Anda di halaman 1dari 9

Putusan Nomor : PUT-88184/PP/M.

XIIA/15/2017

K
Jenis Pajak : PPh Badan

JA
Tahun Pajak : 2012
Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi positif

PA
Terbanding atas Penghasilan Neto Pajak Penghasilan Badan Tahun
Pajak 2012 sebesar Rp4.643.396.327,00 yang tidak disetujui Pemohon
Banding yang terdiri dari:

Pos-Pos yang dikoreksi Sengketa

N
(Rp)
1. Advertising & Promotion - 4001001 4.440.496.327,00

LA
2. Voucher - 4001003 202.900.000,00
Total 4.643.396.327,00

DI
1. Advertising & Promotion – 4001001 sebesar Rp4.440.496.327,00

Menurut Terbanding : GA
bahwa biaya promosi/iklan (terdiri atas biaya Advertising & Promotion
- 4001001, Marketing Tools - 4001002, Voucher - 4001003,
Advertising Tax - 4001005, dan Sponsorship - 4001006) tersebut
benar adanya dan dikeluarkan oleh Pemohon Banding untuk kegiatan
EN
menjaga kesinambungan hubungan dengan mitra kerja selaku
pelanggan/customer, sehingga biaya-biaya yang timbul dalam biaya
promosi sangat erat kaitannya dengan mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan dari Pemohon Banding;
TP

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju terhadap koreksi Terbanding
Banding atas biaya Advertising & Promotion sebesar Rp4.440.496.327,00

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi akun Advertising and Promotion
IA

sebesar Rp. 4.440.496.327,00 karena atas biaya promosi tersebut data


penerimanya tidak memiliki NPWP sehingga tidak dapat dibebankan
sesuai Pasal 6 ayat (2) PMK Nomor: 02/PMK.03/2010;
AR

bahwa koreksi Terbanding didasarkan pada Pasal 6 ayat (1) a Undang-


undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh) yang
menyatakan bahwa “Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
ET

Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan


penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk : a) biaya yang secara langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain : 7)
KR

biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan


Peraturan Menteri Keuangan”;

bahwa Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor:


SE

02/PMK.03/2010 (PMK. 02/2010) tentang Biaya Promosi Yang Dapat


Dikurangkan Dari Penghasilan Brutto, mengatur : “Daftar nominatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus memuat data
penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal,

K
bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan dan
besarnya PPh yang dipotong”;

JA
bahwa Pasal 6 ayat (5) PMK 02/2010 mengatur : “Dalam hal
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
(4) tidak dipenuhi, biaya promosi tidak dapat dikurangkan dari

PA
penghasilan bruto”;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi tersebut


dengan alasan sebagai berikut :

N
a. Biaya sebesar Rp. 138.827.024,00 merupakan biaya advertising &
promotion atas transaksi pemberian jasa iklan yang data

LA
penerimanya tidak memiliki NPWP, akan tetapi Pemohon Banding
sudah melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23
atas seluruh biaya tersebut dengan menganakan tarif 20% atau
100% lebih tinggi atas dasar tidak memiliki NPWP dan telah

DI
dilaporkan disertai bukti potong dan SSP;
b. Biaya sebesar Rp. 4.301.669.303,00 merupakan biaya advertising &
promotion yang bukan atas pemberian jasa iklan, melainkan terdiri
GA
dari biaya material/produk dan biaya pembebanan iklan setiap bulan
atas suatu biaya iklan yang telah terjadi pada waktu sebelumnya,
yang dikarenakan biaya iklan tersebut cukup besar dan mempunyai
masa manfaatnya bukan untuk bulan itu saja, sehingga Pemohon
EN
Banding membebankan biaya tersebut dalam beberapa bulan
sesuai dengan masa manfaatnya;
c. Bahwa tidak ada aturan perpajakan yang secara jelas mengatur
bahwa data penerima yang tidak ber NPWP tidak boleh menjadi
TP

daftar nominatif;
d. Biaya advertising & promotion sebesar Rp. 4.440.496.327,00 yang
menjadi pokok sengketa seluruhnya sudah tercantum dalam daftar
nominatif dan seluruhnya sudah tercantum dalam laporan keuangan
dan ledger Pemohon Banding Tahun 2012, sehingga seluruh biaya
IA

ini benar adanya terjadi dan tidak ada unsur penyelewengan pajak
yang merugikan Negara;
AR

bahwa setelah memeriksa dokumen yang disampaikan oleh Pemohon


Banding, penjelasan tertulis dari Terbanding dan Pemohon Banding
serta fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, Majelis
berpendapat sebagai berikut :
ET

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas biaya advertising &


promotion sebesar
Rp. 4.440.496.327,00 karena atas biaya promosi tersebut data
KR

penerimanya tidak memiliki NPWP, sehingga tidak dapat dibebankan


sesuai Pasal 6 ayat (2) PMK Nomor: 02/PMK.03/2010 yang berbunyi :
“Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
harus memuat data penerima berupa nama, NPWP, alamat, tanggal,
bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan dan
SE

besarnya PPh yang dipotong”;


bahwa selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (5) PMK Nomor:

K
02/PMK.03/2010 berbunyi :
“Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai

JA
dengan ayat (4) tidak dipenuhi, biaya promosi tidak dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto”;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi tersebut

PA
dengan alasan bahwa koreksi biaya advertising & promotion sebesar
Rp. 4.440.496.327,00 yang terdiri dari :

1. Biaya advertising & promotion sebesar Rp. 138.827.024,00

N
merupakan transaksi pemberian jasa iklan yang data penerimanya
tidak memiliki NPWP dan

LA
2. Biaya advertising & promotion sebesar Rp. 4.301.669.303,00 yang
data penerimanya memiliki NPWP;

dengan penjelasan sebagai berikut :

DI
1. Biaya advertising & promotion sebesar Rp. 138.827.024,00

bahwa untuk biaya sebesar tersebut memang benar data penerimanya


GA
tidak memiliki NPWP, akan tetapi Pemohon Banding sudah melakukan
pemotongan PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 23 dengan mengenakan
tarif 20% atau 100% lebih tinggi atas dasar tidak memiliki NPWP,
sesuai ketentuan dalam UU PPh :
EN

- Pasal 21 ayat (5a) UU yang berbunyi “Besarnya tarif sebegaimana


dimaksud pada ayat (5) yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 20% (dua puluh
TP

persen) dari pada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak”;
- Pasal 23 ayat (1a) yang berbunyi “Dalam hal Wajib Pajak yang
menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud
IA

pada ayat (1) tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya
tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) dari
AR

pada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)”;

bahwa dalam proses pemeriksaan dan keberatan Pemohon Banding


telah menyampaikan SPT PPh Pasal 21/23, bukti potong, SSP dan
bukti lapor atas pemotongan PPh Pasal 21/23 ;
ET

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan dokumen


berupa Daftar Nominatif Advertising Promotion sebesar Rp.
KR

138.827.024,00 yang data penerimanya tidak memiliki NPWP namun


telah dipotong PPh dan berdasarkan dokumen tersebut, Majelis
berpendapat bahwa daftar penerimanya memang tidak memiliki NPWP
;
SE

2. Biaya advertising & promotion sebesar Rp. 4.301.669.303,00


bahwa biaya tersebut merupakan biaya advertising & promotion yang

K
bukan atas pemberian jasa iklan melainkan terdiri dari biaya
material/produk dan biaya pembebanan iklan setiap bulan atas suatu

JA
biaya iklan yang telah terjadi pada waktu sebelumnya yang
dikarenakan biaya iklan tersebut cukup besar dan mempunyai masa
manfaatnya bukan untuk bulan itu saja, sehingga Pemohon Banding
membebankan biaya tersebut dalam beberapa bulan sesuai dengan

PA
masa manfaatnya, dalam hal ini Pemohon Banding memberi contoh
biaya pemasangan Billboard di Tol Jagorawi pada bulan Maret 2011
dengan nilai sebesar Rp. 349.600.000,00 oleh CV Triguna Prima
Perkasa, NPWP 02.580.882.5-407.000, yang pembebanannya sesuai
masa sewa pemasangan billboard tersebut yaitu dari 11 Maret 2011 –

N
11 Maret 2013 (2 tahun), dengan pembebanan per bulan sebesar Rp.
14.566.667,00 ;

LA
bahwa atas pembayaran biaya iklan sebesar Rp. 4.301.669.303,00
tersebut telah dilakukan pemotongan PPh Pasal 21/Pasal 23 oleh
Pemohon Banding, dimana bukti pemotongan PPh, SPT PPh dan SSP

DI
sudah Pemohon Banding berikan pada proses pemeriksaan dan
keberatan;
GA
bahwa dalam penulisan di daftar nominatif, Pemohon Banding
mencantumkan pembebanan biaya ini dengan nama “Gabungan” dan
NPWP 00.000.000-0.000, hal ini dikarenakan sangatlah banyak rincian
prepaid/pembebanan biaya selama Tahun 2012 (dapat dilihat di
EN

lampiran terpisah daftar prepaid 2012), sehingga Pemohon Banding


langsung menjumlahkan nilai prepaid setiap bulannya;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan Daftar


TP

Nominatif Advertising & Promotion Prepaid yang berupa “Gabungan”


dengan nilai sebesar Rp. 4.301.669.303,00 dan dilampiri dengan
rincian nama vendor lengkap dengan jenis biaya promosi, nilai biaya
promosi, DPP PPh Pasal 23 dan bukti potong PPh Pasal 23, dengan
IA

nilai total sebesar


Rp. 4.301.669.303,00 ;
AR

bahwa berdasarkan daftar nominatif yang diberikan oleh Pemohon


Banding tersebut, Majelis berpendapat bahwa daftar nominatif yang
disampaikan Pemohon Banding dalam persidangan telah memenuhi
ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (5) PMK Nomor: 02/2010;
ET

bahwa menurut Majelis sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU


Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yang berbunyi : “Besarnya
KR

Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
termasuk :
SE

a). biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan usaha, antara lain :
7). Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan”;

K
bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan

JA
Nomor: 02/PMK.03/2010 (PMK Nomor 02/2010) tentang Biaya
Promosi Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto, yang
berbunyi :
“Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

PA
harus memuat data penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib
Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor
bukti pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong”;

bahwa dalam Pasal 6 ayat (5) PMK Nomor: 02/2010 diatur bahwa :

N
“Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan (4) tidak dipenuhi, biaya promosi tidak dapat dikurangkan dari

LA
penghasilan bruto”;

bahwa sesuai ketentuan Pasal 76 Undang-undang Nomor 14 Tahun


2002 tentang Pengadilan Pajak, bahwa “Hakim menentukan apa yang

DI
harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian
dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat
bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)”;
GA
bahwa berdasarkan ketentuan perundang-undangan tersebut di atas
dan setelah memeriksa dengan dokumen yang disampaikan oleh
Pemohon Banding, Majelis berpendapat bahwa atas koreksi
EN

Terbanding terhadap Biaya Advertising & Promotion sebesar Rp.


4.440.496.327,00, Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa
biaya sebesar Rp. 138.827.024,00 memenuhi ketentuan PMK Nomor:
02/2010, namun Pemohon Banding dapat membuktikan bahwa biaya
TP

sebesar Rp. 4.301.669.303,00 memenuhi ketentuan PMK Nomor:


02/2010 yaitu mencantumkan NPWP pada daftar nominatifnya;

bahwa dengan demikian Majelis berkesimpulan bahwa koreksi


IA

Terbanding atas advertising & promotion sebesar Rp.


4.440.496.327,00 tetap dipertahankan sebesar Rp. 138.827.024,00
dan tidak dapat dipertahankan sebesar Rp. 4.301.669.303,00.,
AR

2. Voucher – 4001003 sebesar Rp202.900.000,00


ET

Menurut Terbanding : bahwa sehingga berdasarkan pertimbangan dan penelitian


Terbanding terhadap aturan Menteri Keuangan dimaksud tetap
dilakukan koreksi;
KR

Menurut Pemohon : bahwa atas koreksi biaya Voucher sebesar Rp202.900.000,00


Banding tersebut merupakan biaya pemberian voucher kepada seluruh
konsumen Pemohon Banding atas setiap pembelanjaan di toko
dengan kriteria pembelian tertentu, seluruh voucher tersebut sudah
SE

Pemohon Banding berikan ke konsumen Pemohon Banding yang


tidak mungkin seluruh konsumen Pemohon Banding adalah orang
yang memiliki NPWP, dan biaya voucher tersebut menjadi pengurang

K
dalam jumlah pembayaran konsumen di setiap transaksi dan sudah
tercatat dalam invoice penjualan Pemohon Banding;

JA
Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi biaya voucher sebesar Rp.
202.900.000,00 karena atas biaya promosi tersebut data penerimanya
tidak memiliki NPWP sehingga tidak dapat dibebankan sesuai Pasal 6

PA
ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 02/PMK.03/2010 (PMK
Nomor 02/2010);

bahwa terkait alasan Pemohon Banding yang menyatakan bahwa


tidak ada peraturan yang mengatur lebih lanjut bila data penerima

N
tidak memiliki NPWP tidak boleh menjadi daftar nominatif pengurang
penghasilan bruto, Terbanding berpendapat ketentuan dalam PMK

LA
Nomor: 02/2010 sudah cukup jelas dan tidak terdapat pasal-pasal
yang menyatakan akan diatur lebih lanjut dengan ketentuan
pelaksanaan, namun demikian terdapat Surat Edaran Nomor: SE-
9/PJ/2010 yang lebih menegaskan PMK Nomor: 02/2010 ;

DI
bahwa terkait alasan Pemohon Banding yang menyatakan seluruh
voucher tersebut sudah diberikan ke konsumen yang tidak mungkin
GA
seluruh konsumen Pemohon Banding adalah orang yang memiliki
NPWP, Terbanding berpendapat bahwa Pemohon Banding
mengklasifikasikan biaya voucher ke dalam biaya promosi dan
memasukkannya ke dalam daftar nominatif di dalam lampiran SPT
EN
PPh Badan untuk dapat dibiayakan sehingga Pemohon Banding
seharusnya mengikuti syarat dan ketentuan dalam membebankan
biaya tersebut sesuai PMK Nomor: 02/2010;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi tersebut karena


TP

biaya voucher merupakan biaya pemberian voucher kepada seluruh


konsumen Pemohon Banding atas setiap pembelanjaan di toko
dengan kriteria pembelian tertentu dan seluruh voucher tersebut telah
Pemohon Banding berikan kepada konsumen dimana tidak mungkin
IA

seluruh konsumen tersebut adalah orang yang memiliki NPWP;

bahwa selain itu Pemohon Banding adalah retail supermarket bahan


AR

bangunan dimana setiap harinya konsumen sangat banyak yang


sangat tidak memungkinkan untuk Pemohon Banding mendata setiap
melakukan transaksi di kasir, Biaya voucher tersebut menjadi
pengurang dalam pembayaran konsumen di setiap transaksi dan
ET

sudah tercatat dalam invoice penjualan Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding memberikan contoh biaya voucher sebagai


berikut :
KR

bahwa terdapat seorang konsumen yang belanja dengan nilai Rp.


1.000.000,00 maka dia mendapatkan voucher cash back sebesar Rp.
200.000,00 yang dapat digunakan saat pembelanjaan selanjutnya,
SE

pada tanggal 2 Oktober 2012 konsumen tersebut belanja dengan nilai


Rp. 287.993,00 dan dipotong voucher Rp. 200.000,00 sehingga
konsumen tersebut hanya membayar sebesar Rp. 87.993,00, Jumlah
voucher yang digunakan konsumen tersebut tercetak di dalam receipt

K
sehingga mengurangi jumlah pembayaran konsumen tersebut, di
dalam receipt tidak terdapat identitas konsumen tersebut sehingga

JA
Pemohon Banding tidak bisa mendata siapa saja konsumen yang
menerima voucher;

bahwa berdasarkan penjelasan tertulis dari Terbanding dan Pemohon

PA
Banding serta contoh voucher yang disampaikan oleh Pemohon
Banding, Majelis berpendapat sebagai berikut :

bahwa voucher diberikan oleh Pemohon Banding kepada semua


konsumen dari berbagai lapisan masyarakat yang jumlahnya sangat

N
banyak, sehingga sangat tidak mungkin Pemohon Banding akan
menanyakan NPWP setiap konsumen dan pemberian voucher

LA
tersebut dimaksudkan oleh Pemohon Banding untuk menarik
konsumen agar menjadi pelanggan berbelanja di toko Pemohon
Banding, sehingga dapat meningkatkan penjualannya;

DI
bahwa dengan kondisi yang demikian Majelis berpendapat bahwa
ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (5) PMK Nomor: 02/2010 tidak
dapat diterapkan kepada Pemohon Banding karena kondisi yang ada
GA
di luar kemampuan Pemohon Banding, sehingga koreksi Terbanding
atas biaya voucher sebesar Rp. 202.900.000,00 tidak dapat
dipertahankan;
EN

Menimbang :
bahwa dalam sengketa Banding ini tidak terdapat sengketa mengenai
kredit pajak;
Menimbang :
TP

bahwa dalam sengketa Banding ini tidak terdapat sengketa mengenai


sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi
tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;
Menimbang :
IA

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan maka


Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1)
huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
AR

Pajak untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding,


sehingga Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2012 menjadi
sebagai berikut:
Keterangan Menurut Pemohon Menurut Menurut Koreksi yang
ET

Banding Terbanding Majelis (Rp) dibatalkan


(Rp) (Rp) (Rp)
Penghasilan netto 14.049.424.069,0 18.692.820.396, 14.188.251.09 4.504.569.303,
0 00 3,00 00
KR

Kompensasi kerugian 535.256.023,00 535.256.023,00 535.256.023,0 0,00


0
Penghasilan Kena 13.514.168.046,0 18.157.564.373, 13.652.995.07 4.504.569.303,
Pajak 0 00 0,00 00
PPh Terutang 3.378.542.012,00 4.539.391.093,0 3.413.248.768, 1.126.142.325,
SE

0 00 00
Kredit pajak 6.469.122.444,00 6.469.122.144,0 6.469.122.144, 0,00
0 00
PPh kurang (lebih ) (3.090.580.433,0 (1.929.731.051, (3.055.873.37 1.126.142.325,

K
bayar 0) 00) 6,00) 00

JA
Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, hasil
pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan serta kesimpulan

PA
Majelis a quo;

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,


Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan

N
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah

LA
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, dan peraturan
perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan
yang berkaitan dengan sengketa ini;

DI
Memutuskan : Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap
Keputusan Terbanding Nomor: KEP-676/WPJ.05/2015 tanggal 29 April
GA
2015 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2012 Nomor:
00032/406/ 12/038/14 tanggal 23 April 2014, atas nama Pemohon
Banding sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak
2012 yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut:
EN

Penghasilan netto R 14.188.251.093,


p 00
Kompensasi kerugian R 535.256.023,00
TP

p
Penghasilan Kena Pajak R 13.652.995.070,
p 00
PPh Terutang R 3.413.248.768,0
IA

p 0
Kredit pajak R 6.469.122.144,0
p 0
AR

PPh kurang (lebih ) bayar R (3.055.873.376,


p 00)

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan Musyawarah setelah


ET

pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Senin tanggal


16 Mei 2016 oleh Hakim Majelis XIIA Pengadilan Pajak dengan
susunan Majelis sebagai berikut:
KR

Johantiono, SH. sebagai Hakim Ketua,


Drs. Djoko Joewono Hariadi, MSi sebagai Hakim Anggota,
Drs. Sunarto, MH, MM sebagai Hakim Anggota,
dengan dibantu oleh
SE

Arif Wijono, S.H., MSi sebagai Panitera Pengganti,


Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim

K
Ketua pada hari Senin tanggal 30 Oktober 2017, dengan dihadiri oleh
para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh
Terbanding maupun Pemohon Banding;

JA
PA
N
LA
DI
GA
EN
TP
IA
AR
ET
KR
SE

Anda mungkin juga menyukai