Anda di halaman 1dari 7

Kerahasiaan Data Wajib Pajak

Andika Putra Wijaya

Abstrak -.Informasi merupakan hal yang sangat penting dimasa sekarang ini. Akses terhadap informasi mampu
membedakan antara kesuksesan maupun kegagalan. Demikian pula Direktorat Jenderal Pajak dalam
menghimpun penerimaan negara dihadapkan pada kebutuhan informasi yang akurat dari wajib pajak. Di lain
pihak wajib pajak tentunya ingin agar informasi yang diberikan kepada DJP dapat dijamin kerahasiaannya dari
pihak yang tidak berwenang. Isu tersebut menjadi semakin penting seiring persaingan bisnis yang semakin
ketat. Sejauh mana DJP mampu mengakomodasi kepentingan wajib pajak dan menjaga integritas kerahasiaan
data tersebut tentu menarik untuk dibahas.
Kata Kunci: data, wajib pajak, rahasia, sanksi
kemampuan dalam menghimpun berbagai data dan

1. PENDAHULUAN
Masalah kerahasiaan nampaknya terus menjadi
pembicaraan

yang

hangat

dan

menarik,

baik

informasi yang berkaitan dengan perpajakan, agar


dengan cepat dan efektif dapat melakukan identifikasi

dikalangan akademik maupun di kalangan praktisi

serta

melakukan

analisis

dalam mencari solusi yang terbaik sehubungan dengan

ketidakpatuhan Wajib Pajak.

risiko

atas

berbagai

kegiatan bisnis sehari-hari. Kerahasiaan yang sering

Dengan demikian, data dan informasi Wajib Pajak

dibicarakan dalam seminar-seminar maupun tulisan-

ini dapat menjadi petunjuk dalam memberikan

tulisan di media masa adalah kerahasiaan dibidang

prediksi

dunia perbankan dan kerahasiaan dalam dunia

peristiwa, sehingga dapat dilakukannya tindakan

perpajakan. Mengapa dua dunia ini yang sering

korektif yang harus diambil sebagai upaya penegakan

dibicarakan, tidak lain karena dua perbankan lebih

hukum.

terhadap

berbagai

perkembangan

dan

dominan dalam menangani maju mundurnya masalah

Suatu negara seharusnya memberikan kontrol

bisnis yang dijalankan oleh kaum usahawan dalam

yang ketat mengenai bagaimana suatu otoritas pajak

kaitan dengan sumber pembiayaan yang disediakan

menggunakan semua informasi Wajib Pajak, termasuk

oleh bank. Sedangkan dunia pajak lebih banyak

informasi

berkaitan dengan pertanyaan bagaimana dunia bisnis

khususnya pada negara-negara yang menganut sistem

dapat membayar pajak sekecil mungkin melalui

demokrasi yang bergantung pada hubungan saling

penampilan data yang disajikan, tanpa dikenakan

mempercayai antara pemerintah (dalam hal ini otoritas

sanksi menurut ketentuan yang berlaku.

pajak) dengan warga negaranya (dalam hal ini Wajib

Pajak merupakan instrumen vital bagi penerimaan

perbankan.

Hal

ini

sangat

penting,

Pajak).

pengeluaran-

Pengenaan pajak merupakan hak negara yang

pengeluaran negara, baik yang sifatnya rutin maupun

ditetapkan oleh undang-undang. Namun, hak untuk

yang ditujukan bagi pembangunan nasional dan

mengenakan pajak tersebut diperoleh dari pengakuan

ekonomi. Namun untuk mengoptimalkan pemungutan

terhadap

pajak,

demikian, tanpa adanya pengakuan hak individual

suatu

negara

otoritas

untuk

pajak

membiayai

perlu

dilengkapi

dengan

hak

atas

kekayaan

individu.

Dengan

Wajib Pajak, negara tidak dapat menarik pajak. Hak-

pengaduan pengurus perusahaan itu.

hak Wajib Pajak dapat diklasifikasikan menjadi dua

Ketentuan tentang kerahasiaan data perpajakan di

kategori besar, yaitu: hak-hak legal utama (primary

Indonesia, sebelumnya sudah ada sejak UU Pajak

legal rights) dan hak-hak legal sekunder (secondary

sebelum reformasi 1983, yaitu dalam Pasal 44

legal rights). Salah satu bentuk dari hak-hak legal

Ordonansi Pajak Perseroan (PPs) tahun 1925, pasal 21

utama yang tercantum dan dijamin dalam konstitusi

dan 22 Ordonansi Pajak Pendapatan (PPd) tahun 1944

dan perjanjianperjanjian internasional adalah hak-hak

dan Pasal 33 Ordonansi Pajak Penjualan (PPn) tahun

atas privasi Wajib Pajak.

1951. UU KUP pun mengatur ketentuan kewajiban

Kerahasiaan dibidang perpajakan ini menjadi

mengenai kerahasiaan data dan informasi Wajib Pajak

sangat penting, karena masih banyak masyarakat yang

yang harus dilaksanakan oleh Pejabat Pajak atau

ingin mengetahui apa sebenarnya kerahasiaan pajak

tenaga ahli. Perbedaan prinsipil UU KUP tahun 2007

itu dan bagaimana peran sanksi yang telah diatur

dengan UU sebelunya sebenarnya terletak di batang

dalam Undang undang pajak yang sekarang berlaku.

tubuh UU KUP tetap di bagian penjelasan. Berdasar

Oleh karenanya,

UU KUP lama pun, pejabat dan tenaga ahli yang dapat

penulis mencoba memaparkan

permasalahan terkait kerahasiaan dibidang perpajakan.

memberikan

informasi,

termasuk

kepada

BKP,

ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Hal ini dapat

2. PEMBAHASAN

dimaklumi untuk ketertiban administrasi dan alat

Sejarah dan Dasar Hukum

kontrol untuk menjaga kerahasiaan.


Secara

Perihal kerahasiaan secara umum sebenarnya

singkat

ketentuan

perlindungan

telah diatur didalam pasal 322 dan pasal 323 Kitab

kerahasiaan dapat diuraikan sebagai berikut:

Undang-Undang

a.

Hukum

Pidana

(KUHP).

Isi

Terdapat kewajiban merahasiakan atas seluruh

selengkapnya dari kedua pasal tersebut adalah sebagai

SPT, laporan keuangan dan lain-lain yang

berikut:

dilaporkan WP, data dan informasi yang diperoleh

Pasal 322 ayat (1) berbunyi :

dalam rangka pemeriksaan, serta data dan

Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang

informasi rahasia lainnya yang berkaitan dengan

wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya,


baik yang sekarang maupun dahulu, diancam dengan

b.

dibebankan kepada petugas dan pejabat pajak

pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda

serta tenaga

paling banyak sembilan ribu rupiah. Ayat (2)-nya

ahli

yang membantu otoritas

perpajakan termasuk akuntan dan pengacara.

berbunyi : Jika kejahatan dilakukan seorang tertentu,

Tetapi ketentuan ini tidak meliputi pensiunan

maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas

petugas pajak dan mereka yang diberi hak dan

pengaduan orang itu.

berwenang

Sedangkan Pasal 232 ayat (1) berbunyi :


Barang siapa dengan sengaja memberitahukan hal-

WP.
Tanggung jawab dan kewajiban merahasiakan

c.

melakukan

akses

ke

data

dan

informasi WP.
Terdapat ancaman sanksi pidana yaitu bagi

hal khusus tentang suatu perusahaan dagang, kerajinan

pejabat yang lalai diancam hukuman maksimal

atau pertanian, di mana ia bekerja atau dahulu bekerja,

satu tahun penjara dan denda dua puluh lima juta

yang harus dirahasiakannya, diancam dengan pidana

rupiah. Sedangkan bagi pejabat yang sengaja

penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda

melakukannnya,

paling banyak sembilan ribu rupiah.. Dan ayat (2)-

maksimal dua tahun penjara dan denda lima puluh

nya berbunyi : Kejahatan ini hanya dituntut atas

juta rupiah. Pidana ini bersifat delik aduan

diancam

hukuman

pidana

sehingga diperlukan pengaduan dari pihak yang


d.

kerahasiaannya dilanggar
Tindakan yang digolongkan tindakan pidana
adalah tindakan yang memberitahukan informasi
WP.

Seharusnya

termasuk

kewajiban

kewajiban

merahasiakan

melindungi

data

dan

informasi WP. Kelalaian yang menyebabkan


orang lain dapat mengetahui informasi rahasia
WP
e.

seharusnya

juga

digolongkan

sebagai

Pengecualian Dari Ketentuan KUP


Selain itu ada pada pasal ini diatur tentang
pengecualian
kerahasiaan

untuk
WP

menyebutkan

pejabat

dalam

diatur

dalam

ayat

dari

ketentuan

yang

dikecualikan

menjaga
(3)

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)


adalah :
1) Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak

tindakan yang dapat diancam pidana


UU KUP telah sangat membatasi pihak yang

sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang

dapat memberitahukan informasi rahasia yaitu

pengadilan, atau
2) Pejabat dan/ atau tenaga ahli yang ditetapkan

pejabat atau tenaga ahli yang telah memperoleh

Menteri

ijin dari Menteri Keuangan. Ijin ini pun


mensyaratkan

adanya

kepentingan

melakukan

lembaga negara yang berwenang memeriksa

dibuka dibatasi hanya atas informasi yang


berkaitan

lagnsung

dengan

perkara

yang

bersangkutan dan yang mengenai tersangka


tersebut. Ijin itu pun hanya diberikan setelah
diperoleh permintaan tertulis dari hakim ketua
dalam sidang pengadilan.

memberikan

atau instansi Pemerintah yang berwenang

negara yaitu pemeriksaan oleh instansi atau

informasi di pengadilan pun, informasi yang

untuk

keterangan kepada pejabat lembaga negaara

keuangan

keuangan negara. Berkaitan dengan pembukaan

Keunagan

pemeriksaan

dalam

bidang

keuangan negara.
Untuk kepentingan negara, Menteri Keuangan
berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat
sebagaimana tersebut diatas, supaya memberikan
keterangan dan memperlihatkan bukti tertulis dari atau
tentang Wajib Pajak kepada pihak yang ditunjuk. Yang
dimaksud untuk kepentingan negara, misalnya dalam
rangka penyidikan, penuntutan, atau dalam rangka
mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah
lain, keterangan atau bukti tertulis dari atau tentang

Kerahasiaan mengenai data Wajib Pajak yang


harus dijaga oleh pejabat pajak juga diatur dalam
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 34
-

ayat (1) disebutkan: Setiap pejabat dilarang

memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu


yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh
Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya
untuk menjalankan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
-

Ayat (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berlalu juga terhadap tenaga ahli yang


ditunjuk oleh Direktur Jenderal pajak untuk membantu
dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.

Wajib Pajak dapat diberikan atau diperlihatkan kepada


pihak tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Demikian pula untuk pemeriksaan di pengadilan
dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan
hakin sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum
Acara Perdata, Menteri Keuangan dapat memberi izin
tertulis kepada pejabat.
Kewajiban menjaga rahasia itu memang tetap
memiliki pengecualian, dalam arti untuk kepentingan
tertentu, maka rahasia itu dapat dibuka. Akan tetapi
pengecualian itu harus jelas dan ditentukan secara
tegas.

Seperti

misalnya

untuk

kepentingan

pemeriksaan perkara perpajakan di depan persidangan


di Pengadilan Pajak, atau juga untuk kepentingan lain
yang dibenarkan Undang Undang. Tetapi pengecualian

bersifat sangat terbatas. Untuk itu Menteri Keuangan

bidang

mestinya juga meneliti dengan seksama sebelum

kerahasiaan Wajib Pajak yang menyangkut masalah

memberikan

perpajakan, antara lain :

izin

tersebut.

Dalam

surat

yang

perpajakan

dilarang

mengungkapkan

diterbitkan oleh Menteri Keuangan juga harus

a)

dicantumkan nama Wajib Pajak, nama pihak yang

lain-lain yang dilaporkan oleh Wajib Pajak,


b) Data yang diperoleh dalam rangka

ditunjuk, dan nama pejabat atau ahli atau tenaga ahli


yang diizinkan untuk memberikan keterangan atau
memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib
Pajak
Kewajiban

menjaga

rahasia

memang

c)

Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan

pelaksanaan pemeriksaan,
Dokumen dan atau data yang diperoleh dari

pihak ketiga yang bersifat rahasia,


d) Dokumen dan atau rahasia Wajib Pajak

tetap

sesuai

memiliki pengecualian, dalam arti untuk kepentingan

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan yang berkenaan.

tertentu maka rahasia itu bisa dibuka. Tetapi

Dalam penjelasan Pasal 34 ayat (2a), yang

pengecualian ini harus diatur dengan jelas dan

termasuk dalam pengecualian yang bisa diberitahukan

ditentukan secara tegas, misalnya untuk kepentingan

adalah identitas Wajib Pajak dan informasi yang

pemeriksaan perkara perpajakan di depan persidangan

bersifat umum tentang perpajakan. Identitas Wajib

di Pengadilan Pajak sebagaimana diatur dalam

Pajak meliputi :

Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang


Pengadilan

Pajak

atau

kepentingan

lain

yang

dibenarkan Undang Undang seperti penyampaian


rahasia

kepada

lembaga

negara

atau

instansi

pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan


di bidang keuangan negara seperti Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Nama Wajib Pajak


Nomor Pokok Wajib Pajak
Alamat Wajib Pajak
Alamat kegiatan usaha
Merek usaha; dan/atau
Kegiatan usaha Wajib Pajak

Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan


meliputi:
a) Penerimaan pajak secara nasional ;
b) Penerimaan pajak per Kantor

Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak dan/atau per Kantor


Jenis Data Wajib Pajak yang Dirahasiakan
Berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang Undang

Pelayanan Pajak
c) Penerimaan pajak per jenis pajak ;
d) Penerimaan pajak per klarifikasi lapangan

Nomer 28 Tahun 2007 yang berbunyi Setiap pejabat

usaha ;
Jumlah Wajib Pajak dan/atau pengusaha kena

dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala

e)

sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya

pajak terdaftar ;
f) Register permohonan Wajib Pajak ;
g) Tunggakan
pajak
secara
nasional;

oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau


pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturan
perundang-undangan

perpajakan,

jelas

diatur

berkaitan dengan kewajiban merahasiakan segala


sesuatu

yang

berkaitan

dengan

Wajib

dan/atauTunggakan

pajak

per

Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan/atau


per Kantor Pelayanan Pajak.

Pajak

diantaranya identitas Wajib Pajak dan informasi lain


yang bersifat umum tentang dengan perpajakan.
Dari penjelasan pasal ini disebutkan, Data Wajib
Pajak merupakan rahasia. Setiap pejabat, baik petugas
pajak maupun mereka yang melakukan tugas di

Pentingnya Kerahasiaan Data Wajib Pajak


Yang dimaksud dengan rahasia adalah segala
sesuatu yang tersembunyi (hanya boleh diketahui oleh
seorang atau beberapa saja); ataupun yang sengaja
disembunyikan

supaya

orang

lain

jangan

mengetahuinya. Mengapa kerahasiaan Wajib pajak ini

dengan

perlu dilindungi oleh setiap pejabat yang menangani

mempengaruhi kepercayaan publik terhadap

masalah perpajakan. Minimal 2 alasan yang dapat

perusahaan atau Wajib Pajak bersangkutan.

dikemukakan, yaitu:

Sehingga

Pertama, untuk mencegah adanya persaingan

tunggakan,

maka

kemungkinan

mempengaruhi

dapat

besar

kelangsungan

akan

usaha

dari

dengan antara satu Wajib Pajak dengan Wajib Pajak

Wajib Pajak. Ini bisa dilihat dari menurunnya

lainnya, dan kedua, untuk mencegah dalam hal

harga saham yang bersangkutan ataupun

mengungkapkan asal usul kekayaan atau penghasilan

hilangnya kepercayaan dari mitra kerja

yang diperoleh Wajib pajak, yang pada hakekatnya

maupun masyarakat.A
2) Apabila data Wajib Pajak yang berkaitan hal-

merupakan rahasia pribadi sesuai dengan asas hukum

hal lain yang bersifat krusial dari suatu

pajak.
Karena persoalan pajak ini merupakan persoalan
pribadi seseorang yang tidak perlu diketahui orang
lain, maka soal harta harta kekayaan, penghasilan atau
utang adalah merupakan masalah pribadi yang harus
dijamin oleh undang-undang dan oleh para pelaksana
undang-undang. Pejabat yang menangani masalah
perpajakan tidak diperbolehkan menceritakan atau
memberitahukan hak kekayaan dan sebagainya dari
Wajib Pajak kepada pihak lain. Kewajiban ini telah
ditegaskan dalam pasal 34 seperti dijelaskan diatas,
melalui apa yang disebut Rahasia Jabatan.
Jika Wajib pajak telah melaporkan kewajiban
perpajakannya dan keterangan lainnya kepada pejabat
yang menangani masalah perpajakan. Wajib Pajak
harus merasa aman bahwa informasinya tidak akan
diketahui secara sengaja atau tidak akan diketahui
oleh pihak lain. Bila pejabat secara sengaja atau tidak
sengaja (lalai, tidak hati-hati dan tidak memperdulikan

perusahaan

juga

perusahaan

atau

bersangkutan,

sangat

membahayakan

Wajib

sebab

Pajak

yang

ini

bisa

data

dimanfaatkan oleh competitor perusahaan


atau

Wajib

Pajak

tersebut,

sehingga

menyebabkan persaingan usaha yang tidak


sehat.
3) Akan mempengaruhi kredibilitas perusahaan
mereka

yang

berakibat

kepercayaan

masyarakat dan rekan kerja perusahaan ini


akan hilang. Selain menimbulkan kerugian
yang signifikan terhadap perusahaan yang
bersangkutan, kerugian juga akan dialami
oleh Negara. Dimana target untuk pencapaian
penerimaan negara yang bersumber pada
pajak tidak akan tercapai, sebagai dampak
keengganan Wajib Pajak untuk membayarkan
pajaknya.
4) Keengganan

Wajib

Pajak

untuk

kewajibannya) menceritakan lebih lanjut perihal pajak

menyampaikan data atau keterangan berupa

kepada pihak lain, maka tindakan pejabat dimaksud

apa saja menyangkut diri, kekayaan dan

dapat dituntut hakim, karena Wajib Pajak merasa

kegiatan usahanya secara terbuka, jujur, dan

dirinya telah dirugikan.

tanpa perasaan was-was

Dampak Bocornya Kerahasiaan Data Wajib Pajak


Bagi Wajib Pajak
Adapun dampak bagi Wajib Pajak apabila
kerahasiaan informasi perpajakan itu terbuka yaitu:

Bagi Petugas
Setiap pejabat baik mereka petugas pajak ataupun
mereka yang melakukan tugas di bidang perpajakan,
dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak

1) Apabila data Wajib Pajak diberitahukan

kepada pihak yang tidak berhak yang menyangkut

kepada pihak lain, apalagi yang berkaitan

masalah perpajakan. Tidak hanya pejabat ataupun

petugas pajak yang tidak diperbolehkan membuka

Kerahasiaan Data Wajib Pajak di Negara Lain

rahasia Wajib Pajak dalam Undang Undang ini, tetapi

Kerahasiaan data perpajakan ternyata merupakan

para Ahli seperti Ahli Bahasa, Akuntan, dan Pengacara

ketentuan yang berlaku universal. Pejabat institusi

yang ditunjuk oleh Pidana atas pelanggaran terhadap

perpajakan maupun institusi atau pejabat terkait

kewajiban merahasiakan Direktur Jenderal Pajak

mempunyai kewajiban untuk melindungi seluruh data

untuk

Undang

dan informasi berkaitan dengan WP. Beberapa

Perpajakan juga memiliki kewajiban yang sama, yakni

ketentuan perlindungan terhadap kerahasiaan WP yang

menjaga rahasia Wajib Pajak.

ada di negara lain:

membantu

pelaksanaan

Undang

Apabila ketentuan ini dilanggar, maka ancaman

a)

Seluruh surat pemberitahuan pajak (tax

pidana juga diatur secara tegas dalam Undang Undang

returns), data dan informasi yang diperoleh

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

selama

Pasal 41,

termasuk pemeriksaan pajak bersifat rahasia

Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi

dan harus dilindung. Informasi tersebut

kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud

meliputi tetapi tidak terbatas atas informasi

dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana kurungan

sumber penghasilan, laba-rugi, pengeluaran,

paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak

aspek

Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) .

produksi dan proses bisnis, metode kerja,

(ayat 1)

advance pricing agreement, dan dokumen

Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi

korespondensi

kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak


terpenuhinya

kewajiban

pejabat

sebagaimana

administasi

operasional

perpajakan
b) Tanggung

perpajakan

perusahaan,

antara
jawab

WP

dan

dan

proses

otoritas

kewajiban

merahasiakan tidak hanya dibebankan kepada

dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana

petugas

penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling

dan

pejabat

pajak.

Kewajiban

tersebut, di beberapa juridiksi, bahkan juga

banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) .

tetap diterapkan kepada mereka yang telah

(ayat 2)

pensiun atau berhenti sebagai petugas pajak,

Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana

dan setiap pihak yang berhak dan berwenang

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan

melakukan akses ke data dan informasi wajib

atas pengaduan orang yang kerahasiannya dilanggar .


(ayat 3)

c)

Sehingga bagi perusahaan atau Wajib Pajak yang


merasa dirugikan dan melaporkan, maka Pejabat Pajak
bisa dipidanakan dan terancam hukuman pidana
seperti yang telah diatur dalam Undang Undang
Perpajakan. Tetapi apabila Wajib Pajak yang dibuka
kerahasiaannya

proses

belum

ada

yang

melaporkan

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Direktur


Jenderal Pajak dan hanya merasa keberatan dengan
keterbukaan informasi yang dilakukan oleh DJP maka
kasusnya tidak dapat diteruskan.

pajak
Adanya

sanksi

tindak

pidana

atas

pelanggaran kerahasiaan bagi pejabat atau


petugas pajak dan pihak terkait

yang

mempunyai akses ancaman sanksi pidana


tersebut tidak hanya didasarkan atas adanya
pengaduan

dari

WP atau

pihak

yang

kerahasiaannya dilanggar. Tindak pidana


tersebut bukanlah delik aduan. Ancaman
sanksi pidana juga cukup berat misalnya
penjara maksimal tiga tahun dan/atau denda
uang.
d) Tindakan yang digolongkan tindakan pidana

e)

tidak sekedar tindakan mengkomunikasikan

Banyak hal yang telah dilakukan oleh DJP dalam

atau menyebarluaskan data dan informasi.

menjamin terjaganya kerahasiaan data wajib pajak

Adanya usaha untuk mengkomunikasikan

mulai dari peraturan internal yang jelas terkait

sudah

pidana.

kewajiban untuk tidak membocorkan kerahasiaan

Demikian juga, kelalaian membiarkan atau

wajib pajak hingga sanksi administrasi dan pidana

mengijinkan orang yang tidak berwenang

bagi yang melanggarnya. Meskipun sanksi tersebut

untuk

dan

dirasa masih terlalu rendah namun setidaknya ada

informasi WP juga merupakan tindakan

komitmen dari DJP dalam menjamin kerahasiaan data

pidana
Adanya kontrol dan perkecualian kerahasiaan

wajib pajak.

digolongkan

mempunyai

tindakan

akses

ke

data

atau adanya otorisasi pembukaan kerahasiaan


dalam hal-hal tertentu misalnya akses kepada
penegak

hukum

dalam

rangka

pidana

perpajakan. Ketentuan di Singapura bahkan


melarang pemberian informasi ke pengadilan
manapun kecuali dalam rangka penuntutan
tindak

pidana

berkaitan

dengan

pajak

penghasilan WP yang bersangkutan.

Dua hal yang menjadi masukan berdasarkan


praktik di negara lain bahwasanya kriteria pejabat
tidak hanya mengikat bagi pegawai aktif melainkan
bagi pegawai yang sudah pensiun sekalipun serta
sanksi tindak pidana atas pelanggaran kerahasiaan
bagi pejabat atau petugas pajak dan pihak terkait yang
mempunyai akses dimana ancaman sanksi pidana
tersebut

tidak

hanya

didasarkan

atas

adanya

pengaduan dari WP atau pihak yang kerahasiaannya


dilanggar.

3. KESIMPULAN
Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi yang

DAFTAR REFERENSI

dituntut untuk mencapai target penerimaan negara


bertanggung jawab penuh terhadap informasi dan data [1] http://www.bpk.go.id/assets/files/attachments/2010
terkait wajib pajak. Demikian pula dengan wajib
/05/24-Bisnis-Indonesia.pdf. Diakses 26 November
pajak, dengan adanya perlindungan informasi tersebut
2014
hendaknya dapat memberikan data yang valid demi [2] https://prezi.com/shl_c8b3ksdv/kewajibanmendukung transparansi perpajakan.

Transparan

dalam arti berani terbuka dan diawasi pembayaran


pajaknya sesuai atau tidak dengan yang seharusnya.
Dan jika hal itu terjadi, artinya pula bahwa

merahasiakan-data-wajib-pajak-kepada-pihakekstern/. Diakses 26 November 2014


[3] http://www.pajak.go.id/content/news/ditjen-pajakjamin-kerahasiaan-spt-wajib-pajak.

Diakses

26

November 2014
kepercayaan yang begitu besar yang diberikan kepada [4] http://social-pajak.blogspot.com/2008/04/aspekDJP harus dijaga dengan sebaik-baiknya dan jauh dari
hukum-kerahasiaan-pajak.html.
Diakses
26
penyalahgunaan. Jika kepercayaan itu dikhianati,
November 2014
[5]
http://www.academia.edu/8879661/Kerahasiaan_D
maka Negara tidak segan-segan memberi hukuman
yang setimpal kepada petugas pajak atau pihak lain

ata_Wajib_Pajak_di_Indonesia_dan_Selandia_Bar

yang melakukannya.

u. Diakses 26 November 2014

Anda mungkin juga menyukai