dari pengakuan lisan, investigator meminta investigator lain menyaksikan
pengakuan lisan tersangka.

20
Langkah 9-The Written Confession
Pada puncaknya, tersangka memberikan pengakuan secara tertulis. Padanannya untuk
kita di Indonesia adalah Berita Acara Pengakuan atau dokumen semacam itu. Di
Indonesia, investigator sering melakukan interogasi sambal mengetik jawaban
tersangka menurut persepsi investigator. Pada akhir interogasi, tersangka diminta
menandatangani berita acara pemeriksaan.
Kelemahan dari cara ini adalah pengakuan tertulis ini tidak menggunakan atau tidak
sepenuhnya menggunakan kata-kata, kalimat atau bahasa tersangka. Kemudian hari,
tersangka menyangkal memberi pengakuan itu. Penyangkalannya lebih mudah
diterima orang-orang yang mendengarkan berbicara di pengadilan karena struktur
kalimat dan ungkapan bahasanya berbeda dengan yang tertulis dalam berita acara.

21
NonVerbal
Behavior
Perilaku nonverbal cukup rumit untuk dievaluasi, sering
menimbulkan interpretasi yang keliru, dan evaluasinya harus
dilakukan dalam konteks isi atau substansi verbal yang
disampaikan pembicara atau subjek.
Perilaku nonverbal yang akan dibahas di sisni adalah:
1. postur
2. gerak tangan
3. gerak kaki
4. mimik muka dan mata

23
Postur
Postur atau sikap ketika diwawancara mengungkapkan Gambar
keterlibatan emosionalnya: rasa percaya diri, minat (apakah 19.1
ada minat, pikiran melayangentah ke mana, atau cuek habis-
habisan).
Postur tubuhnya tegak, searah dengan investigator sehingga
ia siap berdialog secara langsung. Ketika membuatg
pernyataan-pernyataan penting, ia akan mencondongkan
tubuhnya ke arah investigator, seperti ia ingin
menggarisbawahi apa yang dikatakannya. Kalaupun ia
menyilangkan kaki dan meletakkan satu tungkai diatas
tungkainnya yang lain, hal ini dilakukannya dengan santai
dan nyaman.

24
Mempelajari nonverbal
behavior sebaiknya Gambar
melalui rekaman gambar 19.2
dan suara dari wawancara
sesungguhnya.

Figur 19.2 sampai 19.4 Gambar


menjelaskan perilaku 19.3
nonverbal dari subjek
yang jujur, tanpa gerak
dan suara.

Gambar
19.4

25
Gambar
Subjek yang berbohong terlihat dari 19.5
gerak lamban, seakan tidak berjiwa,
terjerembap dalam kursinya; istilah
bahasa inggrisnya yaitu slouch.
Meskipun berada di ruang wawancara, ia Gambar
terkesan berada di tempat lain nan jauh 19.6
di sana dan tampak tidak berminat
dengan wawancara. Batang tubuhnya
menjauhi investigator. Bentuk lain dari
sikap menjauh (retreating posture)
adalah menyilangkan lengan di depan Gambar
dada, atau menyembunyikan kaki di 19.7
bawah kursi.

26
Gambar
Gerakan menyilangkan lengan di depan 19.5
dada dilakukan dengan ketat, seolah-olah
menjaga sesuatu yang tidak boleh terlepas
dari dekapannya. Seolah-olah tembok
penghalang (barrier) yang ingin Gambar
dipasangnya antara dia dan investigator. 19.6
Perilaku nonverbal yang paling
mengungkapkan subjek berbohong adalah
kemampuannya mempertahankan posture
tadi selama wawancara berlangsunng,
statis, tidak berubah. Gambar
19.7

27
Gerak Tangan (Gesture)
Illustrating behavior (19.8) lebih sering ditunjukkan oleh
subjek yang jujur. Gerak tangan ini kita saksikan ketika
seseorang menceritakan bagaimana pelaku menyodorkan
amplop berisi uang sogokan, dan ia menolaknya.

Gambar
19.8

28
Hand shrug ini bisa dibarengi dengan
mengangkat bahu. Hand shrug bisa
memperkuat apa yang diucapkan subjek.

Gambar
19.9

29
Adaptor behavior dapat dibagi dalam kategori: grooming
gestures (gerak mempersolek atau merapikan diri), personal
gesture (gerak yang bersifat pribadi), dan protective gesture
(gerak melindungi atau berlindung), atau supporting gesture
(gerak yang mendukung atau menopang).
Contoh:
Grooming gesture “menyisir” atau membetulkan letak rambut,
menggosok atau mengibaskan baju atau celana seperti akan
membuang kotoran, pasir, atau debu, dan lain-lain. Gambar
Personal gesture disebut personal karena ini gerakan (lazimnya) 19.10
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pribadi (personal),
seperti menggaruk tangan, daun telinga, lobang telinga, dan
lain-lain. Namun, kali ini tanpa ada rasa gatal.
Gambar
19.11

30
Protective supporting gesture, tangan
mengarah atau membuat kontak dengan
muka. Misalnya, tangan diletakkan di pipi
untuk mendukung atau menopang kepala.
Gerak ini mencerminkan keterlepasan
emosional (emotional detachment) subjek dari
apa yang sedang berlangsung.

31
Gerak kaki
Gerak kaki juga bisa mengubah postur duduk si subjek.
Dengan menapakkan kaki dan mendorong punggung ke
sandaran kursi, bisa juga disertai kursi berpijak pada dua
kaki belakangnya. Ini adalah sikap yang menunjukkan
subjek berbohong, sikap yang dilakukannya sesaat sebelum
atau selama menjawab suatu pertanyaan.

32
Mimik Muka dan Kontak Mata
Berbagai ekspresi atau mimik muka disebabkan oleh subjek
yang khawatir bahwa kebohongannya akan terungkap,
ketidakpastian apakah ia akan berhasil menutup-nutupi
kebohongannya, atau mungkin kesadarannya bahwa
kebohongannya sudah terungkap sehingga ia siap mengakui
kesalahannya. Kenyataan bahwa ekspresi mukanya berubah
sebenarnya sudah merupakan indikasi bahwa subjek
berbohong. Sebaliknya, tidak adanya perubahan
mengindikasikan subjek itu jujur.

33
Kontak mata antara subjek dan investigator
merupakan salah satu perilaku nonverbal yang
sangat penting untuk dievaluasi. Subjek yang
pembohong tidak berani atau enggan menatap
mata investigator. Ia akan menundukkan kepala
melihat lantai, mengalihkan matanya ke samping
(seperti melirik), atau ke langit-langit ruangan.

34
Pedoman yang harus diperhatikan ketika menilai kontak
mata untuk menentukkan apakah subjek membohong
atau jujur.
1. Umumnya, subjek yang tidak melakukan kontak
mata dengan investigatornya sedang merahasiakann
sesuatu.
2. Untuk alasan apa pun, investigatornya tidak boleh
menantang subjek untuk menatap matanya.
Tantangan yang sama sekali tidak bermanfaat.
Subjek yang berbohong pun akan menerima
tantangan ini. Tantangan ini justru menghapuskan
peluang untuk mengamati perilaku nonverbal yang
sangat penting.

35
3. Investigator cukup mengamati kontak mata secara casual
saja sehingga ia tidak membuat subjek menjadi tidak
nyaman. Kontak mata secara casual yang sesekali
dibarengi tatapan tajam sudah cukup untuk menarik
kesimpulan apakah subjek menghindari tatap mata. Ini
juga menghilangkan kecurigaan subjek bahwa perilakunya
sedang diamati.
4. Subjek tidak boleh diperkenankan memakai kacamata
hitam, kecuali jika ia mempunyai penyakit yang
mengharuskannya memakai kacamat hitam di dalam
ruangan. Kacamata hitam menyembunyikan kontak mata
sehingga investigator tidak dapat menilai perilaku ini. Juga
kebalikannya, investigator tidak boleh memakai kacamata
hitam karena subjek seharusnya boleh mengamati sikap
jujur atau minatnya terhadap pembicaraan melalui kontak
mata.

36
5. Selaku investigator, jangan mengharapkan
subjek terus menatapnya. Ini tidak wajar,
kecuali jika ia seorang jika ia seorang wanita
cantik atau pria tampan yang mempunyai daya
tarik luar biasa bagi subjeknya.

37
89,526,124
Whoa! That’s a big number,
aren’t you proud?

38
Ppp

39
SlidesCarnival icons are editable shapes.

This means that you can:


✦ Resize them without losing quality.
✦ Change fill color and opacity.
✦ Change line color, width and style.
Isn’t that nice? :)

Examples:

Find more icons at


slidescarnival.com/extra-free-resources-icons-and-m
aps

40
You can also use any emoji as an icon!
And of course it resizes without losing quality.
How? Follow Google instructions https://twitter.com/googledocs/status/730087240156643328

✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂
😉😋😒😭👶😸🐟🍒🍔💣📌📖🔨🎃🎈
🎨🏈🏰🌏🔌🔑 and many more...
41
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai