Anda di halaman 1dari 13

Nomor Putusan : PUT-087019.16/2010/PP/M.

XIIIA Tahun 2018

K
Jenis Pajak : PPN

JA
Tahun Pajak : 2010

PA
Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah
Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri
sebesar Rp858.480.346,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon
Banding;

N
Menurut Terbanding :

LA
bahwa Terbanding telah menjelaskan alasan koreksi sebagaimana Surat Uraian
Banding a quo yang pada pokoknya adalah sebagai berikut;

DI
Koreksi Positif DPP PPN - Penyerahan yang PPN-nya harus Dipungut Sendiri
sebesar Rp858.480.346,00

2) Tanggapan Terbanding
GA
1. bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor LAP-
28/WPJ.11/KP.0705/2013 tanggal 17 September 2013 diketahui bahwa
EN

terdapat Koreksi positif Penyarahan PPN yang dipungut sendiri sebesar


Rp858.480.346,00 dikarenakan berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui
bahwa terdapat penyerahan yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding;
TP

2. bahwa koreksi positif DPP PPN/penyerahan tersebut berasal dari


pemeriksaan terhadap data setoran tunai kas besar, mutasi kredit rekening
bank Permata dan penghasilan lain-lain sehingga diperoleh koreksi sebagai
berikut:
IA

 Koreksi atas analisis setoran tunai kas besar Rp 50.200.000,00


 Koreksi atas mutasi kredit rekening permata 2901174027
AR

Rp612.442.549,00
 Koreksi atas penghasilan lain-lain Rp195.837.797,00
Jumlah Rp858.480.3
46,00
ET

3. bahwa Pemohon Banding dalam surat keberatannya menyebutkan bahwa


penjualan untuk masa Maret 2010 adalah sebesar Rp5.073.396.387,00
dimana menurut Pemohon Banding, Terbanding belum melakukan
KR

penghitungan bahwa dalam temuan atas penerimaan piutang dagang via


Bank adalah penerimaan piutang dagang termasuk PPN yang merupakan
faktor pengurang dalam nilai jual dan masih terdapat penerimaan piutang
yang bukan temuan beban PPN 2010 (cfm. Metode Akrual PPN) dan menurut
SE

pendapat Pemohon Banding koreksi positif setelah pembahasan akhir hasil


pemeriksaan tersebut adalah sebesar Rp662.642.549,00;
4. bahwa terdapat selisih koreksi penyerahan PPN yang dipungut sendiri

K
menurut Pemohon Banding dan Terbanding sebagai berikut :
- koreksi penyerahan PPN yang dipungut sendiri menurut Terbanding

JA
Rp858.480.346,00
- koreksi penyerahan PPN yang dipungut sendiri menurut Pemohon Banding

PA
Rp662.642.549,00
Selisih Rp195.837.797,00

N
5. bahwa Terbanding melakukan penelitian ulang terhadap Kertas Kerja
Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan dan data-data yang diserahkan

LA
oleh Pemohon Banding dengan kesimpulan sebagai berikut:
a. Koreksi positif penyerahan yang berasal dari penghasilan lain-lain, dapat
diuraikan sebagai berikut :

DI
- menurut Terbanding Rp195.837.797,00
- menurut Pemohon Banding Rp 0,00
- selisih
GA Rp195.837.797,00
b. Terbanding tidak melakukan koreksi terhadap penghasilan lain-lain bulan
Maret, dimana sesuai dengan data wajib Pajak yang menurut pemeriksa
EN

adalah merupakan pembayaran dari pelanggan yang belum dibukukan


sebagai penjualan den belum di masukkan dalam penyerahaan PPN;
Pemohon Banding tidak memberikan penjelasan/data yang berkaitan
TP

dengan pendapatan lain-lain hasil koreksi pemeriksa sebesar


Rp195,837.797,00 (KKP-Pendapatan Lain-lain);

6. bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Terbanding berpendapat sebagai


IA

berikut:
a. Pemohon Banding menyampaikan keberatan terhadap koreksi positif PPN
AR

yang dipungut sendiri dengan selisih nilai koreksi dengan pemeriksa


sebesar Rp858.480.346,00 akan tetapi dalam permohonan keberatannya
Pemohon Banding hanya menyampaikan sanggahannya sebesar
Rp256.078.029,00 dengan perincian sebagai berikut:
ET

 sanggahan terhadap Koreksi atas analisis setoran tunai Rp 0,00


kas besar
KR

 sanggahan terhadap Koreksi atas mutasi kredit rekening permata


2901174027, Pemohon Banding menganggap include PPN
Rp 60.240.232,00
SE

 sanggahan terhadap Koreksi atas penghasilan lain-lain Rp 195.837.797,00


Total Rp 256.078.029,00
b. Terbanding telah meneliti data-data yang disampaikan oleh Pemohon

K
Banding dan telah diuraikan dalam proses penelitian diatas;
c. Pemohon Banding tidak dapat menjelaskan sanggahan terhadap

JA
penghasilan lain-lain di bulan Maret 2010 sebesar Rp195.837.797,00
sehingga Terbanding mempertahankan koreksi pemeriksa tersebut;

PA
d. berdasarkan Berita Acara Pembahasan sengketa dengan Pemeriksa KPP
Pratama Surabaya Wonocolo Nomor BA-154.I/WPJ.11/2014 tanggal 19
September 2014, pemeriksa menyatakan bahwa hasil temuan yang
menjadi koreksi atas penerimaan piutang dagang sudah excluding PPN
dan Piutang tahun sebelumnya. Dimana saat pembahasan akhir diketahui

N
bahwa koreksi penerimaan piutang telah berkurang dari sebelumnya
Rp690.936.319,00 menjadi Rp612.442.549,00 sesuai dengan

LA
pembahasan akhir yang disetujui Pemohon Banding;
e. Terbanding juga melakukan penelitian terhadap beberapa invoice yang
berhubungan dengan mutasi kredit pada rekening Bank permata, antara

DI
lain:
- Invoice nomor SPBN-S009-2576 Kepada Budi Santoso

- Invoice
GA
Rp22.787.820,00
nomor ISPN-S008-0001 Kepada Wahyu Cahyadi
Rp10.000.000,00
- Invoice nomor SPBN-S009-2008 Kepada Parnadi Rp 5.398.360,00
EN

Semuanya tidak mencantumkan PPN 10% atas transaksi tersebut,


sehingga Terbanding tidak meyakini bahwa atas mutasi kredit yang
menjadi temuan Terbanding sudah termasuk PPN didalamnya;
TP

Pemohon Banding juga tidak dapat menunjukkan faktur pajak sebagai


dasar untuk mengenakan PPN terhadap lawan transaksi, sehingga
Terbanding tidak dapat mempertimbangkan keberatan Pemohon Banding;
d. Dengan demikian terbanding sependapat dengan pemeriksa dan
IA

mempertahankan koreksi atas PPN yang dipungut sendiri sebesar


Rp858.480.346,00
AR

bahwa Terbanding dalam Berita Acara Uji Bukti tanggal 21 Maret 2016 pada pokoknya
menyatakan hal-hal sebagai berikut;
ET

Uraian Sengketa
Koreksi positif DPP PPN:
KR

- Total Koreksi Rp858.480.346,-


- Nilai yang diajukan banding Rp256.078.029,-
Bukti Yang Disampaikan Pemohon Banding
SE

- Matriks sengketa
Uraian Hasil Pemeriksaan Menurut Terbanding
- bahwa pada persidangan ke-3 hari Kamis tanggal 26 November: Terbanding atas

K
perintah Majelis Hakim dalam sidang sebelumnya menyerahkan matriks sengketa

JA
versi Terbanding tertanggal 23 November 2015 dan telah dilakukan pemeriksaan
atas pokok sengketa dan nilai sengketa;
- bahwa pada persidangan ke-6 hari Kamis tanggal 11 Februari Terbanding telah

PA
menyerahkan matriks sengketa tertanggal 10 Februari 2016 yang pokok sengketa
dan nilai sengketanya sesuai hasil pemeriksaan pada persidangan ke-3 hari
Kamis tanggal 26 November 2015;
- bahwa sesuai matriks sengketa menurut perhitungan Terbanding sengketa banding

N
adalah koreksi positif DPP PPN sebesar Rp256.078.029 yaitu selisih antara nilai
DPP PPN menurut Keputusan Keberatan Rp5.329.474.416 dikurangi DPP PPN

LA
menurut Surat Banding sebesar Rp5.073.396.387,-;
- bahwa Majelis Hakim telah memeriksa matriks sengketa tersebut dan nilai
sengketa sebesar Rp256.078.029,- pada persidangan ke-6 hari Kamis tanggal

DI
11 Februari 2016;
- bahwa pada saat Sidang Uji Bukti hari Senin tanggal 21 Maret 2016 Pemohon
GA
Banding menyampaikan matriks sengketa dengan isi pada pokoknya adalah
merubah nilai sengketa DPP PPN dari semula Rp256.078.029,- menjadi
Rp298.968.609,- dengan menyatakan nilai DPP PPN menurut Surat Banding dari
semula Rp5.073.396.387 menjadi Rp5.030.505.807,- dan menghendaki uji bukti
EN
dilakukan sengketa sebesar Rp298.968.609;
- bahwa matriks sengketa menurut Pemohon Banding dan perubahan DPP PPN
menurut Surat Banding dari semula Rp5.073.396.387 menjadi Rp5.030.505.807,-
tersebut diserahkan dalam persidangan ke-7 tanggal 23 Maret 2016 namun belum
TP

diperiksa dalam persidangan oleh Majelis Hakim;


- bahwa nilai DPP PPN dalam Surat Banding Pemohon Banding adalah sebesar
Rp5.073.396.387 dan nilai sengketa DPP PPN adalah Rp256.078.029,- dengan
IA

demikian Terbanding tidak melanjutkan pelaksanaan uji bukti atas nilai sengketa
sebagaimana dikehendaki Pemohon Banding sebesar Rp298.968.609,- yang belum
diperiksa oleh Majelis Hakim;
AR

- bahwa dalam matriks sengketa yang baru menurut Pemohon banding yang
menyajikan adanya sengketa “Kompensasi ke masa pjaka berikutnya”
sebesar Rp.14.660.520,- disampaikan pendapat bahwa sesuai matriks
ET

sengketa dari Pemohon banding yang disampaikan pada persidangan ke-6


hari Kamis tanggal 11 Februari 2016 telah dibuktikan bahwa dalam
tanggapan terhadap hasil penelitian keberatan Pemohon Banding
menyatakan setuju adanya kompensasi ke masa pajak berikutnya sebesar
KR

Rp.14.660.520,-. Dengan demikian terbukti bahwa Pemohon Banding dalam


SPT Masa PPN telah mengkompensasikan kelebihan pajak sebesar
Rp.14.660.520,- ke masa pajak berikutnya dan hal tersebut telah diakui
dalam tanggapan hasil penelitian keberatan;
SE

bahwa Terbanding dalam persidangan menyampaikan penjelasan lisan yang pada


pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut;

K
- bahwa Terbanding menyampaikan matriks sengketa;

JA
- bahwa sebagian masa ada koreksi DPP PPN terkait PPh Badan dan sebagian
masa ada koreksi kompensasi masa pajak berikutnya yang menurut Terbanding
pada SPT Pemohon Banding menyatakan lebih bayar dan dikompensasikan ke

PA
masa pajak berikutnya dimana atas SPT tersebut Terbanding koreksi sehingga
seharusnya tidak ada kompensasi ke masa berikutnya sehingga Terbanding
tetapkan kurang bayarnya ditambah dengan sanksinya;
- bahwa matriks sengketa sudah diberikan, tetapi penjelasannya belum. Menurut

N
catatan Terbanding, Pemohon Banding diminta menjelaskan kalau tidak ada yang
dikompensasikan sebagaimana pernyataan Pemohon Banding;

LA
- bahwa di seluruh masa ada koreksi DPP PPN, namun untuk masa Maret, April,
Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November tahun 2010 itu selain
koreksi DPP PPN juga ada sengketa kompensasi ke masa pajak berikutnya;

DI
- bahwa Pemohon Banding dalam laporan laba rugi ada pendapatan lain-lain yang
menurut Terbanding saat pemeriksaan pendapatan lain-lain itu adalah objek PPN.
Terbanding sampaikan di KKP di lembar terakhir ada perhitungan Terbanding untuk
GA
pendapatan lain-lain per bulan yang menurut Terbanding itu adalah objek PPN.
Pemohon Banding sudah melaporkan di PPh Badan namun menurut Terbanding itu
objek PPN sehingga dikoreksi DPP PPN oleh Terbanding;
EN
- bahwa untuk beberapa masa ada sengketa kompensasi ke masa pajak berikutnya
seperti Maret 2010 menurut SPT ada PPN lebih bayar 11,6 juta yang
dikompesasikan ke masa pajak berikutnya karena Terbanding koreksi DPP
penyerahan sehingga seharusnya tidak ada lebih bayar yang dikompensasikan ke
TP

masa pajak berikutnya. Terbanding perlu sampaikan bukti SPT Masa PPN
Pemohon Banding karena Pemohon Banding sengketa, sedangkan menurut
Terbanding ikutan dari SPT Pemohon Banding;
- koreksi semua masa PPN tipikal. Yang perlu ditekankan di sidang sebelumnya
IA

Terbanding sudah sampaikan penjelasan atas sengketa PPh Badan yang sudah
dicukupkan yaitu dasar koreksi PPh Badan dan sebagian besar terkait dengan
AR

koreksi PPN. Di sidang sebelumnya Pemohon Banding memberikan tanggapan


atas penjelasan Terbanding atas PPh Badan 2010 dan di penjelasan tersebut garis
besarnya koreksi Terbanding menurut Pemohon Banding ada unsur PPN yang
seharusnya dikeluarkan. Namun menurut Terbanding di dalamnya tidak ada unsur
ET

PPNnya sudah disampaikan Terbanding di sidang sebelumnya dan fotocopy


invoice. Namun atas invoice tersebut Terbanding menjelaskan bahwa di invoice
tersebut PPN-nya sebesar nol. Sedangkan Pemohon Banding tidak beranggapan
KR

seperti itu. Namun kenyataannya dokumen invoice itu adalah dokumen yang sama
dengan yang disampaikan sidang seblumnya. Terbanding meminta izin untuk maju
untuk menunjukkan dokumen ke Majelis;
- bahwa untuk 2010 kalau Terbanding baca sanggahan Pemohon Banding di sidang
SE

sebelumnya, di halaman 2 terhadap koreksi yang Terbanding lakukan dengan total


koreksi seluruhnya sebesar Rp17.429.259.173,00.
- bahwa sengketanya apakah di dalamnya ada PPN atau bukan. Bukan penjualan

K
atau bukan peredaran;
- bahwa saat pemeriksaan, saat keberatan selisih peredaran usaha Terbanding

JA
dengan SPT sebesar Rp17.398.344.798,00;
- bahwa koreksi DPP PPN bukan seluruhnya dari PPh Badan ada koreksi
penghasilan lain-lain dan terkait dengan PPh Badan;

PA
- bahwa selisih peredaran yang menjadi koreksi DPP PPN Rp17.398.344.798,00.
Kalau DPP PPN tidak semata-mata dari itu karena ada tambahan dari penghasilan
lain yang oleh Pemohon Banding sudah dilaporkan. Rincian koreksi PPN 2010 dan
dasar koreksi sudah disampaikan Terbanding disidang sebelumnya namun belum

N
ada tanggapan dari Pemohon Banding;

LA
- bahwa Terbanding menyampaikan tanggapan tertulis mengenai formal sengketa
2010 dan 2011 (11 dan 10 berkas). Ada kalimat yang perlu direvisi karena salah
tulis untuk sengketa 2009 dihalaman 10 poin A tertulis ”SKPKB PPh Badan Tahun
2009 dan SKPKB PPN Masa Pajak Januari-Desember 2009 diterbitkan dalam

DI
jangka waktu 5 tahun sejak berakhirnya masa pajak 2010. Direvisi menjadi ”SKPKB
PPh Badan Tahun 2009 dan SKPKB PPN Masa Pajak Januari-Desember 2009
GA
diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun sejak berakhirnya tahun pajak 2009 dan
masa pajak Januari-Desember 2009. Juga untuk sengketa tahun 2010 hal 10 poin
A semula “SKPKB Masa Pajak Januari-Desember 2010 diterbitkan sejak
berakhirnya Februari 2010 diganti menjadi sejak berakhirnya masa pajak Januari-
EN
Desember 2010”;
- bahwa untuk sengketa PPN 2010 Terbanding menyampaikan berita acara uji bukti.
Pada saat uji bukti Pemohon Banding menyampaikan matriks sengketa berubah
dari apa yang dibahas di persidangan. Di persidangan ke-3 Terbanding sudah
TP

memberikan matriks menurut Terbanding tertanggal 25 November 2015 dan di


sidang ke-3 sudah dilakukan pemeriksaan terhadap pokok sengketa dan nilai
sengketa. Sidang ke-6 Terbanding memberikan matriks sesuai dengan
pemeriksaan pada sidang ke-3 dan dalam matriks itu diberikan penjelasan ringkas
IA

dan bukti pendukung.


- bahwa Terbanding tidak masuk uji bukti karena yang dikehendaki Pemohon
AR

Banding yang diuji bukti tidak sesuai dengan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Majelis;
- bahwa menurut Pemohon Banding koreksi Terbanding tekandung PPN yang harus
ET

dikeluarkan namun Terbanding memiliki bukti invoice dari Pemohon Banding dan
pernah ditunjukkan ke Majelis bahwa invoice itu tertulis koreksi DPP PPN
peredaran usaha;
KR

Menurut Pemohon Banding;


SE

bahwa Pemohon Banding telah menyatakan alasan pengajuan banding sebagaimana


Surat Uraian Banding a quo yang pada pokoknya adalah sebagai berikut;
Peredaran Usaha/Penjualan bulan Maret 2010:

K
bahwa Terbanding mempertahankan hasil koreksi Pemeriksa yang ditetapkan

JA
pada SKPKB PPN Maret 2010 Nomor 00043/207/10/609/13 tanggal 9 Oktober
2013 dengan koreksi Positif sebesar Rp858.480.346,00 atau DPP Net
Penyerahan sebesar Rp5.329.474.416,00 dengan rincian sebagai berikut:

PA
- Temuan Peneliti Keberatan Rp 858.480.346,00
- m/ SPTM PPN Maret 2010 Rp4.470.994.070,00

N
- Jumlah Peredaran Usaha MAret 2010 Rp5.329.474.416,00

LA
bahwa Pemohon Banding TIDAK SETUJU atas koreksi Positif tersebut sebesar
Rp858.480.346,00 dengan alasan sebagai berikut:

DI
1. Terbanding belum melakukan penghitungan bahwa dalam Temuan masih
terdapat penerimaan Piutang Dagang melalui Bank-bank yang merupakan
GA
penerimaan Tahun 2008 dan 2009 yang diterima dalam Tahun 2010 (Metode
Akurual) sebagai Faktor Pengurang dalam penghitungan peredaran usaha
Tahun 2010, menurut pendapat Pemohon Banding Koreksi Positif setelah
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan tersebut adalah sebesar
EN

Rp662.642.549,00 incld. PPN atau DPP Net Penyerahan adalah sebesar


Rp602.402.317,00 sehingga total Penjualan adalah sebesar
Rp5.073.396.387,00. Namun demikian Pembahasan Akhir (Disetujui) pada
SKPKB PPN a quo adalah sebesar Rp0,00 dengan rincian sebagai berikut:
TP

- Temuan Penerimaan Piutang Dagang


setelah pembahasan Akhir Incld. PPN :Rp 0,00
IA

- Hitung PPN :Rp 0,00 (-)


- Penyerahan Net = (100/110) excld. PPN :Rp 0,00
AR

- Peredaran Usaha cfm SPTNM PPN-Maret 2010:Rp4.470.994.070,00


- Jumlah Peredaran Usaha 2010 :Rp4.470.994.070,00
ET

2. Terbanding mempertahankan hasil pemeriksaan yang rujukan basis hitung


dari SKPKB PPN bulan Maret 2010 Aquo yang secara Formal adalah cacat
hukum, sehingga menurut pendapat Pemohon Banding atas hasil
pemeriksaan material pada SKPKB PPN yang telah dilakukan secara
KR

material pun, menjadi cacat. Oleh karena itu berkaitan dengan Hasil
penelitian keberatan Kanwil DJP Jatim I atas permohonan keberatan
Pemohon Banding a quo, Pemohon Banding berpendapat bahwa hasil
penelitian tersebut menjadi cacat dan tidak dapat dijadikan basis hitung
SE

adanya PPN Terutang;


3. Sesuai dengan alasan butir (1) dan (2) diatas, maka PK-PPN koreksi positif

K
Terbanding atas Penjualan bulan Maret 2010 sebesar Rp85.848.035,00 dan
Koreksi positif penyerahan oleh Pemohon Banding sendiri sebesar

JA
Rp60.240.232,00 menjadi Rp.0,00;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan Matrik Sengketa yang pada pokoknya

PA
menyatakan hal-hal sebagai berikut:

N
LA
DI
GA
EN

bahwa Pemohon Banding dalam Uji Bukti yang dilaksanakan tanggal 21 Maret 2016
pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut;
TP

Uraian Sengketa

Koreksi positif DPP PPN:


- Total Koreksi Rp858.480.346,-
IA

- Nilai yang diajukan banding Rp256.078.029,-


AR

Bukti Yang Disampaikan Pemohon Banding


- Matriks sengketa

Uraian Hasil Pemeriksaan Menurut Pemohon Banding


ET

- bahwa adanya perubahan sengketa banding di badan tahun 2010 yang di karenakan antara pengajuan surat
banding pada tanggal 14 nov 2014 dengan KKP yang di terima pada tanggal 21 januari 2016 sehingga dari
pihak kami merubah matriks sesuai dengan KKP yang di berikan pihak kanwil;
- bahwa Sehingga matriks PPN bulan Maret sengketa banding semula Rp256.078.029,- menjadi
KR

Rp298.968.609,- sesuai dengan equalisasi PPh badan 2010;


- bahwa pihak Pemohon Banding telah merubah matriks sengketa bersama dengan data di dalam
persidangan pada hri kamis tgl 11 februari 2016 dengan sengketa banding semula Rp256.078.029,-
menjadi Rp256.078.029,-
- bahwa Pemohon Banding mohon pertimbangannya dari Majelis Hakim.
SE

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyampaikan penjelasan lisan yang


pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut;

K
- bahwa Pemohon Banding sudah menyampaikan akta terkait penandatangan surat

JA
keberatan;
- bahwa Pemohon Banding menyampaikan matrik sengketa;
- bahwa pada saat keberatan Pemohon Banding mengakui koreksi Terbanding, tetapi
ada kesalahan prosedur;

PA
- bahwa nilai saat banding menurut Pemohon Banding kembali ke SPT karena
diketahui terdapat kesalahan prosedur formal penerbitan SKP;
- bahwa penjelasan materi koreksi sudah disampaikan dalam persidangan bahwa
koreksi karena ekualisasi dengan PPh Badan;

N
- bahwa atas pertanyaan Majelis “untuk selain ekualisasi mana penjelasannya?”
Pemohon Banding menjawab “semua karena ekualisasi”;

LA
- bahwa di matriks Pemohon Banding belum tertulis koreksi kompensasi;
- bahwa terkait konfirmasi Majelis dari Pemohon Banding “apakah nilai koreksi yang
menjadi sengketa sesuai dengan matriks dari Terbanding atau pada matrik

DI
sengketa Pemohon Banding?” Pemohon Banding menjawab “sudah sama dengan
angka yang setelah ekualisasi sesuai matrik sengketa Pemohon Banding”;
- bahwa maksud Pemohon Banding bahwa Terbanding menyatakan bahwa 10M

-
GA
merupakan hutang saham tapi menurut Pemohon Banding itu penjualan;
bahwa di halaman 1 koreksi peredaran usaha sudah jelas bahwa sanggahan
Pemohon Banding tidak setuju. Sehingga ini semuanya merupakan penjualan
Pemohon Banding;
EN

- bahwa yang disampaikan Terbanding adalah mengenai sengketa PPh Badan


padahal pembahasan sekarang adalah PPN;
- bahwa Pemohon Banding sudah disampaikan bukti-buktinya di persidangan;
- bahwa Pemohon Banding siap untuk dilakukan uji bukti;
TP

- bahwa atas pertanyaan Majelis “di sidang sebelumnya 11 Februari 2016 sudah
konfirm ke Pemohon Banding juga bahwa yang diajukan di versi surat banding
sama dengan surat keberatan. Apa betul Pemohon Banding?”, Pemohon Banding
menjawab “memang pada awalnya Pemohon Banding mengajukan sesuai yang di
IA

Surat Banding namun setelah melihat KKP maka ada perubahaan sengketa.
Pemohon Banding ada perubahan tim sehingga tidak mengetahui historinya
AR

bagaimana. Pemohon Banding akui memang ada perubahan angka sengketa


namun keputusan Pemohon Banding serahkan ke Majelis bagaimana
kebijakannya”;
ET

Menurut Majelis :
KR

bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Positif
Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp858.480.346,00 yang
tidak disetujui oleh Pemohon Banding;
SE

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Surat Pemohon Banding Nomor :


015/CIS/Tax-Acc/XI/2013 tanggal 27 November 2013 tentang Permohonan Keberatan
atas SKPKB PPN Masa bulan Masa Pajak Maret 2010 Nomor 00043/207/10/609/13
tanggal 9 Oktober 2013 diperoleh data dan fakta sebagai berikut :

K
bahwa Terbanding melakukan koreksi positif DPP PPN/Penyerahan berasal dari

JA
pemeriksaan terhadap setoran tunai kas besar, mutasi kredit rekening bank Permata
dan penghasilan lain-lain, sehingga diperoleh koreksi sebagai berikut:
 Koreksi atas analisis setoran tunai kas besar Rp 50.200.000,00

PA
 Koreksi atas mutasi kredit rekening permata 2901174027 Rp612.442.549,00
 Koreksi atas penghasilan lain-lain Rp195.837.797,00
Jumlah Rp858.480.346,00

N
bahwa Pemohon Banding menyampaikan keberatan terhadap koreksi positif PPN yang
dipungut sendiri dengan selisih nilai koreksi dengan pemeriksa sebesar

LA
Rp858.480.346,00 namun dalam permohonan keberatannya Pemohon Banding hanya
menyampaikan sanggahannya sebesar Rp256.078.029,00 dengan perincian sebagai
berikut:

DI
 sanggahan terhadap Koreksi atas analisis setoran tunai Rp 0,00
kas besar

GA
sanggahan terhadap Koreksi atas mutasi kredit rekening Rp 60.240.232,00
permata 2901174027, Pemohon Banding menganggap include
PPN
EN

 sanggahan terhadap Koreksi atas penghasilan lain-lain Rp195.837.797,00


Total Rp256.078.029,00
TP

bahwa berdasar pemeriksaan Majelis terhadap matriks sengketa versi Pemohon


Banding diketahui Pemohon Banding secara eksplisit menyatakan bahwa besarnya
DPP Penyerahan cfm Surat Banding adalah sebesar Rp.5.073.396.387,00 sehingga
besarnya sengketa DPP PPN yang diajukan banding adalah sebesar Rp.256.078.029
IA

,00;

bahwa berdasarkan data dan fakta sebagaimana tersebut di atas, maka menurut
AR

Majelis Sengketa Materiil terkait dengan Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya
harus dipungut sendiri menjadi sebesar Rp.256.078.029,00 (Penyerahan yang PPN-nya
harus dipungut sendiri versi Terbanding sebesar Rp5.329.474.416,00 - PPN-nya harus
dipungut sendiri versi Pemohon Banding Rp.5.073.396.387,00);
ET

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyampaikan Catatan PPN bulan


Maret 2010 sebagai berikut :
KR
SE
K
JA
PA
N
LA
DI
GA
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis pada Invoice atas piutang/penyerahan
Tahun 2009 Masa Bulan Maret 2009 diterima/masuk tahun 2010 tercatat bahwa
pembayarannya tidak termasuk pembayaran PPN;
EN

bahwa dalam sistem pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dikenal
prinsip Tanggung Renteng. Artinya pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa
Kena Pajak bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan/atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
TP

atas Barang Mewah (PPnBM) Ketentuan bertanggung jawab secara renteng atas
pembayaran PPN atau PPnBM tidak diberlakukan dalam hal:
a. pajak yang terutang tersebut dapat ditagih kepada penjual barang atau pemberi
IA

jasa; atau
b. pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak dapat menunjukkan
bukti telah melakukan pembayaran pajak kepada penjual barang atau pemberi
AR

jasa.
bahwa sampai persidangan berakhir Pemohon Banding tidak memberikan bukti
bahwa atas piutang/penyerahan Tahun 2009 Masa Bulan Maret 2009
diterima/masuk tahun 2010 Pajak Pertambahan Nilai yang terutang telah dibayar
ET

oleh pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;

bahwa berdasarkan data dan fakta sebagaimana tersebut di atas, maka Majelis
KR

berpendapat bahwa terhadap koreksi positif Terbanding atas Penyerahan yang


PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp.256.078.029,00, yang tidak
dipertahankan adalah sebesar Rp.220.474.839,00 sedangkan sisanya sebesar
Rp.35.603.190,00 tetap dipertahankan;
SE
Menimbang :

K
bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

JA
Menimbang :
bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;

PA
Menimbang :

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi

N
Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada
penyelesaian sengketa lainnya;

LA
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti, penjelasan
Pemohon Banding dan Terbanding yang terungkap dalam persidangan serta penelitian

DI
terhadap berkas banding, pendapat Majelis terhadap Koreksi Terbanding adalah
sebagai berikut:
N
o
Koreksi GA Jumlah
Koreksi
Rp.
Dipertahankan

Rp.
Tidak
Dipertahankan
Rp.
1 Dasar Pengenaan Pajak
1.1 Penyerahan yang PPN-nya dipungut 256.078.029 35.603.190 220.474.839
EN

sendiri
Jumlah 256.078.029 35.603.190 220.474.839

bahwa berdasar pendapat Majelis terhadap koreksi Terbanding a quo maka besarnya
TP

Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri untuk Masa Pajak Maret 2010
dihitung kembali sebagaimana perhitungan sebagai berikut;

Uraian Jumlah (Rp)


IA

Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri menurut Terbanding 5.329.474.416


Koreksi Terbanding yang tidak dipertahankan 220.474.839
AR

Jumlah Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri 5.108.999.577

Mengingat :
ET

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan


peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan sengketa ini;
KR

Memutuskan :

Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur


SE

Jenderal Pajak Nomor KEP-2517/WPJ.11/2014 tanggal 6 November 2014, tentang


Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Maret 2010 Nomor 00043/207/10/609/13 tanggal 9

K
Oktober 2013, atas nama: PT CIS, dengan perhitungan sebagai berikut;

JA
No Uraian Jumlah (Rp)
.
1 Dasar Pengenaan Pajak

PA
1.1 Penyerahan Ekspor -
1.2 Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri 5.108.999.577
1.3 Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut -
1.2 Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN -
Jumlah Dasar Pengenaan Pajak 5.108.999.577

N
2 Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri 510.899.958
3 Pajak yang dapat diperhitungkan 391.965.534

LA
4 PPN yang kurang/(lebih) dibayar 118.934.424
5 Kelebihan yang sudah kompensasi/restitusi 14.660.520
6 PPN yang kurang/(lebih) dibayar 133.594.944

DI
7 Sanksi administrasi -
a. Bunga Pasal 13 (2) Undang- Undang KUP 57.088.523
b. Kenaikan Pasal 13 (3) Undang-Undang KUP 14.660.520
8 GA
PPN yang masih harus/(lebih) dibayar 205.343.987

Demikian diputus di Surabaya berdasarkan suara terbanyak Hakim Majelis XIIIA


Pengadilan Pajak setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis
EN

tanggal 02 Januari 2015, dengan susunan Majelis sebagai berikut:

1. Djoko Sutrisno, ... sebagai Hakim Ketua,


2. Adi Wijono, sebagai Hakim Anggota,
TP

3. Agus Purwoko sebagai Hakim Anggota,

yang dibantu oleh:


Ida Farida. sebagai Panitera Pengganti,
IA
AR

Putusan Nomor: PUT-087019.16/2010/PP/M.XIIIA Tahun 2018 diucapkan dalam sidang


terbuka untuk umum di Jakarta oleh Hakim Ketua pada hari Kamis tanggal 25 Oktober
2018 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :
ET

Djoko Sutrisno, ... sebagai Hakim Ketua,


Adi Wijono, sebagai Hakim Anggota,
Agus Purwoko sebagai Hakim Anggota,
KR

Ferdy Alfonsus Sihotang sebagai Panitera Pengganti,

dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh
SE

Terbanding dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding.

Anda mungkin juga menyukai