Anda di halaman 1dari 3

Putusan Pengadilan : Put.36644/PP/M.

I/10/2012
Pajak Nomor
Jenis Pajak : PPh Pasal 21

Tahun Pajak : 2006

Pokok Sengketa : pokok sengketa dalam banding ini adalah mengenai koreksi negatif Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp1.624.158.900,00, yang tidak disetujui oleh Pemohon
Banding;

Menurut : Penelah berpendapat bahwa koreksi negatip obyek PPh Pasal 21 sebesar Rp.866.292.428,00
Terbanding diusulkan untuk dibatalkan, sedangkan koreksi negatip obyek PPh Pasal 21 sebesar
Rp.1.624.158.900,00 diusulkan untuk tetap dipertahankan;

Menurut Pemohon : bahwa jadi jelaslah bahwa pembayaran sejumlah tersebut bukan merupakan pembayaran
Banding dividen, tetapi merupakan pembayaran gaji dan bonus kepada Aryvin Tjandra dan Husseyn
Umar selaku Direktur dan Komisaris dari Pemohon Banding pada Tahun 2006 sehingga
merupakan obyek PPh Pasal 21;

Menurut Majelis :
bahwa Pemeriksa melakukan koreksi positip obyek PPh Pasal 23 atas deviden sebesar
Rp.2.490.451.328,00 karena terdapat pembayaran / biaya gaji (Obyek PPh Pasal 21) yang
dijadikan sebagai pembayaran deviden (obyek PPh Pasal 23) sebesar Rp2.490.451.328,00
dengan dasar hukum penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g angka 12 UU Pajak Penghasilan;

bahwa menurut Terbanding, alasan Banding yang diajukan oleh Pemohon Banding terkait
dengan koreksi pembayaran gaji, bonus dan tantiem sebesar Rp.2.490.451.328,00 pada
dasarnya sama dengan alasan yang dikemukakan oleh Pemohon Banding dalam surat
permohonan keberatan Pemohon Banding bahkan pada saat mengajukan keberatan sebesar
Rp.866.292.428,00 telah diterima sehingga yang menjadi pokok sengketa banding hanya
sebesar Rp.1.624.158.900,00;

bahwa berdasarkan penelitian atas SPT Tahunan PPh Pasal 21 Tahun 2006 dan Lampiran
1721 A-1 diketahui bahwa biaya gaji, tantiem, bonus, gratifikasi untuk Aryvin Tjandra
sebagai Direktur sebesar Rp2.490.451.328,00 dengan rincian sebagai berikut :

Gaji, Tunjangan lainnya dan Premi Asuransi Rp 866.292.428,00


Tantiem, Bonus, Gratifikasi, Jasa Produksi Rp 1.624.158.900,00
Jumlah penghasilan bruto Rp 2.490.451.328,00

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding mengemukakan sengketa ini berkaitan dengan
sengketa Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2006 dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun
Pajak 2006, dimana Terbanding melakukan koreksi terhadap biaya gaji dan honorarium
sebesar Rp1.624.158.900,00;

bahwa Majelis mengemukakan karena sengketa ini berkaitan dengan Pajak Penghasilan
Badan sehingga pemeriksaan materi sengketa Pajak Penghasilan Pasal 21 mengikuti
pemeriksaan materi sengketa Pajak Penghasilan Badan;

bahwa dalam pemeriksaan sengketa Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2006, Majelis
melakukan pemeriksaan dengan hasil sebagai berikut:

bahwa Terbanding mengemukakan koreksi dikenakan atas penghasilan yang dibebankan


sebagai biaya yang menurut Terbanding tidak wajar sehingga dianggap sebagai dividen
terselubung dan merupakan upaya penghindaran pajak;

bahwa Terbanding mengemukakan memang tidak terdapat bukti pembagian dividen karena
RUPS yang memutuskannya, namun substansinya pada Pasal 9 ayat (1) huruf f Undang-
undang Pajak Penghasilan Terbanding tidak melakukan koreksi atas gaji karena memang
digunakan untuk pembayaran gaji direktur dan komisaris, namun yang ditekankan adalah
adanya jumlah gratifikasi yang melebihi kewajaran berupa tantiem sejumlah kurang lebih
27% dari penghasilan bruto dan dikarenakan tidak terdapat pembayaran dividen karena
perusahaan merugi tetapi terdapat pembayaran bonus yang tidak wajar;

bahwa Pemohon Banding mengemukakan koreksi Terbanding terkait kewajaran pembayaran


atas bonus namun Pemohon Banding berpendapat hal tersebut wajar karena merupakan imbal
prestasi terhadap kinerja direktur;

bahwa Terbanding mengemukakan bisakah dijelaskan parameter kuantitatifnya karena


sepengetahuan Terbanding untuk dividen biasa merupakan hasil laba ditahan, namun di dalam
sengketa ini mengapa perusahaan rugi tetapi tetap memberikan bonus. Jadi di sini Terbanding
menekankan kewajaran terkait besarnya bonus yang diberikan;
bahwa menurut Terbanding mungkin menjadi wajar bila pengurus perusahaan tidak
merangkap pemegang saham atau perusahaan tidak menunjukkan performa merugi;

bahwa menurut Pemohon Banding biaya gaji sebesar Rp.1.624.158.900,00 tersebut adalah
benar-benar merupakan pembayaran gaji kepada Husseyn Umar dan Aryvin Tjandra selaku
Direktur dan Komisaris dari Pemohon Banding, dimana mereka dalam kesehariannya
bertanggung jawab dan melakukan kegiatan untuk menjalankan usaha dari Pemohon Banding;
bahwa menurut Pemohon Banding pembayaran atas biaya gaji dan bonus kepada Aryvin
Tjandra sebesar Rp.1.624.158.900,00 tersebut dilakukan secara berkala setiap bulannya
seperti halnya karyawan lainnya dalam menerima gaji maupun bonus dari Pemohon Banding.
Sementara pembayaran kepada Husseyn Umar selaku Komisaris adalah Rp.82.838.700,00;
bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyatakan kepemilikan saham Husseyn Umar
dan Aryvin Tjandra masing-masing 50%;

bahwa menurut Majelis, status Arvyin Tjandra selain pemegang saham juga sebagai pengurus
dengan jabatan Diretur dan Muhammad Hussen jabatannya adalah sebagai Komisaris
sehingga mereka berhak untuk mendapatkan gaji dan bonus dari perusahaan dan dalam
persidangan Terbanding juga tidak dapat menjelaskan berapa pembayaran gaji dan bonus
yang wajar menurut Terbanding;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan berkas banding, penjelasan serta keterangan dalam
persidangan, Majelis berpendapat terdapat cukup bukti dan alasan untuk mengabulkan seluruh
permohonan banding Pemohon Banding, maka Majelis berkesimpulan koreksi positif
Penghasilan Neto sebesar Rp.1.624.158.900,00, tidak dapat dipertahankan;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sengketa pajak Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak
2006 tersebut, Majelis berkesimpulan karena koreksi positif Penghasilan Neto sebesar
Rp.1.624.158.900,00 tidak dapat dipertahankan, maka tidak lagi terdapat dasar untuk
melakukan koreksi positif Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21, sehingga
koreksi positif Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar
Rp.1.624.158.900,00 tidak dapat dipertahankan;

Menimbang :
bahwa oleh karena berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terdapat selisih antara jumlah yang
dimohon dengan jumlah yang tidak dikabulkan oleh Majelis, maka Majelis berketetapan
untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon
Banding;

Memperhatikan : Surat: Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan dan hasil pemeriksaan serta
pembuktian dalam persidangan;

Mengingat : :
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000;

Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap keputusan Terbanding


Nomor: KEP-602/WPJ.06/BD.06/2009 tanggal 10 Juni 2009 mengenai keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun Pajak 2006
Nomor : 00002/401/06/073/08 tanggal 5 Juni 2008, atas nama: PT. XXX, sehingga jumlah
yang masih harus dibayar dihitung kembali menjadi sesuai dengan Surat Banding Pemohon
Banding, sebagai berikut:

DPP Rp. 9.144.678.462,00


PPh Terutang Rp. 1.548.685.348,00
Kredit Pajak Rp. 1.548.685.348,00
PPh kurang (lebih) dibayar Rp. 0,00.

Anda mungkin juga menyukai