Anda di halaman 1dari 22

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Kurniawan (2017) akuntansi pertanggungjawaban merupakan

suatu sistem yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja

dari pusat-pusat pertanggungjawaban dan memudahkan manajer untuk melakukan

pengendalian atas hasil dan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya. Akuntansi

pertanggungjawaban Menurut Krisna (2009) ”merupakan suatu sistem yang

mengukur hasil-hasil dari pusat pertanggungjawaban dan membandingkan hasil-

hasil tersebut dengan hasil yang diproyeksikan”. Hansen dan Mowen (2010)

mengatakan bahwa “akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang

mengukur setiap pusat pertanggungjawaban dan membandingkan hasil-hasil

tersebut dengan hasil yang diharapkan atau dianggarkan”. Sedangkan menurut

Sugiri (2012) akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan-laporan

prestasi yang dikaitkan kepada individu atau anggota-anggota kelompok sebuah

organisasi, dengan suatu cara yang menekankan pada faktor-faktor yang dapat

dikendalikan oleh individu atau anggota-anggota kelompok tersebut.

Dari defenisi ditunjukkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah

memberikan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan-keputusan oleh manajemen, pemegang saham,

pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan sehingga keputusan yang

diambil benar tentang apa yang sudah terjadi dalam suatu perusahaan atau apa
12

yang harus diperbuat dimasa yang akan datang.Akuntansi merupakan suatu sistem

yang menghasilkan informasi akuntansi. Informasi akuntansi itu sendiri terbagi

atas 3 (tiga) golongan yaitu informasi operasi, informasi keuangan, dan informasi

akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen inilah yang menghasilkan

informasi akuntansi pertanggungjawaban.

Secara ideal, organisasi dibentuk oleh para pimpinan tertinggi yang

membagi kegiatan dan menetapkan suatu hierarki para manajer yang mengatur

lingkup kegiatan yang diterapkan lebih dahulu dan yang memiliki kebebasan

untuk mengambil keputusan dalam ruang lingkup itu. Beberapa jenis akuntansi

pertanggungjawaban biasanya menyertai pendelegasian pengambilan keputusan

ini. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang mengakui

berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi itu dan

mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat itu dengan menetapkan

penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggungjawab yang

bersangkutan. Ia disebut juga akuntansi keuntungan (profitability accounting) dan

akuntansi kegiatan (activity accounting).

Menurut Matz et.al (2012) konsep-konsep dasar dalam sistem akuntansi

pertanggungjawaban dapat dijelaskan, sebagai berikut :

a. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas pengelompokan

tanggungjawab (departemen-departemen) manajerial pada setiap tingkatan

dalam suatu organisasi, dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing-

masing departemen. Individu yang mengklasifikasi pertanggungjawaban

harus bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan biaya-biaya dari

kegiatannya. Konsep ini menekankan perlunya klasifikasi biaya menurut


13

biaya yang dapat atau tidak dapat dikendalikan oleh kepala departemen.

Umumnya biaya-biaya secara langsung dapat dibebankan kepada

departemen, kecuali biaya tetap merupakan biaya yang dapat dikendalikan

oleh manajer departemen tersebut.

b. Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban, terletak

pada bagan organisasi dimana ruang lingkup wewenang telah ditentukan.

Wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya tertentu, dan dengan

pertimbangan dan kerjasama antara kapala departemen atau manajer biaya

tersebut dituangkan dalam anggaran perusahaan.

c. Setiap anggaran harus jelas menunjukkan biaya yang terkendali oleh

personal yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus atau yang disesuaikan

supaya dapat dilakukan pencatatan atas beban terkendali, berdasarkan

dalam cakupan wewenang yang dilimpahkan.

Tujuan utama dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk

membantu perusahaan dapat memberikan manfaat dari desentralisasi, dan pada

waktu yang sama meminimalkan dampak negatifnya. Untuk tujuan ini, sistem

akuntansi pertanggungjawaban dirancang untuk memperkuat dan mendorong

adanya keharmonisan dan kesatuan tujuan dalam perusahaan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai akuntansi pertanggungjawaban yaitu :

a. Untuk menentukan kontribusi dari setiap pusat pertanggungjawaban yang

ada dalam suatu organisasi.

b. Untuk memperoleh suatu penilaian kualitas kinerja dari setiap manajer

pusat pertanggungjawaban, yang berarti bahwa akan dinilai bagaimana

seorang manajer melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.


14

c. Untuk memotivasi setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam

mencapai sasaran yang telah ditetapkan perusahaan.

1. Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Mulyadi (2010) akuntansi pertanggungjawban mempunyai 4

karakteristik, antara lain:

a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasi pusat

pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, tim kerja,

atau individu. Adapun satuan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk,

nantinya sistem akuntansi pertanggungjawaban akan membebankan

tanggungjawab kepada individu yang sudah diberikan wewenang.

Tanggung jawab tersebut dibatasi dalam satuan keuangan (seperti biaya).

b. Standar yang ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang

bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Setelah pusat

pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, sistem akuntansi

pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai

dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang

diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar

dan anggaran merupakan ukuran kinerja manajer pusat

pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam

anggaran.

c. Kinerja manajer finansial diukur dengan membandingkan realisasi dengan

anggaran.
15

Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajer

pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan

dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi

akuntansi pertanggungjawaban, yang mencerminkan ukuran kinerja

manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran.

Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu

hanya dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang ditimbulkan, ia

memiliki wewenang untuk mempengaruhinya secara signifikan. Informasi

akuntansi pertanggungjawaban ini nantinya menyajikan informasi biaya

sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada setiap

manajer yang bertanggungjawab, untuk memungkinkan setiap manajer

mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran mereka dan

memungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran mereka.

d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan

kebijakan manajemen yang lebih tinggi.

Sistem penghargaan dan hukum dirancang untuk nantinya memacu para

manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target standar biaya yang

dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab terjadinya

penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarakan, para

manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman menurut sistem

penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.


16

2. Unsur-unsur Akuntansi Pertanggungjawaban

a. Penetapan Tanggungjawab

Perusahaan melaksanakan penetapan tanggungjawab serta pendelegasian

wewenang kepada para karyawan untuk memastikan kegiatan operasional

perusahaan berjalan dengan lancar. Untuk memudahkan penetapan

tanggungjawab dan pendelegasian wewenang biasanya sebuah perusahaan

membuat struktur organisasi. Struktur organisasi menurut Hasibuan (2010)

adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pembagian

departemen organisasi, jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan,

garis perintah dan tanggungjawab, serta rentang kendali dan sistem pimpinan

organisasi.

Akuntansi pertanggungjawaban berjalan dengan baik apabila terdapat

kesanggupan seluruh bagian dalam perusahaan untuk menerima tanggungjawab

yang dibebankan kepada mereka. Apabila pembagian tanggungjawab

dilaksanakan dengan baik, selanjutnya perusahaan dapat membentuk sebuah pusat

pertanggungjawaban. Anthony dan Govindarajan (2010) mengungkapkan bahwa

pusat pertanggungjawaban adalah organisasi yang terdapat pada perusahaan yang

dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang

dilakukan. Pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis,

antara lain: pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.

Untuk memastikan akuntansi pertanggungjawaban diterapkan dengan

baik, sebuah perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga

pembagian tanggungjawab dan wewenang dari manajer dapat diterapkan dengan

baik. Dengan pembagian tanggungjawab dan wewenang yang jelas karyawan


17

dapat menjalankan kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan arahan kinerja

yang sudah dibebankan kepadanya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan

efektifitas dan efisiensi kinerja karyawan dalam mencapai target perusahaan.

b. Penentuan Ukuran Kinerja

Ukuran kinerja dibentuk oleh perusahaan bertujuan untuk memudahkan

karyawan perusahaan mengetahui sasaran perusahaan yang harus dicapai. Ukuran

kinerja yang biasa diterapkan oleh sebuah perusahaan adalah sebuah standar

kinerja. Menurut Wibowo (2010) standar kinerja merupakan pernyataan tentang

bagaimana situasi yang terjadi ketika sebuah pekerjaan dilakukan secara efektif.

Standar kinerja berkaitan dengan gambaran yang dilakukan oleh karyawan untuk

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan tujuan perusahaan. Sedangkan

menurut Abdullah (2014) standar kinerja merupakan tingkat kinerja yang

diharapkan dalam suatu perusahaan, dan merupakan sebuah tujuan atau target

tergantung pada pendekatan yang diambil. Standar kinerja yang baik harus

realistis, dapat diukur dan mudah dipahami dengan jelas sehingga bermanfaat baik

bagi organisasi maupun para karyawan.

c. Evaluasi Kinerja

Evaluasi atau penilaian kinerja dilaksanakan oleh perusahaan dengan

maksud untuk mengetahui bagaimana kinerja manajemen perusahaan selama

periode tertentu. Mulyadi (2010) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja adalah

penentuan secara periodik efektivitas operasional dari suatu perusahaan, bagian

perusahaan, dan karyawan yang ada di dalamnya berdasarkan sasaran, standar,

dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.


18

d. Pemberian Penghargaan dan Hukuman

Karyawan yang telah melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik

dalam mencapai target perusahaan harus diberikan penghargaan. Sebaliknya,

karyawan yang tidak dapat melaksanakan tanggungjawab dengan baik, maka

perusahaan harus memberikan.

3. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban pada dasarnya bekerja untuk menelusuri

biaya, hasil, laba dan investasi dari setiap unit organisasi. Oleh karena itu setiap

pimpinan perusahaan harus mampu mengkoordinasikan masing-masing

departemennya dengan sebaik mungkin dalam usaha memaksimalkan laba

perusahaan dengan biaya yang diusahakan serendah mungkin.

Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban berperan penting dalam

pendelegasian wewenang tersebut dan memberi manfaat sebagai berikut :

a. Manajer-manajer dan unit-unit organisasi adalah spesialis, artinya manajer

setiap unit organisasi mempunyai keahlian khusus yang memungkinkan

mereka memimpin dan mengarahkan departemennya secara efektif.

b. Memberi manajer sejumlah otonomi untuk membuat keputusan-keputusan,

sekaligus dapat merupakan latihan manajerial untuk menjadi pimpinan-

pimpinan puncak dimasa mendatang.

c. Manajer yang diberi sejumlah wewenang untuk membuat sejumlah

keputusan, biasanya menunjukkan motivasi yang lebih besar dibandingkan

dengan manajer yang hanya melaksanakan keputusan pimpinannya.


19

d. Mendelegasikan sejumlah wewenang kepada manajer bawahan,

memberikan kelonggaran waktu bagi manajer puncak,

mengkonsentrasikan diri pada pembuatan-pembuatan rencana strategi.

e. Pendelegasian wewenang pembuatan keputusan kepada pimpinan-

pimpinan pada lapisan lebih bawah dari organisasi atau perusahaan, serta

memungkinkan perusahaan dapat tanggap secara tepat waktu terhadap

kesempatan dan permasalahan, begitu permasalahan-permasalahan dan

kesempatan-kesempatan timbul.

Menurut Ghozali (2004:10) “akuntansi pertanggungjawaban mempunyai

manfaat sebagai alat pengendalian manajemen, dasar penyusunan anggaran, alat

memotivasi manajer dan alat penilai kinerja manajer”. Dari kutipan tersebut dapat

dijelaskan manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut:

a) sebagai alat dalam pengendalian manajemen

Informasi akuntansi pertanggungjawaban berguna dalam pengendalian

manajemen, karena menekankan pada hubungan antara informasi dengan manajer

yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan. Dalam hal ini

akuntansi pertanggungjawaban penting dalam proses perencanaan dan

pengendalian kegiatan organisasi, karena dapat menekankan hubungan antara

informasi dengan jasa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan

realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi

manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya yang menjadi tanggung

jawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya

tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab.


20

Dengan demikian informasi yang ada melalui akuntansi

pertangungjawaban dapat mencerminkan nilai yang dibuat oleh setiap manajer

dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran

manajer tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan.

b) Sebagai dasar dalam penyusunan anggaran

Semua perusahaan pada umumnya memiliki anggaran karena anggaran

perusahaan berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian perusahaan.

Perencanaan melihat ke depan yaitu menetapkan tindakan tertentu dan

pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai apa yang telah dihasilkan. Dari

perbandingan yang dihasilkan maka dapat digunakan untuk menyesuaikan

anggaran. Pada proses penganggaran, perencanaan dilakukan dengan

menggunakan data historis, termasuk data informasi keuangan yang telah lalu

sebagai dasar pembuatannya. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya

merupakan proses penetapan peranan (role seting) dalam usaha pencapaian tujuan

perusahaan.

Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan

dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapain sasaran perusahaan dan

ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk

memungkinkannya melaksanakan peranannya. Sumber daya yang disediakan

untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran

perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter. Oleh karena sistem akuntansi

pertanggungjawaban ini merupakan sistem akuntansi yang dipola sesuai dengan

tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi, maka sistem ini didesain

untuk menyediakan informasi keuangan secara terpisah bagi setiap unit organisasi
21

yaitu berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya. Aspek penting sistem

akuntansi pertanggungjawaban dalam penganggaran terutama karena didalamnya

mencakup struktur akuntansi, klasifikasi biaya, pendapatan dan data/informasi

lainnya yang relevan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan

c) Sebagai alat untuk memotivasi manajer

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu tipe

informasi akuntansi manajemen dan merupakan keluaran sistem akuntansi

pertanggungjawaban. Konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban telah

mengalami perkembangan, sejalan dengan metode pengendalian biaya yang

digunakan dalam perusahaan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban

tradisional, informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva,

pendapatan, dan biaya, yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung

jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam activity-based

responsibility accounting system, informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah

informasi aktiva, pendapatan, dan biaya yang dihubungkan dengan aktivitas

penambah dan bukan penambah nilai. Akuntansi pertangungjawaban dapat

digunakan sebagai pemotivasi manajer karena dalam akuntansi

pertanggungjawaban, dikenal adanya sistem reward and punishment

(penghargaan dan hukuman).

Menurut Sofyandi dan Garniwa (2011) ”motivasi adalah proses prakarsa

dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan mempunyai tujuan sedangkan

pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa

seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan”. Seseorang akan
22

termotivasi untuk bekerja jika ia yakin kinerjanya akan mendapat penghargaan.

Penghargaan yang diberika

akan membuat setiap manajer termotivasi secara sadar untuk berusaha mencapai

sasarannya. Pemberian penghargaan atas kinerja manajer akan berpengaruh

langsung pada motivasi manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Informasi

akuntansi pertanggungjawaban yang berisi laporan pertanggungjawaban manajer

dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja manajer yang tentunya

akan memotivasi manajer untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

d) Sebagai alat penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban

Informasi akuntansi adalah salah satu hal informasi terpenting bagi

perusahaan. Namun informasi akuntansi bukanlah merupakan satu-satunya

informasi formal yang digunakan oleh perusahaan. Selain informasi akuntansi,

perusahaan juga menggunakan informasi manajemen. Tujuannya adalah untuk

menyajikan kepada manajer mengenai informasi yang berguna dalam

pengambilan keputusan. Informasi akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak

internal organisasi perusahaan maupun untuk pihak eksternal perusahaan. Bagi

pihak internal perusahaan informasi akuntansi sangat diperlukan untuk

mengetahui hasil kerja dari para manajer, hasil kerja tersebut dapat berupa

laporan. Sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan informasi untuk

pengendalian manajemen. Pada hakekatnya, sistem pelaporan

pertanggungjawaban juga dikenal sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban

yang terdiri dari seperangkat laporan didalam suatu perusahaan. Dalam sistem

akuntansi pertanggungjawaban, manajer pusat pertanggungjawaban akan diberi

wewenang dalam menjalankan tanggung jawab dan mencapai sasaran yang


23

diberikan manajemen puncak. Dengan tanggung jawab dan sasaran yang jelas,

maka kinerja manajer akan lebih mudah dinilai.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menetapkan ukuran kinerja yang

sesuai dengan karakteristik setiap unit organisasi. Secara umum, karakteristik

yang menonjol dalam laporan kinerja dinyatakan dengan unit moneter, karena unit

moneter dianggap sebagai denominator umum, dapat dijumlahkan dan

diperbandingkan. Biaya, penghasilan, laba, return on investment atau residual

income menjadi ukuran kinerja yang secara luas digunakan.

Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat

pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektifitas,

dan ekonomis. Efisiensi adalah perbandingan antara output yang dihasilkan

dengan besarnya input yang digunakan, efektifitas adalah hubungan antara output

suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai, sedangkan

ekonomis adalah penggunaan sumber dana seminimal mungkin. Suatu pusat

pertanggungjawaban dalam melaksanakan operasinya harus memenuhi ketiga

kriteria di atas. Pusat pertanggungjawaban diukur kinerjanya berdasarkan

karakteristik masukan dan keluarannya. Biaya merupakan tolok ukur kinerja bagi

manajer pusat biaya, sedangkan pendapatan merupakan tolok ukur kinerja pusat

pendapatan. Dalam pusat investasi rasio laba dengan investasi atau residual

income dipakai sebagai tolok ukur kinerja manajer pusat pertanggungjawaban

tersebut

4. Jenis- Jenis Pusat Pertanggungjawaban

Dasar dari akuntansi pertanggungjawaban adalah penunjukan setiap sub unit

dalam organisasi atau perusahaan sebagai pusat pertanggungjawaban tertentu


24

yang khusus. Suatu pusat pertanggungjawaban merupakan satu sub unit dalam

perusahaan yang dipimpinnya serta bertanggungjawab atas kejadian atau hasil

keuangan dari aktivitas sub unit tersebut.

Dengan adanya pengelompokan kegiatan organisasi menjadi unit-unit

perusahaan seperti departemen, divisi, maka wewenang, tanggungjawab setiap

manajer pusat pertanggungjawaban akan menjadi lebih jelas dan terarah, karena

pengawasan manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh manajemen, untuk

menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan

efisien, dalam rangka pelaksanaan strategi dasar yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Supriyono (2011) pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut:

a. Pusat Biaya (Cost Centre)

Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya

dinilai berdasarkan pengeluaran atau biaya-biaya yang terjadi, pada pusat

pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban ini mengelola

masukan dan menghasilkan keluaran. pusat biaya diberikan wewenang dan

tanggungjawab untuk menentukan biaya yang dikeluarkan dan bertanggungjawab

terhadap biaya tersebut.

b. Pusat Pendapatan (Revenue Centre)

Menurut Supriyono (2011) pusat pendapatan merupakan pusat

pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan

yang diperoleh selama satu periode. Manajer pusat pendapatan tidak diminta
25

pertanggungjawabannya atas masukan, karena dia tidak dapat mempengaruhi

pemakaian masukan tersebut.

Pusat pendapatan tidak dapat disebut sebagai pusat laba, karena biaya yang

terjadi dalam pusat pertanggungjawaban ini belumlah merupakan biaya yang

lengkap, oleh sebab itu biaya yang terjadi pada pusat pendapatan merupakan biaya

kebijakan, jadi penekanan pada pusat pendapatan adalah pengeluarannya. Dengan

kata lain pusat pendapatan mementingkan efektivitas, karena pusat ini

memfokuskan diri untuk mencapai pendapatan setinggi mungkin.

c. Pusat Laba (Profit Centre)

Menurut Supriyono (2011) pusat laba merupakan pusat

pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan selisih

penghasilan dengan biaya yang terjadi, tetapi tidak bertanggungjawab terhadap

investasi pada pusat laba tersebut. Besarnya laba dalam pusat laba diperoleh

dengan membandingkan biaya sebagai masukan dengan pendapatan sebagai

keluaran. Pusat laba akan menekan biaya serendah mungkin dan menghasilkan

pendapatan semaksimal mungkin. Dengan kata lain, pusat laba mementingkan

efisien dan efektivitas suatu kegiatan. Kinerja pusat laba dapat diukur dengan cara

apakah laba yang telah dianggarkan sebelumnya dapat dicapai atau tidak.

d. Pusat Investasi (Investment Centre)

Menurut Supriyono (2011) pusat investasi merupakan unit perusahaan

yang manajernya bertanggungjawab terhadap pendapatan, biaya dan penggunaan

aktiva perusahaan dalam kegiatan investasinya“. Menjadi perhatian utama dalam

pusat investasi tidak hanya laba saja, tetapi hubungan antara laba dengan jumlah

yang diinvestasikan.
26

6. Implementasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Matz et.al (2012) laporan pertanggungjawaban adalah salah satu

laporan intern yang dirancang untuk mengukur prestasi seseorang maupun

kelompok dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Prestasi ini dinyatakan

melalui biaya dan atau penghasilan yang dapat dikendalikan.

Implementasi akuntansi pertanggungjawaban berupa laporan

pertanggungjawaban digunakan untuk memenuhi kebutuhan manajemen, sebagai

sarana untuk melihat sejauh mana keberhasilan tiap unit pertanggungjawaban

memenuhi anggarannya. Dalam laporan ini dimuat penyimpangan-penyimpangan

biaya antara anggaran dan realisasinya, sehingga bisa diketahui terjadinya ketidak

efisienan dan masalahnya bagi perusahaan. Laporan ini tidak hanya berguna bagi

pimpinan dalam menilai prestasi bawahan atas tugas yang diberikan, tetapi juga

bagi pihak pusat pertanggungjawaban untuk mengetahui kelemahan atau

kekeliruan yang dilakukan, sehingga memotivasi mereka untuk memperbaikinya.

Menurut Matz et.al (2012) laporan pelaksanaan tanggung jawab

merupakan laporan tanggung gugat (accountability) dengan 2 (dua) tujuan, yaitu:

a. Memberi informasi kepada manajer dan atasan mengenai pelaksanaan atau

prestasi kerja dalam bidang-bidang yang dipertanggungjawabkan.

b. Mendorong para manajer dan atasan untuk mengambil tindakan langsung

yang diperlukan guna memperbaiki prestasi kerja.

Kinerja dari setiap pusat pertanggungjawaban disimpulkan secara periodik

dalam laporan kinerja (performance report). Suatu laporan kinerja menunjukkan

jumlah-jumlah anggaran dan realisasi hasil finansial sesuai dengan tipe/jenis

pertanggungjawaban yang bersangkutan. Laporan kinerja suatu pusat biaya akan


27

berisikan angka-angka anggaran dan realisasi berbagai unsur biaya, yang

berkaitan atau yang berada di dalam kewenangan pusat biaya tersebut. Biasanya

laporan kinerja juga menunjukkan penyimpangan (variance) antara jumlah-

jumlah anggaran dan realisasi keuangan yang disampaikan/disajikan pada laporan

tersebut. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan proses penyusunan lapoaran-

laporan kinerja yang dikaitkan kepada individu atau anggota-anggota kelompok

sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada faktor-faktor yang

dapat dikendalikan oleh individu-individu atau anggota-anggota kelompok

tersebut. Fokus dari akuntansi pertanggungjawaban ini adalah unit-unit organisasi

yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan kegiatan atau mencapai tujuan

tertentu pada devisi pusat pendapatan dan pusat biaya.

Supriyono (2011) mengemukakan bahwa: Akuntansi pertanggungjawaban dapat

digunakan dengan baik jika didukung oleh faktor-faktor berikut:

a. luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan harus

ditentukan dengan baik melalui struktur organisasi,

b. manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan

tujuan yang digunakan untuk mengukur kinerjanya,

c. manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai tujuan

yang ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjwabannya,

d. manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas kegiatan

pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya,

e. hanya biaya, pendapatan, laba dan investasi yang terkendalikan oleh

manajer pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan kedalam

laporan kinerjanya,
28

f. laporan kinerja dan umpan baliknya untuk manajer pusat

pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu,

g. laporan kinerja menyajikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan

koreksi, dan tindakan lanjutannya sehingga memungkinkan diterapkannya

prinsip pengecualian,

h. harus ditentukan dengan jelas peranan kinerja manajemen terhadap

struktur balas jasa atau perangsang dalam perusahaan,

i. sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu kinerja

manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu kinerja keuangan. Selain kinerja

keuangan, seorang manajer dapat dinilai kinerjanya atas dasar tingkat

kepuasan karyawan, moral dan sebagainya.

B. Penelitian Terdahulu

Andriana (2015) melakukan penelitian tentang “peranan akuntansi

pertanggungjawaban dalam kinerja manajer pusat pertanggungjawaban pada PT.

PINDAD (Persero). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

kuat antara akuntansi pertanggungjawaban dengan kinerja manajer pusat

pertanggungjawaban yaitu sebesar 0,831 dengan daya determinasi sebesar

69,06%. Hal ini menunjukan bahwa akuntansi pertanggungjawaban mempunyai

pengaruh sebesar 69,06% dalam kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan

sisanya sebesar 30,94% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Ningrum (2016) melakukan penlitian tentang “Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pusat Biaya pada Rumah

Sakit Bhayangkara Bengkulu”.Hasil Pada rumah sakit Bhayangkara Bengkulu


29

akuntansi pertangungjawaban telah diterapkan, dapat dilihat melalui struktur

organisasi yang secara jelas dan tegas memisahkan wewenang dan tanggungjawab

masing-masing pusat pertanngungjawaban. Penyusunan anggaran biaya rumah

sakit dan pengkodean rekening telah diterapkan di Rumkit yang dapat dilihat pada

laporan rekapitulasi angggaran biaya tahun 2015. Dan penilaian kinerja Kepala

bagian dan kepala bidang dilakukan dengan membandingkan antara realisasi yang

telah dicapai dengan anggaran yang telah disusun selama periode tertentu. Kinerja

manajer pusat biaya diukur dan dinilai berdasarkan perbandingan antara target

anggaran dengan realisasi anggaran.

Lubis dan Suzan (2016) melakukan penelitian tentang “pengaruh

penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT.

Perkebunan Sumatera Utara”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Akuntansi

Pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial di PT.

Perkebunan Sumatera Utara. Besarnya pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban

tersebut sebesar 14,8% terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan

Sumatera Utara. Sisanya sebesar 85,2%, merupakan faktor lain diluar variabel

bebas yang diteliti.

Masniah (2013) melakukan penelitian tentang Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban pada PT. Karwikarya Wisman Graha Tanjungpinang

Kepulauan Riau” Maka hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Bahwa syarat-

syarat untuk dapat diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban di PT.

Karwikarya belum terpenuhi. 2. Karakteristik akuntansi pertanggungjawaban

belum terpenuhi secara keseluruhan yaitu, identifikasi pusat pertanggungjawaban

pada pusat laba dan pusat investasi


30

Tabel 2.1. Mapping Penelitian Sebelumnya


No Peneliti/ Judul Metode Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1 Lubis pengaruh penerapan Analisis Hasil penelitian menunjukan bahwa Akuntansi
dan Akuntansi Regresi Pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap
Suzan Pertanggungjawaban Berganda Kinerja Manajerial di PT. Perkebunan Sumatera Utara.
(2016) terhadap Kinerja Besarnya pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban
Manajerial pada PT. tersebut sebesar 14,8% terhadap Kinerja Manajerial
Perkebunan Sumatera pada PT. Perkebunan Sumatera Utara. Sisanya sebesar
Utara 85,2%, merupakan faktor lain diluar variabel bebas
yang diteliti.
2 Ningrum Penerapan Akuntansi Deskriptif Hasil Pada rumkit Bhayangkara Bengkulu akuntansi
(2016) Pertanggungjawaban pertangungjawaban telah diterapkan, dapat dilihat
Sebagai Alat Penilaian melalui struktur organisasi yang secara jelas dan tegas
Kinerja Pusat Biaya memisahkan wewenang dan tanggungjawab masing-
pada Rumah Sakit masing pusat pertanngungjawaban. Penyusunan
Bhayangkara Bengkulu. anggaran biaya rumah sakit dan pengkodean rekening
telah diterapkan di Rumkit yang dapat dilihat pada
laporan rekapitulasi angggaran biaya tahun 2015. Dan
penilaian kinerja Kepala bagian dan kepala bidang
dilakukan dengan membandingkan antara realisasi
yang telah dicapai dengan anggaran yang telah disusun
selama periode tertentu. Kinerja manajer pusat biaya
diukur dan dinilai berdasarkan perbandingan antara
target anggaran dengan realisasi anggaran.
3 Andriana peranan akuntansi Analisis Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan
(2015) pertanggungjawaban Regresi yang kuat antara akuntansi pertanggungjawaban
dalam kinerja manajer Berganda dengan kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
pusat yaitu sebesar 0,831 dengan daya determinasi sebesar
pertanggungjawaban 69,06%. Hal ini menunjukan bahwa akuntansi
pada PT. PINDAD pertanggungjawaban mempunyai pengaruh sebesar
(Persero) 69,06% dalam kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban dan sisanya sebesar 30,94%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4 Masniah Penerapan Akuntansi Deskriptif Maka hasil penelitian menunjukan bahwa
(2013) Pertanggungjawaban 1. Bahwa syarat-syarat untuk dapat diterapkannya
pada PT. Karwikarya akuntansi pertanggungjawaban di PT. Karwikarya
Wisman Graha belum terpenuhi.
Tanjungpinang 2. Karakteristik akuntansi pertanggungjawaban belum
Kepulauan Riau terpenuhi secara keseluruhan yaitu, identifikasi pusat
pertanggungjawaban pada pusat laba dan pusat
investasi

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui

dalam suatu masalah tertentu Berdasarkan teori yang dikemukan diatas maka

dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini adalah :


31

PT Tiga Serangkai
Internasional

Pusat
Pertangungjawaban

Pusat Pusat Biaya


Pendapatan

Evaluasi Kinerja

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

manajer harus dibebani tanggung jawab atas kinerjanya sendiri dan kinerja

bawahannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban menjadi pedoman departemen

akuntansi untuk mengumpulkan, mengukur dan melaporkan kinerja sesungguhnya,

kinerja yang diharapkan dan selisih yang timbul dalam setiap pertanggungjawaban.

Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun

sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan beban dan pendapatan

dilakukan sesuai dengan pusat pertangungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan

agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas

penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.

Laporan yang yang dibuat harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan

yang tirepkan oleh perusahaan PT. Tiga Serangkai Internasional, sehingga akan
32

menghasilkan laporan pertangungjawaban oleh manajer berupa laporan keuangan

yang di peruntukan oleh pihak internal maupun untuk kepentingan pihak eksternal.

Anda mungkin juga menyukai