XII/16/2012
Jenis Pajak
Masa Pajak
Pokok Sengketa
: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini, koreksi
objek Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari sampai dengan Desember
2006 terbukti dalam perkara banding ini sebesar Rp. 19.798.901.846,00 yang
terdiri atas:
1. Koreksi atas akun I/C fees Income sebesar ............Rp 17.106.298.870,00
2. Koreksi Recon Ledger Entry sebesar ....................Rp 2.617.643.061,00
3. Koreksi Pemberian Cuma-cuma sebesar .............Rp
74.960.000,00
Jumlah.........................................................................Rp 19.798.901.931,00
bahwa terdapat selisih koreksi sebesar Rp 85,00 yang telah diakui oleh
Terbanding maupun Pemohon Banding;
Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas
Penghasilan Afliasi (I/C Fees Income) sebesar Rp. 17.106.298.870,00
Menurut Terbanding: bahwa atas bukti-bukti dalam persidangan Terbanding berpendapat bahwa
merujuk pada amar putusan Majelis Hakim tersebut, maka Terbanding
berpendapat bahwa oleh karena koreksi Terbanding terkait I/C Fees Income
sebesar Rp 17.106.298.870,00 pada dasarnya kasusnya sama dengan sengketa
pajak yang sudah diputus oleh Majelis Hakim tersebut, maka koreksi
Terbanding telah benar.
Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena yang
menentukan ada tidaknya objek Pajak Pertambahan Nilai adalah ada tidaknya
penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean dalam lingkungan usaha
Pemohon Banding, sementara Terbanding serta merta mengenakan dan
melakukan koreksi Pajak Pertambahan Nilai atas jumlah sebesar
Rp 17.106.298.870,00 tanpa alasan yang jelas, tidak setiap penghasilan
merupakan objek pajak pertambahan nilai, dengan demikian, koreksi
Terbanding dilakukan berdasarkan asumsi sepihak Terbanding.
Pendapat Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak
Pertambahan Nilai Masa Januari sampai dengan Desember 2006 sebesar
Rp. 17.106.298.870,00 berdasarkan Putusan Pengadilan Nomor:
Put.04509/PP.M.IV/16/2000 atas Banding Pemohon Banding untuk Tahun
Pajak 1999 yang menyimpulkan bahwa Pemohon Banding merupakan Bentuk
Usaha Tetap (BUT) dari Landmark Graphics Corporation untuk pekerjaan
yang terkait dengan inter company fee dan guarantee fee (pendapatan dari
afiliasi) yang dianggap sebagai penggantian yang diterima oleh Pemohon
Banding dari BUT Landmark Graphics Corporation yang merupakan objek
penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai.
bahwa menurut Terbanding, Penghasilan dari Afiliasi pada akun 710000 (Inter
Company Fees Income) merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai dengan
argumen Terbanding bahwa Pemohon Banding merupakan agen dependen
(bukan merupakan agen yang bebas) dari Landmark Graphics Corporation
sehingga Pemohon Banding merupakan Bentuk Usaha Tetap dari Landmark
Graphics Corporation.
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena yang
menentukan ada tidaknya objek Pajak Pertambahan Nilai adalah ada tidaknya
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean dalam lingkungan usaha
atas Penghasilan luar usaha dari afiliasi tersebut, selain hal tersebut menurut
Pemohon Banding Putusan Pengadilan Pajak tersebut di atas tidak dapat
dijadikan pegangan karena Pemohon Banding masih tidak setuju dengan hasil
putusan tersebut.
bahwa Terbanding mempertahankan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak
Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2004 atas
penghasilan afliasi sebesar Rp. 17.106.298.870,00 karena Terbanding
mendalilkan bahwa Pemohon Banding merupakan Bentuk Usaha Tetap (BUT)
dari Landmark Graphics Corporation (LGC) yaitu suatu badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan di Texas, Amerika Serikat.
bahwa Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.04509/PP.M.IV/16/2005 yang
diucap pada tanggal 27 Januari 2005 sebagai dasar koreksi Terbanding,
membenarkan bahwa Pemohon Banding merupakan BUT dari LGC untuk
pekerjaan yang terkait dengan inter company fee dan guarantee fees.
bahwa Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.04509/PP.M.IV/16/2005 a quo
menyimpulkan bahwa penghasilan inter company fee dan guarantee fees
adalah nilai penggantian yang diterima oleh Pemohon Banding dari BUT LGC
untuk penyerahan jasa penjaminan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
Pemohon Banding kepada BUT LGC yang merupakan objek dan terutang
Pajak Pertambahan Nilai.
bahwa dari hasil pemeriksaan, bukti-bukti, data-data dan keterangan dalam
persidangan diketahui:
bahwa Pemohon Banding dalam persidangan yang dituangkan secara tertulis
dalam kesimpulan akhir menyatakan bahwa jasa yang diberikan Pemohon
Banding adalah jasa marketing pendukung penjualan LGC dan bukan jasa
keagenan sehingga sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor: SE-08/PJ.52/1996 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa
Perdagangan, tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai.
bahwa Pemohon Banding menyatakan Terbanding tidak dapat membuktikan
adanya paling sedikit dua alat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 76
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang
mendukung asumsi Terbanding bahwa terdapat penyerahan Jasa Kena Pajak
kepada BUT LGC di dalam daerah pabean Indonesia.
bahwa menurut Pemohon Banding, Pemohon Banding mempunyai beberapa
alat bukti termasuk surat pernyataan dari LGC Amerika Serikat yang
menyatakan bahwa LGC tidak pernah menunjuk Pemohon Banding sebagai
BUT dan tidak pernah menunjuk Pemohon Banding untuk menjual produk
LGC karena LGC mempunyai distributor independen sendiri.
bahwa Terbanding dalam persidangan yang dituangkan secara tertulis dalam
kesimpulan akhir menyatakan bahwa
Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) antara Indonesia dan Amerika Serikat Pasal 5 ayat (4)
mengatur bahwa Orang atau Badan dari suatu Negara dalam persetujuan ini
yang bukan merupakan agen yang bebas dapat dianggap membentuk suatu
Bentuk Usaha Tetap (BUT) apabaila orang atau badan tersebut:
1. Memiliki wewenang dan biasa menutup kontrak untuk dan atas nama
perusahaan negara lainnya dalam persetujuan ini,
2. Tidak memiliki wewenang tersebut tetapi biasa memelihara barang
dagangan milik perusahaan negara lainnya dalam persetujuan ini yang
secara teratur memenuhi pesanan atau menyerahkan untuk dan atas nama
perusahaan negara lainnya tersebut dan melakukan kegiatan tambahan yang
menunjang atas penjualan barangatau barang dagangan tersebut;
adalah jumlah penggantian yang diterima oleh Pemohon Banding dari BUT
LGC atas penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan Pemohon Banding
kepada BUT LGC yang merupakan objek dan terutang Pajak Pertambahan
Nilai, sehingga koreksi yang dilakukan Terbanding sudah tepat dan harus
dipertahankan.
Koreksi Recon Ledger Entry sebesar Rp 2.617.643.061,00
Menurut Terbanding: bahwa koreksi ini berasal dari biaya penggunaan jasa tenaga konsultan asing
yang kemudian akan ditagihkan kembali kepada pelanggan Pemohon
Banding, jika posisi Recon Ledger Entry positif adalah biaya termasuk dalam
objek Pajak Penghasilan Pasal 26 dan Pajak Pertambahan Nilai Jasa Luar
Negeri, sedangkan jika posisi akun ini negative adalah merupakan penghasilan
dan menjadi objek Pajak Pertambahan Nilai karena telah terjadi penyerahan
jasa kena pajak.
bahwa atas bukti-bukti yang disampaikan dalam persidangan Terbanding
berpendapat:
bahwa berdasarkan penelitian General Ledger akun 690990 Pemohon Banding
telah menunjukkan angka yang cocok dengan objek yang disengketakan
sebesar Rp 2.617.643.061,00.
bahwa berdasarkan penelitian dokumen atau bukti berupa General Ledger,
Employee Time Sheet, Travel Itinerary, tiket pesawat, tagihan hotel, tagihan
karyawan Pemohon Banding yang ditampung dalam account Recon Ledger
Entry.
bahwa tagihan-tagihan tersebut adalah atas biaya perjalanan dinas karyawan
Pemohon Banding, namun tidak dapat diketahui dengan pasti apakah atas
biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang ditagihkan kepada pihak luar
negeri karena tidak didukung dengan adanya kontrak/perjanjian dengan pihak
luar negeri.
Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena yang
menentukan ada tidaknya objek Pajak Pertambahan Nilai adalah ada tidaknya
penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean dalam lingkungan usaha
Pemohon Banding, sementara Terbanding serta merta mengenakan dan
melakukan koreksi Pajak Pertambahan Nilai tanpa alasan yang jelas, tidak
penjurnalan akuntansi di dalam pembukuan merupakan objek pajak
pertambahan nilai, dengan demikian, koreksi Terbanding dilakukan
berdasarkan asumsi sepihak Terbanding, dan seharusnya tidak dapat
dipertahankan koreksi seperti itu.
bahwa koreksi Terbanding tersebut melanggar ketentuan Pasal 12 ayat (3)
Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Pasal 31
Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan beserta peraturan
pelaksanaannya yaitu Keputusan Menteri Keuangan mengenai tata cara
pemeriksaan yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 545/KMK.04/2000
tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak yang
mewajibkan Terbanding untuk mempunyai dasar, bukti dan temuan yang jelas
dan kuat.
bahwa bukti General Ledger, employee time sheet dimana karyawan bekerja
di luar negeri dan atas jasa di luar negeri tersebut, Pemohon Banding
memperoleh penghasilan, bukti perjalanan dinas ke luar negeri (tiket pesawat,
tagihan hotel, tagihan karyawan dalam account Recon Ledger Entry,
membuktikan bahwa pengenaan Pajak Pertambahan Nilai 10% atas account
ledger Recon Ledger Entry tidak dapat diterima karena tidak ada bukti
terdapat penyerahan jasa di dalam daerah pabean sehubungan account Recon
Ledger Entry.
bahwa di dalam trip cost statement yang didukung bukti perjalanan dinas di
Selandia Baru disebutkan bahwa tujuan perjalanan dinas di luar negeri adalah
untuk proyek di Wellington, New Zeland, transaksi inilah yang dicatat di
Recon Ledger Entry, jadi asumsi adanya objek Pajak Pertambahan Nilai
Dalam Negeri oleh Terbanding tidak dapat dibuktikan Terbanding.
Menurut Majelis
: bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding karena yang
menentukan ada tidaknya objek Pajak Pertambahan Nilai adalah ada tidaknya
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean Indonesia dalam
lingkungan usaha Pemohon Banding, sementara Terbanding serta merta
mengenakan dan melakukan koreksi Pajak Pertambahan Nilai tanpa alasan
yang jelas.
bahwa menurut Pemohon Banding penghasilan sebesar Rp. 2.617.643.061,00
yang dicatat dalam akun recon ledger entry merupakan penghasilan dari
pemberian informasi dan jasa kepada afiliasi yang dilakukan di luar daerah
pabean Indonesia sehingga bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai
dalam negeri.
bahwa menurut Terbanding, koreksi akun recon ledger entry berasal dari biaya
penggunaan jasa tenaga konsultan asing yang kemudian akan ditagihkan
kembali kepada pelanggan Pemohon Banding, jika posisi recon ledger entry
positif adalah biaya termasuk dalam objek Pajak Penghasilan Pasal 26 dan
Pajak Pertambahan Nilai Jasa Luar Negeri, sedangkan jika posisi akun ini
negative adalah merupakan penghasilan dan menjadi objek Pajak Pertambahan
Nilai karena telah terjadi penyerahan jasa kena pajak.
bahwa menurut Terbanding, data pendukung yang diberikan oleh Pemohon
Banding berupa travel itinerary/rincian biaya perjalanan dari beberapa
pegawai ke luar negeri, namun demikian data tersebut tidak memuat jumlah
penghasilan yang menjadi objek Pajak Pertambahan Nilai dan tidak dapat
diperlakukan sebagai data pendukung akun ledger Nomor: 690990 (recon
ledger entry) sebesar Rp 2.617.643.061,00.
bahwa dari hasil pemeriksaan, bukti-bukti, data-data dan keterangan dalam
persidangan diketahui:
bahwa berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti berupa General Ledger,
employee time sheet, travel itinerary, tiket pesawat, tagihan hotel dan tagihan
karyawan terbukti bahwa koreksi Terbanding sebesar Rp. 2.617.643.061,00
pada akun recon ledger entry merupakan tagihan yang dilakukan Pemohon
Banding atas karyawan Pemohon Banding yang bekerja di luar daerah Pabean
Indonesia.
bahwa karyawan Pemohon Banding terbukti bekerja di luar daerah Pabean
Indonesia yang berkerja di proyek Wellington, Selandia Baru walaupun
Terbanding mengakui bahwa jasa yang diserahkan Pemohon Banding a quo
dilakukan di luar daerah Pabean Indonesia namun Terbanding masih
membutuhkan bukti berupa kontrak/perjanjian dengan pihak luar negeri.
bahwa sesuai dengan Pasal 4 huruf c Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
Nomor 42 Tahun 2009 dan penjelasannya disebutkan bahwa Pajak
Pertambahan Nilai dikenakan antara lain atas penyerahan Jasa Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean Indonesia yang dilakukan oleh Pengusaha dan
penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.
bahwa sesuai dengan Pasal 4A ayat (3) huruf j Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
perolehannya tidak ada Pajak Pertambahan Nilai Masukan yang dibayar yang
dapat dikreditkan.
bahwa dalam kasus Pemohon Banding, souvenir tersebut bukan barang
dagangan dan pada saat perolehannya TIDAK ADA faktur pajak masukan
yang dapat dikreditkan sehingga semestinya tidak ada Pajak Pertambahan
Nilai yang terutang sesuai Pasal 16D Undang-undang Pajak Pertambahan
Nilai.
bahwa pemberian untuk pembuatan Banner dan Spanduk untuk promosi
bukanlah merupakan pemberian barang kena pajak cuma-cuma
karena
banner dan spanduk merupakan sarana promosi Pemohon Banding, spanduk
dan banner ini tidak diberikan ke pihak lain melainkan sekedar untu dipajang
atau dipasang di tempat dilaksanakannya promosi tersebut.
bahwa tidak ada pihak yang menerima manfaat atau jasa dari dipasangnya
spanduk dan banner tersebut.
Menurut Majelis
Uraian
PB
Tb
Majelis
61.913.751.968,00
81.712.653.814,00
79.095.010.753,00
Koreksi
Dikabulkan
Majelis
2.617.643.061,00
1.950.938.010,00
2.695.391.226,00
(744.453.216,00)
744.453.216,00
0,00
3.930.828.194,00
2.695.391.226,00
1.235.436.968,00
744.453.216,00
1.979.890.184,00
3.669.063.888,00
2.695.391.226,00
973.672.662,00
744.453.216,00
1.718.125.878,00
261.764.306,00
0,00
261.764.306,00
0,00
261.764.306,00
0,00
0,00
0,00
370.631.090,00
744.453.216,00
3.094.974.490,00
292.101.798,00
744.453.216,00
2.754.680.892,00
78.529.292,00
0,00
340.293.598,00
Memperhatikan
Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, hasil pemeriksaan dan
pembuktian di dalam persidangan serta kesimpulan Majelis.
Mengingat
Memutuskan
Jumlah (Rp)
79.095.010.753,00
3.669.063.888,00
2.695.391.226,00
973.672.662,00
744.453.216,00
1.718.125.878,00
292.101.798,00
744.453.216,00
2.754.680.892,00