LAPORAN KEUANGAN
<NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA>
UNTUK PERIODE YANG BERAKKHIR <TANGGAL NERACA>
TAHUN ANGGARAN 200x
KATA PENGANTAR
<Nama
Kementerian
Negara/Lembaga>
adalah
salah
satu
Kementerian
dengan
nomornya>
tentang
Pelaksanaan
Penyusunan
Laporan
Keuangan
halaman 2 dari 33
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pernyataan Tanggung Jawab
Pernyataan Reviu
Ringkasan Eksekutif
Laporan Keuangan
A. Laporan Realisasi Anggaran
B. Neraca
C. Catatan atas Laporan Keuangan
I.
Pendahuluan
II.
Kebijakan Akuntansi
III.
IV.
V.
VI.
Ringkasan laporan
Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
Penjelasan atas Pos-pos Neraca
Informasi Tambahan dan Pengungkapan Lainnya
Halaman
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Lampiran :
A. Laporan-laporan Pendukung
LRA Pendapatan dan Pengembalian Pendapatan
LRA Belanja dan Pengembalian Belanja
Neraca Percobaan
B. Laporan Barang Pengguna
Laporan Barang Pengguna Semesteran/Tahunan
Laporan Kondisi Barang
Rincian Saldo Awal
C. Lampiran Laporan Keuangan dan Neraca BLU
D. Lampiran-lampiran lainnya sebagai pendukung CaLK
Dst.
halaman 3 dari 33
Laporan keuangan <Nama Kementerian Negara/Lembaga> yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran <angka tahun
anggaran> sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan
secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
<Nama pejabat>
NIP ...
halaman 4 dari 33
halaman 5 dari 33
dalam
laporan
keuangan
adalah
penyajian
manajemen
<Nama
Kementerian
Negara/Lembaga>
Reviu terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat entitas pelaporan dan
prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Reviu mempunyai lingkup yang jauh lebih
sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan terkait dengan
tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
kami tidak memberi pendapat semacam itu.
Berdasarkan reviu kami, dengan pengecualian pada masalah yang kami jelaskan dalam
paragraf berikut, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan
yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Seperti yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan <sebutkan nomor
halaman dan alinea> dalam, entitas pelaporan menerapkan <jelaskan metode baru yang
diterapkan> sedangkan sebelumnya diterapkan <jelaskan metode sebelumnya>. Meskipun
<jelaskan metode baru yang diterapkan> sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, namun
entitas pelaporan tidak dapat memberikan dasar pertimbangan yang memadai bagi perubahan
tersebut.
<Nama Kota>, <tanggal-bulan-tahun>
<Jabatan penanda tangan pernyataan reviu>
Ketua Tim Reviu
halaman 6 dari 33
RINGKASAN EKSEKUTIF
ini
merupakan
perwujudan
pertanggungjawaban
atas
Laporan
Realisasi
anggaran
tahun
Anggaran
200x
menggambarkan
dengan
realisasinya,
perbandingan
mencakup
antara
unsur-unsur
Realisasi
bekanja
Neraca
Jumlah aset
Rp......
Jumlah aset per < tanggal laporan> adalah sebesar Rp <nilai aset pada
tanggal laporan> yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp <nilai aset lancar
pada tanggal laporan>; aset tetap sebesar Rp <nilai aset tetap pada tanggal
halaman 7 dari 33
laporan>; dan aset lainnya sebesar Rp <nilai aset lainnya pada tanggal
laporan>.
Jumlah kewajiban per <tanggal laporan> adalah sebesar Rp <nilai kewajiban
Jumlah
kewajiban
Rp......
pada tanggal laporan> yang terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp
<nilai kewajiban jangka pendek pada tanggal laporan>; dan kewajiban
jangka panjang sebesar Rp <nilai kewajiban jangka panjang pada tanggal
laporan>.
Jumlah ekuitas dana per < tanggal laporan> adalah sebesar Rp <nilai
Jumlah
ekuitas dana
Rp.....
ekuitas dana pada tanggal laporan> yang terdiri dari ekuitas dana lancar
sebesar Rp <nilai ekuitas dana lancar pada tanggal laporan>; ekuitas dana
investasi sebesar Rp <nilai ekuitas dana investasi pada tanggal laporan.
3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas
Laporan
Keuangan
diperlukan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran, pendapatan dan belanja
Penyajian
LRA
diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan
oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN).
Dalam penyajian neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui
Penyajian
neraca
berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan
timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dikeluarkan oleh dan dari KUN.
halaman 8 dari 33
halaman 9 dari 33
LAPORAN NERACA
halaman 10 dari 33
halaman 11 dari 33
Laporan keuangan semester/tahun 200X (pilih salah satu sesuai cakupan laporan
keuangan yang disajikan) ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud
transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata kelola yang baik
(good governance). Sedangkan tujuan Catatan atas Laporan Keuangan adalah
menyajikan informasi penjelasan pos-pos Laporan Keuangan dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
I.
Dasar Hukum
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.06/2005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 13/PMK.06/2005
tentang Bagan Perkiraan Standar;
Prosedur
Penyusunan
Laporan
halaman 12 dari 33
Keuangan
satuan kerja pusat dan daerah ......... satuan kerja <jumlah satker>,
penyusunan
data
neraca
untuk
aset
tetap,
<telah
halaman 13 dari 33
Kode
Eselon I
Uraian Eselon I
II.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Pendapatan
A. PENDAPATAN
Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN) yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN.
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Belanja
B. BELANJA
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi
pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban
atas
pengeluaran
tersebut
disahkan
oleh
Kantor
Pelayanan
halaman 14 dari 33
Aset
C. ASET
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini
tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut
dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada
saat hak kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset
Lainnya.
Pengukuran/penilaian Aset:
1.
Persediaan;
Persediaan disajikan sebesar:
persediaan
meliputi
harga
pembelian,
biaya
langsung
dapat
dibebankan
pada
perolehan
2.
Tanah;
Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup
harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan,
pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan
halaman 15 dari 33
sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika
bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga
taksiran pada saat perolehan.
3.
meliputi
nilai
kontrak,
biaya
perencanaan
dan
halaman 16 dari 33
menggambarkan
pengeluaran
nilai
kontrak,
biaya
perencanaan
dan
halaman 17 dari 33
Kewajiban
D. KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu. Kewajiban pada
satuan kerja dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga hanya berupa
kewajiban kepada KPPN berupa keterlambatan penyampaian sisa uang
persediaan dan kepada BUN/KPPN berupa pendapatan yang ditangguhkan.
Ekuitas dana
E. EKUITAS DANA
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara
aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas
Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi.
dicakup
oleh
laporan
keuangan),
<Nama
Kementerian
halaman 18 dari 33
Luncuran>.
<Uraikan informasi mengenai anggaran serta perubahannya baik
disebabkan oleh adanya DIPA Luncuran, APBNP (ABT), SKPA atau halhal lain yang berhubungan dengan anggaran>
Estimasi pendapatan yang dialokasikan pada <Nama Kementerian
Estimasi
Pendapatan
Realisasi
Belanja
Rp...................
Realisasi
pendapatan
dan hibah
Rp..............
Neraca
C. NERACA
Posisi keuangan <Nama Kementerian Negara/Lembaga> pada <tanggal
neraca> adalah sebagai berikut: Aset sebesar Rp <total nilai aset>;
Kewajiban sebesar Rp <total nilai kewajiban>; dan Ekuitas Dana sebesar
Rp <nilai ekuitas dana>.
Jumlah Aset sebesar Rp <total nilai aset> terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp
Aset
Rp.............
<total nilai aset lancar>; Aset Tetap sebesar Rp <total nilai aset tetap> serta
Aset Lainnya sebesar Rp<total nilai aset lainnya>.
Kewajiban
Rp..................
Ekuitas Dana
Rp..................
Jumlah Kewajiban sebesar Rp <total nilai kewajiban> terdiri dari < jenis-jenis
kewajiban dan nilai rupiahnya>.
Jumlah ekuitas dana sebesar Rp <total nilai ekuitas dana> terdiri dari
ekuitas dana lancar sebesar Rp<jumlah nilai ekuitas dana lancar> dan
ekuitas dana investasi sebesar Rp <jumlah nilai ekuitas dana investasi>.
halaman 19 dari 33
Realisasi
Pendapatan
IV.
Penerimaan
perpajakan
PNBP
Penerimaan
kontribusi
negara
bagi
bukan
pajak
pendapatan
(PNBP)
negara.
juga
Realisasi
memberikan
PNBP
pada
belanja
atas
berasal dari
belanja-yang-terjadi-pada-tahun-
dibukukan
sebagai
pendapatan lain-lain.
Pendapatan
Hibah
dari
anggarannya
yang
berjumlah
Rp
<total
pagu
pendapatan
sebesar
Rp<total
nilai
pengembalian
halaman 20 dari 33
merupakan pengembalian atas pendapatan-yang-diterima-pada-tahunanggaran berjalan. Karena kedua jenis pengembalian pendapatan ini
bersifat normal dan berulang (recurring), maka dibukukan sebagai
pengurang pendapatan pada periode terjadinya pengembalian.
Hambatan dan
Kendala
perpajakan
contoh
penyebab
tidak
tercapainya
target
penerimaan
perpajakan)
PNBP
pada
B. BELANJA
Realisasi
Belanja
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
prinsip-prinsip
Tabel.1
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Satuan Kerja
<Nama Kementerian Negara/Lembaga>
<Tahun Anggaran>
Uraian
1
Satuan Kerja Pusat
dan Daerah
Dekonsentrasi
Anggaran
Semula
2
Rp.
Anggaran
Setelah Revisi
3
Rp.
Realisasi
Belanja
4
Rp.
5=(4/3)x100%
.%
Rp.
Rp.
Rp.
.%
Persentase
halaman 21 dari 33
Tugas Pembantuan
Jumlah
Rincian
anggaran dan
realisasi
belanja per
jenis
belanja.......
Rp.
Rp.
Rp.
.%
Rp
Rp
Rp
.%
Tabel.2
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja
Kode
Jenis Bel.
Anggaran
Setelah Revisi
51
52
53
57
Dst
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Bantuan Sosial
Dst
Jumlah
Realisasi
Belanja
Persentase
5=(4/3)x100%
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
.%
.%
.%
.%
.%
.%
<Format seperti di atas disesuaikan dengan jenis belanja yang terdapat pada
kementerian negara/lembaga>
Rincian
anggaran dan
realisasi
belanja per
jenis belanja
DIPA Luncuran
Dari realisasi anggaran tersebut di atas, untuk realisasi DIPA Luncuran adalah
sebagai berikut :
Tabel.3
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja DIPA Luncuran
Kode
Jenis Bel.
Anggaran
Setelah Revisi
Realisasi
Belanja
Persentase
5=(4/3)x100%
XX
Rp.
Rp.
.%
Jumlah
Rp
Rp
.%
Tabel.4
Rincian Realisasi Belanja Modal
Rincian
realisasi
belanja modal
Kode
MAK.
1
531111
532111
533111
534111
534112
534113
Anggaran
Setelah Revisi
BM Tanah
BM Peralatan dan Mesin
BM Gedung dan Bangunan
BM Jalan dan Jembatan
BM Irigasi
BM Jaringan
Realisasi
Belanja
Persentase
5=(4/3)x100%
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
.%
.%
.%
.%
.%
.%
halaman 22 dari 33
535111
Pengembalian
belanja
Rp...............
BM Fisik Lainnya
Jumlah
Rp.
Rp
Rp.
Rp
.%
.%
Pengembalian belanja (penerimaan kembali belanja) atas belanja-yangterjadi-pada-tahun-anggaran-berjalan sebesar Rp<nilai pengembalian atas
belanja-yang-terjadi-pada-tahun-anggaran-berjalan>dibukukan sebagai kontra
pos belanja pada periode pelaporan. Sedangkan pengembalian belanja atas
belanja-yang-terjadi-pada-tahun-anggaran-yang-lalu
pengembalian
atas
sebesar
Rp<nilai
belanja-yang-terjadi-pada-tahun-anggaran-yang-lalu>
Hambatan dan
kendala
Tabel.5
Rincian Realisasi Pengembalian Belanja per Jenis Belanja
Kode Jenis
Bel.
1
51
52
53
57
Dst
Realisasi Pengembalian
Belanja
4
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
i. PENJELASAN
ATAS
POS-POS
NERACA
Kas di
bendahara
pengeluaran
Rp..................
Kas di
Bendahara
Negara/Lembaga>
per
Pengeluaran
<tanggal neraca>
pada
<Nama
sebesar
Kementerian
Rp<nilai
kas di
halaman 23 dari 33
Daftar kas
bendahara
pengeluaran
No.
Uraian Eselon I
Jumlah
Rp.
2
Rp.
Jumlah
Kas
di
Bendahara
Penerimaan
pada
penerimaan>
merupakan
<Nama
Kementerian
saldo
kas
pada
bendahara
penerimaan.
Kas di Bendahara Penerimaan adalah penerimaan Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang belum disetor ke Kas Negara pada tanggal
neraca. Terdiri dari :
Tabel. 7
Daftar Kas Bendahara Penerimaan
Daftar kas
bendahara
penerimaan
No.
Uraian Eselon I
Jumlah
1
1
3
Rp
2
3
Rp.
Jumlah
Tabel.8
Rincian Saldo Kas di Bendahara Penerimaan
No.
1
Kode MAP
Uraian
Jumlah Rupiah
4
Rp.
Jumlah
Rp.
halaman 24 dari 33
D. PIUTANG
Piutang adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang
atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal
neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari
12 bulan setelah tanggal neraca.
(data piutang di bawah ini merupakan hasil rekapitulasi dari eselon I).
Piutang Pajak
Rincian piutang
pajak
Tabel.9
Rincian Piutang Pajak menurut Wilayah
No.
Kode
Wilayah
Uraian Wilayah
Jumlah Rupiah
4
Rp.
Jumlah
Rp.
(Diisi untuk kanwil yang mempunyai Piutang Pajak beserta jumlahnya).
Piutang PNBP
PNBP
sebesar
Rp.<jumlah
rupiah>
merupakan
piutang
penerimaan negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap
pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan
belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima
dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.
halaman 25 dari 33
Rincian piutang
PNBP
Kode
Eselon I
Uraian Eselon I
Jumlah Rupiah
4
Rp.
Jumlah
Rp.
Tabel.11
Rincian Piutang PNBP
No.
1
Kode
Perkiraan
Piutang
2
Uraian Piutang
Jumlah Rupiah
4
Rp.
Jumlah
Rp.
(Kode perkiraan piutang dapat dilihat dari PMK No.13/PMK.06/2005 yang diisi berdasarkan
perkiraan pendapatan)
Bagian lancar
tagihan
penjualan
angsuran
Bagian lancar
tagihan TGR
Persediaan
E. PERSEDIAAN
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang
halaman 26 dari 33
F. ASET TETAP
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Nilai aset tetap per <tanggal neraca> sebesar Rp <nilai total aset tetap>
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel.12
Daftar Aset Tetap
Penambahan
aset tetap TA
200x Rp...........
Mutasi
Saldo
Awal
Tambah
Kurang
Saldo
Akhir
5
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Jumlah
Mutasi tambah aset tetap terdiri dari:
Pembelian
Rp.
Penyelesaian Pembangunan
Rp.
Rp.
Hibah (masuk)
Rp.
dst
Penghapusan
Rp.
Rp
Koreksi Pencatatan
Rp
halaman 27 dari 33
Hibah (keluar)
dst
Rp.
Pada periode semester/tahunan 200x (pilih salah satu sesuai cakupan laporan
keuangan yang disajikan), realisasi belanja untuk pengadaan aset tetap melalui
pembangunan yang belum selesai pengerjaannya pada <tanggal neraca> adalah
sebesar Rp........................ Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut terdiri dari :
Tanah
Rp.
Rp.
Rp.
Jalan
Rp.
Rp.
Rp.
(Pada sesi ini diungkapkan pula aset-aset pada satuan kerja yang masih
mengalami permasalahan sehingga belum bisa dimasukkan dalam Neraca. Contoh
aset seperti ini adalah tanah-tanah yang dikuasai Kementerian Negara/Lembaga
tetapi dalam status sengketa, aset-aset yang secara faktual diperoleh dari hibah
namun belum dapat dibukukan karena belum ada berita acara serah terimanya,
penambahan nilai gedung tempat kerja bukan milik sendiri yang nilainya memenuhi
syarat kapitalisasi dsb.)
Aset
Bersejarah
halaman 28 dari 33
Daftar Aset
Bersejarah
Tabel.13
DAFTAR ASET BERSEJARAH
Saldo Awal
Periode (dalam
satuan
kuantitas)
Nama Aset
Aset Lainnya
Rp.
Mutasi
Bertambah
(dalam satuan
kuantitas)
Mutasi
Berkurang
(dalam satuan
kuantitas)
Saldo Akhir
Periode (dalam
satuan
kuantitas)
H. ASET LAINNYA
(Diungkapkan jika Kementerian Negara/Lembaga memiliki aset dengan
jenis ini)
Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset
lancar, investasi permanen dan aset tetap pada tanggal neraca. Aset
Lainnya terdiri atas:
- Tagihan Penjualan Angsuran
TPA Rp............
neraca>
- Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
TGR Rp...........
Kemitraan
dengan pihak
ketiga
Rp..............
- Kemitraan dengan Pihak Ketiga Rp. <nilai kemitraan dgn pihak ketiga>
Kemitraan dengan Pihak Ketiga berupa <uraian bentuk kemitraan
tersebut>
I.
belum
di
Bendahara
Penerimaan.
Nilai
rupiah
pada
akun
ini
halaman 29 dari 33
- Cadangan Persediaan
- Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp<jumlah nilai rupiah total akun Aset
Lainnya>
(Diinvestasikan dalam Aset Tetap merupakan akun penyeimbang dari akun
Aset Tetap, sedangkan Diinvestasikan dalam Aset Lainnya adalah akun
penyeimbang dari akun Aset Tetap Lainnya)
Informasi
Tambahan
V.
halaman 30 dari 33
Pengungkapan
Lainnya
B. PENGUNGKAPAN LAINNYA
(Sesi ini digunakan untuk mengungkapkan hal-hal lain yang terkait
dengan laporan keuangan tetapi belum terungkapkan pada sesi-sesi
sebelumnya, contoh yaitu :)
4. Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadiankejadian penting selama periode pelaporan, seperti:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh
manajemen baru;
c. Piutang yang tidak dapat tertagih,
d. Peristiwa yang sedang terjadi yang akan dapat berpengaruhi
terhadap Neraca pada masa yang akan datang yang tidak dapat
disajikan pada Neraca, contohnya adanya proses pengadilan yang
akan dapat mempengaruhi nilai neraca;
e. Penggabungan/pemecahan entitas tahun berjalan.
f.
halaman 31 dari 33
LAMPIRAN I
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN HIBAH
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN
DAN HIBAH
LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENGEMBALIAN BELANJA
NERACA PERCOBAAN
LAPORAN BMN DAN LAPORAN KONDISI BARANG
LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
halaman 32 dari 33
LAMPIRAN II
halaman 33 dari 33