Anda di halaman 1dari 6

Jakarta, 12 Juli 2017

No : 001/IJM/GU/V/16

Kepada Yth
Ketua Pengadilan Pajak
Gedung D Departemen Keuangan RI Lantai 8
Jl. Wahidin Raya No.1
Jakarta Pusat

Perihal: Gugatan terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
205/PJ/2017 tanggal 20 Juni 2017 tentang Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPN Nomor
001/IJM/GU/V/16 tanggal 20 Mei 2016.

Majelis Hakim yang Terhormat,

Berdasarkan Pasal 23 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP) dan Pasal 40 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak (UU Pengadilan Pajak), dengan ini kami:

Nama : PT Indo Japan Manufacture (Penggugat)


NPWP : 01.123.456.7-011.000
Alamat : Gedung Menara Jaya
Jl. H. Rasuna Said Blok B Kav. 9
Jakarta

mengajukan Gugatan kepada Direktorat Jenderal Pajak (Tergugat) atas Keputusan nomor
KEP-205/PJ/2017 (Lampiran 1) tanggal 20 Juni 2017 tentang Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi atas STP PPN yang isinya Menolak Permohonan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi yang kami ajukan atas STP PPN Nomor 001/IJM/GU/V/16
(Lampiran 2) tanggal 20 Mei 2016.

Adapun alasan dan penjelasan kami adalah sebagai berikut:


1. Dasar Hukum Pengajuan Gugatan
1.1. Pasal 23 ayat 2.c UU KUP No.28/2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (selanjutnya disebut UU KUP), menyatakan sebagai berikut :
Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap: (c) keputusan yang berkaitan
dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1)
dan Pasal 26, hanya dapat diajukan kepada badan Peradilan Pajak
Pasal 25 ayat 1 dan Pasal 26 UU KUP No.28/2007 mengatur mengenai masalah
pengajuan keberatan. Dengan demikian, berdasarkan pasal 23 ayat 2.c UU No.28/2007
tersebut diatas, Surat Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan
perpajakan selain surat keputusan keberatan dapat diajukan Gugatan kepada Badan
Peradilan Pajak.
1.2. Pasal 40 ayat 1 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa
Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.
Pasal 40 ayat 3 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa
Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima
Keputusan yang digugat.
Pasal 40 ayat 6 UU No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa
Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat
Gugatan.
Surat Gugatan yang kami ajukan ini adalah Gugatan terhadap 1(satu) surat Keputusan
yaitu Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-205/PJ/2017 tanggal tanggal 20
Juni 2017 tentang Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atas Pajak
Pertambahan Nilai Nomor 001/IJM/GU/V/16 pada tanggal 20 Mei 2016 Masa Pajak
Januari Desember 2014. Surat Gugatan ini ditulis dalam Bahasa Indonesia dan
disampaikan masih dalam jangka waktu 30 hari dari tanggal diterimanya Surat Keputusan
yaitu tanggal 12 Juli 2017. Dengan demikian, surat Gugatan ini telah memenuhi ketentuan
yang tercantum dalam Pasal 40 ayat 1, 3 dan 6 UU No 14 Tahun 2002.
1.3. Pasal 41 ayat (1) UU No 14 Tahun 2002 menyatakan sebagai berikut :
Gugatan dapat diajukan oleh penggugat, ahli warisnya, sorang pengurus, atau kuasa
hukumnya dengan disertai alasan-alasan yang jelas, mencantumkan tanggal diterima,
pelaksanaan penagihan, atau Keputusan yang digugat dan dilampiri salinan dokumen
yang digugat.

2. Ketentuan Formal
2.1. KPP Pratama Cikarang Selatan menerbitkan STP PPN Masa Pajak Januari Desember
2014 Nomor 001/IJM/GU/V/16 pada tanggal 20 Mei 2016, dengan perincian sebagai
berikut:
Jumlah Rupiah Menurut
Uraian PKP Fiskus
1 Pajak harus dibayar/ditagih kembali 0 0
2 Telah dibayar 0 0
3 Kurang dibayar 0 0
4 Sanksi administrasi
a. 0 0
b. 0 0
f. Denda Pasal 14(4) KUP 0 46,000,000
h. Jumlah Sanksi Administrasi 0 46,000,000
5 Jumlah PPN yang masih harus dibayar (3 + 4.h) 0 46,000,000

2.2. Atas penerbitan STP tersebut di atas, Penggugat mengajukan Permohonan


Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi No. 001/IJM/GU/V/16 tanggal 20
Mei 2016 yang disampaikan kepada KPP Pratama Cikarang Selatan pada tanggal 12 Juli
2017 (Lampiran 3).
2.3. Menjawab Permohonan yang Penggugat ajukan, pada tanggal 20 Juni 2017, Tergugat
menerbitkan Surat Keputusan No. KEP-205/PJ/2017 yang isinya Menolak Permohonan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atas STP PPN yang kami ajukan,
dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Semula Ditambah/ Menjadi
(Dikurangi)
(Rp) (Rp) (Rp)
PPN yang kurang (lebih) dibayar 0 0 0
Sanksi Administrasi:
Denda Pasal 14 (4) UU KUP 46.000.000 0 46.000.000

Jumlah PPN yang masih harus dibayar 46.000.000 0 46.000.000

2.4. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 23 UU KUP dan Pasal 40 UU Pengadilan Pajak
dengan ini kami:
a. Mengajukan Gugatan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan
Pajak
b. Surat Gugatan ini diajukan atas Surat Keputusan DJP Nomor KEP-205/PJ/2017
tanggal 20 Juni 2017.
c. Surat Gugatan ini disampaikan kepada Pengadilan Pajak sesuai dengan jangka waktu
yang ditentukan, yaitu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Nomor
KEP-205/PJ/2017 tersebut kami terima pada tanggal 20 Juni 2017.
2. Permohonan Gugatan

Pihak-pihak yang dimaksud dalam permohonan gugatan ini adalah:


Penggugat : PT Indo Japan Manufacture, wajib pajak dengan
NPWP : 01.070.909.5-052.000

Tergugat : Direktorat Jenderal Pajak

Pemeriksa : KPP Pratama Cikarang Selatan

2.1. POKOK SENGKETA GUGATAN


Merujuk kepada koreksi yang dilakukan oleh Pemeriksa dan dipertahankan oleh Tergugat,
maka hal yang menjadi pokok sengketa pada Gugatan ini adalah:

2.1.1. Penggugat menolak pendapat Tergugat yang mempertahankan koreksi yang


dilakukan oleh Pemeriksa bahwa adanya faktur pajak yang belum diterbitkan
karena adanya peredaran usaha yang belum dilaporkan sesuai dengan ketentuan
Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan penjelasannya.

2.1.2. Dengan demikian, Penggugat menolak membayar jumlah koreksi berupa Sanksi
Administrasi yaitu Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar 2% dari Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) yaitu sebesar Rp 46.000.000.

2.2. ALASAN GUGATAN


Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini penjelasan dan alasan kami atas
penolakan kami mengenai pendapat Tergugat yang mempertahankan koreksi yang
dilakukan oleh Pemeriksa dan mengenai koreksi positif atas Sanksi Administrasi berupa
Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar Rp. 46.000.000 dalam Permohonan Gugatan ini:

Menurut Tergugat
Pada saat proses penelitian keberatan, diketahui bahwa adanya faktur pajak yang belum
diterbitkan karena adanya peredaran usaha yang belum dilaporkan.
Dengan demikian Faktur Pajak tersebut tidak diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan penjelasannya. Mengingat
faktur pajak tidak diterbitkan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 14 ayat 1 huruf d dan
pasal 14 ayat 4 UU KUP, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda 2 %
dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebagai berikut:
- Sanksi denda 2% Rp. 46.000.000
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, Tergugat sependapat dengan Pemeriksa
bahwa adanya faktur pajak yang belum diterbitkan karena adanya peredaran usaha yang
belum dilaporkan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan
penjelasannya. Oleh karena itu Tergugat menolak permohonan Penggugat.
Menurut Penggugat
Kami menolak pendapat Tergugat yang mempertahankan koreksi yang dilakukan oleh
Pemeriksa dan dengan demikian menolak membayar koreksi positif berupa Sanksi
Administrasi yatiu Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar Rp. 46.000.000 dalam
permohonan gugatan ini dengan alasan sebagai berikut:
1. Penggugat telah melaporkan seluruh peredaran usaha yang ada dengan benar senilai
Rp 89.000.000.000, oleh karena itu tidak ada faktur pajak yang belum diterbitkan oleh
PT IJM.
2. PT IJM mengajukan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi adalah karena
peredaran usaha yang dimaksud bukan merupakan omset perusahaan melainkan
merupakan pengembalian uang muka peralatan yang batal dipesan dan pengembalian
pinjaman karyawan.

3. Kesimpulan dan Permohonan

Kami menolak pendapat Tergugat yang mepertahankan koreksi yang dilakukan oleh
Pemeriksa dan dengan demikian menolak membayar koreksi positif berupa Sanksi
Administrasi yaitu Denda Pasal 14(4) UU KUP sebesar Rp. 46.000.000 dengan alasan
sebagai berikut:
1) Penggugat menolak pendapat tergugat yang menganggap bahwa adanya faktur pajak
yang belum diterbitkan oleh Penggugat karena adanya peredaran usaha yang belum
dilaporkan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1d) UU KUP dan penjelasannya.

2) Tetapi Penggugat telah melaporkan seluruh peredaran usaha yang ada dengan benar
senilai Rp 89.000.000.000, oleh karena itu tidak ada faktur pajak yang belum
diterbitkan oleh PT IJM. PT IJM mengajukan pengurangan/ penghapusan sanksi
administrasi adalah karena peredaran usaha yang dimaksud bukan merupakan omset
perusahaan melainkan merupakan pengembalian uang muka peralatan yang batal
dipesan dan pengembalian pinjaman karyawan.

Dengan tegas Penggugat menyatakan menolak Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.
KEP-205/PJ/2017 tanggal 20 Juni 2017 mengenai surat kami tentang Permohonan Pengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pasal 14(4) atas STP PPN Masa Pajak Januari
Desember 2014 No. 001/IJM/GU/V/16 tanggal 20 Mei 2016.
Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang Terhormat untuk
memeriksa pokok sengketa gugatan ini; dan membatalkan KEP-205/PJ/2017 tanggal 20 Juni
2017 serta menetapkan jumlah perhitungan STP PPN Masa Pajak Januari Desember 2014
Penggugat sebagai berikut:
Uraian Jumlah
(Rp)

1 PPN yang harus dibayar 0


2 Telah dibayar 0
3 Sanksi administrasi 0
a. 0
b. 0
f. Denda Pasal 14(4) KUP 0
h. Jumlah Sanksi Administrasi 0
5 Jumlah PPN yang masih harus dibayar (3 + 4.h) NIHIL

Penggugat menyampaikan Surat Gugatan ini kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang
Terhormat untuk memperoleh keadilan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.

Penggugat percaya bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang Terhormat, serta Yang Adil
dan Bijaksana menerima dan mengabulkan permohonan Penggugat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Penggugat juga memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak Yang Terhormat untuk
mengundang Penggugat untuk memberikan penjelasan kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak
Yang Terhormat dalam persidangan-persidangan yang akan dilaksanakan.

Penggugat menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas perhatian Majelis Hakim
Pengadilan Pajak Yang Terhormat.
Hormat kami,
PT Indo Japan Manufacture
NPWP: 01.123.456.7-011.000

Indra Budi
Presiden Direktur

Lampiran:
1. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-205/PJ/2017 tanggal 20 Juni 2017;
2. Salinan STP PPN Masa Pajak Januari Desember 2014 Nomor 001/IJM/GU/V/16
tanggal 20 Mei 2016;
3. Salinan Surat Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi kami
No. 001/IJM/GU/V/16 tanggal 20 Mei 2016 yang disampaikan kepada KPP Pratama
Cikarang Selatan pada tanggal 12 Juli 2017.

Anda mungkin juga menyukai