XIII/15/2013
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi
Penghasilan Neto (Rugi) sebesar Rp. 27.749.343.537,00 yang terdiri dari :
Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi dasar koreksi Peredaran Usaha adalah hasil equalisasi dengan
obyek PPN masa pajak Januari sampai dengan Desember 2008. dan atas obyek
PPN masa pajak Januari sampai dengan Desember 2008 telah diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak;
bahwa berdasarkan informasi dan data dari Pemohon Banding, telah terbit putusan
Pengadilan Pajak atas banding PPN masa pajak Juni 2008 dan Juli 2008 yang
mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, sehingga jumlah
Peredaran Usaha setelah disesuaikan dengan putusan Pengadilan pajak menjadi Rp
1.020.640.711.634,00;
bahwa atas putusan Pengadilan Pajak tersebut Terbanding masih melakukan Upaya
Luar Biasa ke Mahkamah Agung sehingga belum inkracht, karena pada saat
pemerikasaan Pemohon Banding tidak menyerahkan dokumen sehingga dikoreksi
oleh Terbanding;
bahwa dengan demikian yang masih menjadi sengketa banding menurut Pemohon
Banding yang diperkuat oleh Majelis adalah koreksi Penghasilan (Biaya) di Luar
Usaha;
Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Peredaran Usaha karena
Terbanding melakukan koreksi berdasarkan equalisasi dengan obyek PPN hasil
pemeriksaan masa pajak April sampai dengan November 2008, sementara banding
atas masa pajak Juni dan Juli 2008 belum ada Putusan Pengadilan Pajak;
bahwa Perdaran Usaha Pemohon Banding untuk Tahun Pajak 2008 adalah sebesar
Rp 1.020.640.711.634,00 bukan sebesar Rp 1.022.481.474.634,00 sebagaimana
dinyatakan Terbanding;
Menurut Majelis : bahwa koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha sebesar Rp 1.840.763.000,00
adalah berdasarkan equalisasi dengan objek PPN hasil pemeriksaan masa April
sampai dengan November 2008;
bahwa Pemohon Banding mengajukan permohonan banding untuk masa Juni dan
Juli 2008, dan telah diputus oleh Pengadilan Pajak berupa "Mengabulkan Seluruh
Permohonan Banding yang diajukan oleh Pemohon Banding" masing-masing
dengan Putusan Nomor Put.33799/PP/M.XIII/16/2011 untuk Masa Pajak Juni 2008
dan Putusan Nomor Put.33800/PP/M.XIII/16/2011 untuk Masa Pajak Juli 2008;
Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi dasar koreksi ini adalah karena Pemohon Banding mempunyai
piutang kepada perusahaan afiliasi tetapi pada laporan keuangan Pemohon Banding
tidak terdapat pendapatan bunga atas piutang tersebut, sehingga Terbanding
menghitung bunga atas piutang tersebut;
bahwa koreksi yang terjadi dalam pemerikasaan terhadap Pemohon Banding adalah
koreksi atas account yang didalamnya terdapat piutang afiliasi, dimana sesuai SE-
165/PJ.312/1992 syarat kumulatif sebagai suatu piutang tanpa bunga tidak
terpenuhi;
Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi tersebut karena dasar koreksi
yang digunakan Terbanding adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
165/PJ.312/1992 tentang Pinjaman Tanpa Bunga dari Pemegang Saham, karena
pada kenyataannya Pemohon Banding tidak mengenakan bunga pinjaman kepada
perusahaan afiliasi, sehingga pada catatan pembukuan Pemohon Banding tidak ada
pendapatan bunga begitu juga pada catatan pembukuan perusahaan afiliasi tidak
ada beban bunga atas transaksi piutang tersebut;
Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding, berdasarkan hasil penelitian dokumen dan pembukuan
Pemohon Banding, terdapat transaksi yang dilakukan antara Pemohon Banding
dengan perusahaan afiliasi yaitu dengan PT Sarpatim, PT Telaga Bakti Persada, PT
Intimpura Timber dan PT Bina Balantak Utama) berupa piutang/pinjaman kepada
perusahaan afliasi, namun pada Laporan Keuangan Pemohon Banding tidak
terdapat pendapatan bunga atas piutang tersebut, oleh karena itu kemudian
Terbanding melakukan koreksi berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-
165/PJ.312/1992 tanggal 15 Juli 1992 tentang Pinjaman Tanpa Bunga dari
Pemegang Saham, dan menghitung bunganya berdasarkan Pasal 18 ayat (3) KUP;
bahwa menurut Terbanding, dalam Buku Besar perkiraan R/K dengan perusahaan
afiliasi terdapat transaksi pembebanan bunga untuk perusahaan afiliasi atas nama
PT Sarpatim dan PT Limbang Ganeca karena kedua perusahaan tersebut
mempunyai hutang pada bank yang sama dengan Pemohon Banding yaitu Bank
Mandiri;
bahwa oleh karena PT Sarpatim adalah group dan PT Limbang Ganeca merupakan
anak perusahaan Pemohon Banding, maka pembayaran bunganya didebet dari
rekening Pemohon Banding oleh Bank Mandiri atau dibayar sendiri oleh Pemohon
Banding bersama dengan pembayaran bunga pinjaman Pemohon Banding, oleh
karena itu kemudian Pemohon Banding membebankan bunga hutang bank kepada
PT Sarpatim dan PT Limbang Ganeca sebesar bagian bunga yang menjadi
kewajiban PT Sarpatim dan PT Limbang Ganeca dan pembebanan biaya bunga
tersebut dicatat menjadi satu dengan piutang dagang dalam buku besar rekening
perkiraan hub R/K dengan perusahaan afiliasi PT Sarpatim dan PT Limbang
Ganeca;
bahwa menurut Pemohon Banding, dana yang tercatat dalam "piutang afiliasi" itu
sebenarnya hanyalah teknis pembukuan saja, untuk membedakan dengan "piutang
dagang" umumnya, karena kebetulan berhubungan dengan transaksi dengan
perusahaan afiliasi;
bahwa atas pertanyaan Majelis kepada Terbanding dalam persidangan mengenai
apakah Terbanding sudah melakukan pengujian atas transaksi Pemohon Banding,
Terbanding menyatakan bahwa saat ditemukan sebagai piutang afiliasi Terbanding
tetap menganggap sebagai piutang bukan pembelian, jadi tidak perlu menguji
sebagai pembelian kepada pihak lain, oleh karena itu kemudian Terbanding
menghitung nilai kewajaran bunga dengan nilai rata-rata bunga;
"Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang
terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
benar, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang
semestinya."
"Pendapat dan kesimpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang
kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan."
1. Pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham pemberi pinjaman
itu sendiri dan bukan berasal dari pihak lain;
2. Modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman
kepada perusahaan penerima pinjaman telah disetor seluruhnya;
3. Pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi;
4. Perusahaan penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan keuangan untuk
kelangsungan usahanya;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi
administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada
penyelesaian sengketa lainnya;
Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk
mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, sehingga
Penghasilan Neto Pemohon Banding dihitung kembali menjadi sebagai berikut :