EVALUASI
PUSAT
INVESTASI,
DAN
PENETAPAN
HARGA
TRANSFER
“ 🎈 Kelompok 3 :
1. Dhea Maulita (2017222350116)
2. Eka Sri Winarsih (20172223500096)
3. Nurul Megawati U (2017222350111)
4. Robby Reza (2017222350094)
2
1.
DESENTRALISASI DAN
PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN
3
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya
memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk
mengelolah kegiatan mereka yang rumit dan beragam:
Pengambilan keputusan tersentralisasi (centralized decision making),
berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan
manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggung jawab atas
pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut.
Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision
making) memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah
untuk membuat dan mengimplementasikan keputusankeputusan
penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka
4
Alasan-alasan untuk melakukan
desentralisasi
Perusahaan untuk memutuskan untuk melakukan desentralisasi
karena berbagai alasan, diantaranya :
▸ Kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi
lokal
▸ Memfokuskan manajemen pusat.
▸ Melatih dan memotivasi para manajer
▸ Meningkatkan daya saing
5
Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi
7
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba
rugi.
▸ Dua metode perhitungan laba yang telah
dikembangkan :
Berdasarkan perhitungan biaya
variabel
Berdasarkan perhitungan biaya
penuh atau absorpsi.
Perbedaan antara perhitungan biaya
variabel dan absorpsi bergantung pada
perlakuan terhadap satu biaya tertentu,
yaitu overhead tetap.
8
▸ Perhitungan biaya variabel
Perhitungan biaya langsung hanya membebankan biaya
manufaktur variabel ke produk, biaya-biaya ini meliputi bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
9
Hubungan antara Produksi,
Penjualan, dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan
penjualan berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi,
maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut
perhitungan biaya absorpsi. Jika produksi lebih kecil dari penjualan, maka
persediaan berkurang. Jika produksi sama dengan penjualan, maka persedian awal
sama dengan persediaan akhir
Jika Maka
1. Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel
2. Produksi < Penjualan Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel
“
ROI = Laba operasi/Aktiva operasi rata−rata
Aktiva Operasi bersih Rata−Rata = (Nilai buku
bersih awal + nilai buku bersih akhir)/2
14
ROI merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan.
16
Laba residu
▸ Perbedaan antara laba operasi dan pengembalian minimum
yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Secara matematis dirumuskan:
Laba Residu = Laba operasi − (Tk. Pengembalian min x
Aktiva operasi rata − rata)
▸ Kelebihan laba residu dan Kekurangan laba residu
▹ Mendorong para manajer untuk menerima proyek apapun
yang menghasilkan tingkat diatas minimum.
▹ Mendorong orientasi jangka pendek
▹ Perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat
investasi yang berbeda menjadi sulit karena tingkat
investasinya bisa berbeda. 17
Nilai Tambah Ekonomis
▸ Nilai Tambah Ekonomis adalah laba bersih dikurangi total
biaya tahunan.
▸ Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut: Aspek Perilaku
EVA:
▸ Sejumlah perusahaan menemukan bahwa EVA membantu
mendorong jenis perilaku yang sesuai dari berbagai divisi
dengan menunjukan semata-mata pada pendapatan operasi
tidak mencukupi.
▸ Alasan yang mendasarinya adalah EVA mengandalkan biaya
modal yang sebenarnya.
19
Penetapan harga transfer
Harga transfer adalah yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual pada
divisi pembeli di perusahaan yang sama . Penetapan harga transfer harus dilakukan hati-
hati karena menimbulkan dampak baik bagi divisi penjual maupun divisi pembeli, dalam
beberapa aspek berikut :
1. Laba internal divisi
2. Evaluasi kinerja internal divisi
3. Kompensasi yang diterima masing-masing manajer divisi.
20
Kebijakan Penetapan Harga Transfer
Terdapat tiga kebijakan penetapan harga transfer yang lazim digunakan, yaitu
sebagai berikut:
1. Harga Pasar
Harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer. Hal
tersebut disebabkan divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar,
transfer yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut
merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar
mungkin tidak akan bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk
barang yang ditransfer secara internal.
21
Kebijakan Penetapan Harga Transfer
Harga pasar luar seringkali tidak tersedia. Hal tersebut dapat terjadi karena
produk yang akan ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki
perusahaan induk. Dalam hal ini, perusahaan bisa menggunakan pendekatan
penetapan harga transfer berdasarkan biaya.
22
Kebijakan Penetapan Harga Transfer
23
Thanks!
Any questions?
24