Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Disusun Oleh :

1. FITRI YUNI SURYANINGSIH (2161058)


2. WENI SETYA HAJAR (2161012)
3. DINDA AYU SARYLA (2161117)
4. ANGGITSA JENNI YOUVITA (2161022)

Dosen Pengampu Akuntansi Manajemen :


Irea Arrahima, S.E.,MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI DEWANTARA JOMBANG


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan teknologi yang semakin canggih
sudah banyak digunakan untuk mendukung semua kegiatan perusahaan untuk tercapainya tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, maka setiap perusahaan
akan berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi kerja.Untuk mengkoordinasikan
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan, maka perusahaan akan mempersiapkan strategi-strategi
sebagai arahan didalam mencapai tujuan. Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan
strateginya secara efektif dan efisien, manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan
pengendalian. Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan memperhatikan masalah operasional
dengan anggaran keuangan sebagai pedukung kegiatan dengan melakukan penyususan rencana
anggaran pada waktu yang lebih awal, melalui pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban, serta
laporan anggaran dan realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban untuk dapat menentukan
prestasi pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat
pertanggungjawaban pada keseluruhan perusahaan yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap
pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan pendapatan dan biaya tertentu. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya. Biaya dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi
sumber daya. Karena sumber daya yang digunakan harusdinyatakan dalam satuan uang dan itu
merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu metode pengendalian
biaya yang memungkinkan manajeme n untuk melakukan pengelolaan biaya

1. 2 Rumusan Masalah
Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan bagian intergral yang harus dijalankan, untuk
pengendalian biaya dan menilai pencapaian target. Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi
pokok permasalahan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Pertanggungjawaban ?
2. Apa manfaat dan tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban ?
3. Apa saja jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban ?

1. 3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Akuntansi Pertanggungjawaban.
2. Untuk memahami manfaat dan tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada
dalam organisasi. Istliah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan
yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakantanggungjawabnya atau suatu sistem yang
mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban. Menurut Hansen, Mowen
(2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap
pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. ”
Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai
berikut : “Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk
mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer
untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian
manajemen.
Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut :
a. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun berdasarkanstruktur
organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
tingkat manajemen.
b. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer untuk berperan aktif
dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
c. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat-pusat
pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi
dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan dicari penyelesaiannya
dengan manajer pusat pertanggungjawabannya.
d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja yang berguna bagi
pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode mendatang, baik untuk masing-masing pusat
pertanggungjawaban maupun untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan menurut
Mulyadi (1983 : 379-380) dikemukakan :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga
pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban
dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab
terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan”. Didalam pengertian di atas
Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban :
1) Struktur organisasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran
tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen
selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi disusun
sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian
wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab adalah
sebaliknya.
2) Anggaran
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta dalam
penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para manajer yang akan
dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam
penyusunan.

3) Penggolongan biaya
Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka
hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung jawabkan olehnya. Pemisahan biaya
kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan perludilakukan dalam akuntansi
pertanggungjawaban.
a. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh manajer dalam jangka
waktu tertentu.
b. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan pertimbangan manajer
karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena biaya ini diabaikan.

4) Sistem akuntansi
Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer maka biaya harus
digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur
organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya yang
terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Kode
perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam
laporan rugi laba.

5) Sistem pelaporan biaya


Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap pusat
biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar total biaya bulan lalu,yang tercantum
dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari
laporan pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Untuk
tingkatan manajemen yang terrendah disajikan jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya
disajikan total biaya tiap pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan
dan terjadi dipusat biayanya sendiri. Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi adalah sebagai
berikut :
1. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan pembagian
tugas,wewenang dan tanggungjawab untuk setiap unit dalam struktur organisasi.
2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan.
3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu biaya oleh. seorang manajer
pusat biaya tertentu dalam perusahaan.
4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen dalam
perusahaan.
5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat dalam penerapan
akuntansi pertanggungjawaban.

2. 2 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban

Didalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu perusahaan, terlebih dahulu harus
diketahui apa yang menjadi tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban itu sendiri. Menurut Robert N.
Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57) dikemukakan bahwa :

“Tujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat pertanggungjawaban dengan biaya


yang dikeluarkannya. ”

Berdasarkan tujuan-tujuan yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwatujuan dari
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah mengadakan evaluasi hasil kerja suatu pusat
pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan datang.

2. 2. 1 Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban


Menurut Mulyadi (2001 : 174) “Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi
masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer”Akuntansi pertanggungjawaban sangat diperlukan dan
bermanfaat bagi perusahaan besar yang kegiatan usahanya memerlukan pembagian tugas dan tanggung
jawab. Adapun manfaat akuntansi pertanggungjawaban menurut Soekarno (2002:35) adalah:
a) Mutu berbagai keputusan lebih baik, sebab dibuat oleh pimpinan yang berada di tempat terjadinyaisu-
isu yang relevan.
b) Berkurangnya beban manajemen puncak sehingga bisa lebih memfokuskan pada konsep pengendalian
manajemen yang lebih strategis.
c) Bagi pimpinan pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan inovasi dan kreativitasnya.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat informasiakuntansi
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut (Soekarno, 2002 : 38):
a. Sebagai dasar penyusunan anggaran proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan
anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagaian aktivitas pencapaian
sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut
untuk memungkinkannya melaksanakan perannya. Sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan
manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter
standar yang berupa informasi akuntansi.
b. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban informasi akuntasi pertanggungjawaban merupakan
informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi,karena
informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab
terhadap perencanaan danrealisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran
bagi setiap manajeruntuk merencanakan pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggungjawabnya,
dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebut menurut manajer yang
bertanggungjawab mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan
berbagai sumber daya untuk melaksankan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan.
c. Untuk memotivasi manajer otivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan
bertujuan. Permotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang
untuk melaksanakan tindakan secara sadar dan bertujuan. Dalam sistem penghargaan perusahaan,
informasi akuntansi merupakan bagian yang penting, maka informasi akuntansi ini akan berdampak
terhadap motivasi manajer melalui dua jalur berikut ini:
1) Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer dengan mempengaruhi kemungkinan
usaha diberi penghargaan. Struktur penghargaan sebagian didasarkan atas informasi akuntansi,
maka manajer akan berkeyakinan bahwa prestasinya yang diukur dengan informasi akuntansi
pertanggungjawaban akan diberi penghargaan yang sebagian besar didasarkan pada informasi
akuntansi.
2) Informasi pertanggungjawaban berdampak terhadap motivasi melalui nilai penghargaan. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur prestasi manajer. Jika struktur
penghargaan sebagian besar didasarkan pada informasi akuntansi, manajer akan memperoleh
kepuasan. Wewenang didelegasikan kepada setiap manajer bawah kemudian
mempertanggungjwabkan pelaksanaan wewenang tersebut kepada manajer atasannya. Tanggung
jawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang yang dilakukan oleh suatu tingkat
manajemen yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Manajemen tingkat lebih rendah
berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan tersebut kepada manajer atasannya.
Wewenang mengalirdari tingkat manajer atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir
sebaliknya. Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan pertanggungjawabkan pelaksanaan
wewenang disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban.

2. 3 Pusat Pertanggungjawaban

2. 3. 1 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban


Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi yang dipirnpinnya.
Dalam kaitan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa pusat pertanggungjawaban.
Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi tersebut. Pada
tingkatan yang terendah bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi,
regulernya bergilir, serta unit-unit kerja lainnya, Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat
pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen- departemen ataupun divisi-divisi. Biasanya istilah
pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit- unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit
kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu lingkup organisasi.
Pengertian pusat pertanggungjawaban yang dijelaskan oleh beberapa ahli antara lain:Menurut
Hansen dan Mowen (2001:818) “Pusat Pertanggungjawaban merupakan sebuah segmen bisnis yang
manajernya bertanggungjawab atas hasil kegiatan unit bisnisnya”. Menurut Samryn (2001:259) “Pusat
pertanggungjawaban merupakan suatu bagian dalam organisasi yang memiliki kendali atas terjadinya
biaya,perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi”.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban
merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab atas serangkaian kegiatan tertentu yang
menyebabkan terjadinya biaya, pendapatan atau investasi. Sedangkan pusat pertanggungjawaban
menurut Moriarty and Allen (1991: 5) adalah sebagai berikut :A Responsibility centeries an activity on
collection of activities supervised by asingle individual. Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas
penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi
yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas aktivitas unit
yang dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti seksi,
segmen,departemen, divisi atas sebuah perusahaan.

2. 3. 2 Jenis-jenis Pusat Pertanggung jawaban


Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertentu, jadi
sasaran dari masing-masing individu dalam liar-liar pusat pertanggungjawaban itu harusdiusahakan agar
selaras, serasi dan seimbang dalam usaha rnencapai sasaran umum dari organisasi secara keseluruhan.
Suatu pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk untuk mencapai sasaran tertentu yang selaras
dengan sasaran umum organisasi.

a. Pusat Biaya (Cost Center)


Pusat biaya merupakan segmen atau subdivisi dari suatu organisasi dimana manajernya hanya
bertanggungjawab terhadap segala pengeluaran pada segmen tersebut. Pusat biaya merupakan pusat
pertanggungjawaban yang mengolah masukan (input) yang diukur dalam nilaiuang namun output tidak
diukur dengan cara yang sama. Berdasarkan hubungan masukan dan keluaran, pusat biaya dapat dibagi
atas pusat biaya tekhnik (engineered cost center) dan pusat biaya kebijakan (discreationary cost center).
Pusat biaya tekhnik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya dapat ditentukan dengan
pasti karena biaya tersebut berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Salah satu
contoh pusat biaya tekhnik adalah departemen produksi dan departemen pengiriman. Jika keluaran
dinaikkan jumlahnya akan menyebabkan bertambahnya jumlah masukan (biaya produksi) departemen
tersebut. Prestasi manajer pusat biaya tekhnik diukur berdasarkan kemampuan mempertahankan
efisiensi kerja. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
mempunyai hubungan yang erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Jumlah biaya yang
“tepat” untuk kegiatan pusat biaya kebijakan ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen. Salah satu
contoh dari pusat biaya ini adalah departemen akuntansi, personalia, dan bagian penelitian
pengembangan. Tujuan dari pusat biaya kebijakan bukanlah untuk meminimumkan jumlah pengel
uaran, tetapi untuk mengusahakan bagaimana menggunakan dana yang dianggarakan dengan cara yang
seefektif mungkin. Itulah sebabnya pusat biaya ini tidak dapat diukur prestasi manajernya dari sudut
efisiensi.

b. Pusat Pendapatan (Revenue Center)


Pusat pendapatan yaitu suatu pusat pertanggungjawaban di mana manajernya hanya bertanggung
jawab untuk penjualan atau perolehan pendapatan. Prestasi manajer pusat pertanggungj awaban diukur
berdasarkan jumlah penjualan/pendapatan yang dicapai dibandingkandengan penjualan yang
dianggarkan, dan biaya pemasaran aktual dibandingkan dengan biaya pemasaran yang dianggarkan.

c. Pusat Laba (Profit Center)


Pusat laba adalah suatu pusat pertanggungajawaban dalam suatu organisasi yang
kinerjamanajemennya dinilai atas dasar selisih pendapatan dengan biaya dalam pusat
pertanggungjawaban tersebut. Adapun yang menjadi perhatian dalam pusat pertanggungjawabanini
adalah besar laba yang diperoleh, yaitu dengan membandingkan biaya sebagai input dengan pendapatan
sebagai output. Contoh: Unit bisnis sebagai pusat laba biasanya ditetapkan pada perusahaan yang
menghasilkan lebih dari satu macam produk atau jasa.Dalam hal ini manajer divisi bertanggung jawab
untuk mengendalikan atas pengembangan produk, proses produksi, dan strategi pemasa ran. Para
manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat
dianggap bertanggung jawab atas “laba bersih”.

d. Pusat Investasi (Investment Center)


Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yangkinerjanya
dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus investasi (aktiva dan modal) pada pusat
pertanggungjawaban tersebut. Prestasi pusat investasi diukur dengan menghubungkan labayang
diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Adapun ukuran
prestasi yang sering dipakai pada pusat investasi ini adalah Return on Investment (ROI),yang dihitung
dengan rumus:
ROI = Net Operating Income
Total Asset

2. 3. 3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban

Di bawah ini akan ditunjukan 2 (dua) tipe struktur organisasi yang berkaitan dengan pusat-
pusat pertanggungjawaban, yaitu tipe organisasi fungsional dan tipe organisasi divisional (unit bisnis).
a. Organisasi Fungsional Organisasi fungsional merupakan bentuk organisasi yang biasanya dipakai oleh
perusahaan besar yang ditandai dengan adanya jumlah karyawan yang besar, spesialisasi kerja tinggi,
wilayah kerja luas, serta komando yang tidak lagi berada pada satu tangan pimpinan saja. Dalam
organisasi fungsional, sasaran struktur pembagian organisasi didasarkan atas fungsi yaitu : fungsi
produksi, fungsi penjualan (pemasaran), dan fungsi administrasi.
1) Fungsi Produksi. Fungsi ini bertugas memproduksi barang-barang untuk dijual,dengan demikian
biaya-biaya yang diperlukan tidak musnah begitu saja, namun beralih menjadi hasil produksi. Oleh
karena itu, fungsi ini disebut sebagai pusat biaya (cost center).
2) Fungsi penjualan (Pemasaran). Fungsi ini hanya bertugas menjual hasil produksi saja agar hasil
produksi menjadi uang yang berpedoman pada harga dari manajer perusahaan. Fungsi ini disebut
sebagai pusat pendapatan (revenue center).
3) Fungsi administrasi. Fungsi ini merupakan kegiatan sekelompok yang dipimpin secara efektif dan
efisien, menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui
manajemen. Fungsi ini disebut sebagai pusat biaya (cost center). Jika perusahaan berdiri sendiri
(single business unit) dimana manajer
perusahaan berwewenang penuh mengambil keputusan investasi, maka manajer perusahaan sebagai
pusati nvestasi (investment center).
b. Organisasi Divisional Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisidivisi.
Dalamgambar dibawah ini, dapat dilihat bahwa manajer perusahaan bertanggung jawab atas perusahaan
secara keseluruhan. Manajer perusahaan berwenang penuh mengambil keputusan investasi. Pengukuran
hasil kerjanya adalah berdasarkan biaya masing-masing divisi. Masing-masing divisi mempunyai
segmen produk, daerah, dan jenis usaha. Pada setiap divisiini ditemui adanya fungsi penjualan yang
mempunyai pusat pendapatan dan fungsi pembelian, produksi, dan administrasi yang merupakan pusat
biaya. Dari gambar dibawah ini, dapat dilihat b ahwa pusat pertanggungjawaban yang terbesar adalah
pusat investasi, setelah itu pusat laba, selanjutnya pusat pendapatan, dan yang terakhir adalah pusat
biaya.

2. 3. 4 Biaya yang Terkendali dan Yang Tidak Terkendali

Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi seseorang sejak
penetapananggaran adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda terhadap biaya
tertentu dan agar setiap pimpinan pusat biaya dapat mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung
jawabnya. Biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat diklasifikasikan sebagai
biaya langsung dan tidak langsung. Menurut Hariadi (2002:280) ”biaya tak langsung adalah biaya-biaya
dari pusat pertanggungjawaban lain dan karena itu tidak dapat dikendali”. Seluruh biaya terkendali
adalah biaya langsung, namun tidak seluruh.

2. 4 lnformasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan
untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Lnformasi keuangan ini
merupakan masukan yang penting bagi para manajer dalam mengelola perusahaanatau bagiannya.
Berbeda dengan pihak luar yang memerlukan informasi keuangan guna mengambil keputusan untuk
menentukan hubungan mereka dengan suatu perusahaan, para manajer memerlukan informasi keuangan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang dipimpin oleh
manajer yang bersangkutan. Informasi keuanganyang dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan
disajikan oleh tipe akuntansi.

Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar berbeda dengan karakteristik
keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka ha! ini mempunyai dampak terhadap karakteristik
sistem pengolahan informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan tersebut. Informasi
akuntansi pertanggungiawaban merupakan informasi biaya, pendapatan, dan aktiva yang dihubungkan
dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam
penyusunan anggaran, tiap manager dalam organisasi merencanakan biaya dan pendapatan yang
menjadi tanggungjawabnya di bawah koordinasimanajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut
memerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh tiap manajer tersebut
melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar
untuk menganalisis prestasi manager dan sekaligus untuk memotivasi para manager dalam
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

Studi Kasus Pertanggungjawaban Akuntansi

PT ABC adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi sepatu. Perusahaan tersebut memiliki
departemen produksi yang bertanggung jawab atas pembuatan sepatu. Departemen produksi dipimpin oleh
seorang manajer bernama Budi.

Pada bulan Januari 2023, PT ABC memproduksi 10.000 pasang sepatu dengan biaya produksi total sebesar Rp
500.000.000. Manajer departemen produksi, Budi, bertanggung jawab atas biaya produksi tersebut.

Budi mengatur anggaran departemennya sebesar Rp 400.000.000 untuk memproduksi 8.000 pasang sepatu.
Namun, pada kenyataannya, departemen produksi menghasilkan lebih banyak sepatu daripada anggaran yang
ditetapkan.

Budi ingin mengetahui seberapa baik kinerja departemen produksinya dalam hal penggunaan anggaran dan
efisiensi produksi. Dia ingin membandingkan antara biaya aktual dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Berikut adalah rincian biaya aktual yang dikeluarkan oleh departemen produksi selama bulan Januari 2023:

Bahan baku: Rp 200.000.000


Tenaga kerja langsung: Rp 150.000.000
Overhead pabrik: Rp 100.000.000
Biaya produksi total: Rp 450.000.000

Langkah-langkah dalam analisis pertanggungjawaban:

Menghitung biaya standar:

Biaya standar bahan baku per pasang sepatu: (Biaya bahan baku yang dianggarkan) / (Jumlah sepatu yang
dianggarkan)
= Rp 200.000.000 / 8.000 = Rp 25.000
Biaya standar tenaga kerja langsung per pasang sepatu: (Biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan) /
(Jumlah sepatu yang dianggarkan)
= Rp 150.000.000 / 8.000 = Rp 18.750
Menghitung biaya aktual per pasang sepatu:

Biaya aktual bahan baku per pasang sepatu: (Biaya aktual bahan baku) / (Jumlah sepatu yang diproduksi)
= Rp 200.000.000 / 10.000 = Rp 20.000
Biaya aktual tenaga kerja langsung per pasang sepatu: (Biaya aktual tenaga kerja langsung) / (Jumlah sepatu
yang diproduksi)
= Rp 150.000.000 / 10.000 = Rp 15.000

Menghitung selisih biaya:

Selisih biaya bahan baku: (Biaya standar bahan baku per pasang sepatu) - (Biaya aktual bahan baku per pasang
sepatu)
= Rp 25.000 - Rp 20.000 = Rp 5.000 (selisih positif menunjukkan biaya lebih rendah dari yang dianggarkan)
Selisih biaya tenaga
BAB III
KESIMPULAN

3. 1 Kesimpulan

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada
dalam organisasi. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut terdiri dari : Pusat Biaya, pusat pendapatan,
pusat laba dan pusat investasi. Sedangkan manfaat dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban
dari keterangandi atas adalah sebagai berikut :
1. Sebagai dasar penyusunan anggaran.
2. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Untuk memotivasi manajer.
 
Daftar Pustaka

http://rivandi8.blogspot.co.id/2014/11/rivandi-makalah-akuntansi.html

https://www.scribd.com/document/373610718/Makalah-akuntansi-pertanggungjawaban

Anda mungkin juga menyukai