No : 001/IJM/GU/V/16
Kepada Yth
Ketua Pengadilan Pajak
Gedung D Departemen Keuangan RI Lantai 8
Jl. Wahidin Raya No.1
Jakarta Pusat
Perihal: Gugatan terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
205/PJ/2017 tanggal 20 Juni 2017 tentang Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPN Nomor
001/IJM/GU/V/16 tanggal 20 Mei 2016.
Berdasarkan Pasal 23 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP) dan Pasal 40 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak (UU Pengadilan Pajak), dengan ini kami:
mengajukan Gugatan kepada Direktorat Jenderal Pajak (Tergugat) atas Keputusan nomor
KEP-205/PJ/2017 (Lampiran 1) tanggal 20 Juni 2017 tentang Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi atas STP PPN yang isinya Menolak Permohonan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi yang kami ajukan atas STP PPN Nomor 001/IJM/GU/V/16
(Lampiran 2) tanggal 20 Mei 2016.
2. Ketentuan Formal
2.1. KPP Pratama Cikarang Selatan menerbitkan STP PPN Masa Pajak Januari Desember
2014 Nomor 001/IJM/GU/V/16 pada tanggal 20 Mei 2016, dengan perincian sebagai
berikut:
Jumlah Rupiah Menurut
Uraian PKP Fiskus
1 Pajak harus dibayar/ditagih kembali 0 0
2 Telah dibayar 0 0
3 Kurang dibayar 0 0
4 Sanksi administrasi
a. 0 0
b. 0 0
f. Denda Pasal 14(4) KUP 0 46,000,000
h. Jumlah Sanksi Administrasi 0 46,000,000
5 Jumlah PPN yang masih harus dibayar (3 + 4.h) 0 46,000,000
2.4. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 23 UU KUP dan Pasal 40 UU Pengadilan Pajak
dengan ini kami:
a. Mengajukan Gugatan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan
Pajak
b. Surat Gugatan ini diajukan atas Surat Keputusan DJP Nomor KEP-205/PJ/2017
tanggal 20 Juni 2017.
c. Surat Gugatan ini disampaikan kepada Pengadilan Pajak sesuai dengan jangka waktu
yang ditentukan, yaitu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Nomor
KEP-205/PJ/2017 tersebut kami terima pada tanggal 20 Juni 2017.
2. Permohonan Gugatan
2.1.2. Dengan demikian, Penggugat menolak membayar jumlah koreksi berupa Sanksi
Administrasi yaitu Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar 2% dari Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) yaitu sebesar Rp 46.000.000.
Menurut Tergugat
Pada saat proses penelitian keberatan, diketahui bahwa adanya faktur pajak yang belum
diterbitkan karena adanya peredaran usaha yang belum dilaporkan.
Dengan demikian Faktur Pajak tersebut tidak diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan penjelasannya. Mengingat
faktur pajak tidak diterbitkan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 14 ayat 1 huruf d dan
pasal 14 ayat 4 UU KUP, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda 2 %
dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebagai berikut:
- Sanksi denda 2% Rp. 46.000.000
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, Tergugat sependapat dengan Pemeriksa
bahwa adanya faktur pajak yang belum diterbitkan karena adanya peredaran usaha yang
belum dilaporkan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan
penjelasannya. Oleh karena itu Tergugat menolak permohonan Penggugat.
Menurut Penggugat
Kami menolak pendapat Tergugat yang mempertahankan koreksi yang dilakukan oleh
Pemeriksa dan dengan demikian menolak membayar koreksi positif berupa Sanksi
Administrasi yatiu Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar Rp. 46.000.000 dalam
permohonan gugatan ini dengan alasan sebagai berikut:
1. Penggugat telah melaporkan seluruh peredaran usaha yang ada dengan benar senilai
Rp 89.000.000.000, oleh karena itu tidak ada faktur pajak yang belum diterbitkan oleh
PT IJM.
2. PT IJM mengajukan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi adalah karena
peredaran usaha yang dimaksud bukan merupakan omset perusahaan melainkan
merupakan pengembalian uang muka peralatan yang batal dipesan dan pengembalian
pinjaman karyawan.
Kami menolak pendapat Tergugat yang mepertahankan koreksi yang dilakukan oleh
Pemeriksa dan dengan demikian menolak membayar koreksi positif berupa Sanksi
Administrasi yaitu Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar Rp. 46.000.000 dengan alasan
sebagai berikut:
1) Penggugat menolak pendapat tergugat yang menganggap bahwa adanya faktur pajak
yang belum diterbitkan oleh Penggugat karena adanya peredaran usaha yang belum
dilaporkan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan penjelasannya.
2) Tetapi Penggugat telah melaporkan seluruh peredaran usaha yang ada dengan benar
senilai Rp 89.000.000.000, oleh karena itu tidak ada faktur pajak yang belum
diterbitkan oleh PT IJM. PT IJM mengajukan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi adalah karena peredaran usaha yang dimaksud bukan merupakan omset
perusahaan melainkan merupakan pengembalian uang muka peralatan yang batal
dipesan dan pengembalian pinjaman karyawan.
Dengan tegas Penggugat menyatakan menolak Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.
KEP-205/PJ/2017 tanggal 20 Juni 2017 mengenai surat kami tentang Permohonan Pengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pasal 14(4) atas STP PPN Masa Pajak Januari
Desember 2014 No. 001/IJM/GU/V/16 tanggal 20 Mei 2016.
Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang Terhormat untuk
memeriksa pokok sengketa gugatan ini; dan membatalkan KEP-205/PJ/2017 tanggal 20 Juni
2017 serta menetapkan jumlah perhitungan STP PPN Masa Pajak Januari Desember 2014
Penggugat sebagai berikut:
Uraian Jumlah
(Rp)
Penggugat menyampaikan Surat Gugatan ini kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang
Terhormat untuk memperoleh keadilan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.
Penggugat percaya bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang Terhormat, serta Yang Adil
dan Bijaksana menerima dan mengabulkan permohonan Penggugat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Penggugat juga memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang Terhormat untuk
mengundang Penggugat untuk memberikan penjelasan kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak
Yang Terhormat dalam persidangan-persidangan yang akan dilaksanakan.
Penggugat menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas perhatian Majelis Hakim
Pengadilan Pajak Yang Terhormat.
Hormat kami,
PT Indo Japan Manufacture
NPWP: 01.123.456.7-011.000
Indra Budi
Presiden Direktur
Lampiran:
1. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-205/PJ/2017 tanggal 20 Juni 2017;
2. Salinan STP PPN Masa Pajak Januari Desember 2014 Nomor 001/IJM/GU/V/16
tanggal 20 Mei 2016;
3. Salinan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi kami
No. 001/IJM/GU/V/16 tanggal 20 Mei 2016 yang disampaikan kepada KPP Pratama
Cikarang Selatan pada tanggal 12 Juli 2017.