BAB 11
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2018
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu alat pengumpulan data untuk membantu dan
mengoordinasikan proses pembuatan keputusan dalam organisasi. Sistem pengendalian
manajemen saat ini terutama berhubungan dengan cara yang dapat dilakukan oleh para
manajer dalam merancang, dan menggunakan sistem perencanaan dan pengendalian untuk
menrapkan strategi. Adapun proses pengendalian manajemen meliputi penyusunan program,
penganggaran, analisi dan laporan kinerja keuangan dan anggaran laba.
TUJUAN MANAJEMEN
Titik awal untuk mempertimbangkan sebuah model sistem pngendalian manajemen adalah
spesifikasi target jangka panjang dan target jangka pendek dari manajemen.untuk
memudahkan pemahaman bawahan tentang target-target tersebut, maka manajemen membuat
target-target yang lebih kecil dan mrujuk pada target untuk perusahaan secara
keseluruhan.dalam rangka pengendalian manajemen, target-target tersebut menjadi alat untuk
memengaruhi perilaku pegawai dimana target tersebut diberikan.
FAKTOR KONSTRAIN
Konstrain meliputi semua faktor penghambat yang paling kritis, yang karna itu harus
mendapat perhatian srius dari manajemen.untuk mengatasi konstrain diperlukan proses
berpikir yang secara terus menerus yang dimulai dari pengenalan konstrain. Teori konstrain
berfokus pada tiga ukuran kerja sistem yang meliputi: margin kontribusi, persdiaan dan beban
usaha dalam melakukan perbaikan berkelanjutan. Dalam kerangka pengendalian manajemen
akan mengintruksikan kepada pegawai yang terlibat untuk meningkatkan penjualan dan
sedapat mungkin menekan biaya untukmencapai target laba yang ditetapkan. Hambtan
pencapaian target laba yang ditetapkan menjadi konstrain sekaligus memacu pola kerja
pegawai yang terkait. Misalkan manajemen mengetahui faktor kendala pencapaian target laba
adalah keterlambatan pengiriman produk pada setiap transaksi penjualan. Untuk mencapai
target, maka manajemen akan memikirkan berbagai alternatif tentang cara mengatasi
keterlambatan pengiriman manajemen dapat memaksimumkan upaya pengerahan sumber
daya untuk mengatasi konstrain.
PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern meliputi proses yang diterapkan dewan direksi,manajemen, dan
bawahannya untuk memberikan jaminan memadai tentang pencapaian tujuan-tujuan
pengendalian dibawah ini:
Mengamankan aset termasuk data perusahaan.
Memelihara catatan secara terperinci dan menggambarkan aset perusahaan secara
akurat dan wajar.
Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
Jaminan memadai tentang kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi
Meningkatkan efesiensi operasi.
Mendorong kepatuhan pada kebijakan manajemen.
Organisasi patuh pada peraturan undang undang yang berlaku
Jika sebuah organisasi sudah dibagi ats unit-unit pertanggungjawaban, maka kepada tiap puat
pertanggungjawaban diberikan wewenang dan tnggung jawab yang diukur berdasrkan dalam
planning, budgeting, implementai, dan analisi dalam satu siklus pengendalian berbasis
anggaran.
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk
mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
manajer untuk mengoperasikan pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dalam sistem
pengendalian manajemen.
Sebagai salah satu bentuk desentralisasi, secara spesifik organisasi dapat dibagi kedalam
pusat prtanggungjawaban. Manfaat yg dapat diperoleh dari sistem desentralisasi adalah:
PUSAT PENDAPATAN
Pusat pendapatan yaitu suatu pusat pertanggungjawaban dimana seorang manajer
bertanggung jawab untuk penjualan atau perolehan pendapatan. Pusat pendapatan
bertanggung jawab atas timbulnya pendapatan, baik dari penjualan barang dagangan maupun
dari jasa. Dalam Gambar 9.1 terdapat dua pusat pendapatan, yang dalam katak diberi nama
Manager Pemasaran Jawa Barat dan Manager Pemasaran Jawa Tengah. Pusat pendapatan
juga dibebani tanggung jawab atas biaya terkendali yakni biaya yang berada di bawah
wenangnya. Jika pendapatan dan biaya dievaluasi secara terpisah, maka pusat
pertanggungjawaban tersebut mempunyai tanggung jawab ganda (dual responsibility), yaitu
sebagai pusat biaya, di samping sebagai pusat pendapatan. Jika biaya terkendali dikurangkan
dari pendapatan untuk memperoleh angka laba, maka pusat pertanggungjawaban tersebut
diperlakukan sebagai pusat laba. Namun, pusat laba seperti itu adalah pusat laba semu sebab
sebetulnya pusat tersebut tidak memiliki akses ke keputusan dan informasi tentang biaya
produk yang dijual.
PUSAT BIAYA
PUSAT LABA
PUSAT INVESTASI
Pusat investasi yaitu pusat pertanggungjawaban dimana manajer bertanggungjawab untuk
atau memiliki kendali atas pendapatan, biaya, dan investasisekaligus. Dalam suatu unit usaha,
perhatian pimpinan biasanya ada pada laba. Laba ini diperhitungkan dengan cara
membandingkan antara pendapatan dan biaya yang terjadi pada suatu pusat laba. Jika
pendapatan lebih besar dari pada biaya maka dikatakan laba, sebaliknya disebut rugi.
Pembagian antara laba dan investasi inilah yang terjadi pada pusat investasi. Pusat investasi
diukur dengan membandingkan antara laba dan jumlah investasi yang digunakan. Dengan
demikian pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang diukur prestasinya atas dasar
laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan.
Ukuran kinerja yang baik bersifat komprehensif dan meliputi ukuran finansial dan
nonfinansial. Olehkarna itu ukuran sebaiknya memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:
RETURN ON INVESTMENT
RETURN ON INVESTMENT (ROI) merupakan salah satu ukuran kemampuan sebuah
organisasi untuk memperoleh laba dari aktivitas investasi yang dilakukan. Investasi yang
dimaksudkan dalam uraian ini meliputi nilai aktiva yang digunakan untuk menunjang
penyelenggaran kegiatan komersial organisasi yang bersangkutan.
ROI dihitung dengan memperkalikan margin dengan perputaran, atau dengan
formula:
Posisi margin dari rumus ROI merupakan salah satu ukuran kemampuan manajemen
dalam mengendalikan biaya-biaya operasi yang berhubungan dengan penjualan. Margin ini
juga dapat digunakan untuk mengukur kemampua memperoleh laba dari setiap rupiah
penjualan.
Porsi perputaran dalam formula ROI merupakan ukuran tentang jumlah penjualan
yang dapat diciptakan dari suatu pusat investasi untuk tiap rupiah yang diinvestasikan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi.
Aktiva yang digunakan dalam oeprasi meliputi kas, piutang, dagang, persediaan.
Mesin-mesin dan peralatan, dan semua aktiva lain yang dimiliki atau digunakan secara
produktif dalam organisasi.
Penggunaan harga perolehan untuk mengukur aktiva operasi dalam perhitungan dapat
dilakukan dengan dua alasan :
1. Cara ini mengabaian unsur peralatan dan metode penyusutan sebagai faktor-faktor
prehitungan dalam ROI.
2. Cara ini tidak menghalangi penggantian dan penghentian pemakaian peralatan tua.
Dalam penggunaan metode nilai perolehan d mana kondisi ekonomi berada pada
tingkat inflasi yang stabil, penggantian aktiva tetap misalnya, tidak akan
mempengaruhi total nilai aktiva di dalam perhitungan.
Manajer pusat investasi dapat meningkatkan profitabilitas atau ROI dengan tiga cara :
1. Meningkatkan penjualan. Semakin tinggi nilai penjualan atau laba, maka ROI
semakin besar.
2. Mengurangi biaya. Semakin kecil biaya semakin besar laba, maka ROI semakin
besar.
3. Mengurangi aktiva. Semakin besar nilai aktiva, maka semakin kecil nilai ROI.
ROI yang kecil menunjukkan kinerja manajemen yang rendah dan sebaliknya ROI
yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang lebih baik.
Sekalipun ROI banyak digunakan dalam penilaian investasi, tetapi sebagai alat pengukuran
prestasi tidak terlepas dari kelemahan. Kelemahan tersebut adalah :
1. ROI bersih cenderung memberikan penekanan pada kinerja jangka pendek daripada
profitabilitas jangka panjang.
2. ROI tidak konsisten dengan model arus kas yang digunakan untuk analisis pengeluaran
modal untuk investasi.
3. ROI tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh manajer divisi.
4. Fanatisme yang berlebihan pada ROI menyebabkan sebagian manajer enggan melakukan
ekspansi karena dalam jangka pendek ekspansi yang belum sepenuhnya produktif akan
menurunkan ROI.
LABA RESIDU
Laba residu merupakan laba operasi bersih yang mampu dihasilkan pusat investasi di atas
target hasil minimum dari penggunaan aktiva operasi. Laba residu merupakan selisih antara
laba usaha dengan laba minimum yang diharapkan dari penggunaan aset operasi perusahaan.
Kelemahan laba residu ialah :
1. Merupakan ukuran absolut dari return yang membuatnya sulit untuk membandingkan
kinerja divisi secara langsung.
2. Tidak menghalangi perilaku yang over optimis.
3. Tidak memperhitungkan factor pajak, dan perbedaan biaya modal dari tiap unsur sumber
dana yang digunakan untuk mendapatkan aktiva operasi.
Ukuran profitabilitas lain untuk menilai kinerja pusat investasi adalah nilai tambahan
ekonomi (EVA). EVA merupakan suatu jumlah satuan moneter, bukan persentase rate of
return. Konsep ini masih mirip dengan rate of return seperti ROI karena EVA
menghubungkan laba bersih dengan modal yang terpakai. EVA merupakan laba yang
sebenarny tersisa setelah perusahaan memperhitungkan kewajiban kepada pihak ketiga dan
pemegang saham.
Nilai tambah ekonomi pada dasarnya mirip juga dengan konsep laba residu. Perbedaannya,
dalam perhitungan laba residu terdapat estimasi minimum return yang ditetapkan berdasarkan
suatu target sebagai pengurang atas laba operasi.
Keunggulan dan kelemahan EVA. Sebagai model matematis yang digunakan untuk menilai
kinerja sebuah pusat pertanggungjawaban mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. EVA membantu mendorong perilaku divisi ke arah yang menekankan pada laba
operasi. Alasan utamanya, EVA memperhitungkan secara perinci biaya modal dari
unsur sumber dana yang sebenarnya terpakai.
2. Dengan EVA semua unit bisnis dapat menetapkan tujuan laba masing-masing untuk
keputusan investasi yang dapat diperbandingkan.
3. Dalam EVA tingkat bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang
berbeda.
4. EVA mempunyai korelasi yang lebih kuat dengan perubahan nilai pasar perusahan.
Selain mempunyai keunggulan, EVA memiliki kelemahan yaitu lebih cenderung berfokus
pada ukuran kinerja jangka panjang, dan mengurangi kecenderungan pada perilaku yang
beriorientasi jangka pendek.
Harga transfer berdasarkan harga pokok dapat diterapkan dengan menggunakan dasar:
(a) Biaya variable
(b) Biaya penuh (absorpsi)
(c) Harga pokok ditambah markup
Pendekatan ini banyak digunakan karena kemudahan dan kepraktisannya. Namun disisi Lin
pendekatan ini juga mengandung beberapa kelemahan, misalnya :
1. Dapat menyesatkan dalam pengembalian keputusan karena dalam pendekatan ini
tidak terdapat mekanisme khusus untuk menyampaikan kepada para manajer perihal
pelaksanaan transfer di antara segmen yang melakukan jual beli.
2. Hanya segmen yang melakukan penjualan kepada pihak luar yang akan menunjukkan
adanya perolehan laba.
3. Pendekatan ini lemah dalam pengendalian inefisiensi biaya.
Selain dengan pendekatan harga pokok penuh, transfer berdasaekan harga pokok dapat
diperhitungkan dari harga pokok variable. Dengan formula :
Harga Transfer = Biaya variable per unit + Margin kontribusi yang hilang dari tiap unit
penjualan keluar
Pendekatan ini baik digunakan dalam lingkungan bisnis dengan desentralisasi yang besar,
karena bisnis seperti itu memberikan kebebasan kepada setiap divisi atau segmen untuk
membuat keputusan pada tiap level segmen di mana suatu masalah terjadi.