Ali
Nim : A031211142
Akuntansi Manajemen
Pusat Biaya, Manajer Pusat Biaya Manajer pusat biaya memiliki kendali atas biaya,
tetapi tidak atas pendapatan ataupenggunaan dana investasi. Departemen layanan
seperti akuntansi, keuangan, administrasi umum,hukum, dan personel biasanya
diklasifikasikan sebagai pusat biaya. Selain itu, fasilitas manufaktur seringdiperlakukan
sebagai pusat biaya. Para manajer pusat biaya diharapkan dapat meminimalkan
biayasambil menyediakan tingkat produk dan layanan yang dibutuhkan oleh bagian lain dari
organisasi.
Pusat Laba, Manajer pusat keuntungan ini memiliki kendali atas biaya dan pendapatan, tetapi
tidak atas penggunaan dana investasi. Manajer pusat laba sering dievaluasi dengan
membandingkan laba aktual dengan laba yang ditargetkan atau dianggarkan.
Pusat Investasi, Manajer pusat investasi ini memiliki endali atas biaya, pendapatan, dan
investasi dalam asset operasi.
MENGEVALUASI KINERJA PUSAT INVESTASI-PENGAMBILAN INVESTASI
Dalam bab ini membahas dua metode unutk mengevaluasi aspek kinerja sebuah pusat
investasi. Metode pertama, disebut sebagai pengembalian investasi (return on investment-
ROI). Metode kedua, disebut sebagai pendapatan sisa (residual income).
Semakin tinggi laba atas investasi segmen bisnis, semakin besar laba yang diperoleh per dolar
yang diinvestasikan dalam asset operasi segmen.
Pendapatan operasional bersih adalah laba sebelum bunga dan pajak dan kadang – kadang
disebut sebagai laba sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and taxes - EBIT).
Asset operasi mencakup kas, piutang, persediaan, aset tetap dan aset – aset lain yang
dipertahankan untuk penggunaan produktif di dalam organisasi.
Memahami ROI
Persamaan ROI menawarkan dua variable untuk memperbaiki kinerja- laba operasi neto dan
rata-rata asset operasi. ROI dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana,
Dan
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Dari sudut pandang seorang manajer, margin dan perputaran merupakan konsep yang sangat
penting. Beberapa manajer cenderung untuk terlalu fokus pada margin dan mengabaikan
perputaran. Namun demikian, perputaran mengandung bidang tanggungjawab manajer yang
sangat penting – yaitu investasi dalam aset operasi. Pada kenyataannya, penggunaan aset
operasi yang tidak efisien akan berakibat sama dengan memengaruhi turunnya profitabilitas
seperti halnya beban operasi yang berlebihan, yang akan menekan margin.
Walaupun ROI banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja, tetapi bukan merupakan suatu
alat yang sempurna disukai. Metode ini dihadapkan pada kritik – kritik sebagai berikut.
1. Tidak cukup hanya dengan mengingatkan manajer untuk meningkatkan ROI. Balanced
scorecard merupakan penggunaan ROI yang paling baik. Karena dapat memberikan
panduan nyata kepada manajer, dan mengurangi kebiasaan semata – mata yang hanya
memfokuskan pada kinerja jangka pendek dan mengorbankan kinerja jangka panjang.
2. Seorang manajer yang mengambil alih suatu segmen biasanya mewarisi banyak biaya
yang telah ditentukan (committed cost) yang tidak dikendalikan oleh manajer.
3. Seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI mungkin menolak atau tidak
memanfaatkan peluang investasi yang menguntungkan.
PENDAPATAN RESIDU
Pendapatan residu adalah pendapatan operasional bersih yang diperoleh pusat investasi di
atas pengembalian minimum yang disyaratkan atas asset operasinya. Dalam bentuk
persamaan , pendapatan residual dapat dihitung sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 = 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑒𝑡𝑜 − (𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛
Nilai tambah ekonomis (Economic Value Added (EVA) ) merupakan adaptasi dari sisa
pendapatan yang telah diadopsi oleh banyak perusahaan. Di bawah EVA, perusahaan sering
memodifikasi prinsip akuntansi mereka dengan berbagai cara. Ketika pendapatan residul atau
EVA digunakan untuk mengukur kinerja, tujuannya adalah untuk memaksimalkan jumlah total
pendapatan residul atau EVA, bukan untuk memaksimalkan ROI. Ini merupakan perbedaan
penting jika tujuannya adalah untuk memaksimalkan ROI, maka setiap perusahaan harus
melepaskan semua produknya kecuali satu produk dengan ROI tertinggi.
Motivasi dan Pengahsilan Residu
Umumnya, seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan ROI akan menolak proyek apa pun
yang tingkat pengembaliannya di bawah ROI divisi saat ini meskipun tingkat pengembalian
proyek tersebut di atas tingkat pengembalian minimum yang disyaratkan perusahaan.
Sebaliknya, manajer yang dievaluasi menggunakan pendapatan residual akan mengejar
proyek apa pun yang tingkat pengembaliannya di atas tingkat pengembalian minimum yang
disyaratkan karena akan meningkatkan pendapatan residual mereka.
Pendekatan pendapatan residual memiliki satu kelemahan utama, yaitu tidak dapat
digunakan untuk membandingkan kinerja divisi dengan ukuran berbeda. Divisi yang lebih
besar sering kali memiliki lebih banyak pendapatan residual daripada divisi yang lebih kecil.
Bukan karena mereka dikelola dengan lebih baik tetapi hanya karena mereka lebih besar.
Organisasi tidak hanya menggunakan ukuran kinerja keuangan, tetapi juga ukuran kinerja
nonkeuangan, yang mengambil hasil apa yang orang dalam organisasi lakukan, bukan
mengukur apa yang mendorong kinerja organisasi. Pada bagian ini kita akan membahas tiga
contoh tindakan yang sangat penting untuk keberhasilan dalam banyak organisasi – waktu
siklus pengiriman, waktu throughput dan efisiensi siklus manufaktur.
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑓𝑎𝑘𝑡𝑢𝑟) = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑠𝑝𝑒𝑘𝑠𝑖 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑛𝑡𝑟𝑖𝑎𝑛
Waktu Siklus Pengiriman, Waktu Siklus Pengiriman (Delivery Cycle Time) ialah waktu sikuls
pengiriman rentang waktu terhitung sejak pesanan diterima dari pelanggan hingga saat
pesanan yang lengkap dikirim.
Hal ini membantu mengurangi waktu siklus pengiriman dari bulanan menjadi hanya mingguan
atau jam. MCE dihitung dengan menghubungkan waktu bernilai tambah dengan waktu siklus
manufaktur.
Dengan memonitor MCE, perusahaan dapat mengurangi aktivitas tidak bernilai tambah dan
kemudian mempercepat produk sampai ke tangan konsumen dengan biaya yang lebih
rendah.
Ukuran keuangan, seperti ROI dan pendapatan residual, dan ukuran operasi, dapat
dimasukkan dalam kartu skor berimbang (Balanced Scorecard). Balanced scorecard terdiri
atas kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan dan
mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Strategi pada dasarnya adalah suatu
teori tentang bagaimana mencapai sasaran perusahaan. Menurut pendekatan balanced
scorecard, manajemen puncak menerjemahkan strategi mereka ke dalam ukuran kinerja yang
dapat dipahami dan dilakukan oleh para karyawan.
Ukuran kinerja yang digunakan oleh pendekatan balanced scorecard dapat dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta
pertumbuhan. Proses bisnis internal adalah segala sesuatu yang dilakukan perusahaan dalam
usahanya memuasakan pelanggan. Sangat penting untuk memperbaiki proses bisnis internal,
karena untuk meningkatkan kepuasan pelanggan akan memperbaiki kondisi keuangan.
Untuk beberapa alasan, ukuran kinerja keuangan saja tidak cukup—mereka harus
diintegrasikan dengan ukuran non-keuangan dalam balanced scorecard yang dirancang
dengan baik.
Setiap perusahaan harus menentukan target konsumennya dan proses bisnis internal mana
yang penting untuk menarik dan mempertahankan konsumen mereka,. Ukuran kinerja harus
dibuat sesuai dengan strategi khusus masing – masing perusahaan.
Jika balanced scorecard dibangun dengan benar, ukuran kinerja harus dihubungkan bersama
atas dasar sebab-akibat. Setiap tautan kemudian dapat dibaca sebagai hipotesis dalam bentuk
“Jika kita meningkatkan ukuran kinerja ini, maka ukuran kinerja lainnya ini juga harus
ditingkatkan.” Pada intinya, balanced scorecard membicarakan suatu teori tentang
bagaimana perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan (keuangan) dengan melakukan
tindakan – tindakan konkret. Salah satu manfaat balanced scorecard adalah secara
berkelanjutan menguji teori yang mendasari strategi manajemen.
Insentif berupa kompensasi untuk para karyawan, seperti bonus dapat dikaitkan dengan
ukuran kinerja balanced scorecard. Tapi, hal ini hanya dapat dilakukan jika organisasi telah
berhasil menjalankan kartu skor selama beberapa waktu – mungkin satu tahun atau lebih.