Anda di halaman 1dari 31

Putusan Nomor : PUT-085636.15/2011/PP/M.

IIB Tahun 2019

Jenis Pajak : PPh. Bd

Tahun Pajak : 2011

K
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam perkara banding
ini adalah koreksi atas Penghasilan Netto sebesar

JA
Rp.63.989.818.846,00, terdiri dari:

1. Koreksi Peredaran Usaha Rp59.398.774.832,00


2. Koreksi Biaya Usaha Lainnya Rp 2.067.828.787,00

PA
3. Koreksi Biaya Diluar Usaha Rp 2.523.215.227,00
Jumlah Rp63.989.818.846,00

4. Koreksi atas kredit Pajak sebesar Rp.157.059.724,00,

N
1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp 59.398.774.832,00

ILA
Menurut Terbanding :

bahwa sesuai hasil penelitian terhadap permohonan Keberatan Pemohon Banding


diketahui bahwa Pemohon Banding keberatan atas koreksi Peredaran Usaha sebesar
D
Rp. 59.398.774.832,00, Pemeriksa melakukan koreksi peredaran tersebut berasal dari
perhitungan arus piutang;
GA
bahwa Pemohon Banding keberatan dengan alasan karena pemeriksa hanya melakukan
penelaahanterbatas atas mutasi debet piutang usaha lokal dan piutang usaha ekspor dan
membandingkan dengan penjualan Pemohon Banding, menurut Pemohon Banding tidak
seluruh mutasi debet dari piutang usaha baik lokal maupun ekspor merupakan transaksi
EN

penjualan dalam sisi kreditnya;

bahwa tidak semua transaksi debet piutang usaha merupakan transaksi penjualan, ada
beberapa transaksi yang berupa jurnal penyesuaian yang disebabkan adanya pelunasan
TP

pelunasan piutang yang sebelumnya tidak dapat Pemohon Banding identifikasikan


berdasarkan nomor surat jalan dan atau nomor invoicenya dan sudah Pemohon Banding
kredit pada saat pelunasannya, maka Pemohon Banding akan menjurnal debet atas
pelunasan yang telah Pemohon Banding catat kredit sebelumnya tersebut, dan kemudian
melakukan jurnal ulang pelunasan piutang usaha yang sudah dapat Pemohon Banding
IA

identifikasi berdasarkan nomor surat jalan dan atau nomor invoicenya;

bahwa berdasarkan LPP dan KKP Terbanding, diuraikan bahwa, Terbanding melakukan
AR

koreksi peredaran Usaha berdasarkan pengujian arus piutang, sebagaimana dijelaskan


pada dasar koreksi Terbanding di atas;

bahwa Pemohon Banding, dalam proses keberatan menyampaikan data atau dokumen
ET

sebagai berikut:
- Laporan Keuangan Audited (Copy);
- SPT PPh Badan tahun 2011 (Copy);
- SPT Masa PPN Januari s.d Desember 2011 (Copy);
KR

- Ledger (Soft Copy);


- Giro perusahaan;
- Print out daftar piutang yang menurut Pemohon Banding dicatat double dalam buku
piutang.
SE

bahwa dalam surat keberatannya Pemohon Banding melampirkan print out piutang
penjualan ekspor;

Dasar Hukum;
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2000 (UU KUP) antara lain mengatur :Pasal 13 ayat (1) Dalam jangka
waktu sepuluh tahun sesudah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau
keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar;

Penjelasan Pasal 13 ayat (1) UU KUP antara lain menyebutkan, ".....................Surat


Ketetapan Pajak Kurang Bayar dapat juga diterbitkan dalam hal Direktur Jenderal Pajak
memiliki data lain di luar data yang disampaikan oleh Wajib Pajak sendiri, dan dari data
tersebut dapat dipastikan bahwa Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban pajak

K
sebagaimana mestinya. Untuk memastikan kebenaran data itu, terhadap Wajib Pajak
dapat dilakukan pemeriksaan...";

JA
- Pasal 28 ayat (7)
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung

PA
besarnya pajak yang terutang;

Penjelasan Pasal 28 ayat (7), pada kalimat terakhir disebutkan : "Dengan demikian
pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di
Indonesia misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan kecuali peraturan

N
perundang-undangan perpajakan menentukan lain";

ILA
- Pasal 4 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (1) Yang
menjadi objek Pajak Penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuanekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dariIndonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atauuntuk menambah kekayaan Wajib
D
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dandalam bentuk apapun, termasuk:
Dst.
GA
- Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 01/PJ.7/2002 tanggal 19 Februari
2002 tentang Kebijaksanaan Pemeriksaan PPN dan PPn BM ditegaskan sebagai
berikut:
EN

Angka 3.2 tentang Prosedur Pemeriksaan Penjualan


a. Lakukan pengujian kaitan antara Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN yang dilaporkan
dalam SPT Masa PPN dengan Buku Penjualan, Buku Retur Penjualan, Nota Retur,
Buku Piutang Dagang, Buku Kas/Bank dan buku penerimaan uang muka dengan
TP

menggunakan metode pengujian arus uang, arus piutang dagang dan pengujian arus
barang;

bahwa berdasarkan penelitian terhadap Laporan Pemeriksa, koreksi peredaran usaha


IA

berasal dari perhitungan penjualan berdasarkan pengujian arus piutang dengan dokumen
sumber General Ledger dan Trial Balance Pemohon Banding;
AR

bahwa Tim Penelaah melakukan penelitian terhadap Trial Balance dan General Ledger
yang menjadi dokumen sumber atas perhitungan penjualan berdasarkan arus piutang
yang dilakukan Pemeriksa, maka hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut:

Saldo akhir Piutang lokal : Pihak ketiga Rp.12.693.609.302,-


ET

Pihak berelasi Rp.15.811.341.316,-


Jumlah Rp.28.504.950.618,-
Saldo akhir Piutang Export Rp.21.534.359.625,-
KR

Jumlah Rp.13.50.039.310.243,-
Saldo Awal Piutang sebagai berikut:

Saldo awal Piutang lokal: Pihak ketiga Rp. 8.969.549.212,-


Pihak berelasi Rp. 4.331.138.316,-
SE

Jumlah Rp.13.300.687.528,-
Saldo Awal Piutang Export Rp.11.286.976.533r
Jumlah Rp.24.587.664.061,-
- Pelunasan Piutang lokal (sisi kredit):
Pihak ketiga Rp.194.272.946.235,-
Pihak berelasi Rp.106.131.824.518,-
Rp.300.404.770.753,-
- Pelunasan Piutang export (sisi kredit) Rp.197.653.284.296,-

bahwa dengan demikian sesuai dengan nilai saldo awal piutang, saldo akhir piutang dan
pelunasan piutang tersebut di atas maka apabila dibuat pengujian arus piutang menjadi
sebagai berikut:

bahwa penjualan Ekspor menurut Pemeriksa sebagai berikut:

K
Saldo Akhir 21.534.359.625

JA
Pelunasan sisi kredit 197.653.284.296
Jumlah 219.187.643.921
Dikurangi Saldo Awal 11.286.976.533

PA
Penjualan Ekspor cfm Pemeriksa 207.900.667.388
Penjualan menurut WP/SPT Badan 179.199.480.895
Koreksi Positif 28.701.186.493

N
Penjualan Lokal

ILA
Saldo Akhir 28.504.950.618
Pelunasan sisi kredit 300.404.770.753
Jumlah 328.909.721.371
Dikurangi Saldo Awal 13.300.687.528
Penjualan Lokal cfm Pemeriksa
Penjualan Cfm SPT PPh Badan WP
D 315.609.033.843
281.841.686.671
GA
Koreksi Penjualan lokal (Incl PPN) 33.767.347.172
Koreksi Penjualan lokal (Excl PPN) 30.697.588.338
Total koreksi penjualan a + b 59.398.774.832
EN

bahwa berdasarkan hasil penelitian atas perhitungan penjualan berdasarkan pengujian


arus piutang yang dilakukan oleh Pemeriksa tersebut di atas dengan dokumen sumber yang
digunakan adalah General Ledger dan Trial Balance Pemohon Banding, maka Tim Peneliti
berpendapat bahwa pengujian arus piutang yang dilakukan telah tepat;
TP

bahwa dalam surat keberatannya Pemohon Banding keberatan atas koreksi peredaran
usaha tersebut dengan alasan sebagai berikut:
IA

bahwa tidak seluruhnya mutasi debet dari piutang usaha Pemohon Banding baik lokal
maupun export merupakan transaksi dalam sisi kreditnya;
AR

bahwa secara prinsip akuntansi piutang usaha dicatat debet atas transaksi penjualan
berikut PPN-nya serta mencatat kredit atas transaksi pelunasan piutang;

bahwa namun demikian tidak semua transaksi debet piutang usaha merupakan transaksi
penjualan;
ET

bahwa pelunasan piutang yang sebelumnya tidak dapat diidentifikasi oleh Pemohon
Banding berdasarkan nomor surat jalan atau nomor invoicenya dan sudah dikredit oleh
Pemohon Banding pada saat pelunasannya, maka akan menjurnal debet atas pelunasan
KR

yang telah dicatat kreddit sebelumnya tersebut, dan kemudian melakukan jurnal ulang
pelunasan piutang usaha yang sudah teridentifikasi berdasarkan nomor surat jalan dan
atau nomor invoice;
SE

bahwa transaksi debet piutang ada juga yang merupakan barang SK atau barang yang
diservis;

bahwa dalam suratnya Pemohon Banding menyatakan melampirkan rekapitulasi debet


piutang usaha lokal dan ekspor yang bukan merupakan transaksi penjualan;

bahwa pada saat proses keberatan Pemohon Banding memberikan printout perhitungan
penjualan berdasarkan pengujian arus piutang dan print out daftar double catat piutang,
Tim Peneliti telah melakukan Penelitian atas perhitungan Wajib Pajak, menunjukkan
bahwa untuk nilai saldo awal dan saldo akhir piutang dalam perhitungan Wajib Pajak tidak
sama dengan yang telah dicatat oleh Pemohon Banding dalam GL dan Trial Balance nya;

bahwa adapun terhadap piutang yang menurut Pemohon Banding merupakan pencatatan
yang double dalam account piutang, telah dilakukan pengecekan ke buku piutang, namun
Tim Peneliti tidak menemukan adanya pencatatan yang double dalam account Piutang;

K
bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa koreksi Pemeriksa
telah tepat, dan Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasan keberatannya,

JA
sehingga Tim Penelaah mempertahankan koreksi serta menolak keberatan Pemohon
Banding;

Menurut Pemohon Banding :

PA
bahwa koreksi Peredaran usaha sebesar Rp. 59.398.774.832,00 tersebut terinci dan
koreksi peredaran usaha Lokal sejumlah Rp. 30.697.588.339,00 dan koreksi Peredaran
usaha eksport sejumlah Rp. 28.701.186.493,00 ;

N
a. Koreksi peredaran usaha lokal sejumlah Rp.30.697.588.339,00

ILA
bahwa dasar koreksi uji arus piutang lokal yang menurut Pemohon Banding dan
menurut Ketetapan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Koreksi Uji Arus Piutang Lokal (Dalam Rupiah Penuh)

Keterangan Menurut
D Menurut Beda
Terbanding Pemohon Banding
GA
Saldo Akhir Piutang
- Pihak Ketiga 12.691.609.302 12.693.609.302 -
- Afiliasi 15.811.341.316 15.811.341.316 -
Jumlah 28.504.950.618 28.504.950.618 -
EN

Pelunasan Sisi Kredit


- Pihak Ketiga 194.272.946.235 194.272.946.235 -
- Double catat pelunasan (41.369.457.027) ( 41.369.457.027)
- Adjusment (3.480.877.505) (3.480.877.505)
TP

- Afiliasi 106.131.824.518 106.131.824.518


Jumlah 328.909.721.371 284.059.386.839 (44.850.334.532)
Saldo Awal Piutang
- Pihak Ketiga 8.969.549.212 8.969.549.212 -
IA

- Pihak Afiliasi 4.331.138.316 4,331138,316 -


Jumlah 315.609.033.843 270.758.699.311 ( 44.850.334.532)
AR

Uang Muka Penjualan


- Saldo Akhir 1.546.203.251 1.546.203.251
- Saldo Awal (324.434.484) (324.434.484)
Penjualan Arus Piutang 315.609.033.843 271.980.468.078 ( 43.628.565.765)
ET

Penjualan Kontan - 9.861.218.593 9.861.218.593


Penjualan Incl PPN 315.609.033.843 281.841.686.671 ( 33.767.347.172)
Penjualan Cfm SPT 281.841.686.671 281.841.686.671 -
Koreksi Penjualan 33.767.347.172 - ( 33.767.347.172)
KR

Dikurangi unsur PPN 3.069.758.833 - 3.069.758.833


Koreksi Penjualan 30.697.588.339 - ( 30.697.588.339)

bahwa Pemohon Banding sangat tidak setuju terhadap koreksi pemeriksaan atas
SE

peredaran usaha tersebut karena Terbanding hanya melakukan penelaahan terbatas atas
mutasi debet piutang usaha lokal dan membandingkannya dengan penjualan
Pemohon Banding;

bahwa perlu Pemohon Banding jelaskan bahwa tidak seluruh mutasi debet dari piutang
usaha Pemohon Banding baik lokal maupun eksport merupakan transaksi penjualan
dalam sisi kreditnya, menurut Pemohon Banding penelahaan sebagaimana hal tersebut
sangat dangkal dan sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah ataupun prinzip akuntansi
yang berlaku lazim di Indonesia. Secara Prinsip akun piutang usaha Pemohon Banding
mencatat debet atas transaksi penjualan berikut Pajak Pertambahan Nilainya serta
mencatat kredit atas transasksi pelunasan piutang;

bahwa demikian juga terhadap transaksi kredit dalam perkiraan piutang usaha tidak
semuanya merupakan transaksi pelunasan piutang secara langsung, hal mana karena
didalam sistem pembukuan Pemohon Banding setiap pelunasan piutang harus secara
jelasmengidentifikasikan pelunasan piutang berdasarkan nomor surat jalannya, oleh

K
karena ada beberapa transaksi pelunasan piutang yang masih belum dapat Pemohon
Banding identiftkasikan pada saat penerimaan uang masuk, maka untuk mengakomodasi

JA
transaksi tersebut Pemohon Banding tetap melakukan jurnal kredit terhadap piutang
dengan memberi kode uang titipan Pada saat Pemohon Banding telah dapat
mengidentifikasikan pelunasan tersebut berdasarkan nomor surat jalan penjualannya,
Pemohon Banding kemudian melakukan pendebetan ulang atas uang masuk tersebut dan

PA
mengkredit kembali piutang berdasarkan terinci dengan nomor-nomor surat jalannya;

bahwa Kondisi tersebut mengakibatkan adanya double pengkreditan dan pendebetan atas
perkiraan piutang usaha lokal Pemohon Banding, jumlah keseluruhan atas double catat
penerimaan uang dalam perkiraan piutang usaha pihak ketiga lokal selama tahun 2011

N
adalah sejumlah Rp.41.369.457.027,00;

bahwa untuk mencerminkan nilai penjualan secara riil maka dalam penghitungan uji

ILA
piutang tersebut Pemohon Banding masukkan dalam perhitungan yakni penjualan tunai
yang pada saat penjurnalannya tidak melalui akun piutang usaha sejumlah
Rp.9.861.218.593,00;

D
b. Koreksi peredaran usaha eksport sejumlah Rp.28.701.186.493,00

bahwa dasar koreksi uji arus piutang usaha ekspor menurut Pemohon Banding dan
GA
menurut Terbanding dapat dijabarkan sebagai berikut:

Keterangan Menurut Menurut Beda


Terbanding Pemohon Banding
EN

Saldo Akhir Piutang


21.534.359.625 21.534.359.625 -

-
-
TP

-
Pelunasan Sisi Kredit 197.653.284.296 197.653.284.296 -
- Double catat pelunasan - ( 26.917.849.327 ) ( 26.917.849.327 )
- Adjusment - ( 1.783.337.166 ) ( 1.783.337.166 )
IA

Jumlah 219.187.643.921 190 486.457.428 ( 28 701.186.493 )


Saldo Awal Piutang ( 11.286.976.533 ) ( 11.286.976.533 ) -
AR

Penjualan cfm
Arus Piutang 207.900.667.388 179.199.480.895 ( 28.701.186.493 )
Penjualan cfm SPT 179.199.480.895 179.199.480.895 -
Koreksi Penjualan 28.701.186.493 - ( 28.701.186.493 )
ET

bahwa Pemohon Banding sangat tidak setuju terhadap koreksi pemeriksaan atas
peredaran usaha tersebut karena Terbanding hanya melakukan penelaahan terbatas atas
KR

mutasi debet piutang usaha ekspor dan membandingkannya dengan penjualan Pemohon
Banding;

bahwa perlu Pemohon Banding jelaskan bahwa tidak seluruh mutasi debet dari piutang
usaha Pemohon Banding baik lokal maupun eksport merupakan transaksi penjualan
SE

dalam sisi kreditnya, menurut Pemohon Banding penelahaan sebagaimana hal tersebut
sangat dangkal dan sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah ataupun prinzip akuntansi
yang berlaku lazim di Indonesia. Secara Prinsip akun piutang usaha Pemohon Banding
mencatat debet atas transaksi penjualan berikut Pajak Pertambahan Nilainya serta
mencatat kredit atas transasksi pelunasan piutang;
bahwa demikian juga terhadap transaksi kredit dalam perkiraan piutang usaha tidak
semuanya merupakan transaksi pelunasan piutang secara langsung, hal mana karena
didalam sistem pembukuan Pemohon Banding setiap pelunasan piutang harus secara
jelas mengidentifikasikan pelunasan piutang berdasarkan nomor surat jalannya, oleh
karena ada beberapa transaksi pelunasan piutang yang masih belum dapat Pemohon
Banding identifikasikan pada saat penerimaan uang masuk, maka untuk mengakomodasi
transaksi tersebut Pemohon Banding tetap melakukan jurnal kredit terhadap piutang
dengan memberi kode uang titipan Pada saat Pemohon Banding telah dapat
mengidentifikasikan pelunasan tersebut berdasarkan nomor surat jalan penjualannya,
Pemohon Banding kemudian melakukan pendebetan ulang atas uang masuk tersebut dan
mengkredit kembali piutang berdasarkan terinci dengan nomor-nomor surat jalannya;

K
bahwa Kondisi tersebut mengakibatkan adanya double pengkreditan dan pendebetan atas

JA
perkiraan piutang usaha ekspor Pemohon Banding, jumlah keseluruhan atas double catat
penerimaan uang dalam perkiraan piutang usaha ekspor selama tahun 2011 adalah
sejumlah Rp.26.917.849.327,00;

PA
bahwa disamping itu dalam perkiraan pelunasan piutang usaha ekspor, Pemohon Banding
juga mencatat adanya penerimaan uang dari transaksi pembayaran jaminan dies
(cetakan), dimana jaminan dies ini harus dibayar oleh langganan Pemohon Banding pada
saat pemesanan produk baru, uang jaminan dies ini akan Pemohon Banding kembalikan
kepada langganan jika telah tercapai order minimum sejumlah 4 Ton dalam jangka waktu 2

N
tahun, jika order tidak mencapai sejumlah tersebut dalam waktu tersebut maka uang
jaminan akan Pemohon Banding akui sebagai pendapatan, sedangkan jika telah mencapai
target order minimum dalam jangka waktu tersebut maka uang dies ini secara otomatis

ILA
akan dipotongkan dengan tagihan Pemohon Banding yang belum dilunasi oleh pelanggan
Pemohon Banding;

Menurut Majelis :
D
bahwa Terbanding melakukan koreksi peredaran Usaha berdasarkan pengujian Arus
GA
Piutang dengan dokumen sumber General Ledger dan Trial Balance Pemohon Banding ;

bahwa Tim Penelaah melakukan penelitian terhadap Trial Balance dan General Ledger
yang menjadi dokumen sumber atas perhitungan penjualan berdasarkan arus piutang
yang dilakukan Pemeriksa;
EN

bahwa berdasarkan hasil penelitian atas perhitungan penjualan berdasarkan pengujian


arus piutang yang dilakukan oleh Pemeriksa tersebut di atas dengan dokumen sumber yang
digunakan adalah General Ledger dan Trial Balance Pemohon Banding, maka Tim Peneliti
TP

berpendapat bahwa pengujian arus piutang yang dilakukan telah tepat;

bahwa Pemohon Banding sangat tidak setuju terhadap koreksi pemeriksaan atas
peredaran usaha tersebut karena Terbanding hanya melakukan penelaahan terbatas atas
mutasi debet piutang usaha lokal dan membandingkannya dengan penjualan Pemohon
IA

Banding;

bahwa Menurut Pemohon Banding tidak seluruh mutasi debet dari piutang usaha
AR

Pemohon Banding baik lokal maupun eksport merupakan transaksi penjualan dalam sisi
kreditnya, menurut Pemohon Banding penelahaan sebagaimana hal tersebut sangat
dangkal dan sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah ataupun prinzip akuntansi yang
berlaku lazim di Indonesia. Secara Prinsip akun piutang usaha Pemohon Banding
ET

mencatat debet atas transaksi penjualan berikut Pajak Pertambahan Nilainya serta
mencatat kredit atas transasksi pelunasan piutang;

bahwa Demikian juga terhadap transaksi kredit dalam perkiraan piutang usaha tidak
KR

semuanya merupakan transaksi pelunasan piutang secara langsung, hal mana karena
didalam sistem pembukuan Pemohon Banding setiap pelunasan piutang harus secara
jelas mengidentifikasikan pelunasan piutang berdasarkan nomor surat jalannya, oleh
karena ada beberapa transaksi pelunasan piutang yang masih belum dapat Pemohon
Banding identifikasikan pada saat penerimaan uang masuk, maka untuk mengakomodasi
SE

transaksi tersebut Pemohon Banding tetap melakukan jurnal kredit terhadap piutang
dengan memberi kode uang titipan Pada saat Pemohon Banding telah dapat
mengidentifikasikan pelunasan tersebut berdasarkan nomor surat jalan penjualannya,
Pemohon Banding kemudian melakukan pendebetan ulang atas uang masuk tersebut dan
mengkredit kembali piutang berdasarkan terinci dengan nomor-nomor surat jalannya;

bahwa Kondisi tersebut mengakibatkan adanya double pengkreditan dan pendebetan atas
perkiraan piutang usaha lokal Pemohon Banding, jumlah keseluruhan atas double catat
penerimaan uang dalam perkiraan piutang usaha pihak ketiga lokal selama tahun 2011
adalah sejumlah Rp.41.369.457.027,00 dan piutang usaha ekspor selama tahun 2011
adalah sejumlah Rp.26.917.849.327,00 ;

bahwa sehubungan dengan sengketa ini adalah menyangkut masalah pembuktian, maka
kepada para pihak telah diperintahkan oleh Majelis untuk melakukan uji bukti;

bahwa Berdasarkan Berita Acara Uji Bukti yang disampaikan kepada Majelis, dapat

K
dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

JA
bahwa Bukti-bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding :

Penjualan Ekspor :
1. Dasar Koreksi Berdasarkan Uji Arus Piutang Usaha untuk Penjualan Ekspor

PA
2. Lampiran Double Catat di Akun Piutang Usaha Ekspor
3. Soft copy Lampiran double catat di akun piutang usaha ekspor (beserta tautan antara
buku besar piutang usaha ekspor, dengan data pada Lampiran double catat di akun
piutang usaha ekspor)
4. Soft copy buku besar Piutang Usaha Ekspor

N
5. Jurnal Pertanggungjawaban atas Pelunasan Piutang Usaha Ekspor berdasar Surat
Jalan

ILA
6. Buku Besar Piutang Usaha Ekspor
7. Copy Bukti Pelunasan Ekspor dan Pertanggungjawaban Pelunasan Ekspor dengan
Surat Jalan
8. Rincian Pelunasan Dies dan Pendebetan atas Uang Jaminan Dies dalam Akun
Piutang D
9. Copy Buku Besar Hutang Biaya Lain dan Hutang (uang Muka) Jaminan Dies
10. Copy Surat Jalan, invoice, kontrak terkait Jaminan Dies
GA
11. Rekapitulasi penerimaan pembayara atas Pembayaran Freight yang tercatat pada
buku besar Piutang Usaha Ekspor
12. Copy surat jalan, invoice dan bukti pelunasan atas penggantian freight
13. Rekapitulasi penerimaan pembayaran atas penggantian biaya pengangkutan ekspor
EN

dan Buku Besar Biaya Pengangkutan Ekspor.


14. Rekapitulasi penerimaan pembayaran atas penggantian biaya handling charge dan
Buku Besar Biaya Ekspor Lainnya dimana biaya handling charge tersebut dicatat
Pengangkutan Ekspor.
TP

15. Copy surat jalan, invoice dan bukti pelunasan atas penggantian handling charge.

Penjualan Lokal :

1. Dasar Koreksi Berdasarkan Uji Arus Piutang Usaha untuk Penjualan Lokal
IA

2. Lampiran Double Catat di Akun Piutang Usaha Lokal


3. Soft copy Lampiran double catat di akun piutang usaha Lokal (beserta tautan antara
AR

buku besar piutang usaha lokal, dengan data pada Lampiran double catat di akun
piutang usaha lokal)
4. Soft copy buku besar Piutang Usaha Lokal
5. Jurnal Pertanggungjawaban Collector atas Pelunasan Piutang Usaha Lokal berdasar
Surat Jalan
ET

6. Buku Besar Piutang Usaha Lokal


7. Copy Bukti Pelunasan Piutang Usaha Lokal dan Pertanggungjawaban Collector
dengan Surat Jalan.
KR

Menurut Terbanding :

1. bahwa Terbanding melakukan Koreksi Atas Peredaran Usaha berasal dari


penghitungan penjualan berdasarkan pengujian arus piutang dengan dokumen sumber
SE

berupa General Ledger dan Trial Balance Wajib Pajak sebagai berikut :

Saldo akhir piutang sebagai berikut:


Saldo akhir Piutang local :
Pihak ketiga Rp. 12.693.609.302
Pihak berelasi Rp. 15.811.341.316
Jumlah Rp. 28.504.950.618
Saldo akhir Piutang Export Rp. 21.534.359.625
Jumlah Rp. 50.039.310.243
Saldo awal Piutang sebagai berikut :
Saldo awal Piutang lokal: Pihak ketiga Rp. 8.969.549.212
Pihak berelasi Rp. 4.331.138.316
Jumlah Rp. 13.300.687.528
Saldo Awal Piutang Export Rp. 11.286.976.533
Jumlah Rp. 24.587.664.061

K
Pelunasan Piutang lokal (sisi kredit) :
Pihak ketiga Rp.194.272.946.235

JA
Pihak berelasi Rp.106.131.824.518
Jumlah Rp.300.404.770.753

Pelunasan Piutang export (sisi kredit) Rp.197.653.284.296

PA
bahwa dengan demikian sesuai dengan nilai saldo awal piutang, saldo akhir piutang
dan pelunasan piutang tersebut di atas maka apabila dibuat pengujian arus piutang
menjadi sebagai berikut:

N
Penjualan Ekspor

D ILA
GA
EN
TP
IA
AR
ET

Penjualan Ekspor

bahwa pada proses uji bukti, Pemohon Banding menyampaikan data/dokumen pendukung
KR

dengan rekapitulasi sebagai berikut :


SE
K
JA
PA
bahwa selanjutnya Pemohon Banding menjelaskan bahwa koreksi sebesar Rp.

N
28.701.186.496 karena adanya double catat pelunasan sebesar Rp.26.817.849.327 dan
adjustment sebesar Rp.2.162.547.868 dengan perincian sebagai berikut :

ILA
Double catat pelunasan sebesar Rp.26.817.849.327

bahwa pada saat proses uji bukti Pemohon Banding menyampaikan data untuk
menguatkan pendapatnya berupa Lampiran Double Catat di Akun Piutang Usaha Eksport
D
dengan dokumen pendukung berupa General Ledger dan Daftar Jurnal atas transaksi
yang mengalami pencatatan dua kali untuk transaksi pelunasan piutang usaha ekspor
GA
yang sama, yang terdapat di dalam Buku Besar Piutang Usaha Ekspor berikut
lampirannya berupa Surat Jalan, Invoice, Packing List, PEB, dan Bukti Mutasi Uang
Masuk, dan Bukti Pelunasan Ekspor dan Pertanggungjawaban Pelunasan Ekspor dengan
Surat Jalan.
EN

bahwa atas data/dokumen yang disampaikan Pemohon Banding, Terbanding berpendapat


bahwa :

a. Berdasarkan hasil penelitian Terbanding atas GL Piutang Usaha Ekspor (A/C No:
TP

11044101) per 1 Januari s.d. 31 Desember 2011, tidak ditemukan adanya double
pencatatatan mutasi kredit piutang ekspor dengan jumlah yang sama sebagaimana
dimaksud Pemohon Banding. Bahwa yang ditemukan hanyalah adanya pencatatan sisi
debet dan sisi kredit akun piutang usaha dengan jumlah yang sama, yang sesuai
dengan lampiran double catat yang diserahkan Pemohon Banding. Dengan demikian,
IA

berdasarkan GL tidak terbukti adanya dua kali pencatatan mutasi kredit atas piutang
dimaksud. Oleh karenanya, jumlah pelunasan piutang yang digunakan Terbanding
dalam perhitungan uji arus piutang, yaitu berdasarkan mutasi kredit piutang pada GL
AR

piutang ekspor telah tepat.

b. Selain itu data yang disampaikan oleh Pemohon Banding pada saat uji bukti, tidak
pernah disampaikan pada saat proses pemeriksaan dimana dokumen yang
ET

disampaikan kepada Terbanding pada saat proses pemeriksaan adalah berupa General
Ledger dan Trial Balance tanpa dokumen pendukung lainnya seperti invoice, Surat
Jalan, PEB dan bukti Uang Masuk. sehingga sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
26A ayat (4) UU KUP yang mengatur bahwa dokumen yang tidak disampaikan dalam
KR

proses pemeriksaan tidak dapat dipertimbangkan dalam proses keberatan. Konsisten


dengan hal tersebut maka dokumen tersebut juga tidak dapat dipertimbangkan dalam
proses banding mengingat hal ini dapat menjadi preseden buruk dimasa mendatang
dimana Pemohon Banding tidak akanpernah menyampaikan data/dokumen/pembuktian
SE

pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan melainkan diberikan langsung pada
saat proses banding.

c. Metode akuntansi/pencatatan yang digunakan oleh Pemohon Banding tidak lazim dan
tidak sesuai dengan Sistem Akuntansi yang berlaku umum sebagaimana diatur dalam
Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP yang menyatakan bahwa “…..Dengan demikian,
pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di
Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan
perpajakan menentukan lain...”
Adjustment sebesar Rp.2.162.547.868

Perincian adjustment sebesar Rp.2.162.547.868 menurut Pemohon Banding dalam


Rekapitulasi Koreksi Adjustment Lainnya adalah sebagai berikut :

Uang Jaminan Dies (Cetakan) Rp. 1.217.537.278

K
Penggantian Biaya Freight Rp. 275.148.429

JA
Penggantian Biaya Packing Rp. 481.619.919
Penggantian Biaya Sample yang dikirim Rp. 188.242.242

Penjelasan :

PA
Uang Jaminan Dies (Cetakan) Rp. 1.217.537.278

bahwa pada saat proses uji bukti, Pemohon Banding menyampaikan


data/dokumen/pembuktian berupa General Ledger, Rincian Pelunasan Dies dan

N
Pendebetan atas Uang Jaminan Dies dalam Akun Piutang, Buku Besar Hutang Biaya Lain
dan Hutang (uang Muka) Jaminan Dies, Surat Jalan, invoice, kontrak terkait Jaminan
Dies.

ILA
Pendapat Terbanding bahwa :

a. Menurut Pemohon Banding terdapat mutasi kredit piutang yang dikoreksi oleh
D
Terbanding karena dianggap sebagai pelunasan atas penjualan. Atas hal tersebut
Pemohon Banding menjelaskan bahwa pencatatan piutang usaha di sisi kredit
sebenarnya merupakan pencatatan terkait dengan penerimaan uang jaminan dies
GA
dengan simulasi pencatatan sebagai berikut :

Jurnal Awal berdasarkan Surat Jalan Dies dan Invoice :


Piutang Usaha Ekspor xxx
EN

Hutang Jaminan Dies xxx

Jurnal pada saat uang jaminan dies diterima :


Bank xxx
Piutang Usaha Ekspor xxx
TP

b. Berdasarkan penelitian atas GL Piutang Usaha Ekspor diketahui bahwa terkait dengan
Uang Jaminan Dies terdapat pendebetan dan pengkreditan akun Piutang Usaha
dengan jumlah yang sama.
IA

c. Berdasarkan Invoice diketahui bahwa terdapat tagihan atas Die Cost dari customer di
luar negeri.
AR

d. Dalam GL Hutang Biaya Lain diketahui bahwa terdapat pencatatan hutang di sisi kredit
yang merupakan kontra akun atas pencatatan sisi debet dalam GL Akun Piutang
Usaha.
ET

e. Namun demikian dokumen pembuktian Pemohon Banding tidak dilengkapi dengan


dokumen kontrak yang menyatakan bahwa pihak customer wajib membayar uang
jaminan dies kepada Pemohon Banding.
KR

f. Tidak terdapat bukti yang menunjukkan adanya pengembalian uang jaminan dies
kepada customer, ketika kuota pemesanan telah mencapai jumlah yang disepakati.

g. Selain itu dokumen-dokumenyang disampaikan dalam proses uji bukti tersebut tidak
SE

pernah disampaikan oleh Pemohon Banding dalam proses pemeriksaan, sehingga


sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 26A ayat (4) UU KUP, dokumen yang tidak
disampaikan dalam proses pemeriksaan tidak dapat dipertimbangkan dalam proses
keberatan. Konsisten dengan hal tersebut maka dokumen tersebut juga tidak dapat
dipertimbangkan dalam proses banding mengingat hal ini dapat menjadi preseden
buruk dimana di masa mendatang Pemohon Banding tidak akan lagi menyampaikan
data/dokumen/pembuktian pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan
melainkan diberikan langsung pada saat proses banding.
Penggantian Biaya Freight Rp. 275.148.429

bahwa pada saat proses uji bukti, atas koreksi Pemohon Banding menyampaikan data /
dokumen / pembuktian berupa General Ledger, Rekapitulasi penerimaan pembayaran
atas Pembayaran Freight yang tercatat pada buku besar Piutang Usaha Ekspor, surat
jalan, invoice dan bukti pelunasan atas penggantian freight.

K
Pendapat Terbanding bahwa:

JA
a. Menurut Pemohon Banding terdapat mutasi kredit piutang yang dikoreksi oleh
Terbanding karena dianggap sebagai pelunasan atas penjualan. Atas hal tersebut
Pemohon Banding menjelaskan bahwa pencatatan piutang usaha di sisi kredit
sebenarnya merupakan pencatatan terkait dengan penerimaan uang uang

PA
penggantian freight dari customer yang sebelumnya dibayarkan oleh Pemohon
Banding dengan simulasi pencatatan sebagai berikut :
Jurnal ketika Pemohon Banding membayarkan biaya freight customer terlebih dahulu :
Biaya Freight xxx
Bank xxx

N
Piutang Usaha Ekspor xxx

ILA
Biaya Freight xxx

Jurnal pada saat uang penggantian freight dari customer diterima Pemohon Banding :
Bank xxx
Piutang Usaha Ekspor xxx
D
b. Berdasarkan penelitian atas GL Piutang Usaha Ekspor diketahui bahwa terkait dengan
GA
Uang Penggantian Biaya Freight terdapat pendebetan dan pengkreditan akun Piutang
Usaha dengan jumlah yang sama.

c. Berdasarkan Invoice diketahui bahwa terdapat tagihan atas biaya freight dari pihak
ketiga.
EN

d. Namun demikian dokumen pembuktian Pemohon Banding tidak dilengkapi dengan GL


Bank yang menunjukkan adanya pembayaran biaya freight kepada pihak ketiga dan
penerimaan reimbursement dari customer di luar negeri.
TP

e. Tidak terdapat bukti kontrak penjualan yang menunjukkan adanya klausul mengenai
talangan dan penggantian biaya freight.
IA

f. Selain itu dokumen-dokumenyang disampaikan dalam proses uji bukti tersebut tidak
pernah disampaikan oleh Pemohon Banding dalam proses pemeriksaan, sehingga
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 26A ayat (4) UU KUP, dokumen yang tidak
AR

disampaikan dalam proses pemeriksaan tidak dapat dipertimbangkan dalam proses


keberatan. Konsisten dengan hal tersebut maka dokumen tersebut juga tidak dapat
dipertimbangkan dalam proses banding mengingat hal ini dapat menjadi preseden
buruk dimana di masa mendatang Pemohon Banding tidak akan lagi menyampaikan
data/dokumen/pembuktian pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan
ET

melainkan diberikan langsung pada saat proses banding.

bahwa atas Penggantian Biaya Packing sebesar Rp.481.619.919 dan Penggantian Biaya
Sample yang dikirim sebesar Rp.188.242.242,00, Pemohon Banding tidak memberikan
KR

data/dokumen/ pembuktian pada saat proses uji bukti sehingga dengan demikian
Terbanding tidak dapat meyakini alasan dan argumentasi Pemohon Banding terkait kedua
hal tersebut
SE

Penjualan Lokal

bahwa pada proses uji bukti, Pemohon Banding menyampaikan data/dokumen pendukung
dengan rekapitulasi sebagai berikut :
K
JA
PA
N
ILA
Selisih sebesar Rp.33.767.347.172 menurut Pemohon Banding terdiri dari :

Double catat pelunasan piutang Rp. 41.369.457.027,


Adjustment Rp. 3.480.877.505,
Saldo akhir uang muka penjualan (Rp 1.546.203.251,)
D
Saldo awal uang muka penjualan Rp. 324.434.484
Penjualan Kontan (Rp. 9.861.218.593)
GA
Total Selisih (inc PPN) Rp.33.767.347.172

bahwa pada saat proses uji bukti Pemohon Banding menyampaikan data untuk
menguatkan pendapatnya berupa General Ledger Piutang Usaha Lokal, Lampiran Double
Catat di Akun Piutang Usaha Lokal dengan dokumen pendukung berupa Surat Jalan, Slip
EN

Setoran, Laporan Setoran Langganan.

bahwa atas data/dokumen yang disampaikan Pemohon Banding, Terbanding berpendapat


bahwa :
TP

a. Berdasarkan Lampiran Double Catat di Akun Piutang Lokal yang menurut Pemohon
Banding diambil dari GL Piutang Lokal diketahui bahwa terdapat pencatatan kredit atas
piutang yang kemudian pada periode berikutnya dilakukan pendebetan dan
IA

selanjutnya dilakukan pengkreditan kembali dengan nilai terperinci sesuai dengan nilai
dalam Surat Jalan.
AR

b. Namun demikian data yang disampaikan oleh Pemohon Banding pada saat uji bukti
tersebut diatas, tidak pernah disampaikan pada saat proses pemeriksaan dimana
dokumen yang disampaikan kepada Terbanding pada saat proses pemeriksaan adalah
berupa General Ledger dan Trial Balance sehingga sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 26A ayat (4) UU KUP yang mengatur bahwa dokumen yang tidak disampaikan
ET

dalam proses pemeriksaan tidak dapat dipertimbangkan dalam proses keberatan.


Konsisten dengan hal tersebut maka dokumen tersebut juga tidak dapat
dipertimbangkan dalam proses banding mengingat hal ini dapat menjadi preseden
buruk dimasa mendatang dimana Pemohon Banding tidak akan pernah menyampaikan
KR

data/dokumen/pembuktian pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan,


melainkan diberikan langsung pada saat proses banding.

c. Selain itu metode akuntansi/pencatatan yang digunakan oleh Pemohon Banding tidak
SE

lazim dan tidak sesuai dengan Sistem Akuntansi yang berlaku umum sebagaimana
diatur dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP yang menyatakan bahwa
“…..Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan,
kecuali peraturan perpajakan menentukan lain...”

d. Pengujian arus piutang yang dilakukan oleh Terbanding menunjukkan koreksi sebesar
Rp.33.767.347.172 hanya terkait dengan penjualan kredit. Penjelasan/bukti yang
disampaikan oleh Pemohon Banding menyatakan bahwa selisih uji arus piutang yang
disebabkan karena adanya double pencatatan Account Receivable lebih besar
daripada nilai koreksi Terbanding yaitu sebesar Rp.41.369.457.027.

Pemohon Banding dalam perhitungannya memperhitungkan Uang Muka Penjualan


dan Penjualan Kontan. Hal tersebut tidak relevan dengan dasar koreksi Terbanding
karena koreksi yang dilakukan oleh Terbanding hanya berdasarkan Uji Arus Piutang
(Penjualan Kredit) sehingga seharusnya Uang Muka dan Penjualan Tunai tidak

K
dimasukkan dalam perhitungan. Selain itu untuk kepentingan penghitungan koreksi
DPP PPN, atas Uang Muka Penjualan telah diperhitungkan secara terpisah oleh

JA
Terbanding sebagaimana tertuang di Laporan Pemeriksaan Pajak halaman 6.

bahwa atas adjustment sebesar Rp.3.480.877.505 Pemohon Banding tidak dapat


memberikan data/dokumen/pembuktian pada saat proses uji bukti sehingga dengan

PA
demikian Terbanding tidak dapat meyakini alasan dan argumentasi Pemohon Banding
terkait hal tersebut.

Menurut Pemohon Banding :

N
Penjualan Ekspor :

ILA
1. Selisih Penjualan Ekspor yang menjadi sengketa berasal dari hasil analisa arus piutang
usaha ekspor yang dilakukan Terbanding. Terbanding mengambil seluruh mutasi kredit
piutang usaha ekspor dimana tidak seluruh mutasi kredit pada akun piutang usaha
ekspor merupakan penerimaan pembayaran piutang usaha ekpor. Terdapat mutasi
kredit atas piutang usaha ekspor yang tidak terkait dengan penjualan ekspor, dimana
D
Terbanding tidak mengeluarkan jumlah tersebut dalam analisanya sehingga analisa
atas arus piutang usaha ekspor tersebut menghasilkan koreksi yang tidak tepat.
GA
Transaksi kredit Piutang usaha ekspor yang tidak terkait dengan penjualan ekspor
tersebut terangkum sebagai berikut :
- Dobel catat pengkreditan Rp. 26.917.849.327
- Uang Jaminan Cetakan
dan Penggantian biaya
EN

(Reimbursment expense) Rp. 2.162.547.868


- Saldo Akhir Uang Muka
Penjualan Eksport (Rp. 379.210.702)
Jumlah Rp. 28.701.186.493
TP

2. Terdapat mutasi kredit atas pelunasan piutang usaha ekspor pada akun piutang usaha
ekspor yang tercatat 2 kali, yaitu pada saat penerimaan pembayaran yang dicatat
dengan mendebet Bank dan mengkredit piutang usaha ekspor (tanpa rincian invoice).
Pada saat itu belum diketahui detil nomor invoice yang terlunaskan. Saat identifikasi
IA

nomor invoice yang terlunaskan telah diketahui, dilakukan penjurnalan kembali dengan
mendebet Piutang Usaha Ekspor (tanpa rincian invoice) dan mengkredit kembali akun
Piutang Usaha Ekspor per invoice.
AR

Dalam uji kebenaran materi Pemohon Banding telah menyampaikan bukti yang
mendukung penjelasan diatas kepada Terbanding berupa daftar jurnal atas transaksi
yang mengalami pencatatan dua kali untuk transaksi pelunasan piutang usaha ekspor
yang sama, yang terdapat di dalam Buku Besar Piutang Usaha Ekspor. Total jurnal
ET

debet Piutang Usaha Ekspor (tanpa rincian invoice) dan kredit Piutang Usaha Ekspor
yang telah perinci per invoice sebesar Rp. 26.917.849.326,90.

3. Uang Jaminan Cetakan (Dies) dan Penggantian biaya (re-imbursment expenses)


KR

seperti biaya freight dan biaya lain terkait ekspor yang menjadi beban pihak pembeli.
Untuk Uang Jaminan Cetakan (Dies) sebesar Rp. 1.217.537.278,00 pada saat
penerimaan uang jaminan, dicatat Bank di sisi debet dan Piutang Usaha Ekspor di sisi
Kredit. Sedangkan untuk penggantian biaya (Reimbursment expenses) atas biaya
SE

Freight sebesar Rp. 275.148.429,00 , biaya Packing sebesar Rp. 481.619.919,00 serta
biaya sampel sebesar Rp. 188.242.242,00. Saat pengeluaran untuk pembayaran
terlebih dahulu dicatat Debet Biaya Freight (atau sesuai pengeluaran terkait) dan
mengkredit Kas / Bank. Pada saat penagihan kembali dicatat Debet Piutang Usaha
Ekspor dan kredit Biaya Freight (atau sesuai pengeluaran yang ditagihkan kembali).
Pada saat penerimaan penggantian dari pelanggan dicatat debet Bank dan Kredit
Piutang Usaha Ekspor. Dengan demikian mutasi kredit Piutang Usaha Ekspor atas
transaksi tersebut bukan merupakan pelunasan atas penjualan ekspor. Pada saat Uji
Kebenaran Materi, Pemohon Banding telah menyampaikan seluruh bukti pendukung
kepada Terbanding yang mendukung penjelasan Pemohon Banding diatas.

4. Dalam analisa arus piutang atas piutang usaha ekspor, Terbanding belum
memperhitungkan saldo akhir Uang Muka Penjualan Ekspor sebesar Rp.
379.210.702,00.

5. Pada saat Uji Kebenaran Materi, Pemohon Banding telah menyajikan perhitungan arus

K
piutang usaha ekspor kepada Terbanding, di dalamnya terurai hal-hal seperti terurai
pada penjelasan nomor 2, 3 dan 4 diatas, sehingga melalui analisa arus piutang usaha

JA
ekspor tersebut terbukti bahwa pencatatan penjualan ekspor yang telah Pemohon
Banding laporkan dalam Laporan Laba Rugi tahun 2011 sebesar Rp.
179.199.480.895,00 telah sesuai dengan hasil analisa arus Piutang Usaha Ekspor.
Menurut Pemohon Banding berdasar penjelasan diatas, koreksi atas penjualan ekspor

PA
seharusnya nihil.

6. Oleh karena hingga akhir Uji Kebenaran Materi masih terdapat perbedaan pendapat
antara Pemohon Banding dan Terbanding, Pemohon Banding menyerahkan kepada
Majelis Hakim Pengadilan Pajak agar dapat memberi Putusan yang adil.

N
Penjualan Lokal :

ILA
1. Selisih Penjualan Lokal yang menjadi sengketa berasal dari hasil analisa arus piutang
usaha lokal yang dilakukan Terbanding. Terbanding mengambil seluruh mutasi kredit
piutang usaha lokal dimana tidak seluruh mutasi kredit pada akun piutang usaha lokal
merupakan penerimaan pembayaran piutang usaha lokal. Terdapat mutasi kredit atas
D
piutang usaha lokal yang tidak terkait dengan penjualan lokal, dimana Terbanding tidak
mengeluarkan jumlah tersebut dalam analisanya sehingga analisa atas arus piutang
GA
usaha lokal tersebut menghasilkan koreksi yang tidak terpat. Transaksi kredit Piutang
usaha lokal yang tidak terkait dengan penjualan lokal tersebut terangkum sebagai
berikut :
- Dobel catat pengkreditan Rp. 41.369.457.027,00
- Penerimaan uang yang tidak
EN

Terkait dengan penjualan Rp. 3.480.877.505,00


- Penjualan Lokal – Tunai ( Rp. 9.861.218.593,00 )
- Selisih neto saldo awal akhir
Uang Muka Penjualan ( Rp. 1.221.768.767.00 )
TP

- PPN atas koreksi omset yang


Dilakukan Terbanding ( Rp. 3.069.758.833,00 )
Jumlah Rp . 30.697.588.339,00
IA

2. Terdapat mutasi kredit atas pelunasan piutang usaha lokal pada akun piutang usaha
lokal yang tercatat 2 kali, yaitu pada saat penerimaan pembayaran yang dicatat dengan
mendebet Bank / Kas / Giro Mundur dan mengkredit piutang usaha lokal (tanpa rincian
AR

invoice). Pada saat itu belum diketahui detil nomor invoice yang terlunaskan. Saat
identifikasi nomor invoice yang terlunaskan telah diketahui, dilakukan penjurnalan
kembali dengan mendebet Piutang Usaha Lokal (tanpa rincian invoice) dan mengkredit
kembali akun Piutang Usaha Lokal per invoice. Dalam uji kebenaran materi Pemohon
Banding telah menyampaikan bukti yang mendukung penjelasan diatas kepada
ET

Terbanding berupa daftar jurnal yang mengalami pencatatan dua kali atas transaksi
pelunasan piutang usaha lokal yang sama, yang terdapat di dalam Buku Besar Piutang
Usaha Lokal. Total jurnal debet Piutang Usaha Lokal (tanpa rincian invoice) dan kredit
Piutang Usaha Lokal yang telah perinci per invoice sebesar Rp. 41.369.457.027,00.
KR

3. Penerimaan uang yang tidak terkait dengan penjualan lokal sebesar Rp.
3.480.877.505,00 merupakan penerimaan jaminan dies dan reklasifikasi lainnya. Dalam
uji kebenaran materi Pemohon Banding telah menyampaikan penjelasan terkait dengan
SE

transaksi kredit pada buku besar Piutang Usaha Lokal yang tidak terkait dengan
penjualan.

4. Dalam analisa arus piutang usaha lokal, Terbanding tidak memperhitungkan adanya
penjualan tunai yang terjadi selama tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 9.861.218.593,00

5. Dalam analisa arus piutang usaha lokal yang dilakukan Terbanding, belum
diperhitungkan saldo awal uang muka penjualan lokal sebesar Rp. 324.434.484,00 dan
saldo akhir uang muka penjualan lokal sebesar. Rp. 1.546.203.251,00. Jumlah neto
selisih saldo awal – akhir uang muka penjualan lokal tersebut sebesar Rp.
1.221.768.767,00

6. PPN atas koreksi omset yang dilakukan Terbanding sebesar Rp. 3.069.758.833,00
berasal dari selisih omset hasil analisa arus piutang usaha lokal yang dilakukan
Terbanding yang diasumsikan termasuk PPN. Dengan penghitungan ulang atas analisa
arus piutang usaha lokal yang Pemohon Banding sajikan, dimana tidak terdapat selisih

K
omset antara hasil analisa arus piutang usaha lokal dengan omset yang terlapor pada
Laba Rugi tahun 2011, selisih PPN tersebut secara otomatis menjadi nihil.

JA
7. Pada saat Uji Kebenaran Materi, Pemohon Banding telah menyajikan perhitungan arus
piutang usaha lokal kepada Terbanding, di dalamnya terurai hal-hal seperti terurai pada
penjelasan nomor 2, 3, 4, 5 dan 6 diatas, sehingga melalui analisa arus piutang usaha

PA
lokal tersebut terbukti bahwa pencatatan penjualan lokal yang telah Pemohon Banding
laporkan dalam Laporan Laba Rugi tahun 2011 sebesar Rp. 281.841.686.671,00 telah
sesuai dengan hasil analisa arus Piutang Usaha Lokal. Menurut Pemohon Banding
berdasar penjelasan diatas, koreksi atas penjualan lokal seharusnya nihil.

N
8. Oleh karena hingga akhir Uji Kebenaran Materi masih terdapat perbedaan pendapat
antara Pemohon Banding dan Terbanding, Pemohon Banding menyerahkan kepada

ILA
Majelis Hakim Pengadilan Pajak agar dapat memberi Putusan yang adil.

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, dapat disimpulkan hal-hal berikut
:
D
bahwa di dalam melakukan koreksi atas Peredaran Usaha berdasarkan pengujian Arus
GA
Piutang, Terbanding :

- mengambil angka / jumlah sisi debit Piutang Usaha dan diperlakukan sebagai Penjualan
dan mengambil angka / jumlah sisi kredit Piutang Usaha dan diperlakukan sebagai
pelunasan Piutang Usaha ;
EN

- hanya memperhitungkan penjualan secara kredit;

bahwa menurut Terbanding, berdasarkan hasil pengecekan ke buku piutang, Terbanding (


Peneliti Keberatan ) tidak menemukan adanya pencatatan yang double dalam perkiraan
TP

Piutang namun dari Hasil Uji Bukti atas data / bukti-bukti yang diberikan oleh Pemohon
Banding, Terbanding berpendapat bahwa berdasarkan Lampiran Double Catat di Akun
Piutang Lokal yang menurut Pemohon Banding diambil dari GL Piutang Lokal diketahui
terdapat pencatatan kredit atas piutang yang kemudian pada periode berikutnya dilakukan
pendebetan dan selanjutnya dilakukan pengkreditan kembali dengan nilai terperinci sesuai
IA

dengan nilai dalam Surat Jalan ;

bahwa menurut Terbanding, pada saat permeriksaan Pemohon Banding hanya


AR

menyampaikan data berupa General Ledger dan Trial Balance, dan data lainnya yang
diberikan oleh Pemohon Banding di dalam proses Uji Bukti tidak pernah disampaikan oleh
Pemohon Banding kepada Terbanding;
ET

bahwa sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Pasal 26A ayat (4) UU KUP yang
mengatur bahwa dokumen yang tidak disampaikan dalam proses pemeriksaan tidak dapat
dipertimbangkan dalam proses keberatan;
KR

bahwa konsisten dengan hal tersebut maka dokumen tersebut juga tidak dapat
dipertimbangkan dalam proses banding mengingat hal ini dapat menjadi preseden buruk
dimasa mendatang dimana Pemohon Banding tidak akan pernah menyampaikan
data/dokumen/pembuktian pada saat proses pemeriksaan maupun keberatan, melainkan
diberikan langsung pada saat proses banding ;
SE

bahwa berdasarkan penelitian Terbanding atas GL Piutang Usaha Ekspor diketahui bahwa
terkait dengan Uang Jaminan Dies terdapat pendebetan dan pengkreditan akun Piutang
Usaha dengan jumlah yang sama dan berdasarkan Invoice diketahui bahwa terdapat
tagihan atas Die Cost dari customer di luar negeri;

bahwa menurut Terbanding di dalam GL Hutang Biaya Lain diketahui bahwa terdapat
pencatatan hutang di sisi kredit yang merupakan kontra akun atas pencatatan sisi debet
dalam GL Akun Piutang Usaha;
bahwa menurut Terbanding berdasarkan penelitian atas GL Piutang Usaha Ekspor
diketahui bahwa terkait dengan Uang Penggantian Biaya Freight terdapat pendebetan
dan pengkreditan akun Piutang Usaha dengan jumlah yang sama dan berdasarkan Invoice
diketahui bahwa terdapat tagihan atas biaya freight dari pihak ketiga ;

bahwa menurut Terbanding, metode akuntansi/pencatatan yang digunakan oleh Pemohon

K
Banding tidak lazim dan tidak sesuai dengan Sistem Akuntansi yang berlaku umum
sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP yang menyatakan

JA
bahwa :
“…..Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang
lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali
peraturan perpajakan menentukan lain...”

PA
bahwa menurut Pemohon Banding, terdapat double pencatatan Piutang Usaha ( baik yang
berasal dari penjualan local maupun eksport ) yang sebenarnya tidak terkait dengan
penjualan sehingga menyebabkan timbulnya perbedaan jumlah penjualan berdasarkan
pengujian Arus Piutang Usaha;

N
bahwa ada beberapa pencatatan di dalam Buku Piutang Usaha yang tidak berkaitan
dengan penjualan yang menimbulkan perbedaan di dalam pengujian Arus Piutang Usaha

ILA
yaitu :
- adanya penerimaan pembayaran / pelunasan Piutang Usaha yang tidak dilengkapi
dengan Nomor Surat Jalan Penjualan / Nomor Invoice.
Atas penerimaan / pelunasan ini, Pemohon Banding melakukan pencatatan sebagai
berikut : D
Bank / Kas xxx
GA
Piutang Usaha xxx
( tanpa rincian nomor surat jalan / nomor invoice )

bahwa pada saat nomor surat jalan / nomor invoice yang bersangkutan telah diketahui /
EN

telah teridentifikasi, Pemohon Banding melakukan pencatan sebagai berikut :

Piutang Usaha xxx


( tanpa rincian nomor surat jalan / nomor invoice )
Piutang Usaha xxx
TP

( dengan rincian nomor surat jalan / nomor invoice )

- adanya penerimaan Uang Jaminan Cetakan dan Penggantian biaya( Reimbursment


expense ) seperti biaya freight dan biaya lain terkait ekspor yang menjadi beban pihak
IA

pembeli.
- Penerimaan Uang Jaminan Cetakan ( Dies ) :
Pada saat Penerimaan Uang Jaminan Cetakan ( Dies ) Pemohon Banding
AR

melakukan pencatatan sebagai berikut :


Bank xxx
Piutang Usaha Ekspor xxx
ET

- Penggantian biaya ( reimbursement expenses ) atas biaya Freight, biaya Packing dan
biaya Sampel.
Pada saat pengeluaran untuk pembayaran terlebih dahulu :
Pada saat pengeluaran untuk pembayaran terlebih dahulu, Pemohon Banding
KR

melakukan pencatatan sebagai berikut :

Biaya Freight / Biaya Packing / Biaya Sampel xxx


Kas / Bank xxx
SE

Pada saat penagihan kembali :


Pada saat penagihan kembali, Pemohon Banding melakukan pencatatan sebagai
berikut :

Piutang Usaha Ekspor xxx


Biaya Freight / Biaya Packing / Biaya Sampel xxx

Pada saat penerimaan penggantian dari langganan :


Pada saat penerimaan penggantian dari langganan, Pemohon Banding melakukan
pencatatan sebagai berikut :

Bank xxx
Piutang Usaha Ekspor xxx

bahwa dengan demikian menurut Pemohon Banding mutasi kredit Piutang Usaha Ekspor
atas transaksi tersebut bukan merupakan pelunasan atas penjualan ekspor ;

K
bahwa menurut Pemohon Banding, di dalam perhitungan / analisa pengujian Arus Piutang

JA
Usaha tersebut pihak Terbanding belum memperhitungkan saldo akhir Uang Muka
Penjualan Ekspor maupun Penjualan Lokal Tunai ,

Berdasarkan uraian sebagaimana tersebuit diatas, Majelis berpendapat :

PA
bahwa pengujian yang dilakukan oleh Terbanding adalah merupakan pengujian kaitan atas
dokumen dasar ( source document ) untuk menguji kelengkapan penjualan ;

bahwa di dalam menentukan kelengkapan daripada jumlah omzet atau peredaran usaha,

N
Majelis sependapat dengan Terbanding dengan melakukan pengujian berdasarkan Arus
Piutang Usaha untuk mengetahui jumlah omzet / peredaran usaha Pemohon Banding,
namun Majelis tidak sependapat dengan Terbanding yang mendasarkan teknik pengujian

ILA
Arus Piutang Usaha hanya dengan mengutip angka dari sisi debet akun Piutang Usaha
untuk mengetahui jumlah penjualan dan mengutip sisi kredit akun Piutang Usaha untuk
mengetahui jumlah pembayaran / pelunasan Piutang Usaha ;

D
bahwa untuk mengetahui total penjualan dengan menggunakan pengujian Arus Piutang
Usaha, maka formula yang digunakan adalah sebagai berikut :
GA
Saldo Akhir Piutang Dagang + ( Penerimaan / Pelunasan Piutang Dagang + Penjualan
Tunai )
-/- Saldo Awal Piutang Dagang = Penjualan Kredit +/+ Penjualan Tunai
= Total Penjualan
EN

bahwa dari formula sebagaimana tersebut diatas, dapat diketahui bahwa untuk
mengetahui jumlah Penjualan tidak semata-mata diketahui dari akun Piutang Usaha, tetapi
juga harus memperhitungkan unsur-unsur yang lain seperti Penjualan Tunai yang mana di
dalam pengujian Arus Piutang yang dilakukan oleh Terbanding. Pihak Terbanding tidak
TP

memperhitungkan jumlah Penjualan Tunai yang dilakukan oleh Pemohon Banding ;

bahwa dalam proses uji bukti telah terbukti bahwa di dalam pengujian Arus Piutang Usaha
yang dilakukan oleh Terbanding tersebut, Terbanding tidak / belum memperhitungkan
IA

adanya Penjualan Lokal Tunai, transaksi-transaksi di dalam akun Piutang Usaha yang
bukan berasal dari kegiatan Penjualan baik lokal maupun ekspor, sehingga hal ini
menyebabkan hasil pengujian Arus Piutang Usaha tersebut tidak mencerminkan keadaan
AR

yang sebenarnya ;

bahwa seharusnya perbedaan jumlah penjualan tersebut tidak terjadi apabila sebelum
memeriksa dan menganalisa akun Piutang Usaha Pemohon Banding tersebut, terlebih
ET

dahulu diketahui mengenai kebijakan yang dianut oleh Pemohon Banding di dalam
melakukan pencatatan di akun Piutang Usaha tersebut yaitu transaksi-transaksi apa saja
yang dicatat di sebelah debit dan kredit akun Piutang Usaha tersebut, karena ternyata di
dalam proses Uji Bukti telah terbukti bahwa yang dicatat di dalam akun Piutang Usaha
KR

Pemohon Banding tidak semata-mata hanya yang berasal dari penjualan kredit maupun
penerimaan / pelunasan piutang usaha;

bahwa Majelis sependapat bahwa sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
atas penjualan secara kredit dicatat disebelah debit akun Piutang Usaha dan atas
SE

penerimaan / pelunasan Piutang Usaha dicatat disebelah kredit akun Piutang Usaha,
namun tidak terdapat ketentuan yang melarang kebijakan perusahaan dalam melakukan
pencatatan sepanjang kebijakan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan mencerminkan
keadaaan usaha yang sebenarnya;

bahwa menurut Majelis pencatatan yang dilakukan oleh Pemohon Banding di dalam akun
Piutang Usaha tersebut tidak melanggar ketentuan yang diatur di dalam UU Perpajakakan
karena di dalam Pasal 28 ayat (3) UU KUP diatur : “Pembukuan atau pencatatan tersebut
harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya” ;

bahwa di dalam proses uji bukti telah terbukti adanya double pencatatan yang mana hal ini
akan mempengaruhi hasil pengujian Arus Piutang Usaha tersebut;

bahwa adanya double pencatatan tersebut secara tidak langsung telah diakui oleh pihak
Terbanding dengan memberikan pendapatnya atas hasil proses uji bukti yaitu bahwa

K
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Terbanding diketahui adanya pendebitan dan
pengkreditan pada akun Piutang Usaha dengan jumlah yang sama ;

JA
bahwa terjadinya double pencatatan tersebut adalah karena transaksi tersebut terjadi
tidak pada hari yang sama tetapi pada hari yang berbeda ( beda waktu ) sehingga tidak
dimungkinkan melakukan offset atas pencatatan dari perkiraan yang sama;

PA
bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, menurut Majelis terdapat cukup
data/bukti-bukti, alasan dan dasar hukum yang dapat meyakinkan bagi Majelis untuk
mempertimbangkan Permohonan Banding Pemohon Banding;

N
bahwa dengan demikian, maka Koreksi Terbanding yaitu Koreksi Peredaran Usaha
sebesar Rp. 59.398.774.832,00 tidak dapat dipertahankan.

ILA
Menimbang bahwa Hakim Anggota Drs. Erwin Silitonga, mempunyai pendapat
berbeda (Dissenting Opinion) dengan pendapat sebagai berikut:

bahwa berdasarkan pertimbangan atas jalannya persidangan dan hasil uji bukti yang
D
disampaikan para pihak yang terkait, Hakim Anggota Drs. Erwin Silitonga berpendapat
berbeda, berdasarkan pertimbangan atas jalannya persidangan dan hasil uji bukti
kebenaran materiil yang disampaikan dalam persidangan, dengan pertimbangan sebagai
GA
berikut :

bahwa dokumen yang disampaikan Pemohon Banding berupa perhitungan penjualan


berdasarkan pengujian arus piutang dan print out daftar pencatatan piutang yang diteliti
EN

menunjukkan bahwa nilai saldo awal dan saldo akhir piutang menurut Pemohon Banding
ternyata tidak sama dengan nilai yang dicatat Terbanding berdasarkan bukti menurut
General Ledger dan Trial Balance yang disampaikan Terbanding;

bahwa pernyataan Pemohon Banding bahwa telah dilakukan pencatatan dua kali atas akun
TP

piutang dengan sistem akuntasi khusus, dan pada saat disandingkan dengan buku
piutangternyata bahwa tidak ditemukan adanya pencatatan ganda dalam akun piutang;

bahwa sistem pencatatan ganda yang tidak lazim ini menurut Hakim anggota tidak sesuai
IA

dengan ketentuan mengenai Sistem Akuntansi yang berlaku umum sebagaimana diatur
dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP yang bunyi :
AR

“...,bahwa pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim
dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali
peraturan perpajakan menentukan lain...”
ET

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Hakim Anggota berkesimpulan bahwa koreksi
Terbanding atas peredaran usaha sebesar Rp.59.398.774.832,00 sudah tepat, karena
Pemohon Banding tidak dapat membuktikan argumentasi hukum terhadap alasan
bandingnya;
KR

2. Koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar Rp 2.067.828.787,00

Menurut Terbanding :
SE

bahwa sesuai hasil penelitian terhadap surat permohonan Keberatan, Pemohon Banding
keberatan atas koreksi biaya usaha lainnya dengan alasan bahwa atas biaya lainnya
sebesar Rp. 2.067.828.787,00 karena Pemeriksa salah dalam melakukan klasifikasi
atas beban usaha fiskal-komersial sebagaimana terlampir dalam SPT;

bahwa disamping itu terdapat juga beban cadangan manfaat karyawan sebesar
Rp. 2.094.422.732,00 dan beban management fee sebesar Rp.1.200.000.000,00 belum
direkap oleh Pemeriksa;
bahwa berdasarkan LPP dan KKP Pemeriksa, diuraikan bahwa, Pemeriksa melakukan
koreksi biaya yang tidak ada rincian dan bukti yang valid;

bahwa berdasarkan KKP Pemeriksa B-3, bahwa atas biaya yang dilaporkan oleh
Pemohon Banding dalam SPT Tahunan PPh Badan sebesar Rp. 30.309.438.805,00.yang
diakui sebagai biaya oleh Pemeriksa adalah sebesar Rp. 28.241.610.017,00 Pemeriksa
melakukan koreksi sebesar Rp. 2.067.828.787,00 yang merupakan biaya yang tidak ada

K
rincian dan bukti yang valid;

JA
Dasar Hukum:

Undang Undang Nomor 7 tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008

PA
Pasal 6
(1) Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam Negeri dan bentuk tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan,termasuk:

N
a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha,
antara lain:
1. biaya pembelian bahan;

ILA
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalty;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. Premi asuransi;
D
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
GA
Menteri Keuangan;
8. biaya administrasi, dan
9. pajak kecuali pajak penghasilan;
EN

b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi


atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaaimana dimaksud dalam Pasal 11
dan Pasal 11A
c. luran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
TP

Keuangan;
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimilki untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan;
IA

e. Kerugian selisih kurs mata uang asing;


f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
g. Biaya bea siswa, magang dan pelatihan;
AR

h. Piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:


1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial.
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan
ET

3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau


Instansi Pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian
tertulis mengenai penghapusan piutang/ pembebasan utang antara kreditur dan
debitu yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum
KR

atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitu kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf k;
SE

bahwa berdasarkan KKP Pemeriksa B-3, bahwa atas biaya yang dilaporkan oleh
Pemohon Banding dalam SPT Tahunan PPh Badan sebesar Rp. 30.309.438.805,00 yang
diakui sebagai biaya oleh Pemeriksa adalah sebesar Rp. 28.241.610.017,00. Pemeriksa
melakukan koreksi sebesar Rp. 2.067.828.787,00 yang merupakan biaya yang tidak ada
rincian dan bukti yang valid;

bahwa pada saat proses keberatan Tim Peneliti telah meminta rincain biaya dan bukti
pendukung, bukti kas keluar atas koreksi yang diajukan keberatan, namun sampai
disusunnya laporan ini, data/dokumen yang diminta terkait koreksi ini tidak diberikan oleh
Pemohon Banding;

bahwa memperhatikan penjelasan koreksi biaya yang dilakukan oleh Pemeriksa


sebagaimana diuraikan dalam Laporan Pemeriksaan dan KKP, maka Tim Peneliti
berpendapat koreksi yang dilakukan oleh Pemeriksa telah tepat;

K
bahwa berhubung Pemohon Banding tidak memberikan data yang diminta terkait koreksi
biaya usaha sampai disusunnya laporan ini, maka tidak dapat dilakukan penelitian lebih

JA
lanjut dan dengan demikian Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasan
keberatannya;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka Tim Peneliti mempertahankan koreksi

PA
Pemeriksa dan mengusulkan untuk menolak keberatan Pemohon Banding;

Menurut Pemohon Banding

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Biaya usaha lainnya sejumlah

N
Rp. 2.067.828.787,00 dimana koreksi ini dilakukan karena Terbanding salah dalam
melakukan klasifikasi atas beban usaha fiskal-komersial sebagaimana terlampir dalam
SPT Pemohon Banding, disamping itu terdapat juga beban Cadangan manfaat karyawan

ILA
sebesar Rp. 2.094.422.732,00 an Beban managemen fee sebesar Rp.
1.200.000.000,00 belum direkap oleh Terbanding;

bahwa rincian Biaya Usaha Lainnya Komersial dan penyesuaian fiskal terlampir Pemohon
D
Banding sampaikan kepada Majelis dimana atas jumlah Biaya Usaha Lainnya secara
Komersial sebesar Rp. 32.878.042.953 adalah telah sama dengan Terbanding;
GA
EN

Menurut Majelis :

bahwa Pemeriksa melakukan koreksi biaya usaha lainnya sebesar


Rp. 2.067.828.787,00 karena tidak ada rincian dan bukti yang valid;
TP

bahwa pada saat proses Keberatan, pihak Terbanding ( Peneliti Keberatan ) telah
meminta data kepada Pemohon Banding berupa rincian biaya, bukti pendukung dan bukti
Kas keluar atas koreksi yang diajukan Keberatan, namun pihak Pemohon Banding tidak
memberikan data yang diminta sehingga Terbanding tidak dapat melakukan penelitian
IA

lebih lanjut dan demikian Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alas an
keberatannya ;
AR

bahwa menurut Pemohon Banding, jumlah Biaya Usaha Lainnya menurut Laporan
Keuangan Pemohon Banding adalah sebesar Rp. 32.878.042.953,00 yang terdiri dari
biaya menurut Ledger sebesar Rp. 30.309.438.805,00 dan biaya usaha lainnya
yang berasal dari jurnal koreksi audit dengan nilai debet sebesar Rp. 2.568.604.149,00;
ET

bahwa dalam uraiannya, Terbanding tidak mempermasalahkan koreksi audit, hanya


mempermasalahkan saldo biaya usaha lainnya menurut ledger sebesar Rp.
30.309.438.805,00 yang menurut Terbanding (Pemeriksa) atas transaksi-transaksi terkait
KR

Biaya Usaha Lainnya tersebut sebesar Rp. 2.067.828.787,00 tidak ada rincian dan bukti
yang valid;

bahwa pada saat pemeriksaan, Terbanding (Pemeriksa) meng copy data yang terdapat
dalam data base komputer Pemohon Banding. Berdasar data tersebut, Terbanding
SE

melakukan serangkaian proses atas data tersebut sehingga terbanding menyatakan


bahwa atas Biaya Usaha Lainnya yang diakui oleh Terbanding (Pemeriksa) adalah
sebesar Rp. 28.241.610.017,00 ;

bahwa dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya Terbanding (Pemeriksa) telah


meminjam Laporan Keuangan, SPT PPh Badan Tahun 2011, General Ledger milik
Pemohon Banding. Dalam proses pemeriksaannya, Terbanding, (Pemeriksa) tidak
melakukan trasir ke bukti dasar atas transaksi yang terdapat pada General Ledger,
melainkan Terbanding melakukan penyusunan, pengelompokkan kembali (reklasifikasi)
atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan data
yang diambil dari data base komputer milik Pemohon Banding. Hasil pengelompokkan
kembali tersebul digunakan oleh Terbanding sebagai Pembanding terhadap rincian biaya
yang terdapat pada Laporan Keuangan Pemohon Banding serta sebagai acuan untuk
menetapkan besarnya biaya yang dapat Terbanding (Pemeriksa) terima. Dalam hal terjadi
selisih antara rincian biaya hasil penyusunan ulang dengan rincian biaya yang terdapat
pada Laporan Keuangan Pemohon Banding, selisih tersebut dinyatakan sebagai temuan

K
koreksi;

JA
bahwa dalam menyampaikan temuan koreksi atas biaya usaha lainnya tersebut
Terbanding hanya menyampaikan jumlah koreksi untuk setiap perkiraan biaya, tanpa
dapal menunjukkan bagian mana dari transaksi yang dicatat sebagai biaya usaha lainnya
dalam buku besar / buku pembantu biaya yang tidak didukung bukti;

PA
bahwa pada saat keberatan, Terbanding (Tim Peneliti) menggunakan alasan bahwa
Terbanding (Tim Peneliti) telah meminta rincian biaya dan bukti pendukung, bukti kas
keluar atas koreksi yang diajukan keberatan, namun data/dokumen yang diminta terkait
koreksi tersebut tidak diberikan oleh Pemohon Banding. Hal tersebut membuktikan bahwa

N
Terbanding (Tim Peneliti) tidak memahami permasalahan yang ada, dimana koreksi yang
dilakukan oleh Terbanding (Pemeriksa) tidak didukung dengan rincian yang dinyatakari
oleh Terbanding (Pemeriksa) bahwa atas transaksi-transaksi seperti tercantum dalam

ILA
ledger Pemohon Banding tidak didukung bukti yang cukup;

bahwa berdasar uraian tersebut terbukti bahwa permasalahan pembuktian seharusnya


ada pada pihak Terbanding dahulu untuk membuktikan bahwa koreksi yang dilakukan
D
Terbanding mengacu pada ledger Pemohon Banding, namun pembuktian tersebut tidak
dapat dilakukan oleh Terbanding. Oleh karena itu Pemohon Banding berpendapat bahwa
koreksi tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan dan harus dibatalkan;
GA
bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
EN

bahwa koreksi Terbanding atas biaya usaha lainnya sebesar Rp. 2.067.828.787,00 adalah
berdasarkan reklasifikasi yang dilakukan oleh Terbanding atas transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan data yang diinput dari data base Komputer
Pemohon Banding ;
TP

bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding tidak melakukan penelusuran ( trace ) ke


bukti-bukti dasar yang mendasari transaksi yang terdapat pada General Ledger Pemohon
Banding ;
IA

bahwa hasil pengelompokkan kembali tersebul digunakan oleh Terbanding sebagai


pembanding terhadap rincian biaya yang terdapat pada Laporan Keuangan Pemohon
Banding serta digunakan sebagai acuan untuk menetapkan besarnya biaya yang
AR

dapatditerima oleh Terbanding (Pemeriksa) ;

bahwa dalam hal terdapat selisih antara rincian biaya hasil penyusunan ulang dengan
rincian biaya yang terdapat pada Laporan Keuangan Pemohon Banding, selisih tersebut
ET

dinyatakan sebagai temuan koreksi ;

bahwa Terbanding hanya menyampaikan jumlah koreksi untuk setiap perkiraan biaya,
tanpa dapat menunjukkan bagian mana dari transaksi yang dicatat sebagai biaya usaha
KR

lainnya dalam buku besar / buku pembantu biaya yang tidak didukung bukti ;

bahwa di dalam persidangan, pihak Terbanding tidak melakukan sanggahan / bantahan


atas penjelasan Pemohon Banding yang mengatakan bahwa Terbanding, (Pemeriksa)
tidak melakukan trasir ke bukti dasar atas transaksi yang terdapat pada General Ledger,
SE

melainkan Terbanding melakukan penyusunan, pengelompokkan kembali (reklasifikasi)


atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan data
yang diambil dari data base komputer milik Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, Majelis berpendapat :

bahwa Majelis tidak sependapat dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas
biaya usaha lainnya sebesar Rp. 2.067.828.787,00 dengan alasan :
- bahwa koreksi yang dilakukan oleh Terbanding adalah hanya berdasarkan perbandingan
antara hasil reklasifikasi atas transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan data yang diinput dari data base Komputer Pemohon Banding dengan
rincian Biaya Usaha lainnya di dalam Laporan Keuangan Pemohon Banding ;

- bahwa tidak diketahui alasan / dasar Terbanding yang menyatakan bahwa koreksi atas
biaya usaha lainnya yang dikoreksi adalah karena tidak ada rincian dan bukti yang valid

K
walaupun faktanya Terbanding tidak melakukan penelusuran atas bukti-bukti yang
mendasari pencatatan pada General Ledger Biaya Usaha Lainnya tersebut ;

JA
- bahwa secara tidak langsung Terbanding telah mengakui bahwa biaya usaha Lainnya
yang tidak dikoreksi tersebut telah ada rincian dan telah didukung oleh bukti-bukti yang
valid walaupun faktanya Terbanding tidak melakukan penelusuran atas bukti-bukti yang

PA
mendasari pencatatan pada General Ledger biaya usaha lainnya tersebut :

- bahwa Pemohon Banding tidak mengetahui atas transaksi-transaksi mana saja yang
dicatat oleh Pemohon Banding sebagai biaya usaha lainnya di dalam buku besar / buku
pembantu biaya yang tidak didukung bukti karena Terbanding hanya menyampaikan

N
jumlah koreksi untuk setiap perkiraan biaya dan hal ini akan menyulitkan pihak Pemohon
Banding untuk menunjukkan bukti-bukti pendukungnya;

ILA
bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, menurut Majelis terdapat cukup
data/bukti-bukti, alasan dan dasar hukum yang dapat meyakinkan bagi Majelis untuk
mempertimbangkan Permohonan Banding Pemohon Banding;

D
bahwa dengan demikian, maka Koreksi Terbanding yaitu Koreksi Biaya Usaha Lainnya
sebesar Rp. 2.067.828.787,00 tidak dapat dipertahankan;
GA
Menimbang bahwa Hakim Anggota Drs. Erwin Silitonga, mempunyai pendapat
berbeda (Dissenting Opinion) dengan pendapat sebagai berikut:

bahwa berdasarkan pertimbangan atas jalannya persidangan dan hasil uji bukti yang
EN

disampaikan para pihak yang terkait, Hakim Anggota Drs. Erwin Silitonga berpendapat
berbeda, berdasarkan pertimbangan atas jalannya persidangan dan hasil uji bukti
kebenaran materiil yang disampaikan dalam persidangan, dengan pertimbangan sebagai
berikut :
TP

bahwa dokumen yang disampaikan Pemohon Banding berupa perhitungan penjualan


berdasarkan pengujian arus piutang dan print out daftar pencatatan piutang yang diteliti
menunjukkan bahwa nilai saldo awal dan saldo akhir piutang menurut Pemohon Banding
ternyata tidak sama dengan nilai yang dicatat Terbanding berdasarkan bukti menurut
IA

General Ledger dan Trial Balance yang disampaikan Terbanding;

bahwa pernyataan Pemohon Banding bahwa telah dilakukan pencatatan dua kali atas akun
AR

piutang dengan sistem akuntasi khusus, dan pada saat disandingkan dengan buku
piutangternyata bahwa tidak ditemukan adanya pencatatan ganda dalam akun piutang;

bahwa sistem pencatatan ganda yang tidak lazim ini menurut Hakim anggota tidak sesuai
ET

dengan ketentuan mengenai Sistem Akuntansi yang berlaku umum sebagaimana diatur
dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP yang bunyi :

“...,bahwa pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim
KR

dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali


peraturan perpajakan menentukan lain...”

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Hakim Anggota berkesimpulan bahwa koreksi
Terbanding yaitu koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar Rp. 2.067.828.787,00 sudah tepat,
SE

karena Pemohon Banding tidak dapat membuktikan argumentasi hukum terhadap alasan
bandingnya;

3. Koreksi Biaya Diluar Usaha sebesar Rp 2.523.215.227,00

Menurut Terbanding :

bahwa sesuai hasil penelitian terhadap permohonan Keberatannya diketahui bahwa pokok
sengketa Keberatan yang diajukan oleh Pemohon Banding adalah atas koreksi biaya
diluar usaha yang menurut Pemohon Banding, Pemeriksa melakukan koreksi atas
penempatan deposito perusahaan yang dihitung sesuai ketentuan SE-46/PJ.4/1995
tanggal 5 Oktober 1995. Pemohon Banding menjelaskan bahwa seluruh deposito yang
dimiliki semata-mata ditempatkan oleh karena kewajiban dan atau persyaratan dalam
rangka ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut;

bahwa berdasarkan LPP dan KKP Pemeriksa, diuraikan bahwa, Pemeriksa melakukan

K
koreksi biava diluar usaha ( terdapat koreksi positif Biaya bunga yang dibebankan )
sebesar Rp 2.523.215.227,00 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor

JA
SE-46/PJ.4/1995 tanggal 5 Oktober 1995 tentang Biaya Bunga yang diperkenankan
apabila Wajib Pajak memiliki pendapatan dari bunga deposito;

bahwa dasar Hukum koreksi Pemeriksa berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal

PA
Pajak Nomor:SE-46/PJ.4/1995 tanggal 5 Oktober 1995 tentang Perlakuan Biaya Bunga
Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima atau Memperoleh
Penghasilan Berupa Bunga Deposito atau Tabungan Lainnya;

bahwa perhitungan koreksi adalah sebagaimana dituangkan dalam KKP Pemeriksa Indeks

N
B.5 , berdasarkan KKP tersebut diperoleh informasi bahwa :

a. Sumber data dilakukannya koreksi:

ILA
- SPT Tahunan PPh Badan beserta lampiran Laporan Keuangan;
- Print out Buku Besar/General Ledger Biaya Bunga;
- Print out Buku Besar/General Ledger Deposito;
- Print out Buku Besar/General Ledger Hutang Bank;

b. Dasar Hukum:
D
GA
bahwa dalam Surat Edaran Dirjend Pajak No : SE-46/PJ.4/1995, tanggal 5 Oktober 1995
Tentang Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak
Menerima atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito Atau Tabungan
Lainnya, di antaranya diatur hal-hal sebagai berikut :
EN

- Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih kecil dari jumlah rata-rata
dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka
bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut tidak dapat dibebanklan
sebagai biaya.
TP

- Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang
dibayar atau terutang atas pinjaman yang boleh dibebankan adalah bunga yang dibayar
atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang
IA

ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya.


- Rumus Perhitungan:
% suku bunga * (rata-rata pinjaman - rata-rata dana yang ditempatkan sebagai
AR

deposito);

bahwa dalam KKP Pemeriksa, diperoleh informasi sebagai berikut:


ET

Rata-rata deposito Rp 10.929.912.421 Dasar Perhitugan dalam KKP - B5


Rata-rata pinjaman Rp 107.836.678.281 Dasar Perhitugan dalam KKP - B5
KR

bahwa perhitungan Biaya Bunga Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto:
Suku Bunga Pinjaman
HNDI/Afiliasi 10,25% Per tahun
Hutang Bank 10,50% Per tahun
SE

Suku Bunga Rata-Rata 10,38% Per tahun


bahwa perhitungan Biaya Bunga Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Biaya Bunga Yang Diperkenankan:10,38% X (Rp107.836.678.281,00-10.929.942.421,00)


10,38% X Rp 96.906.735.860,00
Rp. 10.054.073.846,00
Biaya Bunga Yang sudah dibebankan *)

Koreksi Positif Rp. 12.577.289.073,00


Rp. 2.523.215.227,00

catatan: *) Biaya Bunga yang sudah Dibebankan (tidak termasuk bunga atas fasilitas
kredit untuk ekspor-impor / LC
Other : Biaya Bunga * Bank Rp. 3.202.835.764,00
Other : Biaya Bunga * Afiliasi Rp. 9.363.550.839,00
Other : Biaya Bunga * Hutang

K
Bank Rp. 10.902.470,00
Rp.12.577.289.073,00

JA
bahwa dasar hukum terkait pokok sengketa yang diajukan oleh Pemohon Banding adalah
sebagai berikut:
a. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak

PA
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank
Indonesia menyatakan bahwa, "Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat
final."
b. Pasal 4 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tahun 2000 tentang Penghitungan

N
Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan
menyatakan bahwa, "Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk

ILA
usaha tetap termasuk: b. biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final;"
c. Butir 3 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ.4/1995 tentang
Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima
D
atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito atau Tabungan Lainnya (Seri
PPh Umum No. 20) menyatakan bahwa, "Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan
dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya langsung atau tidak langsung
GA
berasal dari pinjaman atau dana yang berasal dari pihak ketiga yang dibebani biaya
bunga. Apabila hal tersebut terjadi, Wajib Pajak dapat memperkecil penghasilan kena
pajak secara tidak wajar, karena bunga terhutang atau dibayar atas pinjaman tersebut
dikurangkan sebagai biaya, sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang
EN

berasal dari penempatan dana dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya
tidak ditambahkan dalam penghitungan penghasilan kena pajak karena telah dikenakan
pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 15%."
d. Butir 4 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ.4/1995 tentang
Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima
TP

atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito atau Tabungan Lainnya (Seri
PPh Umum No. 20) menyatakan bahwa, "Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas,
dengan ini diberikan penegasan sebagai berikut:
- Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari
IA

jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan
lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya
tidak dapat dibebankan sebagai biaya;
AR

- Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas
pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau
terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang
ET

ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya;

bahwa butir 5 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ4/1995 tentang
Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima
KR

atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito atau Tabungan Lainnya (Seri PPh
Umum No. 20) menyatakan bahwa, "Menyimpang dari ketentuan tersebut pada butir 4,
bunga yang dibayarkan atau terutang atas pinjaman Wajib Pajak dari pihak ketiga dapat
dibebankan sebagai biaya sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang¬Undang Nomor 7
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
SE

1994, dalam hal:

- dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas
jasanya dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final,

- adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu
pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk
memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus
ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan di Bank Pemerintah,
- dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya berasal
dari tambahan modal dan sisa laba setelah kena pajak."

bahwa berdasarkan hasil penelitian terhadap Laporan Pemeriksaan Pajak, Kertas Kerja
Pemeriksaan dan dokumen yang disampaikan oleh Pemohon Banding atas pokok
sengketa Koreksi biaya diluar usaha atas Beban Bunga, dengan ini diketahui hal-hal

K
sebagai berikut:

JA
- Bahwa untuk tahun 2011 rata-rata pinjaman per bulan adalah sebesar
Rp.107.836.678.281,00,
- Bahwa untuk tahun 2011 rata-rata dana berupa deposito adalah sebesar
Rp.10.929.942.421,00,

PA
bahwa sesuai ketentuan di atas Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun
2000 dan Pasal 4 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tahun 2000, dapat terjadi
dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka oleh Wajib Pajak balk langsung
atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dana yang berasal dari pihak ketiga yang

N
dibebani biaya bunga, oleh karena itu merujuk pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-46/PJ.4/1995 maka dilakukan penghitungan kembali beban bunga yang dapat
dibiayakan;

ILA
bahwa sesuai SE-46/PJ.4/1995 tentang Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau
Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga
Deposito atau Tabungan Lainnya (Seri PPh Umum No. 20) dilakukan penghitungan bunga
D
pinjaman yang dapat dibiayakan sebagai berikut:

Perhitungan Biaya Bunga Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto:


GA
Suku Bunga Pinjaman
HNDI/Afiliasi 10,25% Per tahun
Hutang Bank 10,50% Per tahun
EN

Suku Bunga Rata-Rata : 10,38% Per tahun

Perhitungan Biaya Bunga Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Biaya Bunga Yang Diperkenankan: 10,38% X ( Rp 107,836,678,281 - 10,929,942,421)


TP

10,38% X Rp 96,906,735,860
Rp. 10.054.073.846
Biaya Bunga Yang sudah dibebankan *) Rp, 12.577.289.073
Koreksi Positif Rp. 2.523.215.227
IA

catatan : *) Biaya Bunga yang sudah Dibebankan (tidak termasuk bunga atas fasilitas
kredit untuk ekspor-impor / LC
AR

Other : Biaya Bunga * Bank Rp. 3.202.835.764


Other : Biaya Bunga * Afiliasi Rp. 9.363.550.839
Other : Biaya Bunga * Hutang
Bank Rp. 10.902.470
ET

Rp. 12.577.289.073

bahwa berdasarkan penjelasan tersebut, maka Tim Peneliti Keberatan tetap


mempertahankan koreksi biaya diluar usaha atas beban bunga yang dengan jumlah
KR

koreksi sebesar Rp. 2.523.215.227,00;

Menurut Pemohon Banding :

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Biaya Usaha sebesar
SE

Rp. 2.523.215.227,00 dimana koreksi ini dilakukan pemeriksa atas penempatan Deposit
perusahaan yang dihitung sesuai ketentuan SE-46/PJ.4/1995 tanggal 5 Oktober 1995.
Perlu Pemohon Banding jelaskan kepada Majelis bahwa seluruh deposito yang Pemohon
Banding miliki semata-mata Pemohon Banding tempatkan oleh karena kewajiban dan atau
prasayaratan dalam rangka ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut yang
dikecualikan;

bahwa terlampir Pemohon Banding sampaikan Dokumen Perjanjian Penempatan Deposito


tersebut berikut persayaratan yang diwajibkan dalam rangka penempatan deposito diatas;
Menurut Majelis :

bahwa menurut Terbanding terdapat penempatan Deposito Berjangka yang sumbernya


bersasal dari pinjaman dari Bank yang dibebani biaya bunga ;

bahwa Terbanding ( Pemeriksa ) melakukan koreksi biava diluar usaha ( terdapat koreksi

K
positif Biaya bunga yang dibebankan ) sebesar Rp 2.523.215.227,00 berdasarkan Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/PJ.4/1995 tanggal 5 Oktober 1995 tentang

JA
Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima
atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito atau Tabungan Lainnya;

bahwa dasar hukum koreksi Pemeriksa berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

PA
Nomor:SE-46/PJ.4/1995 tanggal 5 Oktober 1995 tentang Perlakuan Biaya Bunga Yang
Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima atau Memperoleh Penghasilan
Berupa Bunga Deposito atau Tabungan Lainnya;

bahwa dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No : SE-46/PJ.4/1995, tanggal 5 Oktober 1995

N
Tentang Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak
Menerima atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito Atau Tabungan

ILA
Lainnya, di antaranya diatur hal-hal sebagai berikut :

- Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya atau lebih kecil dari jumlah rata-rata
dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka
bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut tidak dapat dibebankan
sebagai biaya. D
- Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang
GA
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang
dibayar atau terutang atas pinjaman yang boleh dibebankan adalah bunga yang dibayar
atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya.
- Rumus Perhitungan:
EN

% suku bunga * (rata-rata pinjaman - rata-rata dana yang ditempatkan sebagai


deposito);

bahwa uraian mengenai Biaya Bunga Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
TP

sebagai hasil perhitungan yang dilakukan oleh Terbanding dalam proses pemeriksaan
adalah sebagai berikut :

Rata-rata deposito Rp 10.929.912.421 Dasar Perhitugan dalam KKP - B5


Rata-rata pinjaman Rp 107.836.678.281 Dasar Perhitugan dalam KKP - B5
IA

Suku Bunga Pinjaman


AR

HNDI/Afiliasi 10,25% Per tahun


Hutang Bank 10,50% Per tahun
Suku Bunga Rata-Rata 10,38% Per tahun
ET

perhitungan Biaya Bunga Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto :

Biaya Bunga Yang Diperkenankan:


10,38% x (Rp107.836.678.281,00-10.929.942.421,00)
KR

= 10,38% X Rp 96.906.735.860,00
= Rp. 10.054.073.846,00

Biaya Bunga Yang sudah dibebankan * Rp. 12.577.289.073,00


Koreksi Positif Rp. 2.523.215.227,00
SE

catatan: *)
Biaya Bunga yang sudah Dibebankan (tidak termasuk bunga atas fasilitas kredit untuk
ekspor-impor / LC ) :
Other : Biaya Bunga * Bank Rp. 3.202.835.764,00
Other : Biaya Bunga * Afiliasi Rp. 9.363.550.839,00
Other : Biaya Bunga * Hutang
Bank Rp. 10.902.470,00
Rp. 12.577.289.073,00
bahwa menurut Pemohon Banding butir 5 SE Dirjen Pajak Nomor SE-46/PJ.4/1995
tanggal 5 Oktober 1995 Tentang Perlakuan Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang
Dalam Hal Wajib Pajak Menerima atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito
Atau Tabungan Lainnya menyatakan bahwa "Menyimpang dari ketentuan tersebut pada
butir 4 bunga yang dibayarkan atau terutang atas pinjaman Wajib Pajak dari Pihak Ketiga
dapat dibebankan sebaga biaya sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU Nomor 7 Tahur 1983

K
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 10 Tahun 1994 dalam hal :
- Dana pinjaman tersebut disimpan / ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang

JA
atas jasanya dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final;

- Adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah
tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan

PA
perundang- undangan yang berlaku sepanjang jumlah deposito dan tabungan
tersebut semata-mata untuk memenuhi keharusan tersebut misalnya cadangan
biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan di
bank pemerintah;

N
- Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito atau tabungan tersebut dananya
berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah kena pajak;

ILA
bahwa menurut Pemohon Banding penempatan dana dalam bentuk deposito yang
dilakukan oleh Pemohon Banding semata mata untuk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak bank dan penempatan dana dalam bentuk deposito yang
dilakukan oleh Pemohon Banding terjadi sebelum pencairan pinjaman dari Bank,
D
sehingga hal tersebut membuktikan bahwa dana untuk penempatan deposito bukan
berasal dari pinjaman bank;
GA
bahwa berdasar uraian tersebut diatas Pemohon Banding berpendapat bahwa
seluruh beban bunga yang dibayarkan atau terutang selama tahun 2011 dapat
dibebankan seluruhnya sebagai biaya. Dengan demikian koreksi Terbanding seharusnya
dibatalkan;
EN

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, dapat disimpulkan hal-hal


sebagai berikut :
TP

bahwa terbukti adanya penempatan Deposito Berjangka yang sumbernya bersasal dari
pinjaman dari Bank yang dibebani biaya bunga ;

bahwa berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Terbanding berdasarkan Surat


Edaran Dirjen Pajak No : SE-46/PJ.4/1995, tanggal 5 Oktober 1995 Tentang Perlakuan
IA

Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal Wajib Pajak Menerima atau
Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito Atau Tabungan Lainnyadiketahui
bahwa jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang
AR

ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang
dibayar atau terutang atas pinjaman yang boleh dibebankan adalah bunga yang dibayar
atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya ;
ET

bahwa menurut Pemohon Banding penempatan dana dalam bentuk deposito yang
dilakukan oleh Pemohon Banding semata mata untuk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak bank dan penempatan dana dalam bentuk deposito yang
KR

dilakukan oleh Pemohon Banding terjadi sebelum pencairan pinjaman dari Bank,
sehingga hal tersebut membuktikan bahwa dana untuk penempatan deposito bukan
berasal dari pinjaman bank;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Pemohon Banding berpendapat bahwa


SE

seluruh beban bunga yang dibayarkan atau terutang selama tahun 2011 dapat
dibebankan seluruhnya sebagai biaya. Dengan demikian koreksi Terbanding seharusnya
dibatalkan;

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, Majelis berpendapat :

bahwa penempatan Deposito Berjangka yang sumbernya bersasal dari pinjaman dari
Bank yang dibebani biaya bunga yang dilakukan oleh Pemohon Banding tidak memenuhi
ketentuan yang diatur di dalam Biaya Bunga Yang Dibayar atau Terutang Dalam Hal
Wajib Pajak Menerima atau Memperoleh Penghasilan Berupa Bunga Deposito Atau
Tabungan Lainnya yaitu :
- bahwa pihak Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti / dasar hukum bahwa
penempatan dana dalam bentuk deposito yang dilakukan oleh Pemohon Banding
semata mata untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak bank ;
- bahwa pihak Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa penempatan deposito
tersebut dananya berasal dari tambahan modal dan sisa laba setelah kena pajak;

K
bahwa menurut Majelis, koreksi yang dilakukan oleh Terbanding atas Biaya Diluar Usaha

JA
sebesar Rp. 2.523.216.227,00 telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, menurut Majelis tidak terdapat
cukup data/bukti-bukti, alasan dan dasar hukum yang dapat meyakinkan bagi Majelis

PA
untuk mempertimbangkan Permohonan Banding Pemohon Banding.

Dengan demikian, maka Koreksi Terbanding yaitu Koreksi Biaya Diluar Usaha sebesar
Rp. 2.523.216.227,00 tetap dipertahankan.

N
4. Koreksi Kredit Pajak sebesar Rp.157.059.724,00

ILA
Menurut Terbanding :

bahwa sesuai dengan hasil penelitian terhadap permohonan Keberatan Pemohon


Banding, keberatan atas koreksi kredit pajak PPh Pasal 22, dengan alasan bahwa
Menurut Pemohon Banding Pemeriksa melakukan Koreksi Kredit Pajak PPh Pasal 22,
D
karena Pemeriksa menghitung kredit pajak hanya berdasarkan rekap dokumen PIB,
menurut Pemohon Banding selain PPh Pasal 22 impor terdapat juga PPh Pasal 22
GA
Pertamina dan PPh Pasal 23 yang dipotong pihak lain sebagai kredit pajak;

bahwa berdasarkan LPP dan KKP Pemeriksa, diuraikan bahwa, Pemeriksa melakukan
koreksi kredit pajak berdasarkan pemeriksaan bukti/dokumen Impor, Pembelian Impor,
Pemungutan PPh Pasal 22 Impor adalah sebagaimana tersebut di atas;
EN

Dasar Hukum:

Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah


TP

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009;

bahwa kredit Pajak untuk pajak penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak ditambah dengan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak
Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang
IA

dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak,
yang dikurangkan dari pajak yang terutang;
AR

bahwa pada saat proses keberatan, Tim Penelaah telah meminta dokumen/bukti yang
terkait dengan kredit pajak, namun sampai dengan disusunnya laporan ini Pemohon
Banding tidak memberikan data/dokumen/bukti-bukti atas kredit pajak yang dilaporkan
ET

oleh Pemohon Banding;

bahwa dalam surat keberatannya Pemohon Banding menyatakan bahwa seharusnya


terdapat PPh Pasal 23 yang belum diperhitungkan oleh Pemeriksa. Alasan keberatan ini
KR

tidak dapat diterima karena kredit pajak yang merupakan PPh Pasal 23 yang dilaporkan
dalam SPT PPh Badan sebesar Rp.33.812.144,00 telah diperhitungkan oleh Pemeriksa
sebagai kredit pajak;

bahwa adapun alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa terdapat PPh Pasal 22
SE

Pertamina yang belum dikreditkan, akan tetapi sampai disusunnya laporan ini
dokumen/bukti bukti atas kredit pajak tidak disampaikan oleh Pemohon Banding, sehingga
disimpulkan bahwa Pemohon Banding tidak membuktikan alasan keberatannya;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Tim Penelaah berpendapat bahwa
Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasan keberatannya, dan koreksi Pemeriksa
yang didasarkan pada bukti yang ada atas kredit pajak, tetap dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding :


bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi kredit Pajak PPh Pasal 22 yang
dilakukan Terbanding hanya berdasarkan rekap dokumen PIB hal mana adalah didalam
kredit pajak Pemohon Banding selain PPh 22 impor juga terdapat PPh 22 atas pertamina
dan PPh 23 yang dipotong oleh pihak lain sebagai kredit pajak Pemohon Banding;

bahwa terlampir Pemohon Banding sampaikan rekap PPh 22 Impor dan PPh 22 dari

K
pertamina serta PPh Pasal 23 yang Pemohon Banding kreditkan sebagai kredit pajak
Tabun 2011;

JA
Menurut Majelis :

bahwa berdasarkan LPP dan KKP Pemeriksa, diuraikan bahwa, Pemeriksa melakukan

PA
koreksi kredit pajak berdasarkan pemeriksaan bukti/dokumen Impor, Pembelian Impor,
Pemungutan PPh Pasal 22 Impor;

bahwa dalam surat keberatannya Pemohon Banding menyatakan bahwa seharusnya


terdapat PPh Pasal 23 yang belum diperhitungkan oleh Pemeriksa. Alasan keberatan ini

N
tidak dapat diterima karena kredit pajak yang merupakan PPh Pasal 23 yang dilaporkan
dalam SPT PPh Badan sebesar Rp.33.812.144,00 telah diperhitungkan oleh Pemeriksa

ILA
sebagai kredit pajak;

bahwa pada saat proses keberatan, Terbanding telah meminta dokumen/bukti yang terkait
dengan kredit pajak, namun sampai dengan disusunnya laporan ini Pemohon Banding
tidak memberikan data/dokumen/bukti-bukti atas kredit pajak yang dilaporkan oleh
Pemohon Banding; D
GA
bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi kredit Pajak PPh Pasal 22 yang
dilakukan Terbanding hanya berdasarkan rekap dokumen PIB hal mana adalah didalam
kredit pajak Pemohon Banding selain PPh 22 impor juga terdapat PPh 22 atas pertamina
dan PPh 23 yang dipotong oleh pihak lain sebagai kredit pajak Pemohon Banding;
EN

bahwa Pemohon Banding sampaikan rekap PPh 22 Impor dan PPh 22 dari pertamina
serta PPh Pasal 23 yang Pemohon Banding kreditkan sebagai kredit pajak Tahun 2011;

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, Majelis berpendapat :


TP

bahwa karena Pemohon Banding belum/tidak dapat memperlihatkan data/dokumen/bukti-


bukti atas kredit pajak yang dilaporkan oleh Pemohon Banding, Majelis sependapat
dengan Terbanding yaitu tidak dapat meyakini alasan dan argumentasi Pemohon Banding
terkait dengan koreksi kredit pajak tersebut.
IA

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas, menurut Majelis tidak terdapat
cukup data/bukti-bukti, alasan dan dasar hukum yang dapat meyakinkan bagi Majelis
AR

untuk mempertimbangkan Permohonan Banding Pemohon Banding.

bahwa dengan demikian, maka Koreksi Terbanding yaitu Koreksi Kredit Pajak sebesar
Rp. 157.059.725,00 tetap dipertahankan;
ET

Menimbang :

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;
KR

Menimbang :

bahwa berdasarkan Pasal 79 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak diatur bahwa putusan diambil berdasarkan musyawarah yang dipimpin
SE

oleh Hakim Ketua dan apabila dalam musyawarah tidak dapat dicapai kesepakatan,
putusan diambil dengan suara terbanyak;

Menimbang :

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, rekapitulasi pendapat Majelis atas pokok
sengketa adalah sebagai berikut:

No Uraian Sengketa Nilai Sengketa Tetap Tidak Dapat


(Rp) dipertahankan Dipertahankan
(Rp) (Rp)
1 Koreksi Peredaran Usaha 59.398.774.832,00 0,00 59.398.774.832,00
2 Koreksi Biaya Usaha Lainnya 2.067.828.787,00 0,00 2.067.828.787,00
3 Koreksi Biaya Diluar Usaha 2.523.215.227,00 2.523.215.227,00 0,00
Jumlah 63.989.818.846,00 61.466.603.619,00
4 Koreksi Kredit Pajak 157.059.724,00 157.059.724,00 0,00

K
Menimbang :

JA
bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk
mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding, sehingga Penghasilan Neto dihitung
kembali menjadi sebagai berikut :

PA
Penghasilan Neto m enurut Terbanding Rp 68.043.885.153,00
Koreksi positif yang tidak dapat dipertahankan Rp 61.466.603.619,00
Penghasilan Neto m enurut Majelis Rp 6.577.281.534,00

Mengingat :

N
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,

ILA
dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan
yang berkaitan dengan perkara ini;
Memutuskan :

D
Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor: KEP-2449/WPJ.07/2014 tanggal 17 September 2014, tentang
keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun
GA
Pajak 2011 Nomor: 00031/206/11/091/13 tanggal 28 Juni 2013, atas nama: Pemohon
Banding, sehingga pajak dihitung kembali sebagai berikut:
EN

Penghasilan Neto Rp 6.577.281.543,00


Penghasilan Kena Pajak Rp 6.577.281.543,00
Pajak Penghasilan yang terutang Rp 1.644.320.385,00
Kredit Pajak Rp 6.063.377.144,00
Pajak yang lebih dibayar Rp 4.419.056.759,00
TP

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam


persidangan dicukupkan pada hari Kamis, tanggal 4 Februari 2016, oleh Hakim Majelis
IIB Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut :
IA

Drs. Binsar Siregar, Ak. sebagai Hakim Ketua,


AR

Drs. Erwin Silitonga sebagai Hakim Anggota,


Diding Djamaludin, Ak., M.M. sebagai Hakim Anggota,

dengan dibantu oleh


ET

Haryono, Ak., MA sebagai Panitera Pengganti,


KR

Putusan Nomor PUT-085636.15/2011/PP/M.IIB Tahun 2019 diucapkan dalam sidang


terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IIB pada hari Selasa, tanggal 19 Maret
2019, dengan susunan Majelis sebagai berikut:
SE

Drs. Djoko Joewono Hariadi, M.Si. sebagai Hakim Ketua,


Drs. Erwin Silitonga, sebagai Hakim Anggota,
Diding Djamaludin, Ak., M.M. sebagai Hakim Anggota,

dengan dibantu oleh

Muhammad Akhsanul Fata, S.E, M.M sebagai Panitera Pengganti,


dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh
Terbanding dan dihadiri Pemohon Banding.

K
JA
PA
N
D ILA
GA
EN
TP
IA
AR
ET
KR
SE

Anda mungkin juga menyukai