Anda di halaman 1dari 10

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.31244/PP/M.

XI/16/2011

Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai

Masa Pajak : Januari - Desember 2001

Pokok Sengketa : bahwa yang terbukti menjadi sengketa banding ini adalah
koreksi positif DPP PPN atas penyerahan yang harus dipungut
sendiri sebesar Rp.6.714.937.834,00 dengan perincian sebagai
berikut:
Menurut Terbanding Rp.21.586.122.402,00
Menurut Pemohon Banding Rp.14.871.184.568,00
Koreksi Rp. 6.714.937.834,00
yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;
Menurut Terbanding :

bahwa koreksi positif atas DPP PPN sebesar Rp.6.714.937.834,00


adalah berdasarkan equalisasi dengan Peredaran Usaha di PPh
Badan;

bahwa Pemeriksaan atas Pemohon Banding oleh Karikpa Jakarta


Empat (kemudian dilanjutkan Kanwil DJP Jakarta Utara) merupakan
tindak lanjut atas Pemeriksaan Sederhana Lapangan yang
dilakukan oleh KPP Jakarta Pademangan;

bahwa berdasarkan surat KPP Pademangan nomor


S-998/WPJ.05/KP.0205/2002 tanggal 19 Nopember 2002 tentang
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan terhadap Pemohon Banding
diketahui bahwa hasil PSL yang dilakukan berdasarkan penelusuran
rekening koran dan uji arus piutang yaitu:
Peredaran Usaha

cfm Pemohon Banding Rp 14.871.186.369,00

cfm Pemeriksa Rp 42.977.531.181,00

Koreksi Rp 28.106.344.812,00

bahwa Pemeriksa Karikpa Jakarta Empat dan Pemeriksa Kanwil


Jakarta Utara melakukan penelitian ulang atas hasil PSL KPP
Jakarta Pademangan tersebut, sehingga koreksi Peredaran Usaha
menjadi sebesar Rp.6.714.937.833,00;

bahwa koreksi Peredaran Usaha di PPh Badan berasal dari


pengujian arus uang serta didukung dengan temuan surat jalan
yang menginformasikan daftar pengiriman barang kepada customer
lokal yang tidak dilaporan oleh Pemohon Banding;

1) Kas cfm PSL KPP Jakarta Pademangan 1.111.230.693,00


2) Bank Swadesi (Rek : 300.1.00744.0) a.n 1.126.781.230,00
3) Bank Mandiri (Rek : 115.0000064958) a.n PT 35.000.000,00
4) Bank Swadesi (Rek : 300.1.00033.4) a.n 2.856.593.070,00
5) Bank Swadesi (Rek : 300.2,00361.8) a.n PT 2.256.826.623,00
Jumlah 7.386.431.616,00

bahwa berdasakan hasil pengujian arus uang tersebut, maka


koreksi Peredaran Usaha adalah sebagai berikut:
100/110 x Rp 7.386.431.616,00= Rp 6.714.937.834,00

bahwa atas alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa


dalam perhitungan arus uang terdapat pengembalian pinjaman
intern, Pemohon Banding tidak dapat membuktikan adanya
transaksi utang piutang tersebut dengan perjanjian, bukti pinjaman,
dan bukti pelunasan, sehingga alasan Pemohon Banding tidak
dapat diterima;

bahwa atas alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa


dalam perhitungan arus uang terdapat transfer antar bank,
Pemohon Banding tidak pernah mengungkapkan alasan ini dalam
surat keberatannya. Selain itu, pemindahbukuan dari rekening satu
ke rekening lainnya telah dikeluarkan dari pengujian arus uang
Terbanding pada saat pemeriksaan. Oleh karena itu, alasan
Pemohon Banding tidak dapat diterima;

bahwa berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa koreksi


Terbanding sudah tepat dan tidak terdapat bukti untuk menerima
alasan Pemohon Banding;

Menurut Pemohon Banding :

bahwa sumber penghasilan dari Peredaran Usaha PPh Badan


hanya dikutip dari Buku Bank Pribadi Johnny Kalwani (Direktur)
yang tidak mempunyai kaitan dengan penghasilan perusahaan dan
Buku Bank PT Kalwani Stockindo Utama yg tidak seluruhnya
merupakan penghasilan usaha sehingga ditemukan angka yang
bersumber dari rekening sebagai berikut:

Kas cfm PSL KPP Pademangan Rp.1. 111.230.963

Bank Swadesi No. Rek.300.1. 00744.0 Rp.1. 126.781.230.

Bank Swadesi No.Rek.300.2.00361.8 Rp.2. 856.593.070.

Bank Swadesi No.Rek Rp.2. 256.826.623.

Bank Mandiri Rp. 35.000.000.

Jumlah Total Menjadi Rp.7. 386.431.616.

bahwa Pemeriksa langsung menganggap catatan uang yang ada di


dalam rekening tersebut sebagai perolehan dari hasil omzet
penyerahan barang lokal incl. PPN, sehingga penghitungan koreksi
Peredaran Usaha menurut Pemeriksa menjadi :

100/110 x Rp 7. 386.431.616,00 = Rp 6.714.937.833,00

bahwa dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa begitu


mudahnya pemeriksa menentukan omzet tanpa menghitung arus
uang dan arus barang dalam perusahaan, sehingga Pemohon
Banding berpendapat :

bahwa dasar dilakukannya equalisasi tidak menunjukan


kebenaran penyerahan barang kena pajak yang seharusnya
dasar untuk pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
bahwa Pemohon Banding telah melaporkan penyerahan kena pajak
dalam SPT Masa PPN masa pajak Januari — Desember 2001;

bahwa dalam penghitungan equalisasi PPN yang bersumber dari


PPh yang penghasilannya tidak murni sebagai penghasilan
perusahaan karena setidak-tidaknya uang dalam kas perusahaan
sumber penghasilan omzet dari Rekening Tabungan Pribadi
Direktur seharusnya dikoreksi yaitu :

Kas cfm PSL KPP Pademangan Rp 1. 111.230.963.


Bank Swadesi No.Rek. 300.1.00077.4Rp 1. 126.781.230.
Bank Swadesi No.Rek. 300.2.00361.8Rp 2. 856.593.070.

bahwa Pemohon Banding mengakui adanya penjualan local hanya


sejumlah Rp 66.110.000. sesuai Surat Jalan Barang, yang berasal
dari penjualan barang reject/dikembalikan oleh buyer;
Majelis :

bahwa koreksi positif atas DPP PPN sebesar Rp.6.714.937.834,00


adalah berdasarkan equalisasi dengan Peredaran Usaha di PPh
Badan sehingga pembahasannya mengikuti koreksi Peredara
Usaha pada PPh Badan, yaitu sebagai berikut;

bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan Nomor


LAP-21/WPJ.21/BD.07/2008 tanggal 26 Juni 2008, diketahui alasan
Terbanding mengoreksi peredaran usaha sebesar
Rp.6.714.937.833,00 adalah karena berasal dari pengujian arus
uang serta didukung dengan temuan surat jalan yang
menginformasikan daftar pengiriman barang kepada customer lokal
yang tidak dilaporan oleh Pemohon Banding;

bahwa perhitungan peredaran usaha lokal berasal dari pelunasan


piutang lokal via kas/bank:

Kas cfm PSL KPP Jakarta Pademangan Rp


Bank Swadesi (Rek : 300.1.00744.0) a.n Rp
Bank Mandiri (Rek : 115.0000064958) a.n Rp
Bank Swadesi (Rek : 300.1.00033.4) a.n Rp
Bank Swadesi (Rek : 300.2.00361.8) a.n Rp
Jumlah Rp
7.386.431.616,00
bahwa berdasarkan hasil pengujian arus uang tersebut, maka
koreksi Peredaran Usaha adalah sebagai berikut:

100/110 x Rp 7.386.431.616,00= Rp 6.714.937.834,00

bahwa Pemohon Banding tidak menyetujui koreksi Terbanding


karena Pemeriksa langsung menganggap catatan uang yang ada
didalam rekening tersebut sebagai perolehan dari hasil omzet
penyerahan barang lokal incl. PPN;

bahwa Pemohon Banding sebelumnya telah menjelaskan kepada


Penelaah Keberatan bahwa tidak semua uang yang tercantum
didalam rekening Pemohon Banding merupakan penerimaan hasil
penjualan karena dalam rekening Pemohon Banding (Perusahaan)
juga ada pengembalian pinjaman intern atau transfer dari bank
Pemohon Banding yang satu ke bank Pemohon Banding lainnya;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyatakan tidak setuju


bahwa temuan mutasi kredit dianggap sebagai penjualan lokal, mutasi
kredit piutang dalam rekening koran Pemohon Banding tersebut
berasal dari pembayaran pengembalian uang pinjaman yang ditransfer
melalui Rekening Perusahaan;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding yang


semata-mata berdasarkan mutasi kredit Pemohon Banding dianggap
sebagai arus uang, sedangkan Pemeriksa tidak membuktikan adanya
Arus Barang berupa penyerahan, Surat Jalan Barang, Invoice ataupun
data pembelian lokal sehingga dapat meyakinkan kebenarannya
adalah Penjualan Lokal;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan telah menyerahkan


bukti dan dokumen sebagai berikut :
1. Rincian Rekening Koran,
2. Rincian Pembayaran Pinjaman,

bahwa Majelis memandang perlu untuk menilai masing-masing


bagian yang menurut Terbanding sebagai unsur pelunasan piutang
lokal:

1. Kas cfm PSL KPP Pademangan sebesar Rp 1.111.230.693,00


bahwa Terbanding dalam persidangan menyatakan bahwa sesuai
dengan hasil pemeriksaan oleh KPP Pademangan terdapat
pelunasan piutang lokal berdasarkan kas sebesar Rp
1.111.230.693,00 yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding
sebagai penjualan;

bahwa menurut Terbanding pada saat pemeriksaan diketahui


terdapat penerimaan piutang dari pelanggan dan penerimaan dari
Direksi pada buku kas perusahaan yang diperkirakan merupakan
pelunasan penjualan dari pelanggan yang diterima melalui Direksi
yang selanjutnya dicatat sebagai penerimaan Direksi pada Buku
Kas sebesar Rp 1.556.462.775,00;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menyatakan


penerimaan dari Direksi pada Buku Kas tersebut adalah
pembayaran yang dilakukan langsung oleh buyer FH Vista, Osr
Singapore Pte Ltd.;

bahwa menurut Pemohon Banding penerimaan masing-masing


setoran yang dipermasalahkan Terbanding adalah penerimaan
Pemohon Banding atas penjualan barang yang telah diekspor dan
telah dicatat sebagai penjualan kemudian dibukukan pada Buku
Kas dengan perincian :

- Osr Singapore Ltd 6 Feb No. Invoice 008 – Kode OS-4 sejumlah
Rp 56.058.300
- Osr Singapore Ltd 15 May No. Invoice 006 – Kode OS-3 sejumlah
Rp 331.989.475
- FH Vista tgl 25 May  No. Invoice 005 – Kode FH-3A sejumlah
Rp 507.375.000
- FH Vista tgl 01 Jun  No. Invoice 005 – Kode FH-3B sejumlah
Rp 455.000.000
Jumlah
Rp1.350.422.775
bahwa demikian juga penerimaan setoran Direksi adalah berasal
dari pembayaran customer atas barang yang telah diekspor yang
diposting pada Buku Kas dengan perincian Kode Pembukuan:

- Kode OS- 3 sejumlah Rp 48.150.000,00


- Kode OS-4 sejumlah Rp 18.090.000,00
- Kode OS-5 sejumlah Rp 38.550.000,00
- Kode FH-3A sejumlah Rp 55.100.000,00
- Kode FH-3B sejumlah Rp 45.100.000,00
Jumlah setoran penerimaan via Direksi
Rp204.940.000,00

bahwa menurut Terbanding koreksi Pemeriksa yang


mengasumsikan temuannya sebagai penyerahan dalam negeri
tidak dapat dibuktikan Terbanding mengenai arus uang dan
barang dan bukti pendukung penjualan Dalam Negeri;

bahwa selanjutnya untuk membuktikan bahwa penerimaan


tersebut berasal dari pembayaran atas penjualan ekspor,
Pemohon Banding dalam persidangan menyerahkan bukti-bukti
sebagai berikut:
1. Rekap Penjualan Ekspor,
2. PEB,
3. Invoice,
4. Packing List,
5. B/L,
6. Rekap Penerimaan ekspor dari customer yang langsung
dibukukan ke Buku Kas
7. Rekap Penerimaan ekspor dari cuatomer dibayar melalui
Direksi yang dibukukan pada Buku Kas;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas bukti-bukti yang


disampaikan oleh Pemohon Banding dalam persidangan berupa
Rekap Penjualan Ekspor yang didukung dengan bukti pendukung
berupa PEB, Invoice, Packing List dan BL terbukti bahwa
penerimaan yang dibukukan pada buku kas tersebut adalah
merupakan penerimaan yang berasal dari pembayaran ekspor
bukan pelunasan piutang lokal sebagaimana yang dikemukakan
Terbanding;

bahwa berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon


Banding tersebut Majelis dapat meyakini bahwa koreksi penjualan
yang berasal dari penerimaan kas tersebut adalah merupakan
penerimaan yang berasal dari penjualan ekspor yang
pembayarannya diterima secara langsung dan dibukukan pada
Buku Kas;

bahwa berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan Majelis


berkesimpulan bahwa Terbanding tidak dapat membuktikan bahwa
koreksi yang berasal dari kas sebesar Rp 1.111.230.693,00
sebagai penjualan yang belum dilaporkan;

bahwa karenanya Majelis berpendapat koreksi Terbanding yang


berasal dari pelunasan piutang melalui kas sebesar
Rp 1.111.230.693,00, tidak dapat dipertahankan;

2. Rekening Bank Swadesi (Rek : 300.1.00744.0-USD) a.n Johnny


Kalwani sebesar Rp 1.126.781.230,00 dan Rekening Bank
Swadesi (Rek : 300.1.00033.4 - IDR) sebesar Rp
2.856.593.070,00 a.n Johnny Kalwani.

bahwa Terbanding dalam persidangan menyatakan tidak dapat


meyakini bahwa penerimaan pada sisi kredit kedua rekening
tersebut merupakan penerimaan pribadi Johny Kalwani selaku
Direktur PT Kalwani Stockindo Utama karena berdasarkan
penjelasan pada Rekening Koran Perusahaan juga terdapat
penerimaan pribadi, hal ini berarti tidak ada pemisahan antara
fungsi rekening koran pribadi dan perusahaan;

bahwa menurut Terbanding terdapat lalu lintas uang perusahaan


yang terkait dengan kegiatan usaha yang diterima dengan
memakai rekening pribadi perusahaan;
bahwa Pemohon Banding tidak menyetujui koreksi Terbanding
karena tidak seharusnya Terbanding memperhitungkan rekening
pribadi sebagai milik perusahaan;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis dalam persidangan


diketahui bahwa Pemohon Banding tidak pernah memasukkan
SPT Orang Pribadi untuk Tahun Pajak 2001 dan 2002 sehingga
tidak dapat diketahui lebih lanjut apa usaha Johny Kalwani dan
apakah mutasi pada rekening koran tersebut adalah merupakan
omzet pribadi Johny Kalwani;

bahwa sesuai dengan hasil pemeriksaan Majelis dalam


persidangan diketahui, pada rekening atas nama perusahaan juga
terdapat beberapa transaksi yang merupakan transaksi pribadi
Johny Kalwani sehingga menurut pendapat Majelis dapat meyakini
apabila dalam rekening pribadi Johny Kalwani terdapat beberapa
transaksi yang merupakan transaksi perusahaan;

bahwa berdasarkan hal tersebut Majelis berkesimpulan memang


tidak terjadi pemisahan antara Rekening Pribadi dan Rekening
Perusahaan dan Pemohon Banding sendiri tidak dapat
membuktikan bahwa atas transaksi yang bersumber dari Rekening
Koran atas nama Johny Kalwani adalah merupakan transaksi atau
penerimaan pribadi Johny Kalwani;

bahwa sesuai dengan pembahasan atas penerimaan melalui kas


Pemohon Banding sendiri telah mengakui bahwa terdapat
penerimaan perusahaan melalui Direksi sehingga Majelis tidak
dapat meyakini bahwa rekening atas nama Johny Kalwani adalah
merupakan rekening atas transaksi pribadi Johny Kalwani saja;

bahwa karenanya Majelis berpendapat koreksi penjualan yang


berasal mutasi pada Rekening Bank Swadesi No.Rekening
300.1.00744.0 (USD) sebesar Rp 1.126.781.230,00 dan No.
Rekening 300.1.00033.4 (IDR) sebesar Rp 2.856.593.070,00,
tetap dipertahankan;

3. Rekening Bank Mandiri (Rek : 115.0000064958 - USD) atas


nama PT Kalwani Stockindo Utama sebesar Rp 35.000.000,00

bahwa atas koreksi yang berasal dari transaksi rekening


Pemohon Banding yang ada pada Bank Mandiri (Rek :
115.0000064958) sebesar Rp 35.000.000,00 Pemohon Banding
dalam persidangan menyatakan dapat menerima koreksi
Terbanding;

bahwa karenanya Majelis berkesimpulan atas koreksi yang


berasal dari transaksi pada Rekening Mandiri Pemohon
Banding pada Bank Mandiri (Rek : 115.0000064958) sebesar
Rp 35.000.000,00 tetap dipertahankan;

4. Rekening Bank Swadesi (IDR) No.Rekening 300.2.00361.8 atas


nama PT Kalwani Stockindo Utama Rp.2. 256.826.623.

bahwa atas transaksi dari reking Bank Swadesi No.Rekening


300.2.00361.8 Pemohon Banding dalam persidangan telah
memberikan Perincian Pinjaman dan pembayaran/pengembalian
pinjaman sesuai dengan KKP Pemeriksa kepada Terbanding
masih memintakan untuk dilengkapi bukti pendukung terhadap
pinjaman;
bahwa menurut Pemohon Banding terkait dengan Rekening
Bank Swadesi No.Rekening 300.2.200361.8 dengan nilai
Rp. 2.256.826.623,00, jumlah tersebut tidak seluruhnya
merupakan peredaran usaha, dengan rincian sebagai berikut :

1. Pembayaran pinjaman pribadi Rp.2.144.430.873,00


2. Penerimaan dari Penjualan lokal Rp.
3.920.000,00
3. Giro yang ditolak Rp. 108.475.750,00
Rp.2.256.826.623,00

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding telah memberikan


data berupa rincian rekening Koran dan rincian pembayaran
pinjaman (data internal Pemohon Banding) dengan uraian
sebagai berikut:

1. Atas pembayaran pinjaman Rp.2.144.430.873,00

bahwa menurut Pemohon Banding jumlah sebesar


Rp.2.144.430.873,00 merupakan pelunasan atas pinjaman
pribadi dari Jhony Kalwani (Direktur dari PT. Kalwani
Stockindo Utama) kepada para debitur;

bahwa menurut Terbanding dari penjelasan Pemohon


Banding tersebut diketahui tidak ada pemisahan antara
rekening Koran Pribadi Direktur dan Rekening Koran
Perusahaan;

bahwa menurut Terbanding atas kebenaran bahwa jumlah


tersebut memang penerimaan terkait pembayaran/pelunasan
pinjaman pribadi kepada Direktur PT. Kalwani Stockindo
Utama juga tidak dapat dibuktikan karena tidak ada dokumen
berupa perjanjian hutang-piutang dan bukti pemberian
pinjaman oleh Johny Kalwani, serta data debitur (nama,
alamat dan NPWP) sehingga Terbanding tetap
mempertahankan koreksi pemeriksa;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas Rekening


Koran Bank Swadesi yang disampaikan oleh Pemohon
Banding dalam persidangan diketahui bahwa jumlah
sebesar Rp 2.144.430.873,00 merupakan
transaksi pada sisi debet yang merupakan pelunasan hutang
dari Johny Kalwani selaku Direktur Pemohon Banding;

bahwa sesuai dengan penjelasan Pemohon Banding dalam


persidangan, pinjam meminjam antara Pemohon Banding
dengan Johny Kalwani tersebut memang tidak didukung
dengan Perjanjian hutang piutang namun menurut Majelis
dalam prakteknya hal tersebut lazim terjadi sehingga Majelis
dapat meyakini bahwa transaksi tersebut sebagai pelunasan
hutang bukan sebagai penjualan yang belum dilaporkan;

bahwa karenanya Majelis berkesimpulan terbukti atas


transaksi sebesar Rp 2.144.430.873,00 merupakan
pembayaran atas pinjaman yang bukan merupakan
penjualan Pemohon Banding;
bahwa karenanya Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding
sebesar Rp 2.144.430.873,00 tidak dapat dipertahankan;

2. Atas penerimaan dari penjualan lokal sebesar


Rp.3.920.000,00

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan mengakui


bahwa penerimaan uang senilai Rp.3.920.000,00 memang
merupakan penerimaan uang terkait peredaran usaha lokal;

bahwa karena Pemohon Banding sudah mengakui bahwa


jumlah penerimaan uang senilai Rp.3.920.000,00 memang
penerimaan uang terkait peredaran usaha lokal maka
Terbanding tetap mempertahankan koreksinya;

bahwa karena atas transaksi sebesar Rp.3.920.000,00


Pemohon Banding sendiri telah mengakui sebagai
penerimaan dari penjualan lokal maka Majelis berkesimpulan
koreksi Terbanding sebesar Rp.3.920.000,00 tetap
dipertahankan;

3. Atas alasan giro yang ditolak sebesar Rp.108.475.750,00

bahwa menurut Pemohon Banding atas transaksi sebesar


Rp 108.475.750,00 adalah merupakan transaksi giro yang
ditolak;

bahwa berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan oleh


Pemohon Banding dalam persidangan Terbanding
menyatakan tidak dapat meyakini bahwa giro dimaksud
ditolak, karena sudah masuk di sisi kredit rekening Koran;

bahwa selain itu menurut Terbanding, Pemohon Banding


harus dapat membuktikan bahwa giro yang sudah diakui di
sisi kredit tersebut dikeluarkan lagi dari Rekening Koran;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan tidak dapat


membuktikan bahwa karena giro tersebut telah ditolak maka
telah dikeluarkan lagi dari sisi kredit sehingga Majelis tidak
dapat meyakini bahwa transaksi tersebut sebagai transaksi
giro yang ditolak;

bahwa karenanya Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding


sebesar Rp 108.475.750,00 tetap dipertahankan;

bahwa berdasarkan uraian atas masing-masing transaksi yang


berasal dari Rekening Bank Swadesi atas nama PT Kalwani
Stockindo Utama No.Rekening 300.2.200361.8, Majelis
berkesimpulan atas koreksi Terbanding sebesar
Rp.2.256.826.623,00 koreksi sebesar Rp 2.144.430.873,00
tidak dapat dipertahankan dan koreksi sebesar Rp
112.395.750,00 (Rp2.256.826.623,00 – Rp2.144.430.873,00 )
tetap dipertahankan;
bahwa berdasarkan pembuktian dan pembahasan atas masing-
masing sumber temuan arus uang berupa Rekening Bank dan Kas,
Majelis berkesimpulan transaksi dari rekening bank dan kas yang tetap
dipertahankan sebagai koreksi adalah sebesar Rp 4.130.770.050,00
yang terdiri dari:

Bank Swadesi Rp.1.126.781.230,00

Bank Mandiri Rp. 35.000.000,00

Bank Swadesi ( Rp.2.856.593.070,00

Bank Swadesi Rp. 112.395.750,00


5.Jumlah Rp4.130.770.050,00

dan koreksi yang tidak dapat dipertahankan adalah sebesar


Rp 3.255.661.566,00 yang terdiri dari:

1. Kas cfm PSL KPP Jakarta Pademangan Rp.1.111.230.693,00

2. Bank Swadesi Rp.2.144.430.873,00

Jumlah Rp.3.255.661.566,00

bahwa berdasarkan kesimpulan tersebut DPP PPN yang kurang


dilaporkan menurut Majelis adalah sebagai berikut:

100/110 x Rp 4.130.770.050,00 = Rp 3.755.245.500,00

bahwa karenanya Majelis berpendapat atas koreksi Terbanding


terhadap DPP PPN atas penyerahan yang PPN-nya harus dipungut
sendiri sebesar Rp.6.714.937.834,00, koreksi sebesar
Rp.3.755.245.500,00 tetap dipertahankan dan koreksi sebesar
Rp.2.959.692.334,00 (Rp.6.714.937.834,00 – Rp.3.755.245.500,00)
tidak dapat dipertahankan;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa


mengenai tarif pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa
mengenai kredit pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa
mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi
administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa berdasarkan hasil Pemeriksaan Majelis terhadap bukti-


bukti/ dokumen-dokumen yang diserahkan serta keterangan
Pemohon Banding dalam sidang, Majelis berkesimpulan terdapat
cukup bukti yang meyakinkan Majelis untuk mengabulkan sebagian
permohonan banding Pemohon Banding, sehingga Keputusan
Terbanding Nomor : KEP-724/PJ.07/2009 tanggal 11 September
2009 perlu ditinjau kembali dengan perhitungan sebagai berikut :

Dasar Pengenaan Pajak menurut Terbanding ..


Rp.21.586.122.402,00
Koreksi yang tidak dapat dipertahankan :
Dasar Pengenaan Pajak .................................. Rp.
2.959.692.334,00
Dasar Pengenaan Pajak menurut Majelis : ......
Rp.18.626.430.068,00

Memperhatikan: Surat Banding Pemohon, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan,


hasil Pemeriksaan dan pembuktian di dalam persidangan serta
kesimpulan tersebut di atas;

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan


: Pajak;
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000;
4. Ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang
MENGADILI:

Mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding


terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :
KEP-724/PJ.07/2009 tanggal 11 September 2009 tentang
Keberatan Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Januari s.d
Desember 2001 Nomor : 00101/207/01/044/08 tanggal 11 Juli 2008,
dan pajaknya dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

Dasar Pengenaan Pajak


Ekspor Rp 14.871.184.568,0
………………………………………... 0
Penyerahan yang PPN nya harus dipungut Rp 3.755.245.500,00
sendiri
Jumlah Seluruh penyerahan 18.626.430.068,0
………………...... 0
Pajak Keluaran yang dipungut Rp 375.524.550,00
sendiri...............
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Rp 1.201.189.384,0
...... 0
Jumlah perhitungan PPN kurang bayar (Rp 825.664.834,0
......... 0)
Kelebihan pajak yang sudah
dikompensasikan ke masa pajak Rp 1.201.189.384,0
berikutnya.......................................... 0
PPN yang kurang Rp 375.524.550,00
dibayar...................................
Sanksi Administrasi :
Kenaikan Pasal 13 (3) KUP Rp 375.524.550,00
……………………
Jumlah PPN yang masih harus dibayar Rp 751.049.100,00
……….

Anda mungkin juga menyukai