1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban
3. Jaringan Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban memiliki suatu jaringan pertanggungjawaban
yang bertanggungjawab atas tiap-tiap unit organisasional yang terlibat dalam pelaksana
an suatu fungsi atau fungsi lain yang saling berkaitan. Untuk memastikan
jaringan pertanggungjawaban berjalan lancar maka tiap-
tiap tanggungjawab tidak ada yang tumpang tindih pada tingkatan yang berbeda.
Pusat Biaya adalah pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang
prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinya.
Pusat Pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi
yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinya.
Pusat Laba adalah pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang
prestasi manajernya dinilai atas dasar selisih pendapatan dan biaya dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinya.
Pusat Investasi adalah pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang
prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya dan sekaligus aktiva atau
modal atau investasi pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya.
6.Menetapkan Pertanggungjawaban
Menetapkan Pertanggungjawaban
Anggaran Pertanggungjawaban
Akumulasi Data
Akumulasi data merupakan fasilitas perbandingan secara periodik dari berbagai macam
rencana anggaran. Akumulasi dari penghasilan dan pengeluaran sangat perlu untuk
bentuk dari jaringan pertanggungjawaban.
Pelaporan Pertanggungjawaban
Laporan merupakan media untuk melaporkan biaya yang dikontrol, pengukuran efisiensi
manajemen serta pencapaian tujuan.
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi, manajer harus
berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar. Karakteristik laporan periodik
dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal adalah menggambarkan manajemen
dalam area deviasi dari aturan yang telah ditentukan dan termasuk menentukan
tindakan perbaikan untuk penguatan atau perbaikan perilaku.
Dalam suatu perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan
aktivitas fungsionalnya menjadi biaya manufaktur dan biaya non-manufaktur yang juga
sering disebut biaya beroperasi. Biaya manufaktur merupakan seluruh biaya
yang berhubungan dengan aktivitas pabrikasi perusahaan. Biaya manufaktur dibagi lagi
menjadi tiga kategori, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik.
1. Bahan Baku Langsung. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang menjadi satu
bagian integral dari produk jadi. Contohnya adalah baja yang digunakan untuk membuat
rangka mobil dan kayu yang digunaka untuk membuat furniture.
2. Tenaga Kerja Langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dilibatkan secara
langsung dalam pembuatan produk. Contohnya gaji dari pekerja perakitan pada suatu lini
perakitan dan gaji dari operator alat-alat mesin pada suatu pabrik.
3. Biaya Overhead Pabrik. Biaya Overhead adalah biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik
meliputi biaya bahan pembantu atau penolong, biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa
gedung pabrik, dan biaya overhead lain-lain.
Manajemen biaya adalah suatu sistem yang disusun secara sempurna untuk mampu
mendatangkan informasi yang lengkap untuk manajemen organisasi agar bisa digunakan
dalam mengidentifikasi beragam peluang dalam merencanakan strategi, menyempurnakan,
dan membuat keputusan operasional terkait pengadaan dan pemanfaatan sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi
Istilah tradisional (historis) mengacu pada system biaya yang membatasi input pada
biayahistoris dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variable oleh
unti produk atau jasa. Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini
adalah bahwa persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya perunti produk atau
jasa memperhintungkan semua biayaa baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau
jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu
objek biaya.
Ruang Lingkup
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan
konsep teori organisasi modern, berikut langkah-langkah pengendalian
sebagaimana dijelaska oleh Edwin Caplain.
Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu
sumber informasi, jalur komunikasi, serta alat pengendalian dan evaluasi kinerja. Sebagai
sumber informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar
menginformasikan kepada individu yang bertanggung jawab mengenai harapan mereka
dalam hal biaya. Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat
biaya yang diharapkan dan pencapaiannya. Pengendalian atas operasi dari pusat
pertanggungjawaban dicapai melalui laporan biaya standar periodik yang menyediakan
umpan balik mengenai hasil kinerj masalalu dan penyimpanannya dari standar kepada
individu yang tepat. Batas toleransi yang ditetapkan sebelumnya dapat didesain untuk
melalukan fungsi sebagai penyaring (filter), sehingga memungkinkan konsentrasi pada
area-area dimana varians adalah signifikan dan membenarkan perhatian segera
(menejemen berdasarkan pengecualian). Karena laporan kinerja diprogram dimuka
dengan memperhatikan kapan laporan tersebut akan disusun dan data apa yang akan
dikandung, maka sulit mengubur informasi yang penting.
1. Sistem biaya standar bermanfaat untuk penentuan biaya produk (biaya total dan
biaya per unit), yaitu penentuan biaya pokok produk terjual dan penenetuan
biaya sediaan.
2. Sistem biaya standar bermanfaat untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan
pengendalian seluruh elemen biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
3. Untuk tujuan pengendalian, sistem biaya standar dapat digunakan sebagai
perbandingan dan analisis selisih antara biaya standar total produksi dengan
biaya aktual total.
4. Sistem biaya standar dapat menentukan apa, berapa, mengapa, kapan, di mana,
dan siapa yang bertanggung jawab atas selisih biaya tersebut.
Semua metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya
tersebut membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh.bahan baku lsngsung
dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung keunit produk atau jasa, sementara
overhead tetap dan variabel pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif
yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang
digunakan untuk penyerapan berbeda dengan tingkat kapasitas yang telah ditentukan
sebelumnya, maka produsen penyerapan akan menimbulkan penyerapan terlalu tinggi
(overabsorption) atau penyerapan terlalu rendah (underabsortion) atas overhead
manufaktur(jasa). Analisis pelengkap dibutuhkan untuk mengidentifikasikan berbagai
kompenen yang menyebabkan terjadinya penyerapan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Metode akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead
tertentu akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan atau
jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap
volume. Untuk mengatasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan anggaran fleksibel
dan analisis biaya volume laba diperkenalkan.
2. Dorongan Keperilakuan
1. Biaya teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.
Metode penentuan biaya yang membebankan semua biaya produksi, baik biaya
produksi variabel maupun biaya produksi tetap, pada produk atau objek biaya.
Metode penentuan biaya yang membebankan semua biaya produksi variabel (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel) pada produk
atau objek biaya.
Metode penentuan biaya yang membebankan biaya melalui dua tahap, yaitu pertama
penentuan aktivitas dan tarif biaya untuk setiap aktivitaas, yang kedua membebankan
biaya produk atau objek biaya.
Metode activity based costing adalah metode yang lebih baik digunakan sebagai alat
perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian biaya karena dapat menjamin
ketelitian biaya serta mengurangi distorsi biaya.
2. Penentuan Harga Produk Baru Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah
diuji coba secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri
tersebut. Untuk mendorong perusahaan-perusahaan guna menggunakan produk itu
secara percobaan, manajemen dapat menjualnya pada biaya variabel. Setelah produk
tersebut diuji coba secara mencukupi dan diterima oleh pemakai, produk tersebut akan
ditetapkan harganya pada biaya penuh plus mark-up yang konsisten dengan tujuan laba
perusahaan secara keseluruhan.
3. Penetrasi Pasar Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk
penetuan harga ketika mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri)
dengan produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan
yang semakin meningkat selama periode di mana permintaan menurun.
5. Pesanan Khusus Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan
khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau
persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
6. Kampanye Iklan dan Promosi Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini,
perusahaan dapat meluncurkan kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan
menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional maka keputusan tersebut
kemungkinan besar hanya akan didasarkan pada perbandingan antar tambahan
biayadengan prospek peningkatan dalam volume penjualan.
7. Keputusan Mengurangi Biaya Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh
pesaing, maka manjemen akan mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan
pada volume overasi saat inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan
mendorong manajemen untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan
prosedur untuk menghemat biaya.
Penentuan standar
Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut
diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan
evaluasi kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan
empat prasyarat utama berikut bagi sistem pengendalian yang unggul secara
keperilakuan.
a. Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
c. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
d. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argument
yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam
menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas
terhadap standar tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam
salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk
mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam
penetapan standar kinerja. Teori disonasi kognitif terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu :
kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam konteks penetapan standar, teori ini
mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap
standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan ( kemauan). Ketika
memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan (disonasi)
mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna
(penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh
kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu
ketat dan kemungkinan kegagalan menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka
akan mengalami penurunan lebih lanjut karena mereka berhenti melakukan perbaikan.
Semntara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun
karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi, mandor dan manajer akan
mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.
Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk
pada tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan
sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah
ditentukan sebelumnya, maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh
sebagai penyebut dalam penetuan tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang
(kapasitas normal) akan menghasilkan varians yang berbeda dibandingkan dengan
tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara aktual dapat dicapai).
Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA), James
Fremgen dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden membedakan
dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya
administratif korporat.
a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat
korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya
aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam bentuk
anggaran maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan
sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan
standar atau anggaran dari elemen operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut
dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan
dan dikendalikan, smentara yang lain tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
Aspek Keperilakuan Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan
pada pandangan pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian
sebagai”mesin homostatis yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat
perbedaan antara regulator mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti thermostat)
dengan regulator manusia(sperti pekerja, mandor atau manajer).
a. Batas pengendalian Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer
adalah batasan pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang
yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya
ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat
memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen khusus dari kebijakan pengendalian
yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-faktor seperti batas yang
ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan pemaksaan,serta penghargaan
dan sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.
b. Hasil umpan balik Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja
manusia akan menimbulka perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang
dikendalikan. Umpan balik positif akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada
jalur yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
Umpan balik yang negative tidak akan secara otomatis mendorong mereka untuk
melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat secara perlahan-lahan akan
menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.
d. Struktur penghargaan Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang
tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang
bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan
intrinsic maupun ekstrinsik.
Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh Komite Akuntansi Sumber Daya
Manusia dari American Accounting Association sebagai suatu proses identifikasi dan
pengukuran data mengenai sumber daya manusia serta pengkomunikasian informasi ini
ke pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam pengertian harfiah, “akuntansi sumber daya manusia” berarti akuntansi untuk
manusia sebagai suatu sumber daya organisasional. Hal ini melibatkan pengukuran biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan bisnis dan organisasi lainnya untuk
merekrut, menyeleksi, mempekerjakan, melatih dan mengembangkan aktiva manusia.
Akuntansi sumber daya manusia juga melibatkan pengukuran terhadap biaya yang akan
dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya manusia dari suatu organisasi.
Akuntansi sumber daya manusia (Human Resource Accounting) meliputi konsep sumber
daya manusia sebagai aktiva, penentuan biaya yang diinvestasikan dan hubungannya
dengan biaya-biaya hasil pakai, estimasi dan menyediakan ketelitian ekonomi tentang
nilai sumber daya manusia dalam organisasi.
Pada proses akuntansi sumber daya manusia terdapat unsur pengukuran, pelaporan,
data tentang sumber daya manusia dan organisasi. Data tentang sumber daya manusia
dalam hal ini berupa biaya-biaya untuk seleksi, penerimaan, pelatihan dan
pengembangan kemampuan pegawai serta informasi lainnya yang berupa tingkat
pendidikan, pengalaman, usia, keadaan kesehatan dan lain sebagainya.
11. 2 TUJUAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA
Flamholtz menyatakan bahwa tujuan dari penerapan akuntansi sumber daya manusia
adalah:
1. Tujuan Kuantitatif
Mampu meningkatkan manfaat laporan keuangan karena memberikan informasi
kuantitatif atas sumber daya manusia bagi pemakainya yang bervariasi misalnya
manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan.
2. Metode Penilaian
Untuk memberikan metode penilaian terhadap utilisasi sumber daya manusia.
3. Teori Model
Untuk memberikan suatu teori dari variabel-variabel yang relevan untuk
menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal, untuk mengidentifikasi variabel-
variabel yang relevan, dan untuk mengembangkan model yang ideal untuk pengelolaan
sumber daya manusia.
Adapun tujuan penerapan akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut.
1. Akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu cara berfikir mengenai manajemen
dari sumber daya manusia suatu organisasi paradigma ini didasarkan pada pemikiran
bahwa manusia merupakan sumber daya organisasi yang mempunyai nilai.
2. Akuntansi sumber daya manusia merupakan sistem yang memberi manajemen
informasi yang diperlukan untuk mengelola sumber daya manusia secara efektif dan
efisien
Salah satu masalah pokok dalam akuntansi sumber daya manusia adalah masalah
pengakuan sumber daya manusia. Sejak awal mula dilontarkannya gagasan akuntansi
sumber daya manusia, sejak itu pula perdebatan tentang akuntansi sumber daya
manusia tidak pernah selesai. Topik perdebatan terutama menyangkut masalah apakah
sumber daya manusia dicatat sebagai aktiva ataukah sebagai beban periodik. Praktek
akuntansi konvensional memperlakukan investasi dalam sumber daya manusia langsung
diakui sebagai beban pada periode terjadinya pengeluaran-pengeluaran itu. Para
pendukung akuntansi sumber daya manusia menganggap investasi sumber daya
manusia mempunyai dua komponen yaitu komponen beban dan komponen investasi
yang harus dikapitalisasi. Anggapan ini didasarkan pada pandangan mereka bahwa
investasi sumber daya manusia mempunyai manfaat tidak hanya pada periode terjadinya
pengeluaran saja, tetapi juga untuk masa yang akan datang.
· Mencatat dan mengakui kerugian bila keahlian dari pengetahuan sumber daya
manusia tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi atau mengakui kerugian akibat
perputaran yang tinggi.
· Melaporkan dan membicarakan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai perubahan dan kondisi investasi akuntansi sumber daya manusia.
Metode pengukuran dari segi biaya adalah sebagai berikut.
1) Metode pengukuran non moneter
Metode pengukuran non moneter pada Human Resource Accounting (HRA)
menggunakan variabel-variabel tertentu dalam menyajikan informasi mengenai nilai
sumber daya manusia, seperti inventarisasi keterampilan dan kemampuan pekerja, dan
pengukuran sikap atau tingkah lakunya. Pengukuran ini lebih relevan digunakan untuk
pihak intern terutama untuk mengukur prestasi kerja level manajemen dari tingkat
bawah sampai tingkat atas.
2. Kemungkinan tidak ada pengganti yang sepadan untuk suatu aktiva manusia
tertentu.
3. Setiap manajer yang diminta untuk menaksir biaya pengganti seluruh organisasi
manusia kemungkinan akan kesulitan untuk melaksanakan dan manajer yang berbeda
akan memperoleh taksiran yang berbeda pula.
Riset merupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang
fenomenafenomena alami yang dipandu oleh teori dan hipotesis- hipotesis mengenai
hubungan yang dianggap terdapat di antara fenomena-fenomena itu
Buckley mengatakan bahwa “riset merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan.” istilah riset sendiri merupakan suatu penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta maupun prinsip-prinsip. Jika berbagai
pernyataan tersebut dirangkum kedalam istilah “riset akuntansi keperilakuan”, maka riset
akuntansi keperilakuan merupakan suatu metode studi yang dilakukan seseorang yang
berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keperilakuan tersebut sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu.
• Pertama, kalau kita mengatakan bahwa riset ilmiah bersifat sistematis dan
terkontrol, ini berarti penyelidikan ilmiah tertata dengan cara tertentu sehingga
penyelidik dapat memiliki keyakinan kritis mengenai hasil riset.
Jika berbagai definisi riset diteliti lebih lanjut, dapat dilihat bahwa definisi-definisi
tersebut mengandung cirri tertentu yang kurang lebih serupa, yaitu adanya suatu
pencarian, penyelidikan, atau investigasi terhadap pengetahuan baru atau sekurang-
kurangnnya terhadap suatu pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari
pengetahuan yang timbul.
Metode yang digunakan bisa saja bersifat ilmiah maupun tidak, tetapi pandangan yang
digunakan harus kritis dan prosedur yang dipakai harus sempurna. Dari pernyataan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu
penyelidikan yang terorganisasi. Dalam definisi tersebut, penekanan diletakkan pada
sistem asuhan sebagai atribut-atribut yang esensial (mutlak). Dalam melakukan riset,
setiap orang mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda, diantaranya dipengaruhi
oleh tujuan (goal) dan profesi masing-masing.
12.5 Motivasi dan Tujuan Riset
Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang dia inginkan. Motivasi seseorang melakukan riset boleh jadi merupakan
keinginan yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai masalah maupun
persoalan yang ada.
Adapun tujuan umum seseorang melakukan riset sudah barang tentu ingin mengetahui
jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut. Berbagai literatur menjelaskan bahwa
motivasi dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama, yakni pada prinsipnya
ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait.
Dari satu sisi, riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk
meningkatkan pengetahuannya mengenai sesuatu. Pada sisi lain, kegiatan tersebut
didorong oleh keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari.
Jika dilihat dari sisi akuntansi keperilakuan, tujuan riset di bidang ini akan menekankan
pada hubungan akuntansi dengan perilaku manusia maupun desain, konstruksi, dan
penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efesien, serta dimensi sosial dan
budaya manusia dalam suatu organisasi.
Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari tujuan riset, yaitu:
1. Menggambarkan fenomena
2. Menemukan hubungan
3. Menjelaskan fenomena
5. Melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih kejadian
1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam
bidang baru yang ingin diperkenalkan.
Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti yang baru, atau temuan
riset yang berbeda dengan riset yang sebelumnya atau bertentangan dengan teori-teori
yang berterima umum. Banyaknya riset replikasi tentunya sangat bermanfaat karena
temuan tersebut dapat membantu mengonfirmasibukti- bukti baru dari riset. Jika di
dukung oleh replikasi, riset seringkali merintis area penyelidikan baru yang mempunyai
dampak utama terhadap perkembangan praktik di bidang keperilakuan.
Masalah utama riset keperilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang dipresentasikan
dalam populasi. Tanpa replikasi peneliti tidak mampu menetukan derajat tingkat temuan
yang muncul dari populasi riset yang berbeda. Oleh karena itu, replikasi memberikan
suatu alat yang sangat bernilai kepada peneliti untuk menemukan derajat tingkat
temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi yang berbeda.
3. Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu
Dalam beberapa jenis riset terdapat beberapa suatu kemungkinan hubungan yang
diamati, yaitu penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran hubungan
diantara fenomena yang dipelajari. kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa
melihat alat ukur dan metode yang digunakan sepanjang alasan peneliti valid dan tepat.
Oleh karena itu, replikasi memberikan banyak dasar kepada kita untuk menilai validitas
dari temuan-temuan riset meskipun hanya satu riset yang tersedia.
Dengan mengingat kesulitan itu, dapat kita ajukan suatu prinsip dasar, yaitu jika ingin
memecahkan masalah, kita harus mengetahui hal yang menjadi masalahnya. Sebagian
besar pemecahannnya terletak pada kemampuan dan pengetahuan kita tentang hal
yang kita kerjakan. sebagian lainnya terletak pada pengetahuan tentang sifat dan hakikat
dari masalah tersebut, khusunya sifat hakikat masalah ilmiah.
Selanjutnya, bagaimana kita mengatakan bahwa pernyataan terhadap masalah yang kita
tanyakan sudah dikatakan baik? sementara masalah dalam riset beragam jenisnya, dan
tidak ada satu justifikasi pun yang membenarkan bahwa masalah yang kita nyatakan
sudah pasti benar.
Suatu masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau pernyataan yang menanyakan.
Kebanyakan kasus suatu masalah memiliki dua variabel atau lebih. Disamping itu peneliti
juga harus memperhatikan beberapa criteria umum dalam menentukan permasalah yang
baik dan pernyataan masalah yang baik:
1. Pertama, masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel
atau lebih.
2. Kedua, masalahnya harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan.
3. Ketiga, biasanya lebih sulit dipenuhi. masalah dan pernyataan harus dirumuskan
dengan cara tertentu yang mnyiratkan adanya pengujian empiris.
Terdapat tiga tahapan yang harus diperhatikan peneliti ketika merumuskan pertanyaan
riset, yaitu:
b. Faktor kedua didapatkan dari tinjauan terhadap literatur riset. Pendekatan ini
disebut pendekatan teoretis (teoritical approach). Berdasarkan literatur, riset dapat
ditelusuri lagi kedalam dua kelompok, yaitu:
o Jurnal
o Buku
o Skripsi
o Tesis
o Disertasi
o Makalah-makalah seminar
1. Periset mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas.
2. Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai
dengan data yang tersedia.
3. Periset merumuskan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu
sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan riset.
c. Teori menyarankan suatu sistem bagi peneliti untuk menggunakan data dalam
rangka mengklasIfikasikannya dengan cara-cara yang berarti.
e. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta lebih lanjut yang harus
ditemukan.
1. Konsep
Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang objek dan peristiwa, diperlukan
landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep dan konstruksi.
Istilah “konsep” dan konstruksi (construct) mempunyai kemiripan arti. Suatu konsep
mengungkapkan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Konsep
mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan kejadian-kejadian, objek, kondisi,
situasi, dan perilaku.
2. Konstruksi
Suatu konstruksi adalah konsep, tetapi dengan pengertian tambahan. Konstruksi
diciptakan untuk di gunakan dengan kesenjangan dan kesadaran penuh untuk maksud
ilmiah yang lebih khusus. Konstruksi dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak,
tetapi juga menyangkut persepsi orang. Konstruksi sengaja digunakan secara sistematis
untuk riset ilmiah melalui dua cara:
Variabel independen disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yang
dipandang sebagai penyebab munculnya variabel dependen yang diduga sebagai
akibatnya. Oleh karena itu, variabel dependen atau variabel terikat dapat dikatan sebagai
jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.
2. Variabel Moderasi
3. Variabel Intervensi
a. Kriteria Hipotesis
b.Hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji
secara empiris.
c. Hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori- teori yang
lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis saingan.
Hal yang sama pentingnya dengan hipotesis adalah masalah di balik hipotesis itu sendiri.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Dewey, riset biasanya bermula dari suatu masalah.
Riset merupakan suatu situasi yang tidak menentu dimana gagasan-gagasan masih
kabur, atau terdapat kebimbangan yang membuat pikiran menjadi bingung. Lebih lanjut,
dia mengemukakan bahwa masalah itu tidak terungkap dan memang tidak dapat di
ungkapkan, sebelum seseorang pernah mengalami situasi yang tidak menentu seperti
ini.
b. Jenis Hipotesis
1. Populasi
Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam suatu
populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen
populasi merupakan subjek berdasarkan pengukuran yang diambil. Elemen populasi
juga merupakan unit studi. Populasi sendiri merupakan daerah generalisasi yang terdiri
atas sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik
tertentu. Populasi juga merupakan keeluruhan elemen yang berkaitan dengan harapan
peneliti dalam mengambil beberapa kesimpulan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang di miliki oleh populasi
dan dipilih secara hati-hati dar populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan penarikan
sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi
atau menguji satu atau lebih hipotesis statistic.
Dalam hal ini manfaat ekonomi yang diperoleh dari pengambilan sampel dibandingkan
dengan sensus lebih besar dibandingkan dengan pengambilan sampel.
Deming mengatakan bahwa kualitas studi jauh lebih baik jika menggunakan sampel
didandingkan dengan sensus.
1. Jenis Data
Jenis data merupakan pengelompokan data yang didasarkan pada sifat data tersebut.
Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, jenis data di kelompokkan sebagai
berikut:
a. Data Subjek
Jenis data subjek merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau
karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek riset. Dengan
demikian, data subjek merupakan data riset yang dilaporkan sendiri oleh responden
secara individual atau kelompok dari sumbernya.
b. Data Fisik
Data fisik merupakan jenis data yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data fisik
merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian pada
masa lalu. Data fisik dalam riset akuntansi keperilakuan dapat dikumpulkan melalui
metode observasi.
c. Data Dokumenter
Data documenter merupakan jenis data riset yang antara lain berupa faktur, penjualan,
surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Data
documenter dalam riset dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks
yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan
analisis kandungan(content analysis). Data dokumenter yang dihasilkan melalui analisis
kandungan, antara lain kategori isi, tinjauan dokumen, pemberian kode berdasarkan
karakteristik kejadian, atau transaksi.
2. Sumber Data
Sumber data dapat dikatakan sebagai awal dari mana data berasal dan merupakan
faktor penting yang menjadi pertimbangan pada setiap penentuan metode
pengumpulan data. Dalam riset akuntansi keperilakuan, sumber data riset yang
digunakan tidak jauh berbeda dengan sumber data yang digunakan dalam riset-riset
lainnya. Riset akuntansi keperilakuan dapat di kumpulkan dengan menggunakan dua
sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak
pertama. Data ini dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan
riset. Manfaat utama dari data primer adalah unsure-unsur kebohongan tertutup
terhadap fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran yang
dilihat. Disamping itu, peneliti dapat mengeliminasi atau setidaknya mengurangi
berbagai data yang tidak relevan secara langsung.
Sedangkan kelemahannya adalah kebutuhan akan dana yang lebih besar dan waktu
yang relative lebih lama. jika ditinjau dari metode yang digunakan, setidaknya terdapat
dua metode dalam mengumpulkan data primer, yaitu metode survey dan metode
observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara langsung
melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu,
mengklasifikasikan permasalahanpermasalahan, menciptakan tolok ukur untuk
mengevaluasi data primer, dan memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi. Jika
informasi telah ada, pengeluaran uang dan waktu dapat di hindari dengan
menggunakan data sekunder. Manfaat lain dari data sekunder adalah seorang peneliti
mampu memperoleh informasi lain, selain informasi utama.
Validitas mengacu pada lingkup yang diukur pada kenyataannnya. Peneliti ingin
melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah
risetnya. keandalam berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus yang jika digunakan
di lapangan dan waktu yang berbeda akan menghasilkan seseuatu yang sama. Dalam itu,
peneliti mengacu pada konsistensi dari suatu alat ukur.
Peneliti tergantung pada ukuran keandalan tetapi tidak tergantung pada alat ukur yang
tidak andal.
1. Validitas
Ada beberapa jenis validitas di antaranya, Validitas isi (content validity) mengacu pada
cara peneliti menggambarkan dimensi-dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang
ingin diukur. Khusunya berkaitan dengan tingkat ukuran yang ingin diberikan untuk
menutupi rentang terhadap arti maupun suatu konsep.Validitas isi merupakan pokok
pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah-istilah
yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.
2. Keandalan
Suatu instrument alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap
waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
1. Survei
Dalam survei, data dikumpulkan dengan mengirimkan surat elektronik, menelpon atau
memebrikan serangkaian pertanyaan. Survei melalui surat setidaknya lebih mahal.
Pengumpulan data riset pada kondisi tetentu adakalanya tidak memerlukan kehadiran
peneliti. Wawancara melalui telepon juga dapat mengumpulkan data dalam waktu yang
singkat, tetapi memakan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan teknik lain.. Data
yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitive,
atau kontroversional sehingga jika dilakukan dengan teknik kuesioner mungkin akan
kurang memperoleh tanggapan respon.
2. Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau
kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-
individu yang diteliti. Kelebihannya dari metode survey adalah data yang dikumpulkan
umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan lebih bebas dari bias pihak responden.
Metode observasi menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai fenomena yang di
teliti.
3. Memilih Responden
Langkah pertama dalam melilih responden adalah menetukan populasi. Setelah populasi
di tentukan, peneliti mementukan suatu sensus atau suatu sampel. Sensus adalah
kegiatan untuk mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam
populasi. Sampel merupakan kumpulan informasi dari bagian populasi. Suatu sensus
akan tepat ketika:
1. Populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan
sampel secara signifikan.
2. Penting untuk mengetahui setiap unsur dalam populasi.
3. Risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
4. Sampling Probabilitas Dan Non-probabilitas
INSTRUMEN RISET
Desain kuesioner yang baik sangat bermanfaat jika responden tidak bersikap kooperatif
terhadap para peneliti yang menghendaki informasi. Ada bebrapa teknik yang dapat
menghasilkan respons yang tinggi. Pertama, sebelum wawancara dengan responden,
peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan tujuan umum dari wawancara
tersebut dan responden dapat menghubungi mereka melalui telepon untuk membuat
suatu janji wawancara. Pada hari wawancara, peneliti seharusnya datang tepat waktu dan
mengucapkan terima kasih atas kerja sama responden.
Pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu
mengirimkan surat kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan
dasar dari riset tersebut, dan meminta kerja sama saat menelpon. Penawaran insentif
dalam bentuk uang tunai atau bentukbentuk lainnya akan lebih membantu.
Suatu pertanyaan open-ended diminta untuk suatu jawaban yang bebas. Pertanyaan
closed-ended menawarkan bermacam-macam pilihan jawaban kepada responden.
Responden diminta untuk memilih satu atau lebih pilihan jawaban. Manfaat dari format
pertanyaan ini termasuk memudahkan jawaban dari para responden dan memudahkan
tabulasi dan penjelasan dari peneliti.
ANALISIS DATA DAN PERSIAPAN LAPORAN
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan
dalam riset. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan
data yang diperoleh. Ketersediaan alat-alat analisis memberikan gambaran bahwa satu
alat analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan
dan terkadang hanya ada satu alat analisis yang dapat digunakan.
1) Masyarakat Umum.
2) Sponsor Penelitian.
3) Masyarakat Ilmiah.
Laporan Lengkap (Monograf) : laporan hasil penelitian yang lengkap mencakup / berisi
: 1) proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan semua teknik dan
pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian. 2) teknik penulisan harus
menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi.3) menjelaskan hal-hal yang sebenarnya
terjadi di setiap tahap analisis misalnya tentang peggantian/penukaran teknik/model
yang digunakan. 4) menyampaikan kegagalan yang dialami dan kendala yang dihadapi.
Artikel Ilmiah : adalah perasan (inti sari) dari laporan lengkap (monograf), yang disusun
lebih padat dan disesuaikan dengan jumlah halaman yang disediakan dalam jurnal-jurnal
ilmiah.
Laporan Ringkas (Summary Report) : adalah laporan yang disusun atau ditulis kembali
berdasarkan artikel ilmiah atau studi-studi yang berkenaan dengan kepentingan
masyarakat dalam bentuk yang mudah dipahami dan dengan bahasa yang tidak terlalu
teknis. Laporan ini hanya memuat temuan-temuan utama saja tanpa menyajikan desain
dan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. Laporan untuk Administrator dan
Pembuat Keputusan : ialah laporan yang memuat tentang hal-hal penting dalam
pembuatan keputusan oleh pihak pimpinan. Laporan ini tidak perlu dalam bentuk
lengkap, karena pihak administrator dan pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan
demikian.
2) Prosedur penelitian yang mencakup desain penelitian , metode penelitian yang dipilih,
sampel yang ditarik, teknik pengumpulan data, metode statistik yang digunakan baik
dalam pengumpulan maupun analisis data.
Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang 1.2 Ruang Lingkup Penelitian (Batasan &Rumusan
Masalah) 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4 Metodologi Penelitian 1.5 Sistematika
Pembahasan
ISI LAPORAN
Bab I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang Penelitian : paling tidak terdiri dari empat paragraf : paragraf satu
mengenai alasan memilih bidang dibahas, paragraf dua mengenai alasan memilih
lembaga/perusahaan sebagai obyek penelitian, paragraf tiga mengenai apa pentingnya
topik bahasan yang menjadi judul penelitian (skripsi) anda, uraikan juga symtom yang
terjadi (dicurigai terjadi) pada perusahaan yang diteliti. paragraf empat rangkuman
secara umum mengenai hasil bahasan yang di harapkan.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian : menunjukkan batasan dan rumusan masalah yang diteliti
atau yang dibahas dalam penelitian,
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian : Tujuan adalah hal-hal yang akan dicapai dari
penelitian dan relevan dengan ruang lingkup penelitian. Manfaat adalah hal-hal yang
akan terjadi apabila tujuan tercapai.
1.4 Metodologi Penelitian :1) jelaskan jenis penelitian yang dipilih (reporting, descriptive,
explanatory, predictive), 2) dianjurkan bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi melakukan
penelitian explanatory atau dapat pula dikelompokkan dalam applied research dengan
pendekatan Case Study : Consultant Engagement (studi yang bersifat kualitatif). 3)
penelitian diarahkan untuk menjelaskan Who, What, When, Where, dan How.4)jelaskan
cara mendapatkan data ( library dan field research)
1) berisi teori-teori dan referensi lain yang relevan dengan topik dan variabel penelitian.
2) kerangka teori yang diuraikan sebaiknya lengkap, mutakhir dan sejalan dengan
permasalahan penelitian yang bersumber dari literatur atau dari hasil penelitian lain,
3) hindari penuangan atau pengambilan teori dan referensi yang tidak relevan dengan
topik atau permasalahan penelitian.
Bab III Proses Pengumpulan Data : data yang dikumpulkan adalah potret kondisi yang
terjadi pada obyek penelitian , antara lain :
Bab V Simpulan dan Saran : Simpulan mengungkapkan pokok masalah yang dibahas
dalam Bab III dan Bab IV dengan singkat dan jelas. Saran yang diusulkan harus
applicable dan ada masalah (temuan) nya yang diuraikan dalam Bab IV.
Kriteria : merupakan norma, aturan, kebijakan, pelaksanaan dan segala sesuatu yang
seharusnya ada/terjadi/dilakukan. Sebab : merupakan penyebab sehingga kondisi itu
terjadi/timbul. Akibat : merupakan konsekuensi dari timbulnya kondisi tersebut diatas,
baik finasial maupun non finansial. Rekomendasi : merupakan langkah perbaikan secara
rinci yang diusulkan agar kelemahan/penyimpangan/kecurangan/pemborosan yang
telah terjadi (kondisi) dapat diatasi. Rekomendasi hendaknya realistis dan applicable
(dapat diterapkan). Pembahasan akan lebih tajam bilamana ada tanggapan perusahaan
atas permasalahan yang dibahas dan sekaligus komentar peneliti atas tanggapan
perusahaan tersebut. Bab V
Simpulan dan Saran : Simpulan mengungkapkan pokok masalah yang dibahas dalam
Bab III dan Bab IV dengan singkat dan jelas. Saran yang diusulkan harus applicable dan
ada masalah (temuan) nya yang diuraikan dalam Bab IV.
Periksa Tulisan :
4) sebanyak mungkin gunakan kalimat aktif yang pendek-pendek dan hindari kalimat
yang panjang;
6) evaluasi kaitan atau relevansi tulisan dengan ruang lingkup dan tujuan penelitian
2. Perumusan harus tajam dan fokus menggunakan ‘bahasa proposal’: what, why, how,
when, resources
- INFORMATIF
- menarik, “menyihir“ dan mudah dimengerti
- Pilih kata-kata dengan hati-hati dan singkat (judul yang terlalu panjang dapat
menyulitkan untuk menangkap maknanya)
- Sedapat mungkin hindari kata penghubung dan penyebutan obyek, tempat atau bahan
penelitian yang sangat terperinci
2. Abstrak
- Singkat dan komprehensif : diskripsi mengenai isi dari proposal yang disajikan dalam 1
halaman
- harus lengkap
- target khusus
3. Latar Belakang/Pendahuluan
- Mengacu kepada landasan ilmu dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar untuk
dilakukan penelitian lanjutan
- posisi riset yang diusulkan terhadap hasil penelitian sebelumnya / yang sudah
dilakukan harus jelas. Penelitian sebelumnya harus up to date
• Uraikan fenomena / fokus permasalahan yang menjadi “hot issue” saat ini di
lingkungan, pemda, dll disertai dengan data / informasi (berikan sumber rujukannya).
• Uraikan alasan tujuan perlu dilakukannya penelitian - mis: manfaat hasil penelitian
yang akan diperoleh dan siapa yang akan memproleh manfaatnya, belum banyak yang
meneliti di bidang tersebut dll
• Uraikan dengan singkat metode yang diusulkan dapat mengatasi permasalahan yang
ada
4. Perumusan Masalah.
5. Tujuan Penelitian
• Berisikan mengenai tujuan dilakukannya penelitian dalam kalimat yang lugas, tepat dan
tidak bermakna ganda
• Uraikan kajian pustaka teori, temuan, dan bahan penelitian lainyang menimbulkan
gagasan yang mendasari penelitian yang dilakukan
• Deskripsi yang menjadi landasan dalammenyusun kerangka atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian
• Dapat menunjukkan topik penelitian yang akan dilakukan bersifat baru / belum pernah
dilakukan (novelty), memperkuat hasil penelitian sebelumnya atau mengatasi gap yang
masih ada dll.
7. Metode Penelitian.
• Metode yg diajukan dapat dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan penelitian yang
diusulkan - Fasilitas : Sarana & prasarana ada - Peneliti mempunyai kompetensi,
kemampuan dan pengalaman di bidang penelitian yang diusulkan
Bab I Pendahuluan
Bab II Landasan Teori
15.1. Pendahuluan
Sebelum menulis artikel ilmiah ada prasyarat mutlak yaitu adanya hasil penelitian yang
memiliki kriteria-kriteria sbb:
- Bahkan, pada saat merancang penelitian sudah harus ditargetkan ke jurnal mana nanti
hasil penelitian ini akan diterbitkan.
- Dengan menggunakan internet untuk mencari Jurnal ilmiah internasional yang sesuai
dengan Bidang keilmuan anda
- Bacalah keterangan tentang cakupan bidang ilmu yang sesuai dengan jurnal tersebut
Jurnal atau berkala ilmiah atau majalah ilmiah yang selanjutnya disebut sebagai jurnal
adalah bentuk terbitan yang berfungsi meregistrasi kegiatan kecendekiaan,
mensertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi persyaratan ilmiah minimum,
mendiseminasikannya secara meluas kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua
temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan yang dimuatnya.
15.3.Jurnal Nasional
Jurnal Nasional adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan
b.Memiliki ISSN
h. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan
abstrak dalam Bahasa Indonesia.
i. Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi yang
berbeda
j. Mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan
berasal dari minimal dua institusi yang berbeda
b. Memiliki ISSN
c. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol
dan Tiongkok)
e. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari
4 (empat) negara
f. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) terbitan paling sedikit penulisnya berasal
dari 4 (empat) negara
1. Jurnal Nasional (Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika
keilmuan, Memiliki ISSN, Memiliki terbitan versi online, Dikelola secara profesional:
ketepatan keberkalaan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal, dll, Bertujuan
menampung/mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan atau konsep ilmiah
dalam disiplin ilmu tertentu, Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang
mempunyai disiplin-disiplin keilmuan yang relevan, Diterbitkan oleh Penerbit/badan
Ilmiah/Organisasi Profesi/Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya, Bahasa yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris dengan abstrak dalam Bahasa
Indonesia, Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi yang
berbeda, Mempunyai dewan redaksi/editor yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya
dan berasal dari minimal dua institusi yang berbeda)
3. Jurnal Internasional (Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah
ilmiah dan etika keilmuan, Memiliki ISSN, Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi
PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok), Memiliki terbitan versi
online, Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal
dari 4 (empat) negara, Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) terbitan paling
sedikit penulisnya berasal dari 4 (empat) negara, erindeks oleh database internasional
bereputasi: Web ofScience, Scopus, Microsoft Academic Search, dan/atau laman sesuai
dengan pertimbangan tim pakar Ditjen Dikti)
Bottom of Form
Jurnal yang memenuhi kriteria jurnal internasional dan terindeks oleh database
internasional bereputasi (Web of Science, Scopus, atau Microsoft Academic Search)
namun belum mempunyai faktor dampak (impact factor)dari ISI Web of Science
Thomson Reuters) atau Scimago Journal Rank (SJR) dalam penilaian karya ilmiah dan
dinilai paling tinggi 30.
Jurnal yang memenuhi kriteria jurnal internasional yang belum terindeks pada database
internasional bereputasi (Web of Science, Scopus, atau Microsoft Academic Search)
namun telah terindeks pada database internasional seperti DOAJ, CABI, Copernicus,
dan/atau laman sesuai dengan pertimbangan tim pakar Ditjen Dikti dan dapat dinilai
karya ilmiah paling tinggi 20.