Anda di halaman 1dari 4

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.43501/PP/M.

XIII/15/2013

Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi
Penghasilan Neto (Rugi) sebesar Rp. 27.749.343.537,00 yang terdiri dari :

1. Koreksi positif Peredaran Usaha sebesar Rp 1.840.763.000,00


2. Koreksi positif Penghasilan (Biaya) di Luar Usaha sebesar
Rp.25.908.580.537,00;

Koreksi positif Peredaran Usaha sebesar Rp 1.840.763.000,00

Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi dasar koreksi Peredaran Usaha adalah hasil equalisasi dengan
obyek PPN masa pajak Januari sampai dengan Desember 2008. dan atas obyek
PPN masa pajak Januari sampai dengan Desember 2008 telah diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak;

bahwa berdasarkan informasi dan data dari Pemohon Banding, telah terbit putusan
Pengadilan Pajak atas banding PPN masa pajak Juni 2008 dan Juli 2008 yang
mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, sehingga jumlah
Peredaran Usaha setelah disesuaikan dengan putusan Pengadilan pajak menjadi Rp
1.020.640.711.634,00;

bahwa atas putusan Pengadilan Pajak tersebut Terbanding masih melakukan Upaya
Luar Biasa ke Mahkamah Agung sehingga belum inkracht, karena pada saat
pemerikasaan Pemohon Banding tidak menyerahkan dokumen sehingga dikoreksi
oleh Terbanding;

bahwa dengan demikian yang masih menjadi sengketa banding menurut Pemohon
Banding yang diperkuat oleh Majelis adalah koreksi Penghasilan (Biaya) di Luar
Usaha;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Peredaran Usaha karena
Terbanding melakukan koreksi berdasarkan equalisasi dengan obyek PPN hasil
pemeriksaan masa pajak April sampai dengan November 2008, sementara banding
atas masa pajak Juni dan Juli 2008 belum ada Putusan Pengadilan Pajak;

bahwa Perdaran Usaha Pemohon Banding untuk Tahun Pajak 2008 adalah sebesar
Rp 1.020.640.711.634,00 bukan sebesar Rp 1.022.481.474.634,00 sebagaimana
dinyatakan Terbanding;

bahwa koreksi ini terkait dengan Putusan Banding Nomor


Put.33799?PP/M.XIII/16/2011 untuk masa pajak Juni 2008 dan
Put.33800/PP/M.XIII/16/2011 untuk masa pajak Juli 2008 yang mengabulkan
seluruhnya pengajuan banding Pemohon Banding, sehingga otomatis Peredaran
Usaha menjadi sebesar Rp 1.020.640.711.634,00 cfm Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyerahkan Surat Nomor


01/KLI/ACC/V/2012 tanggal 08 Mei 2012, Perihal Tanggapan atas SUB, yang isinya
menyatakan bahwa koreksi Terbanding terkait dengan sengketa PPN yang sudah
dibatalkan dengan Putusan Banding Nomor Put.33799/PP/M.XIII/16/2011 (masa Juni
2008) dan Put.33800/PP/M.XIII/16/2011 (masa Juli 2008) yang mana mengabulkan
seluruhnya pengajuan banding yang Pemohon Banding ajukan, sehingga otomatis
Peredaran Usaha menjadi sebesar Rp 1.020.640.711.634 (cfm Pemohon Banding);

Menurut Majelis : bahwa koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha sebesar Rp 1.840.763.000,00
adalah berdasarkan equalisasi dengan objek PPN hasil pemeriksaan masa April
sampai dengan November 2008;

bahwa Pemohon Banding mengajukan permohonan banding untuk masa Juni dan
Juli 2008, dan telah diputus oleh Pengadilan Pajak berupa "Mengabulkan Seluruh
Permohonan Banding yang diajukan oleh Pemohon Banding" masing-masing
dengan Putusan Nomor Put.33799/PP/M.XIII/16/2011 untuk Masa Pajak Juni 2008
dan Putusan Nomor Put.33800/PP/M.XIII/16/2011 untuk Masa Pajak Juli 2008;

bahwa berdasarkan hal tersebut, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas


Peredaran Usaha sebesar Rp 1.840.763.000,00 yang didasarkan pada equalisasi
dengan objek PPN hasil pemeriksaan masa April sampai dengan November 2008
tidak dapat dipertahankan;
Koreksi positif Penghasilan (Biaya) di Luar Usaha sebesar Rp 25.908.580.537,00

Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi dasar koreksi ini adalah karena Pemohon Banding mempunyai
piutang kepada perusahaan afiliasi tetapi pada laporan keuangan Pemohon Banding
tidak terdapat pendapatan bunga atas piutang tersebut, sehingga Terbanding
menghitung bunga atas piutang tersebut;

bahwa dasar koreksi Terbanding adalah semata-mata berdasarkan SE-


165/PJ.312/1992 , dimana logikanya jika dalam suatu transaksi bisnis Pemohon
Banding memperoleh pendanaan dari debitur pasti secara komersial ada
pembebanan bunga, namun ada kalanya pendanaan diperoleh dari pihak afiliasi
sehingga dimungkinkan terdapat keringanan beban yang seharusnya ditanggung
oleh pihak yang memperoleh pinjaman;

bahwa koreksi yang terjadi dalam pemerikasaan terhadap Pemohon Banding adalah
koreksi atas account yang didalamnya terdapat piutang afiliasi, dimana sesuai SE-
165/PJ.312/1992 syarat kumulatif sebagai suatu piutang tanpa bunga tidak
terpenuhi;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi tersebut karena dasar koreksi
yang digunakan Terbanding adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
165/PJ.312/1992 tentang Pinjaman Tanpa Bunga dari Pemegang Saham, karena
pada kenyataannya Pemohon Banding tidak mengenakan bunga pinjaman kepada
perusahaan afiliasi, sehingga pada catatan pembukuan Pemohon Banding tidak ada
pendapatan bunga begitu juga pada catatan pembukuan perusahaan afiliasi tidak
ada beban bunga atas transaksi piutang tersebut;

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding, berdasarkan hasil penelitian dokumen dan pembukuan
Pemohon Banding, terdapat transaksi yang dilakukan antara Pemohon Banding
dengan perusahaan afiliasi yaitu dengan PT Sarpatim, PT Telaga Bakti Persada, PT
Intimpura Timber dan PT Bina Balantak Utama) berupa piutang/pinjaman kepada
perusahaan afliasi, namun pada Laporan Keuangan Pemohon Banding tidak
terdapat pendapatan bunga atas piutang tersebut, oleh karena itu kemudian
Terbanding melakukan koreksi berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
165/PJ.312/1992 tanggal 15 Juli 1992 tentang Pinjaman Tanpa Bunga dari
Pemegang Saham, dan menghitung bunganya berdasarkan Pasal 18 ayat (3) KUP;

bahwa menurut Terbanding, dalam Buku Besar perkiraan R/K dengan perusahaan
afiliasi terdapat transaksi pembebanan bunga untuk perusahaan afiliasi atas nama
PT Sarpatim dan PT Limbang Ganeca karena kedua perusahaan tersebut
mempunyai hutang pada bank yang sama dengan Pemohon Banding yaitu Bank
Mandiri;

bahwa oleh karena PT Sarpatim adalah group dan PT Limbang Ganeca merupakan
anak perusahaan Pemohon Banding, maka pembayaran bunganya didebet dari
rekening Pemohon Banding oleh Bank Mandiri atau dibayar sendiri oleh Pemohon
Banding bersama dengan pembayaran bunga pinjaman Pemohon Banding, oleh
karena itu kemudian Pemohon Banding membebankan bunga hutang bank kepada
PT Sarpatim dan PT Limbang Ganeca sebesar bagian bunga yang menjadi
kewajiban PT Sarpatim dan PT Limbang Ganeca dan pembebanan biaya bunga
tersebut dicatat menjadi satu dengan piutang dagang dalam buku besar rekening
perkiraan hub R/K dengan perusahaan afiliasi PT Sarpatim dan PT Limbang
Ganeca;

bahwa menurut Pemohon Banding, beban bunga tersebut sebenarnya merupakan


pinjaman dari PT Sarpatim yang dibayar oleh Pemohon Banding yang terlepas dari
pinjaman ke Bank Mandiri, dengan demikian dalam transaksi ini tidak terdapat bunga
ke afiliasi;

bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding telah menunjukkan dokumen


pendukung atas pembelian dari tiga perusahaan yaitu PT Telaga Bakti Persada, PT
Sarpatim, dan PT Limbang Ganeca, sedangkan untuk 4 (empat) transaksi afiliasi
lainnya, Pemohon Banding telah memberikan Audit Report yang menyatakan bahwa
untuk tahun 2008 tidak terdapat transaksi;

bahwa menurut Pemohon Banding, dana yang tercatat dalam "piutang afiliasi" itu
sebenarnya hanyalah teknis pembukuan saja, untuk membedakan dengan "piutang
dagang" umumnya, karena kebetulan berhubungan dengan transaksi dengan
perusahaan afiliasi;
bahwa atas pertanyaan Majelis kepada Terbanding dalam persidangan mengenai
apakah Terbanding sudah melakukan pengujian atas transaksi Pemohon Banding,
Terbanding menyatakan bahwa saat ditemukan sebagai piutang afiliasi Terbanding
tetap menganggap sebagai piutang bukan pembelian, jadi tidak perlu menguji
sebagai pembelian kepada pihak lain, oleh karena itu kemudian Terbanding
menghitung nilai kewajaran bunga dengan nilai rata-rata bunga;

bahwa Majelis berpendapat, dari jawaban Terbanding tersebut dapat dimaknai


koreksi Terbanding sebenarnya hanya didasarkan pada anggapan atau asumsi-
asumsi yang tidak di dasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan pengujian yang
mendalam atas transaksi "piutang afiliasi" yang dilakukan oleh Pemohon Banding,
sehingga tidak dapat diketahui substansi yang sebenarnya atas transaksi tersebut;

bahwa dengan demikian Majelis berpendapat, koreksi Terbanding tersebut


bertentangan dengan Pasal 12 ayat (3) dan Memori Penjelasan Pasal 29 ayat (2)
Undang-undang KUP yang menyatakan :

Pasa112 ayat (3) :

"Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang
terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
benar, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang
semestinya."

Memori Penjelasan Pasal 29 ayat 2 UU KUP :

"Pendapat dan kesimpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang
kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan."

bahwa selanjutnya menurut Terbanding, berdasarkan hasil penelitian dokumen dan


pembukuan Pemohon Banding diketahui bahwa pinjaman tanpa bunga Pemohon
Banding kepada perusahaan afiliasi tidak dapat dianggap wajar, karena tidak
memenuhi secara kumulatif keempat unsur sebagaimana telah ditegaskan dalam
Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-165/PJ.312/1992 tanggal 15 Juli 1992
tentang Pinjaman Tanpa Bunga dari Pemegang Saham;

bahwa Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-165/PJ.312/1992 menyebutkan :


Pinjaman perusahaan tanpa bunga dari pemegang sahamnya dapat dianggap wajar
dan tidak perlu dilakukan koreksi apabila :

1. Pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham pemberi pinjaman
itu sendiri dan bukan berasal dari pihak lain;
2. Modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman
kepada perusahaan penerima pinjaman telah disetor seluruhnya;
3. Pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi;
4. Perusahaan penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan keuangan untuk
kelangsungan usahanya;

bahwa Majelis berpendapat, berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Pemohon


Banding Tahun 2008 yang diaudit oleh Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst &
Young) ternyata tidak terdapat transaksi peminjaman uang, Pemohon Banding juga
tidak pernah mencatat adanya pendapatan bunga ataupun biaya bunga sebagai
pengurang penghasilan bruto;

bahwa dalam persidangan terbukti tidak terdapat perjanjian pemberian pinjaman


tanpa bunga kepada afiliasi, oleh karena itu transaksi yang dilakukan oleh Pemohon
Banding tidak dapat dikaitkan dengan Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
165/PJ.312/1992 tanggal 15 Juli 1992;

bahwa menurut Terbanding transaksi yang dilakukan antara Pemohon Banding


dengan perusahaan afiliasi bukan merupakan piutang dagang, dengan demikian
atas pinjaman Pemohon Banding kepada afiliasi dilakukan koreksi menjadi terutang
bunga dengan tingkat bunga wajar.

bahwa Majelis berpendapat Terbanding tidak dapat membuktikan adanya


pembayaran bunga dari perusahaan afiliasi kepada Pemohon Banding atas pinjaman
tersebut.

bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan dan dokumen-dokumen yang telah


diserahkan oleh Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berpendapat Pos
Piutang Afiliasi yang oleh Terbanding dinyatakan sebagai pinjaman tanpa bunga dari
Pemohon Banding kepada perusahaan afiliasi, sebenarnya adalah transaksi
perdagangan biasa berupa pembayaran atas pembelian kayu kepada perusahaan
afiliasi yang dananya dikirim terlebih dahulu oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis berpendapat tidak terdapat


penghasilan bunga yang diterima oleh Pemohon Banding dari pihak afiliasi;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan koreksi positif


Penghasilan (Biaya) di Luar Usaha sebesar Rp 25.908.580.537,00 tidak dapat
dipertahankan;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi
administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada
penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk
mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, sehingga
Penghasilan Neto Pemohon Banding dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

Penghasilan Neto (Rugi) menurut Terbanding ................................................... (Rp 78.392.337.938,00)


Koreksi Terbanding yang tidak dapat dipertahankan :
1. Peredaran Usaha ..................................................... Rp 1.840.763.000,00
2. Penghasilan (Biaya) di Luar Usaha ........................ Rp 25.908.580.537,00
Jumlah koreksi Terbanding yang tidak dapat dipertahankan ............................ Rp 27.749.343.537,00
Penghasilan Neto (Rugi) menurut Majelis ......................................................... (Rp 106.141.681.475,00)
Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan
perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang
berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan Seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding


terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-1488/WPJ.10/2011 tanggal
25 Agustus 2011, tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak
Penghasilan Tahun Pajak 2008 Nomor 00002/406/08/513/10 tanggal 01 Juni 2010
sebagaimana telah dibetulkan dengan Keputusan Terbanding Nomor KEP-
2424/WPJ.10/2011 tanggal 28 Desember 2011, atas nama : XXX, NPWP YYY,
dengan perhitungan menjadi sebagai berikut :

Penghasilan Neto (Rugi) .................................................................... (Rp 106.141.681.475,00)


Penghasilan Kena Pajak ..................................................................... (Rp 106.141.681.475,00)
Pajak Penghasilan yang terutang ....................................................... Rp 0,00
Kredit Pajak ....................................................................................... Rp 1.581.645.422,00
Jumlah yang lebih dibayar ................................................................. Rp 1.581.645.422,00

Anda mungkin juga menyukai