Anda di halaman 1dari 11

Putusan Nomor : PUT-080772.16/2006/PP/M.

VIIIB Tahun 2018

K
Jenis Pajak : PPN

JA
Tahun Pajak : 2006
Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan terbukti yang menjadi pokok sengketa dalam
sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan yang dapat

PA
diperhitungkan sebesar Rp447.473.849,00 yang tidak disetujui oleh
Pemohon Banding;

Menurut Terbanding : bahwa Pemeriksa melakukan koreksi positif Pajak Masukan yang dapat
diperhitungkan Masa Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 karena

N
Surat Setoran Pajak (SSP) PPN JLN/BKP Tidak Berwujud Dari Luar
Daerah Pabean tersebut merupakan setoran atas pembayaran royalti

LA
yang dikoreksi pada PPh Badan menjadi sebagai pembayaran dividen.
Sehingga SSP dimaksud tidak dapat ditetapkan sebagai Faktur Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat (6) UU PPN beserta
penjelasannya;

DI
Menurut Pemohon : bahwa sesuai dengan permohonan surat banding atas KEP-
Banding 1076/WPJ.07/2014 mengenai keberatan atas SKPKB PPh Badan Tahun
GA
Pajak 2006 Nomor : 00001/206/06/056/13 tertanggal 28 Februari 2013,
Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi yang tetap dipertahankan
oleh Terbanding sehubungan dengan pembayaran Biaya Royalti
(Trademark) kepada Mead Johnson & Company USA (MJC US) dan
EN
Technical Information Service kepada Bristol Myers Squibb Company
USA (BMC US);

Menurut Majelis :
TP

bahwa Terbanding dan Pemohon Banding menyampaikan Berita Acara


Uji Bukti, pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Koreksi kredit pajak PPN JLN atas pembayaran Royalti Trademark


dan Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar
IA

Rp447.473.849,00
AR

bahwa bukti yang disampaikan Pemohon Banding adalah sebagai


berikut:
1. Asli daftar invoice/tagihan dan SSP PPN JLN Masa Pajak April 2006
yang telah dimeteraikan kemudian(diperlihatkan);
2. Invoice/tagihan atas biaya Royalti dan Technical Information Service
ET

Masa Pajak April 2006;


3. Asli SSP PPN JLN Masa Pajak April 2006 (diperlihatkan);
4. Asli dan fotokopi rekening koran terkait pembayaran PPN JLN Masa
KR

Pajak April 2006 beserta payment advice dan rincian pembayaran


(diperlihatkan);
5. Asli dan fotokopi SPT PPN Masa Pajak April 2006;

Menurut Terbanding:
SE

bahwa Terbanding telah melihat kepada bukti asli yang disampaikan


oleh Pemohon Banding dalam uji bukti;

K
bahwa koreksi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk Masa

JA
Pajak April 2006 sebesar Rp447.473.849,00 terkait dengan koreksi
positif atas biaya royalty (yang dikoreksi menjadi pembayaran dividen)
di PPh Badan Tahun Pajak 2006;

PA
bahwa pembayaran dividen bukan merupakan pembayaran terkait
dengan pemanfaatan Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa
Kena Pajak (JKP) dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean,
atau dengan istilah lain bahwa dividen bukan merupakan objek PPN;

N
bahwa dengan tidak adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau

LA
JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean atau tidak
terdapat objek pajak, maka Surat Setoran Pajak (SSP) bukan
merupakan pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean;

DI
bahwa berdasarkan Pasal 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-522/PJ./2000 tanggal 6 Desember 2000 tentang Dokumen-
GA
Dokumen Tertentu yang Diperlakukan Sebagai Faktur Pajak Standar
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-312/PJ./2001 tanggal 23 April 2001, diatur:
EN

Pasal 1
Dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak
Standar paling sedikit harus memuat:
a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;
TP

b. Nama dan alamat penerima dokumen;


c. Nomor Pokok Wajib Pajak dalam hal penerima dokumen adalah
sebagai Wajib Pajak dalam negeri;
d. Jumlah satuan barang apabila ada;
IA

e. Dasar Pengenaan Pajak;


f. Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor;
AR

Pasal 2 huruf g
Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi
persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 diperlakukan sebagai
Faktur Pajak Standar, yaitu:
ET

g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas


pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean;
KR

bahwa berdasarkan penelitian terhadap fisik SSP dimaksud, diketahui


bahwa di dalam SSP tidak mencantumkan atau tidak memuat berapa
nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP)-nya sebagaimana disyaratkan pada
Pasal 1 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2000
SE

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak


Nomor KEP-312/PJ./2001;
bahwa berdasarkan penelitian formal dan material tersebut di atas,

K
maka atas SSP tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagai dokumen
tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar sesuai dengan

JA
ketentuan Pasal 13 ayat (6) UU PPN Tahun 2000 jo. Pasal 1 dan Pasal
2 huruf g Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ./2000
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor KEP-312/PJ./2001;

PA
bahwa dengan demikian maka atas SSP tersebut tidak dapat
dikreditkan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf g UU PPN
Tahun 2000, yang mengatur:
Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana

N
diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran untuk:
g. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan

LA
Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(6);

DI
Menurut Pemohon Banding:

bahwa Terbanding telah memeriksa bukti pendukung terkait Koreksi


GA
kredit pajak PPN JLN atas pembayaran Royalti Trademark dan
Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar
Rp447.473.849,00 saat uji bukti materi;
EN

bahwa dalam proses uji bukti tersebut di atas, Pemohon Banding telah
dapat membuktikan bahwa telah menyetorkan 10% PPN JLN Masa
Pajak April 2006 sesuai dengan tagihan/ invoice atas biaya royalti dan
technical information service dengan menggunakan SSP PPN JLN ke
TP

Kas Negara dan telah dilaporkan pada SPT PPN Masa Pajak April
2006. Sehingga SSP PPN JLN yang disetorkan tersebut dapat
diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan dapat dikreditkan sebagai Pajak
Masukan;
IA

bahwa Pemohon Banding berpendapat bahwa baik dalam proses


pemeriksaan sampai dengan proses persidangan banding saat ini,
AR

Terbanding tidak pernah menyatakan bahwa SSP PPN JLN yang


disengketakan tidak memenuhi persyaratan sebagai Faktur Pajak, oleh
karena itu SSP PPN JLN tersebut seharusnya dapat diperlakukan
sebagai Faktur Pajak dan PPN yang tercantum di dalam Faktur Pajak
ET

tersebut dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan;

bahwa Pemohon Banding telah memperhitungkan SSP PPN JLN yang


disengketakan tersebut seluruhnya sebagai kredit pajak dalam
KR

menghitung PPN Dalam Negeri yang harus dibayar sesuai dengan


ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan hal ini telah
dipertegas dalam beberapa peraturan pelaksanaan, antara lain:
1. Pasal 5.2 dan Pasal 5.3 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE

SE-08/PJ.5/1995;
2. Pasal 2 huruf (g) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
522/PJ/2000;
3. Pasal 1 huruf (j) dan Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

K
10/PJ/2010;

JA
bahwa sebagai tambahan referensi, Majelis Hakim Pengadilan Pajak
dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.44246/PP/M.VIII/16/2013
telah mengabulkan seluruhnya permohonan Pemohon Banding atas
sengketa PPN yang sama untuk tahun pajak 2008 dan dalam putusan

PA
tersebut pula, Majelis Hakim menyatakan pendapat yang sama seperti
yang telah Pemohon Banding sampaikan di atas;

bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding di atas, maka


koreksi kredit pajak PPN JLN atas pembayaran Royalti Trademark dan

N
Technical Information Service Masa Pajak April 2006 sebesar
Rp447.473.849,00 seharusnya dapat dibatalkan;

LA
Pendapat Majelis

DI
bahwa koreksi negatif DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud
dari Luar Daerah Pabean terkait dengan koreksi biaya Royalty dan Jasa
Technical Information Service dimana dalam PPh Badan, Pemohon
GA
Banding juga mengajukan keberatan dan Banding atas SKPKB PPh
Badan Tahun Pajak 2006 tersebut. Dimana koreksi PPh Badan Tahun
2006 dapat dirinci sebagai berikut :
EN

Koreksi pada PPh Badan 2006 yaitu :


a. Biaya Royalty (Trademark) Rp
21.435.159.713,00
b. Biaya Technical Information Service Rp
TP

26.198.528.517,00
Jumlah Rp
47.633.688.230,00
IA

sebagai hasil pemeriksaan atas SPT PPh Badan tahun 2006 yang tidak
disetujui oleh Pemohon Banding;
AR

bahwa terkait dengan koreksi atas PPh Badan Tahun 2006 tersebut
dilakukan juga koreksi atas DPP PPN atas pemanfaatan BKP tidak
berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak Januari s.d.
Desember 2006, dengan perincian :
ET

a. Royalty (Trademark) Rp
21.776.461.998,00
b. Technical Information Service Rp
26.615.675.725,00
KR

Jumlah Rp 48.392.137.7
23,00

bahwa perbedaan jumlah (Rp48.392.137.723,00 - Rp47.633.688.230,00


SE

= Rp.758.449.493,00) antara koreksi di PPh Badan dengan koreksi di


DPP PPN JLN berasal dari perbedaan waktu pelaporan/pengakuan dan
perbedaan kurs yang dipakai dalam menghitung biaya dalam Laporan

K
Rugi-Laba dengan kurs yang dipakai untuk menghitung PPN JLN yang
terhutang;

JA
bahwa mengacu pada putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN
Jasa Luar Negeri Nomor : PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun
2018, yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018, dimana

PA
Majelis memutuskan terhadap pembayaran biaya Royalty dan Technical
Information Service tersebut adalah bukan Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) PPN Jasa Luar Negeri sehingga tidak terutang PPn Jasa Luar
Negeri, dan terhadap setoran SSP PPN Jasa Luar Negeri tersebut tidak
perlu dikembalikan (Restitusi/Pemindahbukuan);

N
bahwa permasalahan yang menjadi sengketa disini adalah Setoran PPN

LA
JLN untuk Masa Pajak April 2006 oleh Pemohon Banding sebesar
Rp447.473.849,00 yang dikoreksi dan tidak diakui oleh Terbanding
dengan alasan karena tidak adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean atau

DI
tidak terdapat objek pajak (di PPh Badan di lakukan koreksi atas Royalty
Trademark dan Technical Information Service), maka Surat Setoran
Pajak (SSP) bukan merupakan pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP
GA
tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean;

bahwa berdasarkan Pajak Masukan terkait pemanfaatan BKP tidak


berwujud dari Luar Daerah Pabean untuk Masa Pajak April 2006 yang
EN

telah dikreditkan oleh Pemohon Banding dan dilakukan koreksi oleh


Terbanding yaitu sebesar Rp447.473.849,00, dengan perincian yaitu :

Pajak Masukan atas Royalty Trademark Rp


TP

201.363.232,00
Pajak Masukan atas Technical Information Service Rp
246.110.617,00
Jumlah
IA

Rp 447.473.849,00

bahwa Majelis telah membaca peraturan terkait SSP JLN yang


AR

diperlakukan sebagai Faktur Pajak yaitu sebagai berikut :

bahwa Peraturan perundang-undangan terkait dengan pembayaran


pajak beserta bukti-buktinya antara lain adalah Undang-undang tentang
ET

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 1 ayat (14)
yang berbunyi :

“Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran


KR

pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah


dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan”;
SE

Peraturan Menteri Keuangan No: 99/PMK.06/2006, tentang Modul


Penerimaan Negara :
Pasal 6

K
(1) Dokumen sumber ……..;

JA
(2) Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara
antara lain meliputi Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran
Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak
(SSPCP), ……………;

PA
(3) Seluruh dokumen sumber penerimaan negara dinyatakan sah
setelah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara
(NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB) / Nomor Transaksi
Pos (NTP)/Nomor Penerimaan Potongan (NPP);

N
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per-01/PJ./2006 tentang :
BENTUK SURAT SETORAN PAJAK :

LA
Pasal 1

(2). Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak

DI
digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima
Pembayaran;
GA
(3). SSP Standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau
berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
EN

yang terutang ke Kantor Penerima Pembayaran dan digunakan


sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran dan isi
sebagaimana ditetapkan dalam lampiran I Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini;
TP

bahwa sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal


Pajak Nomor : SE - 08/PJ.5/1995:
IA

“……..Surat Setoran Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas


pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean diperlakukan sebagai Faktur Pajak
AR

sepanjang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam


Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal
29 Desember 1994 dan PPN yang tercantum didalam Faktur Pajak
tersebut dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai
ET

ketentuan yang berlaku”;

bahwa baik dalam pemeriksaan sampai pada proses persidangan


banding ini Terbanding tidak menyatakan bahwa SSP yang
KR

disengketakan tidak memenuhi persyaratan dimaksud, oleh karenanya


SSP tersebut harus dapat diperlakukan sebagai Faktur Pajak dan PPN
yang tercantum di dalam Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan
sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang berlaku;
SE

bahwa terkait dengan putusan Pengadilan Pajak untuk sengketa PPN


Jasa Luar Negeri Nomor: PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018,
yang telah diucapkan pada tanggal : 7 Februari 2018 dimana Majelis

K
telah melihat konstruksi/posisi dari perkara sengketa ini, sehingga
Majelis berpendapat SSP atas Jasa Luar Negeri yang telah disetorkan

JA
ini karena kehati-hatian Pemohon Banding agar tidak salah dalam
kedudukannya sebagai pemungut pajak, maka Pemohon Banding
memungut PPN Jasa Luar Negeri (menggunakan SSP) tersebut adalah
sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat dikreditkan di SPT Masa

PA
PPN Dalam Negeri-nya;

bahwa dengan demikian dengan mempertimbangkan niat baik


Pemohon Banding dan mengedepankan unsur keadilan serta
penyelesaian administrasi yang sederhana dan tidak merugikan para

N
pihak, Majelis memutuskan terhadap SSP PPN Jasa Luar Negeri yang
telah terlanjur dipungut dan disetor oleh Pemohon Banding, tidak perlu

LA
dikembalikan kepada Pemohon Banding (Restitusi atau
Pemindahbukuan), tetapi konsekuensinya adalah SSP PPN Jasa Luar
Negeri tersebut tetap diakui sebagai Faktur Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa PPN Dalam

DI
Negeri-nya;

bahwa dilihat dari SPT PPN-nya, Pemohon Banding telah


GA
memperhitungkan SSP PPN Jasa Luar Negeri yang disengketakan
tersebut seluruhnya sebagai kredit pajak dalam menghitung PPN Dalam
Negeri yang harus dibayarnya. Perlakuan terhadap SSP PPN Jasa Luar
Negeri tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
EN

yang berlaku dan yang dipertegas dengan beberapa peraturan


pelaksanaan yang dibuat oleh Terbanding, antara lain :

KEPUTUSAN JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-54/PJ/1994 tanggal 29


TP

Desember 1994 tentang Dokumen-Dokumen Tertentu Yang


Diperlakukan Sebagai Faktur Pajak Standar :

Pasal 1
IA

Dokumen-dokumen tertentu yang dapat diperlakukan sebagai Faktur


Pajak Standar harus memuat sekurang-kurangnya :
AR

1) Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;


2) Nama, Alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak penerima dokumen;
3) Jumlah satuan apabila ada;
4) Dasar Pengenaan Pajak;
ET

5) Jumlah pajak yang terutang;

Pasal 2
KR

Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi


persyaratan sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 dapat diperlakukan
sebagai Faktur Pajak Standar :
Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas
SE

pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak
dari luar daerah pabean;
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK No :

K
SE-08/PJ.5/1995

JA
5.2. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut harus disetorkan oleh pihak
yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak atas nama Wajib Pajak Luar Negeri yang

PA
menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean. Surat Setoran Pajak Pajak
Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
diperlakukan sebagai Faktur Pajak sepanjang memenuhi

N
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994

LA
dan PPN yang tercantum didalam Faktur Pajak tersebut dapat
dikreditkan sebagai Pajak Masukan sesuai ketentuan yang
berlaku;

DI
5.3. Bagi Pengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang telah
dipungut dan disetor harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai untuk Masa Pajak terjadinya
GA
penyetoran. Dalam hal pembayaran PPN tersebut berkaitan dengan
kegiatan usaha yang terutang PPN, maka PPN tersebut merupakan
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai tersebut diperlakukan sebagai
EN

laporan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan


Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar
Daerah Pabean;
TP

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NO: KEP - 522/PJ/2000

Pasal 2
IA

Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi


persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 diperlakukan
sebagai Faktur Pajak Standar, yaitu:
AR

g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan


Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud
atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean;
ET

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Nomor : 10/PJ/2010

Pasal 1
KR

Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan


Faktur Pajak adalah :

J. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan


SE

Nilai atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau


Jasa Kena Pajak dari luar daerah Pabean;
Pasal 3

K
( Dokumen tertentu memenuhi persyaratan formal apabila

JA
1)  diisi lengkap, jelas, dan benar sesuai ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2;

Pasal 5

PA
Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam dokumen tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sepanjang dokumen tertentu

N
tersebut memenuhi persyaratan formal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dan mencantumkan Nomor Pokok Wajib

LA
Pajak pembeli Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak,
pihak yang melakukan impor Barang Kena Pajak, atau pihak yang
memanfaatkan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak
tidak berwujud;

DI
bahwa dengan demikian atas Pajak Masukan yang berasal dari SSP
JLN yang terdiri dari SSP JLN Royatly dan SSP JLN Technical
GA
Information Service tersebut karena dari penelitian Majelis telah
sesuai/memenuhi persyaratan sebagai dimaksud dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember
1994 dan terkait dengan dengan putusan Pengadilan Pajak Nomor :
EN

PUT-080768.16/2006/PP/M.VIIIB Tahun 2018, yang telah diucapkan


pada tanggal : 7 Februari 2018, maka dapat dikreditkan seluruhnya
sebagai Pajak Masukan;
TP

bahwa disamping itu sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor


99/PMK.06/2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Modul Penerimaan
Negara dalam Pasal 6 ayat (2) juga disebutkan “Dokumen sumber
sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat
IA

Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran
Pabean, Cukai, dan Pajak (SSPCP), …”, sehingga menurut Majelis SSP
tersebut dapat dikreditkan seluruhnya sebagai Pajak Masukan;
AR

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis


berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding
Pemohon Banding atas Koreksi Pajak Masukan atas pemanfaatan BKP
ET

tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean Masa Pajak April 2006,
dengan perincian sebagai berikut :

Jumlah Koreksi Yang


KR

Jumlah Koreksi Yang


No. Uraian Jumlah Koreksi (Rp) Tidak Dapat
Dipertahankan (Rp)
Dipertahankan (Rp)
Koreksi Pajak Masukan : -
1 Biaya Royalty (Trademark) 201.363.232,00 201.363.232,00 -
SE

2 Technical Information Service 246.110.617,00 246.110.617,00 -


JUMLAH 447.473.849,00 447.473.849,00 -
K
Pajak Masukan menurut Keputusan Terbanding Rp 3.630.065.631,00
Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 447.473.849,00

JA
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan menurut Majelis
Rp 4.077.539.480,00

PA
Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan
ketentuan perundang-undang lainnya serta peraturan hukum yang
berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini.

Memutuskan : Mengabulkan Seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding

N
terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
1074/WPJ.07/2014 tanggal 22 Mei 2014 tentang Keberatan Wajib Pajak

LA
Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Nomor : 00005/207/06/056/13 tanggal 28 Februari
2013 Masa Pajak April 2006 atas nama PT Mead Johnson Indonesia,
NPWP 02.058.971.9-056.000, beralamat di The Plaza Tower Lt. 43,

DI
Jalan MH Thamrin Kav. 28-30 Jakarta Pusat, sehingga perhitungan
menjadi sebagai berikut:
GA
D a s a r P e n g e n a a n P a ja k :
U R A IA N
J u m la h
(Rp )

a .A ta s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g te r u ta n g P P N :
- Eks p o r -
- P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a h a r u s d ip u n g u t s e n d ir i 4 0 .7 7 5 .4 6 1 .3 4 0 ,0 0
EN
- P e n y e r a h a n y a n g P P N - n y a d ip u n g u t o le h P e m u n g u t P P N
- P e n y e r a h a n P P N - n y a t id a k d ip u n g u t
- P e n y e r a h a n y a n g d ib e b a s k a n d a r i p e n g e n a a n P P N
J u m la h 4 0 .7 7 5 .4 6 1 .3 4 0 ,0 0
b . A t a s P e n y e r a h a n B a r a n g d a n J a s a y a n g t id a k t e r u t a n g PPN
c . J u m la h S e lu r u h P e n y e r a h a n 4 0 .7 7 5 .4 6 1 .3 4 0 ,0 0
d . P e m a n f a a ta n J K P d a r i L u a r P a b e a n
TP

P e n g h it u n g a n P P N K u r a n g B a y a r :
a . P a ja k K e lu a r a n y a n g h a r u s d ip u n g u t / d ib a y a r s e n d ir i 4 .0 7 7 .5 4 6 .1 3 4 ,0 0
b . D ik u r a n g i :
- P a ja k M a s u k a n y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n : 4 .0 7 7 .5 3 9 .4 8 0 ,0 0
- S TP (p o ko k ku ra n g b a y a r)
- D ib a y a r d e n g a n N P W P s e n d ir i -
- L a in - la in 9 .5 4 5 ,0 0
IA

- J u m la h p a ja k y a n g d a p a t d ip e r h it u n g k a n 4 .0 7 7 .5 4 9 .0 2 5 ,0 0
J u m la h p e r h it u n g a n P P N K u r a n g ( L e b ih B a y a r ) ( 2 .8 9 1 ,0 0 )
D ik o m p e n s a s ik a n k e M a s a P a ja k b e r ik u t n y a 2 .8 9 1 ,0 0
P P N y a n g k u r a n g ( le b ih ) d ib a y a r -
AR

S a n k s i A d m in is t r a s i:
B u n g a Pa s a l 1 3 a y a t (2 ) U U K U P -
K e n a ik a n P a s a l 1 3 a y a t ( 3 ) U U K U P -
J u m la h P P N y a n g m a s ih h a r u s / ( le b ih ) d ib a y a r -

Demikian diputus berdasarkan musyawarah Majelis VIIIB Pengadilan


ET

Pajak yang telah dicukupkan dalam sidang pemeriksaan terakhir pada


hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 dengan susunan Majelis dan Panitera
Pengganti sebagai berikut :
KR

Drs. Sigit Henryanto, Ak. sebagai Hakim Ketua,


Nany Wartiningsih, S.H., M.Si. sebagai Hakim Anggota,
Masdi, S.E., M.Si. sebagai Hakim Anggota,
SE

Yang dibantu oleh Dwian Widyati Haristyani, S.H., M.H.


sebagai Panitera Pengganti,
dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu

K
tanggal 7 Februari 2018 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim
Anggota dan Panitera Pengganti, dihadiri oleh Terbanding maupun

JA
Pemohon Banding.

PA
N
LA
DI
GA
EN
TP
IA
AR
ET
KR
SE

Anda mungkin juga menyukai