K
Jenis Pajak : PPN
JA
Tahun Pajak : 2006
Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam
sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan yang dapat
PA
diperhitungkan sebesar Rp447.473.849,00 yang tidak disetujui oleh
Pemohon Banding;
Menurut Terbanding : bahwa Pemeriksa melakukan koreksi positif Pajak Masukan yang dapat
diperhitungkan Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 karena
N
Surat Setoran Pajak (SSP) PPN JLN/BKP Tidak Berwujud Dari Luar
Daerah Pabean tersebut merupakan setoran atas pembayaran royalti
LA
yang dikoreksi pada PPh Badan menjadi sebagai pembayaran dividen.
Sehingga SSP dimaksud tidak dapat ditetapkan sebagai Faktur Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat (6) UU PPN beserta
penjelasannya;
DI
Menurut Pemohon : bahwa sesuai dengan permohonan surat banding atas KEP-
Banding 1076/WPJ.07/2014 mengenai keberatan atas SKPKB PPh Badan Tahun
GA
Pajak 2006 Nomor : 00001/206/06/056/13 tertanggal 28 Februari 2013,
Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang tetap dipertahankan
oleh Terbanding sehubungan dengan pembayaran Biaya Royalti
(Trademark) kepada Mead Johnson & Company USA (MJC US) dan
EN
Technical Information Service kepada Bristol Myers Squibb Company
USA (BMC US);
Menurut Majelis :
TP
Rp447.473.849,00
AR
Menurut Terbanding:
SE
K
bahwa koreksi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk Masa
JA
Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 terkait dengan koreksi
positif atas biaya royalty (yang dikoreksi menjadi pembayaran dividen)
di PPh Badan Tahun Pajak 2006;
PA
bahwa pembayaran dividen bukan merupakan pembayaran terkait
dengan pemanfaatan Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa
Kena Pajak (JKP) dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean,
atau dengan istilah lain bahwa dividen bukan merupakan objek PPN;
N
bahwa dengan tidak adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau
LA
JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean atau tidak
terdapat objek pajak, maka Surat Setoran Pajak (SSP) bukan
merupakan pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean;
DI
bahwa berdasarkan Pasal 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-522/PJ./2000 tanggal 6 Desember 2000 tentang Dokumen-
GA
Dokumen Tertentu yang Diperlakukan Sebagai Faktur Pajak Standar
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-312/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, diatur:
EN
Pasal 1
Dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak
Standar paling sedikit harus memuat:
a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;
TP
Pasal 2 huruf g
Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi
persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 diperlakukan sebagai
Faktur Pajak Standar, yaitu:
ET
K
maka atas SSP tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagai dokumen
tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar sesuai dengan
JA
ketentuan Pasal 13 ayat (6) UU PPN Tahun 2000 jo. Pasal 1 dan Pasal
2 huruf g Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2000
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-312/PJ./2001;
PA
bahwa dengan demikian maka atas SSP tersebut tidak dapat
dikreditkan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf g UU PPN
Tahun 2000, yang mengatur:
Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana
N
diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran untuk:
g. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan
LA
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(6);
DI
Menurut Pemohon Banding:
bahwa dalam proses uji bukti tersebut di atas, Pemohon Banding telah
dapat membuktikan bahwa telah menyetorkan 10% PPN JLN Masa
Pajak April 2006 sesuai dengan tagihan/ invoice atas biaya royalti dan
technical information service dengan menggunakan SSP PPN JLN ke
TP
Kas Negara dan telah dilaporkan pada SPT PPN Masa Pajak April
2006. Sehingga SSP PPN JLN yang disetorkan tersebut dapat
diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan dapat dikreditkan sebagai Pajak
Masukan;
IA
SE-08/PJ.5/1995;
2. Pasal 2 huruf (g) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
522/PJ/2000;
3. Pasal 1 huruf (j) dan Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
K
10/PJ/2010;
JA
bahwa sebagai tambahan referensi, Majelis Hakim Pengadilan Pajak
dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.44246/PP/M.VIII/16/2013
telah mengabulkan seluruhnya permohonan Pemohon Banding atas
sengketa PPN yang sama untuk tahun pajak 2008 dan dalam putusan
PA
tersebut pula, Majelis Hakim menyatakan pendapat yang sama seperti
yang telah Pemohon Banding sampaikan di atas;
N
Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar
Rp447.473.849,00 seharusnya dapat dibatalkan;
LA
Pendapat Majelis
DI
bahwa koreksi negatif DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud
dari Luar Daerah Pabean terkait dengan koreksi biaya Royalty dan Jasa
Technical Information Service dimana dalam PPh Badan, Pemohon
GA
Banding juga mengajukan keberatan dan Banding atas SKPKB PPh
Badan Tahun Pajak 2006 tersebut. Dimana koreksi PPh Badan Tahun
2006 dapat dirinci sebagai berikut :
EN
26.198.528.517,00
Jumlah Rp
47.633.688.230,00
IA
sebagai hasil pemeriksaan atas SPT PPh Badan tahun 2006 yang tidak
disetujui oleh Pemohon Banding;
AR
bahwa terkait dengan koreksi atas PPh Badan Tahun 2006 tersebut
dilakukan juga koreksi atas DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak Januari s.d.
Desember 2006, dengan perincian :
ET
a. Royalty (Trademark) Rp
21.776.461.998,00
b. Technical Information Service Rp
26.615.675.725,00
KR
Jumlah Rp 48.392.137.7
23,00
K
Rugi-Laba dengan kurs yang dipakai untuk menghitung PPN JLN yang
terhutang;
JA
bahwa mengacu pada putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN
Jasa Luar Negeri Nomor : PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun
2018, yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018, dimana
PA
Majelis memutuskan terhadap pembayaran biaya Royalty dan Technical
Information Service tersebut adalah bukan Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) PPN Jasa Luar Negeri sehingga tidak terutang PPn Jasa Luar
Negeri, dan terhadap setoran SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut tidak
perlu dikembalikan (Restitusi/Pemindahbukuan);
N
bahwa permasalahan yang menjadi sengketa disini adalah Setoran PPN
LA
JLN untuk Masa Pajak April 2006 oleh Pemohon Banding sebesar
Rp447.473.849,00 yang dikoreksi dan tidak diakui oleh Terbanding
dengan alasan karena tidak adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean atau
DI
tidak terdapat objek pajak (di PPh Badan di lakukan koreksi atas Royalty
Trademark dan Technical Information Service), maka Surat Setoran
Pajak (SSP) bukan merupakan pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP
GA
tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean;
201.363.232,00
Pajak Masukan atas Technical Information Service Rp
246.110.617,00
Jumlah
IA
Rp 447.473.849,00
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 1 ayat (14)
yang berbunyi :
K
(1) Dokumen sumber ……..;
JA
(2) Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara
antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran
Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak
(SSPCP), ……………;
PA
(3) Seluruh dokumen sumber penerimaan negara dinyatakan sah
setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara
(NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB) / Nomor Transaksi
Pos (NTP)/Nomor Penerimaan Potongan (NPP);
N
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per-01/PJ./2006 tentang :
BENTUK SURAT SETORAN PAJAK :
LA
Pasal 1
(2). Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak
DI
digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima
Pembayaran;
GA
(3). SSP Standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau
berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
EN
K
telah melihat konstruksi/posisi dari perkara sengketa ini, sehingga
Majelis berpendapat SSP atas Jasa Luar Negeri yang telah disetorkan
JA
ini karena kehati-hatian Pemohon Banding agar tidak salah dalam
kedudukannya sebagai pemungut pajak, maka Pemohon Banding
memungut PPN Jasa Luar Negeri (menggunakan SSP) tersebut adalah
sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan di SPT Masa
PA
PPN Dalam Negeri-nya;
N
pihak, Majelis memutuskan terhadap SSP PPN Jasa Luar Negeri yang
telah terlanjur dipungut dan disetor oleh Pemohon Banding, tidak perlu
LA
dikembalikan kepada Pemohon Banding (Restitusi atau
Pemindahbukuan), tetapi konsekuensinya adalah SSP PPN Jasa Luar
Negeri tersebut tetap diakui sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa PPN Dalam
DI
Negeri-nya;
Pasal 1
IA
Pasal 2
KR
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak
dari luar daerah pabean;
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK No :
K
SE-08/PJ.5/1995
JA
5.2. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut harus disetorkan oleh pihak
yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak atas nama Wajib Pajak Luar Negeri yang
PA
menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean. Surat Setoran Pajak Pajak
Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
diperlakukan sebagai Faktur Pajak sepanjang memenuhi
N
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994
LA
dan PPN yang tercantum didalam Faktur Pajak tersebut dapat
dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang
berlaku;
DI
5.3. Bagi Pengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang telah
dipungut dan disetor harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk Masa Pajak terjadinya
GA
penyetoran. Dalam hal pembayaran PPN tersebut berkaitan dengan
kegiatan usaha yang terutang PPN, maka PPN tersebut merupakan
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai tersebut diperlakukan sebagai
EN
Pasal 2
IA
Pasal 1
KR
K
( Dokumen tertentu memenuhi persyaratan formal apabila
JA
1) diisi lengkap, jelas, dan benar sesuai ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2;
Pasal 5
PA
Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam dokumen tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sepanjang dokumen tertentu
N
tersebut memenuhi persyaratan formal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dan mencantumkan Nomor Pokok Wajib
LA
Pajak pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak,
pihak yang melakukan impor Barang Kena Pajak, atau pihak yang
memanfaatkan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak
tidak berwujud;
DI
bahwa dengan demikian atas Pajak Masukan yang berasal dari SSP
JLN yang terdiri dari SSP JLN Royatly dan SSP JLN Technical
GA
Information Service tersebut karena dari penelitian Majelis telah
sesuai/memenuhi persyaratan sebagai dimaksud dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember
1994 dan terkait dengan dengan putusan Pengadilan Pajak Nomor :
EN
Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran
Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP), …”, sehingga menurut Majelis SSP
tersebut dapat dikreditkan seluruhnya sebagai Pajak Masukan;
AR
tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean Masa Pajak April 2006,
dengan perincian sebagai berikut :
JA
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan menurut Majelis
Rp 4.077.539.480,00
PA
Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan
ketentuan perundang-undang lainnya serta peraturan hukum yang
berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini.
N
terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
1074/WPJ.07/2014 tanggal 22 Mei 2014 tentang Keberatan Wajib Pajak
LA
Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Nomor : 00005/207/06/056/13 tanggal 28 Februari
2013 Masa Pajak April 2006 atas nama PT Mead Johnson Indonesia,
NPWP 02.058.971.9-056.000, beralamat di The Plaza Tower Lt. 43,
DI
Jalan MH Thamrin Kav. 28-30 Jakarta Pusat, sehingga perhitungan
menjadi sebagai berikut:
GA
D a s a r P e n g e n a a n P a ja k :
U R A IA N
J u m la h
(Rp )
a .A ta s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g te r u ta n g P P N :
- Eks p o r -
- P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a h a r u s d ip u n g u t s e n d ir i 4 0 .7 7 5 .4 6 1 .3 4 0 ,0 0
EN
- P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a d ip u n g u t o le h P e m u n g u t P P N
- P e n y e r a h a n P P N - n y a t id a k d ip u n g u t
- P e n y e r a h a n y a n g d ib e b a s k a n d a r i p e n g e n a a n P P N
J u m la h 4 0 .7 7 5 .4 6 1 .3 4 0 ,0 0
b . A t a s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g t id a k t e r u t a n g PPN
c . J u m la h S e lu r u h P e n y e r a h a n 4 0 .7 7 5 .4 6 1 .3 4 0 ,0 0
d . P e m a n f a a ta n J K P d a r i L u a r P a b e a n
TP
P e n g h it u n g a n P P N K u r a n g B a y a r :
a . P a ja k K e lu a r a n y a n g h a r u s d ip u n g u t / d ib a y a r s e n d ir i 4 .0 7 7 .5 4 6 .1 3 4 ,0 0
b . D ik u r a n g i :
- P a ja k M a s u k a n y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n : 4 .0 7 7 .5 3 9 .4 8 0 ,0 0
- S TP (p o ko k ku ra n g b a y a r)
- D ib a y a r d e n g a n N P W P s e n d ir i -
- L a in - la in 9 .5 4 5 ,0 0
IA
- J u m la h p a ja k y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n 4 .0 7 7 .5 4 9 .0 2 5 ,0 0
J u m la h p e r h it u n g a n P P N K u r a n g ( L e b ih B a y a r ) ( 2 .8 9 1 ,0 0 )
D ik o m p e n s a s ik a n k e M a s a P a ja k b e r ik u t n y a 2 .8 9 1 ,0 0
P P N y a n g k u r a n g ( le b ih ) d ib a y a r -
AR
S a n k s i A d m in is t r a s i:
B u n g a Pa s a l 1 3 a y a t (2 ) U U K U P -
K e n a ik a n P a s a l 1 3 a y a t ( 3 ) U U K U P -
J u m la h P P N y a n g m a s ih h a r u s / ( le b ih ) d ib a y a r -
K
tanggal 7 Februari 2018 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim
Anggota dan Panitera Pengganti, dihadiri oleh Terbanding maupun
JA
Pemohon Banding.
PA
N
LA
DI
GA
EN
TP
IA
AR
ET
KR
SE