Pemeriksaan bukti permulaan, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
Setelah selesai pemeriksaan bukti permulaan selanjutnya
dibuat Laporan Bukti Permulaan dengan disertai kesimpulan dan usul tindak lanjutnya kepada pejabat yang berwenang atau yang memberi perintah Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
1. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka dilakukan
dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Wajib Pajak, a.l : A. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B Undang-Undang KUP B. Tindak lanjut dari Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang terdapat indikasi tindak pidana di bidang perpajakan Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
2. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara tertutup, pemeriksaan dilakukan tanpa
pemberitahuan kepada Wajib Pajak a.l : A. Bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan telah terpenuhi, yaitu keberadaan calon tersangka, perbuatan tindak pidananya, modus, ketersediaan Bahan Bukti, dan adanya kerugian pada pendapatan negara sudah jelas B. Berkaitan dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39A Undang-Undang KUP yang bahan buktinya telah cukup dan untuk mencegah calon tersangka melarikan diri C. Adanya risiko Wajib Pajak (calon tersangka) melarikan diri yang dapat digambarkan dari profil Wajib Pajak mengenai kepatuhan pelaporan dan pembayaran pajak, data tunggakan pajak, riwayat perpindahan Wajib Pajak, dan riwayat upaya hukum yang dilakukan Standar Pemeriksaan Bukti Permulaan
1. Standar umum pemeriksaan bukti permulaan
Standar Umum Pemeriksaan Bukti Permulaan merupakan standar yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan pemeriksa Bukti Permulaan, diantaranya : A. Telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup B. Menggunakan keterampilannya secara cermat C. Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela 2. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan D. Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan didahului dengan persiapan yang baik, sesuai dengan tujuan Pemeriksaan Bukti Permulaan E. Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat dilaksanakan di kantor Direktorat Jenderal Pajak, tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak, tempat kegiatan usaha F. Simpulan hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan didasarkan pada bukti yang sah Standar Pemeriksaan Bukti Permulaan
3. Standar Pelaporan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan harus disusun sesuai dengan standar, yaitu : A. Disusun secara ringkas dan jelas B. Memuat ruang lingkup sesuai dengan tujuan Pemeriksaan Bukti Permulaan C. Memuat simpulan mengenai ada atau tidaknya Bukti Permulaan Jenis-Jenis Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan dapat diusulkan pemeriksaan
bukti permulaan, a.l : 1. Pada saat pelaksanaan Pemeriksaan ditemukan adanya indikasi tindak pidana di bidang perpajakan 2. Pada saat Wajib Pajak badan diperiksa tidak memenuhi sebagian atau seluruh permintaan peminjaman sehingga besarnya penghasilan kena pajak tidak dapat dihitung 3. Wajib Pajak menolak untuk dilaksanakan Pemeriksaan, tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan Kantor, menolak membantu kelancaran Pemeriksaan dan terhadap Wajib Pajak tersebut tidak dilakukan penetapan pajak secara jabatan Penyidikan Perpajakan Penyidikan Perpajakan • Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya. Penyidikan merupakan proses kelanjutan dari hasil pemeriksaan yang mengindikasikan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan Wewenang Penyidikan 1. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak di bidang perpajakan 2. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan 3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan 4. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen 5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dokumen lain 6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas 7. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung Tahap Penyidikan dan Pembuatan Berita Acara • Setelah proses pemeriksaan bukti permulaan kemudian ditindaklanjuti dengan tindakan penyidikan, maka atasan pemeriksa pajak setelah menilai dan memberikan pertimbangan atau usul pemeriksa, mengusulkan kepada Direktur Jenderal Pajak atau Pejabat untuk dilakukan penyidikan melalui Direktur Pemeriksaan Pajak • Setelah penyidik pajak menerima Surat Perintah Penyidikan, kewajiban yang mulamula harus dilakukan adalah memberitahukan saat dimulainya penyidikan kepada Jaksa/Penuntut Umum melalui Penyidik Polri Pemberhentian Penyidikan
1. Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan
Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permintaan